Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGARUH GENDER TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA SMP Putri, Erma; Asmah, Nur; Saragih, Nurul Azmi
ENLIGHTEN (Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam) Vol 1 No 1 (2018): Educational Counseling, Rehabilitation Counseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/enlighten.v1i1.512

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender terhadap interaksi sosial dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa sekolah menengah pertama. Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur gender dan interaksi sosial adalah skala Likert. Gender diukur berdasarkan tipe gender yaitu maskulin, feminin dan androgini, pada interaksi sosial diukur berdasarkan syarat-syarat terjadinya interaksi yaitu kontak sosial dan komunikasi. Populasi dan sampel penelitian ini ada 78 orang. Analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gender berpengaruh positif terhadap interaksi sosial sebesar 0,226. Dan R Square sebesar 0,040, ini menunjukkan bahwa gender berpengaruh terhadap interaksi sosial dengan kontribusi sebesar 4%. Uji hipotesis diperoleh nilai signifikan (sig) sebesar 0,077 yang lebih besar dari probabilitas 0,05 sehingga diambil keputusan untuk menerima H0 atau koefisien regresi yang diperoleh pada persamaan regresi dinyatakan tidak signifikan, berarti tidak terdapat pengaruh gender terhadap interaksi sosial dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa SMP.
PENGARUH GENDER TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA SMP Saragih, Nurul Azmi; Putri, Erma; Asmah, Nur
ENLIGHTEN: Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol 1 No 1 (2018): Januari-Juni
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam IAIN Langsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32505/enlighten.v1i1.512

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gender terhadap interaksi sosial dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa sekolah menengah pertama. Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur gender dan interaksi sosial adalah skala Likert. Gender diukur berdasarkan tipe gender yaitu maskulin, feminin dan androgini, pada interaksi sosial diukur berdasarkan syarat-syarat terjadinya interaksi yaitu kontak sosial dan komunikasi. Populasi dan sampel penelitian ini ada 78 orang. Analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gender berpengaruh positif terhadap interaksi sosial sebesar 0,226. Dan R Square sebesar 0,040, ini menunjukkan bahwa gender berpengaruh terhadap interaksi sosial dengan kontribusi sebesar 4%. Uji hipotesis diperoleh nilai signifikan (sig) sebesar 0,077 yang lebih besar dari probabilitas 0,05 sehingga diambil keputusan untuk menerima H0 atau koefisien regresi yang diperoleh pada persamaan regresi dinyatakan tidak signifikan, berarti tidak terdapat pengaruh gender terhadap interaksi sosial dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa SMP.
Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kedisiplinan Guru Terhadap Mutu Sekolah Dasar Asmah, Nur; Miyono, Noor; Soedjono, Soedjono
Jurnal Inovasi Pembelajaran di Sekolah Vol 4 No 2 (2023): Jurnal Inovasi Pembelajaran di Sekolah
Publisher : Persatuan Guru Republik Indonesia Kota Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51874/jips.v4i2.124

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) apakah kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap mutu Sekolah Dasar di kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal?, (2) apakah kedisiplinan guru berpengaruh terhadap mutu Sekolah Dasar di kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal?, (3) apakah kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap mutu Sekolah Dasar di kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal?. Tujuan penelitian ini yakni: (1) mengetahui pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, (2) mengetahui pengaruh kedisiplinan guru terhadap mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, (3) mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru secara bersama terhadap mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru dan kepala sekolah SD di kecamatan ringinarum sejumlah 165 orang, dan sampel dipilih menggunakan Teknik Proportionate stratified random sampling sebanyak 117 guru. Dari hasil penelitian, variable kepemimpinan kepala sekolah diperoleh rata-rata 142,21, disiplin guru rata-rata 152,73, sedangkan mutu sekolah rata-rata 162,52 Untuk uji hipotesis diperoleh: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap mutu sekolah yang dinyatakan dengan persamaan Ŷ = 49,663 + 0,794 X1, kekuatan korelasi sebesar 0,741 dengan kontribusi sebesar 54,9%. (2) terdapat pengaruh positif dan signifikan kedisiplinan guru terhadap mutu sekolah dengan persamaan Ŷ = 38,828 + 0,810 X2, kekuatan korelasi sebesar 78,9 dengan kontribusi sebesar 62,2 %, dan (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru secara bersama-sama terhadap mutu sekolah dengan persamaan Ŷ = 28,632 + 0,350 X1 + 0,551 X2., kekuatan korelasi sebesar 0,851 dengan kontribusi sebesar 66,5%. Saran pada penelitian ini adalah kepala sekolah hendaknya meningkatkan kepemimpinan kepala sekolah dalam pemberdayaan dan melibatkan secara intensif semua guru dalam program dan kegiatan sekolah secara transparan dan akuntabel. Guru hendaknya meningkatkan kualitas kedisiplinan dalam pembelajaran dan berbagai program sekolah dengan dengan penuh tanggung jawab. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan hendaknya meningkatkan pengawasan dan monitoring pelaksanaan kebijakan pemerintah secara intensif. Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kedisiplinan Guru, Mutu Sekolah.
Kandungan Tulang Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) sebagai Sumber Kalsium untuk Remineralisasi Gigi Syam, Syamsiah; Mattulada, Indrya Kirana; Asmah, Nur; Aslan, Sarahfin; Surahman, Ayustikarini
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 6 No. 02 (2024): Oktober 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/smj.v6i02.158

Abstract

Pendahuluan: Peran remineralisasi dapat memperbaiki demineralisasi jika lingkungan dalam rongga mulut menyediakan konsentrasi kalsium dan fosfat yang disuplai dari sumber eksternal atau internal gigi untuk dapat meningkatkan jumlah pengendapan ion pada permukaan email yang terdemineralisasi. Tulang ikan memiliki kandungan kalsium yang paling melimpah dalam tubuh ikan. Tujuan: Mengetahui kandungan tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) sebagai sumber kalsium untuk remineralisasi gigi. Metode: Menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif dan menggunakan teknik purposive Sampling. Hasil: Analisis kadar kalsium tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan menggunakan alat Atomic Absorption Spctroscopy (AAS) didapatkan hasil absorbansi yaitu 0.0594 dengan konsentrasi 1633.01 mg/L kadar kalsium didapatkan 8.1634% dan hasil analisis gugus fungsi kandungan tulang ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan menggunakan alat Fourier Transform Infra-Red (FTIR) komponen/gugus fungsi utama yang terdiri dari hidroksil (OH-), karbonat (CO32-) dan fosfat (PO43-). Ketiga gugus tersebut merupakan komponen utama dalam pembentukan hidroksiapatit. Kesimpulan: Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber kalsium untuk remineralisasi gigi.
Effect of chitosan from shrimp shells (Litopenaeus vanname) as an irigation solution on root canal dentine microhardness: Pengaruh kitosan dari cangkang udang Litopenaeus vanname terhadap kekerasan mikro dentin saluran akar Mattulada, Indrya Kirana; Asmah, Nur; Syam, Syamsiah; Abdi, Muhammad Jayadi; Nurfitriana, Besse
Makassar Dental Journal Vol. 13 No. 3 (2024): Volume 13 Issue 3 Desember 2024
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35856/mdj.v13i3.1063

Abstract

The most commonly used irrigation agent today is ethylene diamine tetra-acetic acid (EDTA) 17%; to remove the inorganic com-ponents of the smear layer in the root canal. However, EDTA can cause demineralisation of dentin in the root canal wall. Shrimp shells (Litopenaeus vannamei) contain calcium, protein and chitin. Chitin can be utilised in the manufacture of chitosan which is non-toxic, biocompatible, biodegradable, antimicrobial. This article shows the effect of chitosan from shrimp shells as an irrigati-on solution on the microhardness of root canal dentin. Laboratory experimental study with pretest posttest with control group de-sign using mandibular premolar teeth divided into 3 groups, each consisting of 9 teeth. Group 1 was irrigated with aquadest, group 2 with 0.2% chitosan and group 3 with 17% EDTA. The samples were tested using a Vicker hardness tester. Data were ana-lysed using paired t-test and one-way Anova. The data obtained in the irrigation of distilled water solution did not decrease the microhardness of root canal dentin, while the chitosan solution irrigation treatment experienced a lower than EDTA 17% (p<0.05). It was concluded that irrigation with 0.2% chitosan solution decreased the microhardness of root canal dentin which was lower than 17% EDTA solution.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIGI IMPAKSI MOLAR KETIGA RAHANG BAWAH DENGAN MOTIVASI ODONTEKTOMI Wijaya, Muhammad Fajrin; Asmah, Nur; Asmara, Aditya H.; Puspitasari, Yustisia; Musdalifa, Annisa Cikal
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2024.008.02.4

Abstract

Latar Belakang: Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui melalui pengalaman manusia dan pengetahuan tumbuh sesuai dengan proses pengalaman. Gigi impaksi merupakan gigi yang tidak tumbuh ke dalam lengkung gigi selama pertumbuhan normal atau gigi yang tidak erupsi seluruhnya, sebagian karena tertutup oleh tulang atau jaringan lunak atau keduanya. Gigi impaksi dapat menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada kepala dan rahang. Gigi molar ketiga yang mengalami impaksi dapat mengganggu fungsi pengunyahan dan seringkali menyebabkan berbagai komplikasi. Masyarakat di sarankan untuk memiliki pengetahuan tentang pertumbuhan gigi molar ketiga sehingga dapat mengantisipasi apa yang harus dilakukan jika mengalami gigi impaksi. Motivasi adalah keadaan individu yang dapat merespon keinginan untuk melakukan tindakan tertentu. Motivasi untuk melakukan perawatan gigi dapat dipengaruhi oleh sikap, perilaku dan pengetahuan tentang gigi. Bahan dan Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan jenis deskriptif korelatif, desain penelitian cross sectional. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Hasil: Berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman didapatkan Nilai p-value sebesar 0.000 yang lebih kecil daripada 0.05 (p-value<0.05) menunjukkan terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi. Pembahasan: Pengetahuan responden yang baik dapat memberikan motivasi yang baik untuk melakukan odontektomi. Odontektomi bertujuan untuk menghilangkan rasa sakit yang dialami responden akibat gigi impaksi molar ketiga. Kesimpulan: Pada hasil penelitian ini menunjukkan terdapatnya hubungan mengenai tingkat pengetahuan gigi impaksi molar ketiga rahang bawah dengan motivasi odontektomi. Rekomendasi: Mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan metode, sampel dan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang akurat
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK BUAH STROBERI ( FRAGARIA X (ANANASSA) TERHADAP BAKTERI ENTEROKOKUS BAB BERNUANSA Aslan, Sarahfin; Asmah, Nur; Salmawati, Siti
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2025): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/serojahusada.v2i1.4747

Abstract

Latar belakang : Keberhasilan perawatan saluran akar gigi dapat diukur dari penurunan jumlah mikroorganisme yang terdapat pada saluran akar gigi, hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan tindakan pemberian bahan yang disalurkan pada saluran akar gigi. Bahan irigasi yang bertindak sebagai agen antibakteri yang akan mengeliminasi bakteri pada saluran akar gigi.Salah satu tahapan yang mempengaruhi keberhasilan perawatan saluran akar adalah irigasi saluran akar gigi. Irigasi saluran akar gigi merupakan tahap yang berperan sebagai pelumasan selama persiapan saluran akar, melarutkan jaringan pulpa nekrosis, menghilangkan smear layer dan bakteri. Bakteri penyebab infeksi tersebut adalah bakteri E.faecalis . Tujuan: Tujuan penilitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak buah stroberi (fragaria X nanas) 15%, 20% dari 25% dapat di menggunakan sebagai bahan irigasi saluran akar gigi dalam menghambat E. faecalis. Metode : Menggunakan metode Eksperimental Laboratorium yaitu dilakukan pengujian berupa Post test Only Control Design dan pengambilan sampel dengan Random Sampling menggunakan 4 perlakuan dan 6 kali pengulangan. Uji statistik menggunakan One Way Anova. Hasil : Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa diameter zona daya hambat bakteri enterococcus faecalis. dari ekstrak buah stroberi konsentrasi 15% rata-rata sebesar 13,24, konsentrasi 20% rata-rata sebesar 16.21,konsentrasi 25% rata-rata sebesar 17.43 tahun dan kontrol klorheksidin positif rata-rata sebesar18,25.Berdasarkan uji statistik One Way Anova, diperoleh nilai signifikan P<5%. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai p-Value=0,00 atau p<0,05. bahwa esktrak buah stroberi konsentrasi 15 %, 20% dan 25% efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri bakteri Bakteri ini termasuk :
Incident Pneumonia In Toddler With The Physical Environment Of The Home Does Not Meet The Requirements Pudyastuti, Rita Retna; Fau, Piuskosmas; Timisela, Joula; Yermi, Yermi; Aisyah, Siti; Hamdanestini, Rischa; Asmah, Nur
International Journal of Health Sciences Vol. 2 No. 4 (2024): IJHS : International Journal of Health Sciences
Publisher : Asosiasi Guru dan Dosen Seluruh Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59585/ijhs.v2i4.550

Abstract

Globally, pneumonia is one of the diseases that causes morbidity and mortality in low-income countries. Pneumonia is a major cause of death in toddlers and young children. Bacteria, viruses, and fungi are pathogenic agents and play a role in causing pneumonia. The etiology of pneumonia varies based on epidemiological circumstances, comorbidities and whether the pneumonia is community-acquired or hospital-acquired. The aim of this study was to analyze the relationship between the physical environment of the home and the incidence of pneumonia in toddlers in villages. This type of research is analytical quantitative research with a cross-sectional study approach with a sampling technique, namely simple random sampling. Data collection techniques use observation sheets. The data analysis used was univariate analysis and bivariate analysis with the Chi Square test. The results of this study can be concluded that there is a relationship between housing density and the incidence of pneumonia in toddlers. It is expected that the Health Center will always monitor the development of pneumonia cases in toddlers that occur in the Work Area of the Health Center which are caused by the physical environment of the house that does not meet the requirements.
Karakterisasi Hidroksiapatit Tulang Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Kalsinasi 5 Jam dengan Analisis XRD (X-Ray Diffraction) Syam, Syamsiah; Mattulada, Indrya K.; Asmah, Nur; Lauddin, Taufan; Yasmin, Yuli
e-GiGi Vol. 13 No. 2 (2025): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v13i2.60936

Abstract

Abstract: Skipjack bones are known to be rich in minerals, especially calcium, which can be processed into hydroxyapatite and used as a dental restoration material. This study aimed to determine the characterization of hydroxyapatite from skipjack bones by calcination method for five hours and X-Ray Diffraction (XRD) analysis. This was an experimental and laboratory study using skipjack bone waste. Samples were calcined for five hours, and the results were analyzed using XRD to determine the crystal phase, crystalline structure, and material composition. The results of the analysis showed that the hydroxyapatite produced consisted of three main phases: whitlockite (73.0%) with a trigonal structure, hydroxyapatite (17.9%) with a hexagonal structure, and fluorapatite (8.2%) also with a hexagonal structure. The composition of the main elements included oxygen (40.4%), calcium (36.9%), and phosphorus (1.0%). The average crystal size waa 211 nm, and the crystalline level reached 64.66%.  In conclusion, skipjack fish bones can be a potential source of hydroxyapatite with a good level of crystallinity, and show great potential to be used as a biomaterial material. Further research is needed to improve the purity of hydroxyapatite and explore its potential applications in the medical and materials engineering fields. Keywords: hydroxyapatite; skipjack bones; X-Ray Diffraction    Abstrak:  Tulang ikan cakalang diketahui kaya akan mineral, terutama kalsium, yang dapat diolah menjadi hidroksiapatit dan dimanfaatkan sebagai material restorasi gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi hidroksiapatit dari tulang ikan cakalang dengan metode kalsinasi selama lima jam dan analisis X-Ray Diffraction (XRD). Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium dengan menggunakan limbah tulang ikan cakalang. Sampel dikalsinasi selama lima jam, dan hasilnya dianalisis menggunakan XRD untuk menentukan fase kristal, struktur kristalin, serta komposisi material. Hasil analisis menunjukkan bahwa hidroksiapatit yang dihasilkan terdiri dari tiga fase utama: whitlockite (73,0%) dengan struktur trigonal, hidroksiapatit (17,9%) dengan struktur heksagonal, dan fluorapatit (8,2%) juga dengan struktur hexagonal. Komposisi elemen utama meliputi oksigen (40,4%), kalsium (36,9%), dan fosfor (1,0%). Rerata ukuran kristal ialah 211 nm, dan tingkat kristalinitas mencapai 64,66%. Simpulan penelitian ini ialah tulang ikan cakalang dapat menjadi sumber potensial hidroksiapatit dengan tingkat kristalinitas yang baik, dan menunjukkan potensi besar untuk digunakan sebagai bahan biomaterial. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan kemurnian hidroksiapatit dan mengeksplorasi potensi aplikasinya di bidang medis dan material rekayasa. Kata kunci: hidroksiapatit; tulang ikan cakalang; X-Ray-Diffraction
Phenological Study of Flowering and Fruiting in Banana “Rejang” (Musa acuminata Colla) Asmah, Nur; Widodo, Winarso Drajad; Suketi, Ketty
Journal of Tropical Crop Science Vol. 12 No. 02 (2025): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jtcs.12.02.451-461

Abstract

Banana “Rejang” originates from Rejang Lebong Regency in Bengkulu Province, Sumatra, at elevations ranging from 600 to 700 meters above sea level. Banana “Rejang” is known for its sweet taste, high fibre in the pseudo stems, resistance to Fusarium spp., with slender and long fruits, and tapering fruit tips. This study aims to examine the phenological patterns of Rejang bananas and establish appropriate harvest criteria using the heat unit method. A descriptive research design was employed to illustrate the phenological development during the generative phase without external treatments. A total of 25 Rejang banana plants were observed and measured, spanning the developmental stages from flag leaf emergence to flowering and fruiting. Data were collected daily at 7:00 a.m., 10:00 a.m., 1:00 p.m., and 4:00 p.m. The average daily temperature was recorded to calculate heat units in degrees Celsius (°C). Phenological development begins with the emergence of the flag leaf at 102 days after planting, corresponding to an accumulated heat unit of 1,800-degree days. Flower initiation occurs at 134 days after planting, with 2,330-degree days accumulated as heat units. The period from flower initiation to anthesis lasts approximately 4 days, followed by a period of 4 days after anthesis (DAA). Bract opening occurs 3 DAA, followed by bract rolling at 7 DAA and banana heart emergence at 10 DAA. The bunch stalk forms 7 days after anthesis, after the banana heart emerges. Fertilization occurs 165 days after planting (DAP), with a total heat unit accumulation of 2,833 degree-days. This stage involves the formation of the bunch stalk and the emergence of the fruit cluster, which occurs 5 DAA. The rachis appears at 5 days after anthesis, and fruit development is reached at 12 DAA after rachis emergence. The optimal harvest.