Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

HASIL PENGUKURAN PARTIKEL ASAP GROUND PERTICLES GENERATOR (GPG) DI LAB TMC PUSPIPTEK SERPONG PADA 11 APRIL 2013 Goenawan, R. Djoko; Haryanto, Untung; Sudibyo, Pitoyo Sarwono; Asmoro, Bambang; Pamuji, Pamuji
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 14, No 1 (2013): June 2013
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.627 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v14i1.2683

Abstract

ABSTRAK  Telah dilakukan pengukuran distribusi dan konsentrasi asap partikel dari hasil penyalaan GPG yang dilakukan di Lap TMC - Puspiptek Serpong. Alat yang digunakan dalam pengukuran baik besar, distribusi dan konsentrasi partikel adalah menggunakan LightHouse (LH) yang bisa menampilkan secara langsung dalam layar monitor alat tersebut. Yang secara langsung terbaca dalam monitoring LH adalah besar partikel dan jumlah partikel per satuan volume (m3). Kisaran alat pengukur partikel LH bisa mengukur terkecil 0.3 mikron hingga 5 mikron dengan rincian 0.3, 0.5, 1.0, 2.5, dan 5 mikron. Light House (LH) adalah satu satunya alat yang biasa digunakan untuk pengukuran udara dan lingkungan dari Laboratorium Aerosol, PTKMR BATAN. Telah dilakukan pengukuran partikel dari asap GPG (Ground Particles Generator) sebanyak 21 kali sampling. Sekali pegambilan sampling asap diperlukan waktu sebanyak 5 menit dan pengukuran udara dalam wadah sampling tersebut juga diperlukan waktu sekitar 5 menit. Selain pengukuran dengan menggunakan LH, juga dilakukan pengukuran dengan menggunakan Impaktor Kaskade Type Anderson dengan 12 tingkat yang memungkinkan pengukuran dari 0.1 mikron hingga 9 mikron. Waktu yang diperlukan cukup lama, yaitu antara pukul 13.15 hingga 18.15 WIB yaitu 5 jam. Impaktor tidak bisa langsung terbaca hasil pengukuran partikelnya namun harus di proses kemudian di kondiskan serta dilakukan penimbangan partikel yang mengendap di setiap tingkatan, sehingga bisa diketahui distribusi partikel tersebut setiap tingkat dari 0.1 mikron hingga partikel terbesar yaitu 9 mikron. Hasil sementara dari pengukuran menggunakan LH dari sebanyak 21 sampel adalah untuk partikel 0.3 mikron memiliki jumlah partikel terbesar mencapai 495.466.815/m3 atau 495 partikel/cm3 asap dan terkecil sebanyak  51.767.763/m3 atau 52 partikel/cm3 asap. Sementara, untuk partikel yang terukur 0.5 mikron terbanyak mencapai 8.969.923/m3 atau 9 partikel/cm3 asap dan terkecil 84.755.200 partikel/cm3 atau 85 partikel/cm3. Sedangkan, partikel yang terukur 1.0, 2.5 dan 5.0 mikron di LH tidak terpantau atau tidak ada sama sekali alias Nol (skala 1 cm3). Tampak puncak distribusinya diperkirakan kurang dari 0.3 mikron (antara 0.1 – 0.05 mikron), sebagai “tail” kanan distribusi (jika dianggap normal) adalah 0.5 mikron. Perkiraan tersebut akan di buktikan dengan menggunakan Impaktor yang bisa mengukur partikel terkecil 0.1 mikron.    ABSTRACT  Measurement of Concentration Distribution and smoke particles from the ignition GPG conducted in TMC-Lab Puspiptek Serpong. Measurement tool used in both large, the distribution and concentration of particles is using Light-House (LH) which can display directly in the device monitor screen which is directly readable in monitoring large particles and LH is the number of particles per unit volume (m3). LH range of gauges can measure the smallest particles 0.3 microns to 5 microns with the details 0.3, 0.5, 1.0, 2.5 and 5 microns. Light House (LH) is the only tool used to measure air and environment of the Aerosol Laboratory, PTKMR BATAN in Jakarta. Have performed measurements of the smoke particles GPG (Ground Particles Generator) as much as 21 times the sampling. Once pegambilan sampling smoke take as many as 5 minutes and air measurements in the sampling container also takes about 5 minutes as well. In addition to measurements by using LH, also be measured by using the cascade Impaktor Type Anderson with 12 levels that allow measurement of 0.1 microns to 9 microns. It takes quite a long time, which is between 13:15 to 18:15 hrs ie 5 hour. Impaktor can not directly read the results of measurements of the particles but must be in process later in kondiskan and sediment particles weighing is done at every level, so they can know the distribution of particles of 0.1 microns each level until the largest particles is 9 microns. Interim results of measurements using as many as 21 samples of LH is for 0.3 micron particles have the greatest number of particles reaching 495 partikel/cm3 495.466.815/m3 or as much smoke and the smallest 52 partikel/cm3 51.767.763/m3 or smoke. While, for the measured particles 0.5 microns or 9 the highest reaches 8.969.923/m3 partikel/cm3 smoke and smallest partikel/m3 84,755,200 or 85 partikel/cm3. Whereas, particles measured 1.0, 2.5 and 5.0 microns in LH is not monitored or none at all, aka Zero. Looks peak distribution estimated to be less than 0.1 microns, as the "tail" distribution right (if it is considered normal) is 0.5 microns. The estimate will be proved by using Impaktor that can measure the smallest particles of 0.1 microns.
HASIL PENGUKURAN PARTIKEL ASAP GROUND PERTICLES GENERATOR (GPG) DI LAB TMC PUSPIPTEK SERPONG PADA 11 APRIL 2013 Goenawan, R. Djoko; Haryanto, Untung; Sudibyo, Pitoyo Sarwono; Asmoro, Bambang; Pamuji, Pamuji
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 14, No 1 (2013): June 2013
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.627 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v14i1.2683

Abstract

ABSTRAK  Telah dilakukan pengukuran distribusi dan konsentrasi asap partikel dari hasil penyalaan GPG yang dilakukan di Lap TMC - Puspiptek Serpong. Alat yang digunakan dalam pengukuran baik besar, distribusi dan konsentrasi partikel adalah menggunakan LightHouse (LH) yang bisa menampilkan secara langsung dalam layar monitor alat tersebut. Yang secara langsung terbaca dalam monitoring LH adalah besar partikel dan jumlah partikel per satuan volume (m3). Kisaran alat pengukur partikel LH bisa mengukur terkecil 0.3 mikron hingga 5 mikron dengan rincian 0.3, 0.5, 1.0, 2.5, dan 5 mikron. Light House (LH) adalah satu satunya alat yang biasa digunakan untuk pengukuran udara dan lingkungan dari Laboratorium Aerosol, PTKMR BATAN. Telah dilakukan pengukuran partikel dari asap GPG (Ground Particles Generator) sebanyak 21 kali sampling. Sekali pegambilan sampling asap diperlukan waktu sebanyak 5 menit dan pengukuran udara dalam wadah sampling tersebut juga diperlukan waktu sekitar 5 menit. Selain pengukuran dengan menggunakan LH, juga dilakukan pengukuran dengan menggunakan Impaktor Kaskade Type Anderson dengan 12 tingkat yang memungkinkan pengukuran dari 0.1 mikron hingga 9 mikron. Waktu yang diperlukan cukup lama, yaitu antara pukul 13.15 hingga 18.15 WIB yaitu 5 jam. Impaktor tidak bisa langsung terbaca hasil pengukuran partikelnya namun harus di proses kemudian di kondiskan serta dilakukan penimbangan partikel yang mengendap di setiap tingkatan, sehingga bisa diketahui distribusi partikel tersebut setiap tingkat dari 0.1 mikron hingga partikel terbesar yaitu 9 mikron. Hasil sementara dari pengukuran menggunakan LH dari sebanyak 21 sampel adalah untuk partikel 0.3 mikron memiliki jumlah partikel terbesar mencapai 495.466.815/m3 atau 495 partikel/cm3 asap dan terkecil sebanyak  51.767.763/m3 atau 52 partikel/cm3 asap. Sementara, untuk partikel yang terukur 0.5 mikron terbanyak mencapai 8.969.923/m3 atau 9 partikel/cm3 asap dan terkecil 84.755.200 partikel/cm3 atau 85 partikel/cm3. Sedangkan, partikel yang terukur 1.0, 2.5 dan 5.0 mikron di LH tidak terpantau atau tidak ada sama sekali alias Nol (skala 1 cm3). Tampak puncak distribusinya diperkirakan kurang dari 0.3 mikron (antara 0.1 ? 0.05 mikron), sebagai ?tail? kanan distribusi (jika dianggap normal) adalah 0.5 mikron. Perkiraan tersebut akan di buktikan dengan menggunakan Impaktor yang bisa mengukur partikel terkecil 0.1 mikron.    ABSTRACT  Measurement of Concentration Distribution and smoke particles from the ignition GPG conducted in TMC-Lab Puspiptek Serpong. Measurement tool used in both large, the distribution and concentration of particles is using Light-House (LH) which can display directly in the device monitor screen which is directly readable in monitoring large particles and LH is the number of particles per unit volume (m3). LH range of gauges can measure the smallest particles 0.3 microns to 5 microns with the details 0.3, 0.5, 1.0, 2.5 and 5 microns. Light House (LH) is the only tool used to measure air and environment of the Aerosol Laboratory, PTKMR BATAN in Jakarta. Have performed measurements of the smoke particles GPG (Ground Particles Generator) as much as 21 times the sampling. Once pegambilan sampling smoke take as many as 5 minutes and air measurements in the sampling container also takes about 5 minutes as well. In addition to measurements by using LH, also be measured by using the cascade Impaktor Type Anderson with 12 levels that allow measurement of 0.1 microns to 9 microns. It takes quite a long time, which is between 13:15 to 18:15 hrs ie 5 hour. Impaktor can not directly read the results of measurements of the particles but must be in process later in kondiskan and sediment particles weighing is done at every level, so they can know the distribution of particles of 0.1 microns each level until the largest particles is 9 microns. Interim results of measurements using as many as 21 samples of LH is for 0.3 micron particles have the greatest number of particles reaching 495 partikel/cm3 495.466.815/m3 or as much smoke and the smallest 52 partikel/cm3 51.767.763/m3 or smoke. While, for the measured particles 0.5 microns or 9 the highest reaches 8.969.923/m3 partikel/cm3 smoke and smallest partikel/m3 84,755,200 or 85 partikel/cm3. Whereas, particles measured 1.0, 2.5 and 5.0 microns in LH is not monitored or none at all, aka Zero. Looks peak distribution estimated to be less than 0.1 microns, as the "tail" distribution right (if it is considered normal) is 0.5 microns. The estimate will be proved by using Impaktor that can measure the smallest particles of 0.1 microns.
Model Hybrid Learning Indoor And Outdoor Untuk Meningkatkan Layanan Interaksi Sosial Penyandang Disabilitas Usia Dini Sartinah, Endang Pudjiastuti; Andajani, Sri Joeda; Pamuji, Pamuji; Nurismawan, Ach. Sudrajad
Nusantara of Research : Jurnal Hasil-hasil Penelitian Universitas Nusantara PGRI Kediri Vol 9 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/nor.v9i2.16980

Abstract

This development research specifically aims to test the feasibility of indoor and outdoor hybrid learning model products in improving social interaction services for people with disabilities at an early age for kindergarten educators. This development research uses the Educational Research Development model design from Gall, Gall & Borg (2003). The application of the product feasibility test is carried out through expert and practical tests. Collecting data obtained from expert testing and practicality were analyzed using the percentage technique. Furthermore, the results of the accuracy of the indoor and outdoor hybrid learning model are packaged in a web network so that it can be used at any time and is flexible through learning innovations from each region, specifically to provide social interaction services for people with early age disabilities. Based on the feasibility level test of the model from the assessment of 2 PAUD and PLB experts, it was stated that the indoor and outdoor hybrid learning model product to improve social interaction services for people with early age disabilities for inclusive kindergarten educators could be used for testing, after being revised.
Pelatihan Keterampilan Pembuatan Batik Shibori Bagi Atlet Paralimpik Sidoarjo Beny, Acep Ovel Novari; Andajani, Sri Joeda; Murtadlo, Murtadlo; Widajati, Wiwik; Pamuji, Pamuji; Nur, Devina Rahmadiani Kamaruddin
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 8 No. 4 (2023): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v8i4.1426

Abstract

Pelatihan keterampilan pembuatan batik shibori bagi Atlet Paralimpik Sidoarjo merupakan salah satu bagian dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UNESA yang bertujuan sebagai upaya peningkatan keterampilan vokasional. Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk membuka peluang berwirausaha sehingga dapat meningkatkan perekonomian para atlet, baik atlet yang masih aktif maupun telah purna. Dalam program pelatihan ini diikuti oleh 10 atlet paralimpik yang tergabung dalam National Paralympic Committee (NPC) Sidoarjo. Pelatihan ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagian besar atlet belum mempunyai perencanaan usaha setelah masa kejayaan sebagai atlet usai. Batik shibori dipilih sebagai salah satu produk yang dapat dikembangkan sebagai ide berwirausaha karena selain proses pembuatan yang tidak membutuhkan alat kompleks, bahan baku pembuatan batik shibori yang mudah ditemui, serta dapat dipelajari dengan mudah dari berbagai sumber. Selain itu, saat ini batik shibori banyak digemari karena motif yang unik, warna yang cenderung cerah, serta dinilai cocok digunakan oleh setiap jenjang usia. Pelatihan ini dilaksanakan dengan metode metode tatap muka dengan pendekatan keterampilan experimental learning dan on the job training sehingga para atlet dapat langsung mencoba bereksperiman dalam pembuatan batik shibori. Dalam pelatihan ini, para atlet juga dibekali dengan berbagai teori mengenai sejarah, cara pembuatan, serta berbagai teknik pembuatan batik shibori yang dapat menghasilkan motif yang beranekaragam. Shibori Batik Making Skills Training For Sidoarjo Paralympic Athletes The training of shibori batik making skills for Sidoarjo Paralympic Athletes is one part of the UNESA Community Service Program (PKM) which aims to improve vocational skills. This training is also intended to open entrepreneurial opportunities so as to improve the economy of athletes, both active and retired athletes. The training program was attended by 10 paralympic athletes who are members of the National Paralympic Committee (NPC) Sidoarjo. This training was motivated by several factors, including most of the athletes do not have business plans after the heyday as athletes is over. Shibori batik was chosen as one of the products that can be developed as an entrepreneurial idea because in addition to the manufacturing process that does not require complex tools, the raw materials for making shibori batik are easy to find, and can be learned easily from various sources. In addition, shibori batik is currently popular because of its unique motifs, colors that tend to be bright, and is considered suitable for use by every age level. This training is carried out using a face-to-face method with an experimental learning and on the job training skills approach so that athletes can directly try to experiment in making shibori batik. In this training, athletes are also provided with various theories about the history, how to make, and various techniques for making shibori batik that can produce diverse motifship
Pengaruh Metode Bercerita Bermedia Pop-Up Book terhadap Keterampilan Berbicara dan Keterampilan Kognitif Anak Speech Delay Kusumawati, Susijanti; Hasibuan, Rachma; Pamuji, Pamuji
Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 5 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Perkumpulan Pengelola Jurnal (PPJ) PAUD Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/murhum.v5i2.942

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode bercerita bermedia pop-up book terhadap keterampilan berbicara dan keterampilan kognitif anak speech delay usia 4-5 tahun. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif memakai metode quasi eksperimen nonequivalent control group design, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol keterampilan berbicara dan keterampilan kognitif yang diukur melalui pretest dan posttest. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi keterampilan berbicara dan keterampilan kognitif dengan alat pedoman berupa lembar observasi. Data dianalisis dengan uji Mann-Whitney test menggunakan SPSS versi 21. Hasil menunjukkan posttest kelompok eksperimen dan kontrol pada keterampilan berbicara tidak ada perbedaan signifikan dengan 0,983 > 0,05 = maka H0 diterima. Selanjutnya hasil uji normalitas keterampilan kognitif di atas menunjukkan nilai signifikansi (Sig.) dari pretest kelas eksperimen (0,217), posttest kelas eksperimen (0,125), dan pretest kelas kontrol (0,257) > 0,05.  Artinya, data tersebut terdistribusi normal. Namun, nilai signifikansi (Sig.) dari posttest kelas kontrol (0,039) menunjukkan < 0.05. Artinya, data posttest kelas kontrol tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu, uji beda posttest antara kelas eksperimen dan kontrol menggunakan uji non parametrik untuk membandingkan dua sampel independen yaitu Mann-Whitney Test. Hasilnya yaitu bercerita dengan media pop-up book tidak berpengaruh pada keterampilan berbicara anak namun hanya berpengaruh pada keterampilan kognitifnya.
Picture Exchange Communication System as a teacher's effort to provide augmentative and alternative modes of communication for children with complex communication needs Ludfi, Muhammad Kholid Ni'amul; Kamaruddin Nur, Devina Rahmadiani; Sartinah, Endang Pudjiastuti; Kusumawati, Jevie; Romadlona, Nur Alfa Laila; Pamuji, Pamuji; Jannah, Nur
International Research-Based Education Journal Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Education Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um043v6i2p272-280

Abstract

Communication is an important aspect of human life. Communication is needed to carry out social interactions between humans in every social environment. Students also need communication in carrying out their social interactions at school. Students with complex communication needs (CCN) have difficulty communicating with other people, so special school teachers must be able to provide and develop communication skills students with (CCN). If teachers cannot do this, then efforts need to be made so the teachers can provide appropriate services and support accessibility for their students. One form of effort that can be made is by providing training to teachers about the Picture Exchange Communication System (PECS) as augmentative and alternative communication (AAC) for students with CCN. This research describes the training of teachers regarding the implementation of PECS as a means of AAC for CCN. The research used a qualitative case study method, data was collected by observation, interviews and documentation of two teachers who had students with CCN.Data were analyzed using the Miles and Huberman technique. The results show that there is an impact on the teacher's ability to provide communication modes using PECS to CCN students through the training that has been implemented.
Efektivitas APE Terhadap Kemampuan Bahasa Anak Introvert Churiyah, Churiyah; Pamuji, Pamuji
SELING: Jurnal Program Studi PGRA Vol 10 No 2 (2024): Juli 2024
Publisher : Program Studi PGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/seling.v10i2.2362

Abstract

Kemampuan berbahasa merupakan aspek penting dalam perkembangan anak yang berperan signifikan dalam proses belajar, komunikasi, dan sosialisasi mereka.Anak-anak dengan kemampuan berbahasa yang baik cenderung lebih mudah memahami pelajaran dan berinteraksi dengan teman sebaya.Namun, kemampuan berbahasa ini bisa sangat bervariasi antar individu, terutama antara anak-anak dengan kepribadian yang berbeda, seperti anak-anak introvert yang cenderung lebih pendiam dan mungkin menghadapi tantangan lebih besar dalam berkomunikasi. Alat Permainan Edukatif (APE) telah lama digunakan sebagai metode untuk merangsang perkembangan kognitif dan bahasa pada anak-anak. Alat Peraga Edukasi ini dibuat untuk menstimulasi anak-anak agar pembelajran jadi menarik melalui belajar sambil bermain, yang membantu anak-anak belajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak menekan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengevaluasi efektivitas APE dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak introvert.Metodologi penelitian ini melibatkan pengamatan langsung dan pengukuran kemampuan berbahasa anak-anak introvert sebelum dan sesudah penggunaan APE dalam lingkungan pendidikan. Dari penelitian yang dilakukan dapat menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga ini mampu sangat baik dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak-anak introvert, terutama dalam hal ekspresi verbal dan pemahaman kosakata.Dengan demikian, penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa APE efektif dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak-anak introvert. Hasilnya peneliti mengharapkan mampu menambah pengalaman dan ilmu yang bermanfaat bagi guru, ayah bunda , dan peneliti dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih inklusif dan efektif, serta mendorong pengembangan APE yang lebih tepat sasaran untuk memenuhi kebutuhan spesifik anak-anak introvert. Dalam penelitian ini menggunaka Deskriptif kualitatif.
Prototype Development of Social Personal Guidance Guide using Role-Playing Techniques to Improve Social Interaction of Children with Intellectual Requirements Sartinah, Endang Pudjiastuti; Andajani, Sri Joeda; Pamuji, Pamuji
Journal of ICSAR Vol 7, No 1 (2023): January
Publisher : Department of Special Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um005v7i12023p125

Abstract

This manual aims to make it easier for teachers to deal with the problems of mentally disabled children in terms of social interaction. The development of the teacher's manual uses the 4-D model of Thiagarajan, S, Semmeln, D, S & Semmel MI (1974) which has been modified with the following stages: define, design, and develop. Data collection techniques are used in assessment instruments to obtain validation data, observations to obtain data on children's abilities during learning activities, and teacher responses to the personal social tutoring teacher manual with role-playing techniques. Data analysis used quantitative description. The results showed that using the teacher's manual in personal social guidance with role-playing techniques increased the social interaction of mentally disabled children. After giving ten times treatments to mentally disabled children, the social interaction of mentally disabled children increased. Mentally disabled children were able to interact with their friends step by step. Step independently. This can be seen from the results of the practical value of the teacher's manual is 2.7, and the value of the effectiveness of the teacher's manual is 3.0. So we can conclude that using the teacher's manual in personal social guidance with role-playing techniques to increase the social interaction of mentally disabled children in inclusive elementary schools is feasible.  
Pengaruh Pembelajaran Eco-Print terhadap Kreativitas Anak Usia Dini pada Budaya Indonesia Khotimah, Nurul; Pamuji, Pamuji; Saroingsong, Wulan Patria
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 8 No. 4 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v8i4.5951

Abstract

Kurangnya minat anak zaman sekarang untuk belajar dan mewarisi kebudayaan lokal menjadi salah satu masalah yang serius. Anak-anak sebagai generasi penerus memiliki kewajiban mempertahankan dan melestarikan budaya lokal bangsa meskipun sedang tinggal di negara lain. Salah satu cara melestarikan budaya bangsa Indonesia melalui melalui edukasi untuk memperkaya pengetahuannya tentang kebudayaan lokal.  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dimana menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen yang digunakan sebagai perbandingan dari perlakuan yang diterapkan pada salah satu kelas. Sampel penelitian ini merupakan anak didik di SIKL. Kemudian teknik pengambilan data menggunakan instrumen angket penilaian kreativitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran Eco-Print memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kreativitas anak didik pada pembuatan budaya lokal indonesia yaitu batik. Dimana dalam prosesnya anak didik berperan aktif dan dapat mengeksplor serta menciptakan pola batik baru sesuai dengan latar belakang budaya mereka masing-masing.
Pengembangan Media E-Learning Berbasis Google Sites pada Mata Pelajaran IPAS Materi Tumbuhan untuk Tunarungu Susmitasari, Maywan; Taqwim, Salsa Billa Ahsani; Antika, Xeniar; Widajati, Wiwik; Pamuji, Pamuji
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI) Vol. 5 No. 3 (2025): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Indonesia (JPPI), 2025 (3)
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/jppi.v5i3.1568

Abstract

Di era digital, teknologi asistif sangat diperlukan oleh siswa tunarungu dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran seperti Google Sites menjadi krusial, untuk mendukung pembelajaran berbasis digital kreatif, serta menstimulasi kemampuan berpikir kritis siswa yang menjadi modalitas dalam mata pelajaran IPAS pada materi tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran E-Learning yang diakses melalui Google Sites dengan mengintegrasikan aplikasi Canva dan Wordwall melalui pembelajaran interaktif yang disematkan dalam halaman Google Sites. Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model 4D Thiagarajan (Define, Design, Development, Dissemination), yang dilakukan sampai pada tahap Development. Subjek uji kelayakan adalah ahli media, ahli materi, dan praktisi pendidikan khusus. Instrumen penelitian berbentuk angket untuk mengukur kelayakan media E-Learning dalam beberapa aspek utama termasuk aspek kesesuaian materi dengan capaian pembelajaran, aspek tampilan desain media, serta aspek kemudahan penggunaan media. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif-kualitatif persentase. Berdasarkan hasil uji kelayakan oleh para ahli dan praktisi, menunjukkan media E-Learning yang dikembangkan layak digunakan bagi siswa tunarungu dengan hasil dari ahli materi sebesar 82,92% dengan kriteria sangat layak, dan ahli media sebesar 84,03% dengan kategori sangat layak. Serta praktisi sebesar 82,71% dengan kategori sangat layak. Implikasi hasil penelitian bahwa E-Learning berbasis Google Sites mengakomodasi kemampuan tunarungu dalam mempelajari materi IPAS Tumbuhan dengan memanfaatkan kekuatan visual sebagai modalitas dalam memproses informasi.