Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Digitalization of Unimed Fine Arts Gallery Through Virtual Tour 360 for Accessibility and Exhibition Purba, Rinanda; Adek Cerah Kurnia Azis; Kartono, Gamal; Amirulloh, Tifan Muhammad
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 14 No. 1 (2025): Gorga: Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v14i1.65552

Abstract

The limited accessibility to physical art galleries and the lack of comprehensive documentation of exhibitions have become challenges in preserving and promoting visual art in academic settings. Particularly in the Fine Arts Education Program at Universitas Negeri Medan (Unimed), the physical gallery space has yet to accommodate wider audience engagement, especially in digital formats. This creates a gap between the potential of technological integration and the current practices in art exhibition and education. Addressing this issue, this study aims to explore the digitalization of the Fine Arts Gallery through the development of a virtual tour as an effort to increase accessibility and improve exhibition documentation. The research employs a descriptive qualitative method with a case study approach, focusing on the process of designing and implementing a 360-degree virtual gallery experience. Data were collected through observations, interviews with lecturers, students, and gallery visitors, and open-ended surveys to capture perceptions and experiences. The findings reveal that the virtual tour not only provides broader access to art exhibitions beyond physical limitations but also enhances the visual and archival quality of gallery content. Furthermore, users perceive the platform as more engaging and educational. In conclusion, the digitalization of the gallery using virtual tour technology serves as a strategic innovation to support art learning, appreciation, and preservation in higher education. This approach may serve as a replicable model for other academic institutions seeking to modernize their art exhibition practices.
Revitalizing the Significance of Sumbang Duo Baleh in the Development of Social Ethics Among the Minangkabau Youth Generation Agustina, Agustina; Elpalina, Srimutia; Azis, Adek Cerah Kurnia; Sugito, Sugito
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 14 No. 1 (2025): Gorga: Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v14i1.66061

Abstract

The social ethical crisis that hit the young generation today is a serious concern in the world of education and culture. Phenomena such as bullying, degradation of manners, and a decline in the sense of social responsibility are real symptoms of the weakening of moral values that should be formed from an early age. In the context of the Minangkabau community, the customary values contained in the Sumbang Duo Baleh are one of the sources of local wisdom that is rich in ethical guidelines and social conduct. This article aims to analyze the relevance of Sumbang Duo Baleh in the formation of social ethics of the younger generation, as well as offer a strategy for revitalizing these values so that they remain contextual in the modern era. The method used is a literature study with a descriptive qualitative approach, through the analysis of cultural documents, scientific literature, and reflection on cultural practices in the Minangkabau community. The results of the study show that the Baleh Duo Contribution, which consists of twelve ethical norms such as kato (speaking politely), cembang danga (listening well), sumcontribution karajo (being responsible for work), and incest (acting appropriately), has great potential as a guideline in shaping the social attitudes and character of the younger generation. However, these values are starting to be marginalized due to the lack of cultural literacy and the strong flow of global values. Therefore, the revitalization of these customary values needs to be carried out through synergy between schools, families, and indigenous peoples, with the support of digital technology as a medium for transforming values that are adaptive and attractive to Generation Z. The implications of this study show the need for a character education policy that is more based on local wisdom, as well as the development of culture-based learning media to strengthen the identity and integrity of the younger generation.
Pengembangan Desain Kemasan untuk Meningkatkan Daya Saing Produk UMKM Fahmi Ummi melalui Pendampingan Terpadu Diningrat, Raden Burhan Surya Nata; Purba, Rinanda; Azis, Adek Cerah Kurnia; Azmi, Azmi; Amirulloh, Tifan Muhammad; Yumielda, Vivi Destri
TERAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial Budaya Vol. 1 No. 2 (2025): TERAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial Budaya, Mei 2025
Publisher : Gema Cendekia Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71094/teras.v1i2.114

Abstract

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia, dengan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja. UMKM Fahmi Ummi, yang bergerak di bidang makanan dan minuman olahan, merupakan salah satu pelaku usaha potensial yang menghadapi tantangan dalam meningkatkan daya saing di pasar. Dua kendala utama yang dihadapi adalah desain kemasan yang belum optimal dan belum diterapkannya standarisasi halal secara menyeluruh. Kemasan yang kurang menarik dan tidak mencerminkan identitas produk melemahkan daya tarik di pasar, sementara ketiadaan sertifikasi halal menghambat perluasan pasar, terutama ke konsumen Muslim dan pasar internasional. Untuk itu, pendampingan dalam optimalisasi desain kemasan dan implementasi sertifikasi halal menjadi langkah strategis yang diperlukan. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas, daya saing, serta kepercayaan konsumen terhadap produk UMKM Fahmi Ummi, sehingga mendorong pertumbuhan usaha secara berkelanjutan di tingkat nasional maupun global.
KERAJINAN BUNGA BERBAHAN CANGKANG KERANG DAN LIMBAH PLASTIK BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP KERAJINAN: FLOWER CRAFTS MADE FROM SHELLS AND PLASTIC WASTE BASED ON CRAFT PRINCIPLES Pohan, Sefti Herawati; Azis, Adek Cerah Kurnia; Burhan Surya Nata , Diningrat; Yumielda, Vivi Destri
Arty: Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 2 (2024): Regular Issue
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/arty.v13i2.7303

Abstract

Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mendekripsikan hasil kerajinan bunga dari cangkang kerang dan limbah plastik ditinjau dari prinsip-prinsip kerajinan bentuk, fungsi/kegunaan, keindahan, teknik dan ukuran pada karya siswa SMA N egeri 1 Percut Sei Tuan. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi yang diperoleh langsung saat proses pembelajaran. Jumlah populasi penelitian ini adalah 11 kelas sebanyak 267 siswa dengan jumlah keseluruhan sampel siswa 2 kelas yaitu kelas XII-8 dan XII-11 sebanyak 48 siswa, sehingga dari sampel yang di ambil dihasilkan 24 karya melalui kerja sama dua orang siswa. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah cluster random sampling (pengacakan kelas). Analisis data dengan mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Data karya diketahui dengan cara penilaian yang dilakukan oleh 3 orang penilai kemudian karya tersebut dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembuatan setiap kerajinan bunga dari cangkang kerang dan limbah plastik memiliki proses dengan mempersiapkan alat dan bahan, dilanjutkan dengan merangkai bunga hingga finishing. Kemampuan siswa dalam menerapkan prinsip-prinsip kerajinan secara keseluruhan sudah baik dengan hasil karya siswa keseluruhan mendapatkan rata-rata 85 yang berada kategori baik. Aspek tertinggi yang paling menonjol diantara prinsip lainnya yaitu pada prinsip kerajinan yaitu keindahan dan fungsi/kegunaan.
KOLEKSI MUSEUM ADITYAWARMAN: SEBAGAI SUMBER BELAJAR SENI DAN BUDAYA Syukri, Apdanil; Kurnia Azis, Adek Cerah; Olendo, Yudhistira Oscar; Elpalina, Srimutia; Syam, Christanto
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 12 No. 2 (2023): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v12i2.51471

Abstract

The Adityawarman Museum in West Sumatra plays a significant role in preserving and presenting a diverse collection of Minangkabau culture, encompassing various aspects of art, history, and culture. The aim of this research is to describe the collections of the Adityawarman Museum as one of the sources of learning for art and culture. This is a qualitative study with a descriptive approach. The museum gathers collections that include geologica, biologica, ethnographica, archaeologica, historica, numismatics/heraldry, philologica, ceramics, fine arts, and technology, reflecting a rich and diverse cultural heritage. The museum serves as a non-formal educational institution that can enhance public understanding of history, art, and culture. The Adityawarman Museum plays a strategic role in preserving and communicating the cultural heritage of West Sumatra, and with the right efforts, it can become an engaging and educational learning center for both the current and future generations.Keywords: museum, Adityawarman, collection. learning, culture. AbstrakMuseum Adityawarman di Sumatera Barat memainkan peran penting dalam melestarikan dan menyajikan beragam koleksi budaya Minangkabau yang mencakup berbagai aspek seni, sejarah, dan budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesktipsikan koleksi Museum Adityawarman yang sebagai salah satu sumber belajar seni dan budaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Museum ini mengumpulkan koleksi yang mencakup geologika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, filologika, keramologika, seni rupa, dan teknologika, yang mencerminkan warisan budaya yang kaya dan beragam. Museum berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal yang dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sejarah, seni, dan budaya. Museum Adityawarman memiliki peran strategis dalam melestarikan dan mengkomunikasikan warisan budaya Sumatera Barat, dan dengan upaya yang tepat, dapat menjadi pusat pembelajaran yang menarik dan mendidik untuk generasi sekarang dan yang akan datang.Kata Kunci: museum, Adityawarman, koleksi, belajar, budaya. Author:Apdanil Syukri : Universitas Awal BrosAdek Cerah Kurnia Azis : Universitas Negeri MedanYudhistira Oscar Olendo : Universitas TanjungpuraSrimutia Elpalina : Universitas Negeri PadangChristanto Syam : Universitas Tanjungpura References: Azis, A. C. K., Mesra, M., & Sugito, S. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Micro Teaching Bagi Mahasiswa Seni Rupa Universitas Negeri Medan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 223-229.Burhan, B. (2007). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kenca.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya. Padang: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Propinsi Sumatera Barat.Diana, D. (2015). œMuseum Adityawarman. Hasil Wawancara Pribadi: 10 Juni 2015, Padang.Dion, D. (2015). œMuseum Adityawarman. Hasil Wawancara Pribadi: 24 Juni 2015, Padang.Elpalina, S., Agustina, A., Azis, A. C. K., & Syukri, A. (2023). Bentuk Pakaian Adat Panghulu di Batipuah Baruah Tanah Datar. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 12(1), 167-173.Maysela, R., Ghozali, I., & Olendo, Y. O. (2016). Manajemen Pengelolaan Sanggar Bantang Dara Irakng Di Desa Durian Kecamatan Sambas Kabupaten Sambas. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 10(12).Moechtar, M. (1985). Buku Petunjuk Museum Negeri Adityawarman Sumatera Barat. Padang: Proyek Pengembangan Permuseuman Sumatera Barat.Muasri, M. (2012). œMuseum Adityawarman. Hasil Wawancara Pribadi: 10 Juni 2012, Padang.Muasri, M. (2014). œMuseum Adityawarman. Hasil Wawancara Pribadi: 12 Februari 2014, Padang.Riza, R. (2014). œMuseum Adityawarman. Hasil Wawancara Pribadi: 1 Juli 2014, Padang.Rizal, R. (2015). œMuseum Adityawarman. Hasil Wawancara Pribadi: 1 Juli 2015, Padang.Zed, M. (2012). œPeran Museum Sebagai Sumber Belajar. Hasil Wawancara Pribadi: 1 Juli 2012, Padang.
IMPLEMENTASI MODEL EVALUASI FORMATIF-SUMATIF DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA Elpalina, Srimutia; Ambiyar, Ambiyar; Agustina, Agustina; Azis, Adek Cerah Kurnia
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 13 No. 1 (2024): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v13i01.55826

Abstract

AbstractThe learning of Arts and Culture plays a crucial role in shaping students' creativity, cultural understanding, and art appreciation. Despite its significance, Arts and Culture education faces several challenges, including insufficient school support, limited resources, technological challenges, and the availability of qualified teachers. Therefore, this research aims to explore the implementation of formative-summative evaluation models as an effort to enhance the quality of Arts and Culture education. The study employs a literature review method with four stages, involving the development of tools and equipment, compilation of bibliography, reading and noting research materials, and content and descriptive analysis. The results of the analysis reveal that the implementation of formative-summative evaluation models plays a central role in improving Arts and Culture education. Formative evaluation provides continuous feedback and identifies the need for improvement, while summative evaluation offers an overall picture of students' achievements. The application of this evaluation model involves the development of evaluation instruments, monitoring the learning process, adjusting teaching methods, providing feedback to students, identifying the need for improvement, and developing teaching and learning programs. The conclusions drawn from this study encompass the variation in the implementation of Arts and Culture education, the central role of teachers' creativity, and the positive impact of formative-summative evaluation models. Suggestions for further research involve a comparative study between schools, a focus on teacher qualifications, and further investigation into the influence of evaluation models on students' achievements and interest in the arts. Thus, the implementation of formative-summative evaluation models becomes an effective strategy in enhancing the quality of Arts and Culture education, contributing positively to students' creative development and cultural understanding.Keywords: formative-summative evaluation, arts and cultureAbstrakPembelajaran Seni Budaya memiliki peran krusial dalam membentuk kreativitas, pemahaman budaya, dan apresiasi seni siswa. Meskipun penting, pembelajaran Seni Budaya dihadapkan pada sejumlah tantangan, termasuk minimnya dukungan sekolah, keterbatasan sumber daya, tantangan teknologi, dan ketersediaan guru yang kompeten. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi model evaluasi formatif-sumatif sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran Seni Budaya. Studi ini menggunakan metode studi pustaka dengan empat tahap, melibatkan penyusunan alat dan perlengkapan, menyusun bibliografi, membaca dan mencatat bahan penelitian, serta analisis konten dan deskriptif. Hasil analisis mengungkapkan implementasi model evaluasi formatif-sumatif memainkan peran sentral dalam meningkatkan pembelajaran Seni Budaya. Evaluasi formatif memberikan umpan balik terus-menerus dan identifikasi kebutuhan perbaikan, sementara evaluasi sumatif memberikan gambaran keseluruhan tentang pencapaian siswa. Penerapan model evaluasi ini melibatkan pengembangan instrumen evaluasi, pemantauan proses pembelajaran, penyesuaian metode pengajaran, umpan balik kepada siswa, identifikasi kebutuhan perbaikan, dan pengembangan program belajar-mengajar. Kesimpulan dari studi ini mencakup variasi pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya, peran sentral kreativitas guru, dan dampak positif model evaluasi formatif-sumatif. Saran untuk penelitian selanjutnya melibatkan studi komparatif antar sekolah, fokus pada kualifikasi guru, dan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh model evaluasi terhadap prestasi dan minat siswa terhadap seni. Dengan demikian, penerapan model evaluasi formatif-sumatif menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Seni Budaya, sekaligus memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan kreativitas dan pemahaman budaya siswa.Kata Kunci: evaluasi formatif-sumatif, seni budaya Authors:Srimutia Elpalina : Universitas Negeri PadangAmbiyar : Universitas Negeri PadangAgustina : Universitas Negeri PadangAdek Cerah Kurnia Aziz : Universitas Negeri Medan References:Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 974“980.Astuti, K. S., Pamadhi, H., & Rini, Y. S. (2010). Pengembangan Model Evalasi Pembelajaran Seni Budaya SMP. Jurnal Kependidikan, 40(1), 87“98.Creswell, J. W. (2012). Educational Research: Planning, Conducting and Evaluating Qualitative and Qualitative Research. Boston: Pearson Education.Creswell, J. W. (2014). Research Design. California: SAGE.Fadli, M. R. (2021). Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif. Humanika, 21(1), 33“54.Fitrianti, L. (2018). Prinsip Kontinuitas dalam Evaluasi Proses Pembelajaran. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, 10(1), 89“102.Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., & Worthen, B. R. (2011). Program Evaluation Alternative Approaches And Practical Guidelines. Boston: Pearson Education.Hikmah, R. A., & Hakim, R. (2019). Pengembangan Modul Seni Budaya Berbasis Pendidikan Karakter Untuk Siswa Kelas X di SMK. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 417“423.James C. McDavid, Huse, I., & Hawthorn, L. L. (2019). Program Evaluation and Performance Measurement. London: SAGE Publishing.Linfield, K. J., & Posavac, E. J. (2019). Program Evaluation:Methods and Cases Studies. London: Routledge.Lubis, S. K. (2022). Evaluasi Kinerja Guru Seni Budaya Ditinjau dari Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru dengan Aspek Seni yang Diajarkan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(2), 394“401.Mardiah, M., & Syarifuddin, S. (2019). Model-model Evaluasi Pendidikan. Mitra Ash-Shibyan: Jurnal Pendidikan & Konseling, 2(1), 38“50.Mertens, D. M. (2015). Research and Evaluation in Education and Psychology. London: SAGE Publishing.Mertens, D. M., & Wilson, A. T. (2019). Program Evaluation Theory and Practice. London: The Guilford Press.Purwanto, M. N. (2020). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.Raharja, J. T., & Retnowati, T. H. (2013). Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya SMA di Kabupaten Lombok Timur, NTB. Jurnal Pendidikan Dan Evaluasi Pendidikan, 17(2), 287“303.Selegi, S. F. (2017). Model Evaluasi Formatif-Sumatif Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Geografi. Seminar Nasional 20 Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, 188“192.Stufflebeam, D. L. (1987). Meta Evaluation: An Overview. Evaluation and The Health Professions, 1(1), 17“43.Wulandari, N. S., & Hadi, H. (2023). Pembelajaran Seni Budaya di SMA Negeri 8 Padang. Journal On Teacher Education, 4(4), 157“164.
PEMBELAJARAN SENI RUPA BERDASARKAN PERSPEKTIF KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR Azis, Adek Cerah Kurnia; Lubis, Siti Khodijah
Pena Anda: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 1 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/penaanda.v1i1.4948

Abstract

Pembaharuan kurikulum menjadi Kurikulum Merdeka merupakan solusi terkait pemulihan proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka tentu saja memiliki perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, baik dari segi perangkat ajar, pelaksanaan dan juga penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan terkait pembelajaran seni rupa berdasarkan perspektif Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa data sekunder, dengan cara mengumpulkan data berdasarkan ekplorasi dari berbagi literatur. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil yang diperoleh  menunjukkan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka pada pembelajaran seni rupa di Sekolah Dasar disesuaikan dengan Fase perkembangan peserta didik. Alokasi waktu pembelajaran seni rupa maksimal 2 jam pelajaran (JP) per minggu. Perangkat ajar Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar meliputi modul ajar, proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dan buku teks. Buku teks pada pembelajaran seni rupa tidak terdapat buku panduan untuk peserta didik, hanya memiliki buku panduan guru, sehingga menyebabkan 77% guru mengalami kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran. Guru perlu melakukan kolaborasi dengan teman sejawat guru mata pelajaran yang sama untuk membuat buku peserta didik, dan mencari bahan ajar tambahan dari berbagai referensi lainnya.
ASESMEN DIAGNOSTIK SEBAGAI PENILAIAN PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR Adek Cerah Kurnia Azis; Siti Khodijah Lubis
Pena Anda: Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Vol. 1 No. 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/penaanda.v1i2.6202

Abstract

Asesmen diagnostik merupakan penilaian pembelajaran pada Kurikulum Merdeka, yang dilakukan guru terhadap peserta didik sebelum guru merancang pembelajaran. Namun pemahaman guru tentang asesmen diagnostik masih kurang, sehingga kesulitan dalam menyusun asesmen diagnostik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan asesmen diagnostik sebagai penilaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. Metode penelitian menggunakan studi literatur, dengan cara mengumpulkan data bersumber dari hasil eksplorasi berbagai literatur pada buku dan artikel ilmiah dari jurnal nasional terakreditasi dan internasional bereputasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan content analysis. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan bahwa asesmen diagnostik terdapat dua bagian yaitu asesmen diagnostik non-kognitif dan kognitif. Asesmen diagnostik non-kognitif memiliki tujuan untuk memperoleh informasi terkait kondisi keluarga, gaya belajar, karakteristik, dan minat belajar peserta didik. Sedangkan asesmen diagnostik kognitif bertujuan untuk memberikan gambaran terkait kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta didik dalam sebuah topik mata pelajaran. Guru perlu melaksanakan asesmen diagnostik kepada peserta didik untuk mengidentifikasi kemampuan, kelebihan dan kekurangan peserta didik, supaya guru bisa merancang pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan serta karakteristik peserta didik.