Pendahuluan: Bawang putih (Allium sativum L.) dikenal sebagai tanaman yang kaya manfaat, diantaranya sebagai antibakteri, antihipertensi, antiinflamasi dan sebagai penurun kolesterol. Bawang putih juga dikenal dapat menghambat perkembangan sel kanker. Kandungan metabolit sekunder pada bawang putih yaitu saponin, alkaloid, dan tanin. Tanin merupakan senyawa polifenol yang terdiri dari gugus hidroksil dan karboksil. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar tanin total pada ekstrak umbi dan kulit bawang putih. Metode: Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Skrining fitokimia dilakukan untuk mengetahui keberadaan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin dalam ekstrak. Penentuan senyawa tanin dari ekstrak umbi dan kulit bawang putih menggunakan metode uji skrining dengan pereaksi FeCl3, identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan penetapan kadar tanin total dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 740 nm. Hasil: Berdasarkan skrining didapatkan hasil terbentuknya warna hijau kehitaman, uji KLT didapatkan nilai Rf baku pembanding asam tanat sebesar 0,90 sedangkan nilai Rf ekstrak umbi bawang putih 0,86 dan ekstrak kulit bawang putih 0,89, sehingga ekstrak umbi dan kulit bawang putih terbukti mengandung senyawa tanin. Pada penetapan kadar tanin total dengan metode spektrofotometri UV-Vis diperoleh persamaan regresi kurva baku y=0,087x+0,086 dengan nilai R=0,9985. Kesimpulan: Hasil dari penentuan konsentrasi senyawa tanin total ekstrak umbi bawang putih didapatkan rata-rata 0,340 % b/b dan tanin total ekstrak kulit bawang putih didapatkan rata-rata 1,103 % b/b.