Articles
MENUMBUHKAN EMPATI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN NILAI-NILAI MORALITAS SISWA MELALUI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
I Made Sonny Gunawan;
Nurul Huda
Realita : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 3, No 1 (2018): Volume 3 Nomor 1 Edisi April 2018
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33394/realita.v3i1.2111
Empati menunjukkan pemahaman seseorang agar dapat merasakan dan mengalami pengalaman emosional yang dirasakan orang lain dengan memunculkan suatu tindakan positif dalam rangka untuk membantu orang tersebut. Empati sangat penting untuk dikembangkan karena dapat membentuk nilai-nilai kemanusiaan dan merupakan akar dari moralitas. Lebih lanjut, indikator dari empati ada dua yaitu: empati kognitif yang terdiri dari perspektif pembicaraan dan simulasi secara langsung, dan empati afektif terdiri dari penularan emosi, responsivitas disekeliling, dan responsivitas yang mewakili. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati yaitu dengan melakukan pelatihan empati dan melakukan terapi melalui proses konseling.
Model Pewayangan Punakawan Suku Sasak di Pulau Lombok untuk Meningkatkan Empati Siswa
I Made Sonny Gunawan
Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran Vol 2, No 2: September 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (87.426 KB)
|
DOI: 10.33394/jk.v2i2.460
Empathy is the ability to think and feel person’s situation or condition as a concept that involvescognitive and emotional as form of responses to help someone through communication. Based on thephenomena that often occurred in the fields, there are many students who unconcerned to their friend’sproblem. Unconcern means the people couldn’t feel people’s situation and condition as a concept that involvescognitive and emotional as form of responses to help someone, it can be categorized as low empathy. If theproblems are allowed continuously, it could be imagined that the students will be a crisis of self-awareness tothe importance of empathy to the other people which is illustrated by bad interpersonal relationship. Thesolutions can be offered to improve the empathy through observed puppet learning model. In this case puppetmodel is used as treatments in giving comprehension about the empathy and giving fun learning becauseconsist of humorous aspect. Besides that, by observing the behavior, attitudes, and emotional reactions ofpuppet model is used, students are expected to make a decision what they have to do of their empathy. In thiscase, it refers to the theory of social cognitive. So, person’s empathy would be created through puppet model.
Penyuluhan Stop Bullying Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku Perundungan yang Terjadi Pada Siswa di Sekolah
Nuraini Nuraini;
I Made Sonny Gunawan
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2: November 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36312/linov.v6i2.573
Tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terkait dengan perilaku perundungan atau bullying. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dalam bentuk sosialisasi informasi bagi siswa di sekolah. Melalui kegiatan ini diharapkan guru dapat menyampaikan informasi terkait dengan cara meminimalisir perundungan yang terjadi di sekolah terhadap para siswa. Adapun peserta di dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini berjumlah 150 orang siswa yang terdiri dari berbagai kelas dan jurusan yang ada di SMK Negeri 3 Mataram. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan partisipasi aktif dari siswa, di mana sebanyak 10 orang siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan materi perundungan dan 3 orang guru mengajukan pertanyaan tentang bagaimana peran para guru atau sekolah di dalam membantu siswa untuk mengurangi perundungan yang terjadi di sekolah. Dari pertanyaan yang diajukan tersebut terjadi interaksi aktif antara narasumber dengan peserta yang diselingi dengan permainan dan games untuk menghangatkan suasana. Providing Information Services as an Effort to Prevent Bullying Behavior in Students in Schools Abstract The purpose of this community service activity is to increase students' knowledge and understanding related to bullying or bullying behavior. This community service activity is carried out by providing counseling in the form of information dissemination for students at school. Through this activity, it is hoped that teachers can convey information related to how to minimize bullying that occurs in schools against students. The participants in this community service activity amounted to 150 students consisting of various classes and majors at SMK Negeri 3 Mataram. The results of this community service show active participation from students, where as many as 10 students ask questions related to bullying material and 3 teachers ask questions about how the role of teachers or schools in helping students to reduce bullying that occurs in schools. From the questions asked, there was an active interaction between the resource persons and the participants, interspersed with games and games to warm the atmosphere.
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS CYBER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
I Made Sonny Gunawan;
Siti Zahra Bulantika;
Permata Sari
Edu Consilium : Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Vol. 1 No. 2 (2020)
Publisher : State Islamic Institute of Madura.
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.19105/ec.v1i2.3720
Keputusan pemerintah yang memindahkan proses pembelajaraan dari sekolah menjadi di rumah membuat banyak guru dan konselor sekolah mengalami kelimpungan. Meninjau dari proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dengan adanya pendampingan oleh guru, masih ditemui banyaknya siswa yang pasif dan tidak mampu untuk berpikir kritis apa lagi dalam suasana saat ini yang harus belajar sendiri dirumah tanpa pendampingan yang hanya bertumpu pada tugas-tugas mandiri. Permasalahan ini menggambarkan bahwa peran guru sangat sentral di dalam membantu siswa untuk mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya di dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Khususnya untuk guru bimbingan konseling atau konselor sekolah memiliki peran penting untuk dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai keadaan pandemic saat ini adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Internalization of Maritime Cultural Values Through Education to Grow Early Childhood Awareness: a Review
Nuraeni Nuraeni;
I Made Sonny Gunawan
Prisma Sains : Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA IKIP Mataram Vol 10, No 1: January 2022
Publisher : IKIP Mataram
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (2462.189 KB)
|
DOI: 10.33394/j-ps.v10i1.4551
Self-awareness is an aspect of personal self that is closely related to self-description, self-evaluation, self-esteem, self-regulation, self-efficacy, self-emotion, and self-recognition. Self-awareness is considered important for someone to have because it is more likely to be able to act normatively. The way that is considered effective to increase students' self-awareness is through the learning process at school. Through the learning process can make it easier for students to understand the content conveyed by the teacher. In addition, the provision of material in accordance with the theme being taught can show the quality of interaction, learning and especially the achievement of the expected individual development. In this case, what is interesting for teachers at schools to do is to be able to increase children's self-awareness from an early age about the potential they have both inside and outside themselves or their environment as capital to develop their potential. So far, early childhood education schools (PAUD) do not yet have a curriculum and operational guidelines that are prepared and implemented in accordance with regional conditions and student needs. As for minimizing these problems, it is necessary to develop a curriculum in the form of modules that are suitable for student needs and can be used by teachers as a reference in providing teaching materials. Especially in this case the module developed is intended for students who are on the Indonesian coast by internalizing Indonesian maritime culture.
Meningkatkan Kejujuran Akademik Mahasiswa Melalui Konseling Kelompok Values Clarification
I Made Sonny Gunawan
Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran Vol 6, No 1 (2020): March
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (159.379 KB)
|
DOI: 10.33394/jk.v6i1.2313
The purpose of this study is to emphasize the effectiveness of group calrification counseling in modeling techniques for the academic honesty of students. This study uses a repetead measure experimental design with a pretest and multiple posttest design. The subjects in this study were 12 students in one private university, the city of Mataram. Data were collected using an academic honesty scale. Data analysis used repeated measure ANAVA statistics. The results of this study reveal that group counseling values clarification with modeling techniques effective to improve student academic honesty. As for the level of academic honesty of students viewed from gender there is no significant difference.
PELATIHAN INSTRUKSIONAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR
I MADE SONNY GUNAWAN;
NURAENI NURAENI
COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.51878/community.v2i1.1450
The purpose of this community service activity is to improve teacher competence in teaching in the classroom. This community service activity was carried out by socializing information services and teaching simulation training to teachers at SD IT ABATA, Mataram city. Through this activity, it is hoped that teachers can optimize their role in schools in teaching and conveying new understandings so that they can indirectly optimize the potential possessed by students. Participants in this community service activity amounted to 20 teachers at SD IT ABATA. The results of this community service show the active participation of the teacher which can be seen from the many questions asked to the resource persons in the material delivery session. Furthermore, to see the effectiveness of teaching instructional training activities, a teaching simulation process was carried out for teachers and the result was that the teachers were able to carry out the teaching simulation process properly according to the expected indicators. ABSTRAKTujuan dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar di kelas. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan melakukan sosialisasi layanan informasi dan pelatihan simulasi mengajar kepada para guru di SD IT ABATA kota Mataram. Adapun melalui kegiatan ini diharapkan para guru dapat mengoptimalkan perannya di sekolah dalam mengajar dan menyampaikan pemahaman baru sehingga secara tidak langsung dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh para siswa. Peserta di dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini berjumlah 20 orang guru di SD IT ABATA. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan partisipasi aktif dari guru di mana dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber dalam sesi penyampaian materi. Lebih lanjut, untuk melihat keefektifan dari kegiatan pelatihan instruksional mengajar maka dilakukan proses simulasi mengajar kepada para guru dan hasilnya adalah para guru sudah mampu untuk melakukan proses simulasi mengajar dengan baik sesuai dengan indikator yang diharapkan.
Penyuluhan Stop Bullying Sebagai Upaya Pencegahan Perilaku Perundungan yang Terjadi Pada Siswa di Sekolah
Nuraeni Nuraeni;
I Made Sonny Gunawan
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 6 No. 2: November 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36312/linov.v6i2.573
Tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa terkait dengan perilaku perundungan atau bullying. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dalam bentuk sosialisasi informasi bagi siswa di sekolah. Melalui kegiatan ini diharapkan guru dapat menyampaikan informasi terkait dengan cara meminimalisir perundungan yang terjadi di sekolah terhadap para siswa. Adapun peserta di dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini berjumlah 150 orang siswa yang terdiri dari berbagai kelas dan jurusan yang ada di SMK Negeri 3 Mataram. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan partisipasi aktif dari siswa, di mana sebanyak 10 orang siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan materi perundungan dan 3 orang guru mengajukan pertanyaan tentang bagaimana peran para guru atau sekolah di dalam membantu siswa untuk mengurangi perundungan yang terjadi di sekolah. Dari pertanyaan yang diajukan tersebut terjadi interaksi aktif antara narasumber dengan peserta yang diselingi dengan permainan dan games untuk menghangatkan suasana. Providing Information Services as an Effort to Prevent Bullying Behavior in Students in Schools Abstract The purpose of this community service activity is to increase students' knowledge and understanding related to bullying or bullying behavior. This community service activity is carried out by providing counseling in the form of information dissemination for students at school. Through this activity, it is hoped that teachers can convey information related to how to minimize bullying that occurs in schools against students. The participants in this community service activity amounted to 150 students consisting of various classes and majors at SMK Negeri 3 Mataram. The results of this community service show active participation from students, where as many as 10 students ask questions related to bullying material and 3 teachers ask questions about how the role of teachers or schools in helping students to reduce bullying that occurs in schools. From the questions asked, there was an active interaction between the resource persons and the participants, interspersed with games and games to warm the atmosphere.
WORKSHOP OPTIMALISASI LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA
Lu'luin Najwa;
Menik Ariani;
I Made Sonny Gunawan;
Dewi Rayani
Jurnal Dedikasi Madani Vol 2, No 1 (2023): July
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33394/jdm.v2i1.7912
This Community Service aims to optimize the school environment as a source of learning. PKM activities were carried out offline and attended by 52 teachers of SMAN 1 Gerung and 10 PLP students. Workshop participants identify and map the potential of the school environment as a learning resource according to Basic Competencies (KD), arrange the potential of the school environment according to KD and relevant subjects. Teachers are expected to take the initiative to pay more attention to the school environment as a learning resource and learn more about the resources available.Abstrak Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Kegiatan PKM dilakukan secara luring/offline dan diikuti oleh guru SMAN 1 Gerung yang berjumlah 52 orang dan 10 orang mahasiswa PLP. Peserta workshop melakukan identifikasi dan pemetaan potensi lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sesuai Kompetensi Dasar (KD), melakukan penataan potensi lingkungan sekolah sesuai KD dan mata pelajaran yang relevan. guru diharapkan dapat mengambil inisiatif untuk lebih memperhatikan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang sumber daya yang tersedia.
PELATIHAN TENTANG SIKAP KEPEMIMPINAN DASAR PADA SISWA DI PESANTREN
Agus Fahmi;
I Made Sonny Gunawan
Jurnal Dedikasi Madani Vol 2, No 1 (2023): July
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33394/jdm.v2i1.8400
Latihan kepemimpinan siswa merupakan suatu pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau skill siswa dalam memimpin. Salah satu tujuan latihan kepemimpinan siswa yaitu untuk membangun karakter pribadi (personality) supaya semakin kuat. Metode pelatihan dengan melakukan penyuluhan, simulasi, dan diskusi. Manfaat diadakan pelatihan ini yaitu bertujuan untuk membentuk karakter dan juga skill, selain itu juga membangun kepercayaan diri, belajar berorganiasi, serta dapat mempersiapkan calon pemimpin di masa yang akan datang. Pemimpin yang efektif mengembangkan cara kerja baru dengan menyesuaikan diri dengan kenyataan di luar dan tidak hanya yang terjadi di dalam batas-batas organisasi.Kata Kunci: Pelatihan, Sikap Kepemimpinan, DasarAbstractStudent leadership training is a training that aims to improve students' abilities or skills in leading. One of the objectives of student leadership training is to build personal character (personality) so that it is stronger. The training method involves counselling, simulation, and discussion. The benefits of holding this training are that it aims to build character and skills, as well as build self-confidence, learn to organise, and can prepare future leaders. Effective leaders develop new ways of working by adjusting to outside realities and not only those that occur within the boundaries of the organisation.Keywords: Training, Leadership Attitude, Basic