Articles
Resiko Perilaku Konsumsi Fast Food dan Soft Drink Berlebih dengan Kejadian Obesitas pada Remaja di Laos
Yuliani Yuliani;
Purwo Setiyo Nugroho
Borneo Student Research (BSR) Vol 3 No 2 (2022): Borneo Student Research
Publisher : Borneo Student Research (BSR)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan Studi: Menganalisis hubungan konsumsi makanan cepat saji dan minuman ringan berkarbonasi dengan kejadian obesitas pada remaja di Laos. Metodelogi: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Jumlah responden sebanyak 3683 remaja yang berusia 13 - 17 tahun, pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Global School-Based Students Health Survey (GSHS) Laos tahun 2015. Hasil: Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dan minuman ringan berkarbonasi dengan kejadian obesitas pada remaja di Laos. Manfaat: Diantara dua variabel tersebut maka akan diteliti frekuensi makanan cepat saji dan minuman berkarbonasi yang dimana memiliki peluang terjadinya obesitas.
Hubungan Kebiasaan Olahraga dan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Overweight pada Remaja SMAN 1 Sangkulirang
Anita Wahyuni;
Purwo Setiyo Nugroho
Borneo Student Research (BSR) Vol 3 No 2 (2022): Borneo Student Research
Publisher : Borneo Student Research (BSR)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan studi: Penelitian ini dilakukan guna untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kebiasaan olahraga dan konsumsi fast food dengan kejadian overweight pada remaja di SMAN 1 Sangkulirang. Metodologi: Penelitian ini menggunakan metode korelasional cross sectional. Populasi dalam penelitian ini merupakan siswa dari SMAN 1 Sangkulirang dan sampel berjumlah 74 orang yang diambil menggunakan metode total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner elektrik (google form). Data yang telah diperoleh kemudian di konversikan dengan standar z-score dalam aplikasi komputer WHO Anthro Plus. Data dianalisis secara statistik menggunakan aplikasi komputer menggunakan uji chi square dengan nilai α = 0.05 Hasil: : Setelah dilakukan analisa data secara statistik, diketahui bahwa tidak ditemukan adanya hubungan natara kebiasaan olahraga terhadap kebiasaan olahraga (P-value=0,181) dengan status gizi overweight dan tidak ditemukan hubungan antara konsumsi fast food (P-value=0,431) terhadap status gizi overweight pada remaja di SMAN 1 Sangkulirang. Manfaat: Hasil studi dapat dimanfaatkan sebagai data awal atau sumber informasi mengenai korelasi kebiasaan olahraga dan konsumsi fast food dengan gizi gemuk atau overweight pada remaja untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Kata kunci : kebiasaan olahraga, konsumsi fast food, remaja, overweight
Fasilitasi Kader Kesehatan Remaja Untuk Memaksimalkan Fungsi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda
Purwo Setiyo Nugroho;
Deddy Alif Utama
Jurnal Pesut : Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat Vol 2 No 1 (2020): Jurnal Pesut: Pengabdian untuk Kesejahteraan Umat
Publisher : Pusat Penerbitan Ilmiah Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30650/jp.v2i1.1236
Perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan sekolah perlu diterapkan untuk menjamin kesehatan siswa yang memiliki potensi besar terserang penyakit. Melihat adanya potensi penyakit yang mengancam siswa, maka dirasa perlu adanya upaya preventif yang dilakukan secara aktif oleh siswa di sekolah. Adanya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMK Muhammadiyah 1 Samarinda dirasa masih belum maksimal. Dalam pelaksanaan UKS ini, perlu adanya kader kesehatan remaja yang berkemampuan untuk menggerakkan rekan sebayanya untuk hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah, sehingga akan muncul lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman bagi siswa. Untuk meningkatkan kapasitas kader kesehatan remaja ini dirasa perlu adanya intervensi berupa pelatihan softskill dan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah akan pentingnya peran UKS dalam meningkatkan derajar kesehatan melalui standar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di lingkungan sekolah. Metode yang digunakan dalam kegiatan program pelatihan kader remaja kesehatan ini adalah metode ceramah, tanya jawab dan praktik menjadi peer educator. Ada peningkatan pengetahuan setelah pemberian edukasi bagi peer educator dan siswa SMK Muhamamdiyah 1 Samarinda. Perlunya monitoring berkelanjutan oleh pihak sekolah dirasa perlu untuk menjamin berjalannya sistem pengelolaam Usaha Kesehatan Sekolah ini.
Kebiasaan Konsumsi Junk Food dan Frekuensi Makan Terhadap Obesitas
Purwo Setiyo Nugroho;
Andi Uci Riatul Hikmah
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jdk.v9i2.3004
Permasalahan obesitas di Samarinda perlu menjadi perhatian oleh pemerintah maupun pihak terkait khususnya di Kecamatan Harapan Baru, sebesar 6.3% remaja dengan status obesitas didapatkan melalui penjaringan ke sekolah SMP dan SMA. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan kebiasaan konsumsi makanan junk food dan frekuensi makan terhadap kasus obesitas pada remaja di SMPN 18 Samarinda. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian adalah siswa SMPN 18 Samarinda dengan jumlah sampel sebanyak 64 responden, yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Variabel independen penelitian ini adalah kebiasaan konsumsi makanan junk food dan frekuensi makan sedangkan variabel dependen adalah obesitas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner google form, kemudian mengkonversikan data hasil kuesioner ke dalam standar (nilai z-score) menggunakan aplikasi WHO Anthro Plus, lalu data dianalisis menggunakan uji Fisher Exact. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi makanan junk food (p<0.001) dan frekuensi makan (p<0.001) dengan kejadian obesitas pada remaja di SMPN 18 Samarinda. Siswa diharapkan dapat mengurangi makanan junk food dan mengupayakan tidak makan dengan frekuensi berlebih untuk mengurangi risiko obesitas pada remaja.
HubunganTingkat Pendidikandan Usiadengan Kejadian HipertensidiWilayah Kerja Puskesmas Palaran Tahun 2019
Purwo Setiyo Nugroho;
Yonita Sari
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 8, No 4 (2019): Volume 8 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jdk.v8i4.2261
Hipertensi adalah kejadian peningkatan tekanan darah sama dengan atau diatas 140 mmHg atau diatas 90 mmHg.Berdasarkan Data Sistem Informasi Kesehatan Daerah SIKDA tahun 2016/2017 dari 26 Puskesmas yang berada di Kota Samarinda, Puskesmas Palaran menempati nomor dua dengan kasus Hipertensi Esensial tertinggi. Menganalisis Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan usia dengan kejadian Hipertensi. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah Case Control, dimana populasi terbagi menjadi dua kelompok yaitu sebanyak 66 kelompok Case (kasus) responden yang memiliki riwayat hipertensi dan sebanyak 66 kelompok Control (kontrol) responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi jadi total keseluruhan responden sebanyak 132 responden Tekniksampel pada kasus menggunakan Simple random sampling (Sampel acak sederhana) dan sampel pada kontrol menggunakan Proportional sampling. Di dapatkan hasil ada hubungan antara tingkat pendidikan (p value 0.010; OR 2.883) dan Usia (p value 0.006; OR 13.000) dengan hipertensi.Diantara dua variabel yang paling beresiko adalah Usia
Analisis Risiko Kegemukan Pada Remaja dan Dewasa Muda
Purwo Setiyo Nugroho;
Sudirman Sudirman
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 9, No 4 (2020): Volume 9 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jdk.v9i4.3238
Indonesia mengalami permasalahan penyakit tidak menular, salah satunya adalah kegemukan pada remaja yang tercatat mengalami peningkatan menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 dan 2013. Hasil survey pendahuluan di sebuah Puskesmas tercatat sekitar 200 siswa mengalami kegemukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kejadian kegemukan pada remaja dan dewasa muda di Kota Samarinda. Desain penelitian penelitian ini menggunakan Cross Sectional dengan bantuan Google Form dalam pengambilan data penelitian ditengan pandemic COVID-19. Jumlah sampel pada penelitian ini sejumlah 416 responden yang berumur 13-24 tahun. Analisis statistik Chi Square digunakan untuk menjawab tujuan peneitian. Hasil penelitian didapatkan bahwa variabel status orang tuan yang memilik kegemukan berisiko terjadinya kegemukan ada remaja dan dewasa muda (p-value 0.034, OR 1.629, CI 95% 1.058-2.506). Kegemukan pada remaja dan dewasa muda cenderung dikarenakan perilaku orang tua yang berperilaku hidup kurang sehat sehingga perlu adanya edukasi kepada orang tua melalui media yang terjangkau agar hidup berperilaku sehat karena akan mempengaruhi status kegemukan pada anak, dalam hal ini yang dimaksud adalah remaja dan dewasa muda.
JENIS KELAMIN DAN UMUR BERISIKO TERHADAP OBESITAS PADA REMAJA DI INDONESIA
Purwo Setiyo Nugroho
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 7, No 2 (2020): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31602/ann.v7i2.3581
Obesitas menjadi salah satu penyebab penyakit tidak menular yang menjadi permasalahan ematian secara global di dunia. Prevalensi obesitas di Indonesia mengalamai kenaikan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 dan 2018. Perlu adanya upaya intervensi risiko penyebab obesitas agar tidak berlanjut pada penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian secara global termasuk di Indonesia antara lain penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya. Beberapa risiko obesitas adalah jenis kelamin dan umur. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis jenis kelamin dan umur terhadap obesitas pada remaja di Indonesia. Peneltiian ini menggunakan desain Cross Sectional yang menganalisis data sekunder Global school-based student health survey (GSHS) yang dikumpulkan oleh World Health Organization dan Kementrian Kesehatan. Analisis Chi Square dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian. Jumlah responden penelitian sebanyak 9809 yang dapat diikutkan dalam penelitian. Hasil analisis bivariat menggunakan Chi Square didapatkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin (p-value 0.000; COR 0.595; 95% CI 0.493 – 0.718) dan umur (p-value 0.000; COR 1.490; 95% CI 1.215 – 1.829) terhadap obesitas. Hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa perempuan memiliki peluag risiko terjadinya obesitas sebesar 0.595 daripada laki laki. Sedangkan umur responden < 14 tahun memiliki risiko mengalami obesitas sebesar 1.490 dibandingkan responden yang berumur > 14 tahun. Remaja memiliki risiko terjadinya obesitas, perlu adanya pencegahan obesitas pada remaja oleh pihak pemerintah maupun swasta berupa pemeberdayaan masyarakat, promosi kesehatan maupun kebijakan publik.
Kaitan Konsumsi Sayur Dan Minum Minuman Berkarbonasi Terhadap Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Myanmar
Purwo Setiyo Nugroho;
Helena S. Andriana
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 8, No 2 (2021): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (DESEMBER)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31602/ann.v8i2.5224
Obesitas merupakan salah satu masalah di negara berkembang. Banyak faktor yang menyebabkan obesitas sehingga perlu untuk di intervensi dalam rangka penuurunan prevalens obesitas. Untuk menganalisis resiko kebiasaan tidak makan sayur dan konsumsi minuman-minuman berkarbonasi terhadap kejadian obesitas pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain Cross Sectional. Jumlah responden sebanyak 2.838 anak sekolah kelas 7-11 yang berusia 11-18 tahun di Myanmar. Teknik pengambilan sampel dengan Total sampling. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Global School-Based Students Health Survey (GSHS) Myanmar tahun 2016. Penelitian menunjukan adannya hubungan yang signifikan antara resiko kebiasaan tidak makan sayur (0,025) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman-minuman berkarbonasi (0,225) dengan kejadian obesitas pada remaja. Hasil studi dapat dimanfaatkan sebagai informasi dan sumber data awal untuk penelitian selanjutnya mengenai resiko kebiasaan tidak makan sayur dan konsumsi minuman-minuman berkarbonasi pada remaja..
BODY MASS INDEX DAN KAITANNYA DENGAN DIABETES MELITUS PADA UMUR > 15 TAHUN DI INDONESIA, STUDI DATA INDONESIAN FAMILY LIFE SURVEY V
Purwo Setiyo Nugroho;
Anisa Catur Wijayanti
An-Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 5, No 1 (2018): AN-NADAA JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31602/ann.v5i1.1643
World Health Organization memprediksi bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia akan menduduki peringkat ke lima pada tahun 2025 dengan prediksi jumlah penderita sebanyak 12,4 jiwa. Indeks masa tubuh merupakan salah satu indikator obesitas dengan diabetes melitus pada penduduk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan obesitas dengan diabetes mellitus pada responden survei Indonesian Family Life Survey V. Penelitian ini merupakan penelitian analisis data sekunder Indonesian Family Life Survei V yang dilakukan dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini sejumlah 48.139 responden, namun setelah data di cleaning dengan tujuan untuk menghapus data yang missing maka didapatkan jumlah responden sebanyak 30.133 dengan kelompok penelitian berdasarkan usia diatas 15 tahun. Hasil analisis Chisquare menyatakan bahwa terdapat hubungan antara obesitas dengan diabetes melitus dengan nilai p value 0,000 dan nilai POR 3,377; CI 95% 2,602–4,383. Dapat disimpulkan bahwa obesitas memiliki peluang untuk terjadinya sakit diabetes melitus sebesar 3,377 kali dibandingkan dengan orang yang tidak menderita obesitas. Faktor obesitas merupakan salah satu faktor prediposisi untuk meningkatkan gula darah yang merupakan sebuah indikator diabetes melitus. Secara patologi hal ini dikarenakan se-sel beta pulau Langerhans menjadi kurang peka terhadap rangsangan akibat kadar gula darah dan kegemukan (obesitas) akan menekan jumlah reseptor insulin pada sel-sel seluruh tubuh.
Stunting Prevention Education and Training by Making Toddler Food Companion Snacks in Masjid Village, Samarinda City
Wildan Dzakiy;
Putri Agustiningrum;
Purwo Setiyo Nugroho
ABDIMAYUDA: Indonesia Journal of Community Empowerment for Health Vol 1 No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Public Health, University of Jember in collaboration with PERSAKMI
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (309.674 KB)
|
DOI: 10.19184/abdimayuda.v1i2.30370
Stunting can occur because one of the factors is the mother's education which has an impact on the mother's low knowledge about stunting and also inappropriate maternal parenting. The results of observations at the intervention site show that there are still people who ignore the importance of nutritional intake and most of the people have less knowledge and awareness about stunting prevention. In addition, children under five in the area also do not like vegetables. Therefore, this community service activity is carried out with the aim of increasing the understanding and skills of mothers in preventing stunting in toddlers and processing vegetables that can be interesting for consumption by toddlers. The target of this activity is mothers who have toddlers in the Masjid Village, Samarinda City. The activity was carried out on December 9, 2021 through education and training. The media used are leaflets. This activity is evaluated by making direct observations during the implementation of the activity. The result of this activity is that the community begins to understand stunting prevention efforts and is skilled in processing vegetables into more attractive spring roll snacks for consumption by toddlers as an alternative to healthy snacks to prevent stunting.