cover
Contact Name
Dian Zuiatna
Contact Email
dianzuiatna@helvetia.ac.id
Phone
+6285276779848
Journal Mail Official
pemasilkes@helvetia.ac.id
Editorial Address
Jl. Kapten Sumarsono 107, Helvetia, Medan, Sumatera Utara - 20124, Indonesia.
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan
ISSN : -     EISSN : 2807579X     DOI : https://doi.org/10.33085/.v5i1.5887
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Masyarakat merupakan jurnal yang dikelola dan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengadian kepada Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Jurnal ini memuat artikel hasil Pengadian kepada Masyarakat di bidang kesehatan yang terkait aspek : Kesehatan Masyarakat, Ilmu Gizi, Kebidanan, Keperawatan, Farmasi, Administrasi Rumah Sakit dan Fisioterapi. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan diterbitkan 2 (Dua) kali setahun, yaitu pada bulan Januari dan Juli, artikel yang diterima akan diterbitkan secara online. Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatanl terus mengundang para penulis untuk mempublikasikan artikel, terutama yang merupakan hasil-hasil Pengabdian kepada Masyarakat kontemporer di bidang kesehatan.
Articles 72 Documents
Edukasi Bahaya Anemia pada Remaja di Madrasah Aliyah Al Ma’shum Sebagai Langkah Preventif Kesehatan Remaja Pane, Herviza Wulandary; Joharmi, Joharmi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2025): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i1.6380

Abstract

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang sering dialami oleh remaja Indonesia, terutama remaja perempuan. Kondisi ini dapat berdampak pada kualitas hidup dan prestasi belajar. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai bahaya anemia dan pentingnya nutrisi yang baik untuk mencegahnya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa pemberian pendidikan kesehatan berbasis media pengetahuan efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai anemia dan pencegahannya. Kegiatan dilakukan di SMA Al Ma’Shum dengan melibatkan 50 siswa sebagai peserta. Metode yang digunakan mencakup pretest dan posttest untuk mengukur perubahan pengetahuan siswa, serta pemberian pendidikan kesehatan mengenai anemia dan nutrisi pencegahannya. Media edukasi yang digunakan dalam kegiatan ini berupa leaflet, presentasi PowerPoint, dan video. Penilaian pengetahuan dilakukan menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan materi yang disampaikan. Dari 50 peserta menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa. Sebanyak 90% (45 peserta) memahami tentang anemia, termasuk penyebab, gejala, dan dampaknya, sedangkan 84% (42 siswa) menunjukkan pemahaman mengenai nutrisi yang baik untuk mencegah anemia. Hasil ini menunjukkan efektivitas pendekatan edukasi berbasis media dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa. Untuk keberlanjutan, diperlukan upaya koordinasi dengan pihak sekolah dan Puskesmas setempat, termasuk monitoring dan tindak lanjut kegiatan secara rutin. Disarankan pula pembentukan kelompok sebaya atau pojok informasi kesehatan di sekolah untuk meningkatkan efektivitas pencegahan anemia pada remaja secara berkelanjutan. Hal ini penting guna mendukung kesehatan remaja yang optimal dan mencegah dampak jangka panjang dari anemia.
Pemberian Edukasi Mengenai Penggunaan KB Sebagai Upaya Mengatur Jarak Kehamilan yang Sehat pada Pasangan Usia Subur Wardati, Jumadiah; Marbun, Meyana; Friani, Sri Rahma; Herawati, Noni; Handayani, Putri; Yolanda, Yolanda
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2025): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i1.6400

Abstract

Ledakan penduduk dapat terus meningkat akibat penambahan angka kehamilan. Bahkan beberapa keluarga mengalami kesulitan dalam mengontrol kelahiran. Keluarga berencana merupakan suatu cara yang memungkinkan seseorang untuk mencapai jumlah anak yang diinginkan dan menentukan jarak kehamilan, dimana hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan yang berada dalam rentang usia dimana wanita mampu untuk hamil dan melahirkan, umumnya antara 15 hingga 49 tahun. Sedangkan program keluarga berencana (KB) adalah suatu upaya untuk membantu pasangan dalam menentukan jumlah anak yang diinginkan dari jarak kelahiran. Pada umumnya PUS  harus mengikuti program KB karena sebagian besar aktivitasnya dilakukan di rumah. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah  untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengatur jarak kehamilan sehingga dapat mengurangi ledakan penduduk akibat penambahan angka kehamilan. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para peserta mengenai cara penggunaan kontrasepsi yang baik dan benar. Selain itu, peserta diharapkan memiliki kemampuan untuk memilih metode kontrasepsi yang cocok dan sesuai dengan kondisi mereka. Pendekatan yang dilakukan yaitu metode partisipatif dengan melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat untuk mendapat perizinan dan dukungan dalam memberikan edukasi kepada sasaran kegiatan yaitu Pasangan Usia Subur (PUS).  Kegiatan ini juga meliputi pemberian edukasi berupa penyuluhan yang menggunakan media seperti video edukasi dan poster. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dan antusiasme yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan.
Pendampingan Peer Edukator Suami dalam Upaya Mendukung Keberhasilan ASI Eksklusif di Puskesmas Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan Batubara, Novita Sari; Heriansyah, Rizka; Lubis, Tapi Endang Fauziah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2025): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i1.6357

Abstract

Pemberian ASI (Air Susu Ibu) merupakan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Bayi berusia 0-6 bulan haruslah diberikan hanya ASI saja, informasi terkait cakupan ASI eksklusif didapati sangat rendah. Beberapa data menyebutkan hal ini diakibatkan oleh kurangnya dukungan orang terdekat mengenai pemberian ASI eksklusif. Dukungan orang sekitar atau orang terdekat khususnya suami menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan menyusui. Pemberdayaan keluarga melalui peer edukator suami sangat dibutuhkan untuk membantu keberhasilan pemberian ASI ekslusif. Sehingga dibutuhkan kegiatan pendampingan peer educator suami dengan memberikan penyuluhan, pelatihan mengenai ASI eksklusif. Metode pendampingan yang dilakukan yaitu metode partisipatif dengan melakukan pendekatan terhadap suami serta tokoh masyarakat setempat untuk mendapatkan perizinan dan dukungan dalam melakukan program pemberdayaan keluarga melalui peer eduk ator suami dalam upaya mendukung keberhasilan pemberian ASI Eksklusif di wilayah binaan. Jenis kegiatan ini berupa serangkaian kegiatan pendampingan berupa penyuluhan dan pemberian edukasi kepada suami untuk menambah pengetahuan dalam memberikan dukungan untuk keberhasilan pemberian ASI Eksklusif. Tempat atau lokasi kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di Puskesmas Hutaimbaru Kota Padangsidimpuan dengan kelompok sasaran adalah warga lingkungan sekitar. Hasil kegiatan pendampingan berdampak baik khusunya bagi para suami atau keluarga dimana suami dapat mengetahui manfaat, cara pemberian yang diharapkan dapat memberikan dukungan sepenuhnya dalam pemberian ASI Eksklusif
Sosialisasi Pemanfaatan Krim Ekstrak Etanol Daun Sembukan (Paederia Foetida L.) dalam Mengatasi Masalah Kulit Safriana, Safriana; Fitriani, Enny; Andilala, Andilala; Hasanah, Mardhiati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2025): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i1.6371

Abstract

Daun Sembukan (Paederia foetida l.) adalah tanaman liar yang banyak tumbuh didaerah pohon kelapa sawit atau di semak belukar.  Daun Sembukan (Paederia foetida l.) umumnya dipergunakan oleh masyarakat sebagai tanaman obat yang di antaranya berkhasiat sebagai antibiotik, anti fungi, dan anti radang pada kulit. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, daun Sembukan yang semulanya dimanfaatkan hanya dalam bentuk aslinya, kini dapat dijadikan krim. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mensosialisasikan pemanfaatan krim ekstrak etanol daun Sembukan (Paederia foetida l.) dalam mengatasi masalah kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sosialisasi dalam bentuk ceramah interaktif disertai dengan peragaan dan umpan balik dari masyarakat. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, maka diperoleh kesimpulan bahwa : (1) Pengetahuan masyarakat mengenai manfaat daun Sembukan bertambah; (2) Bentuk krim dengan konsentrasi 5% ekstrak etanol daun Sembukan (EEDS) disukai oleh masyarakat karena mudah pada saat pengaplikasiannya dan krim dengan konsentrasi 10% dan 15%  EEDS kurang disukai masyarakat. Warna krim untuk konsentrasi 5% EEDS disukai oleh masyarakat dan krim dengan konsentrasi 10% dan 15% EEDS kurang disukai masyarakat karena memiliki warna yang kurang menarik. Aroma krim dengan konsentrasi 5% EEDS disukai oleh masyarakat. Aroma krim dengan konsentrasi 10% EEDS kurang disukai oleh masyarakat dan krim dengan konsentrasi 15% EEDS banyak tidak disukai oleh masyarakat karena memiliki aroma lebih tajam dari daun Sembukan.
Edukasi Pembuatan Lip Balm Menggunakan Sari Kulit Buah Melon Orange (Cucumis Melo Var. Cantalupo) Tanjung, Siti Aisyah; Fatimah, Cut; Gunawan, Muhammad; Ningsih, Afni Sari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2025): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i1.6384

Abstract

Bibir merupakan salah satu bagian wajah yang mempengaruhi persepsi estetis wajah. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga kesehatan dan tampilan bibir. Lip balm merupakan sediaan yang biasa digunakan untuk bibir yang berguna sebagai pelembab, melindungi bibir dari pengaruh lingkungan, dan mencegah penguapan pada sel-sel epitel mukosa bibir. Lip balm biasanya terdiri dari basis transparan seperti lilin, lanolin, setil alkohol, maupun petrolatum yang berfungsi sebagai pelembab. Selain pelembab, lip balm juga memerlukan tambahan antioksidan untuk melindungi bibir dari radikal bebas serta anti UV agar melindungi bibir dari sinar matahari. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pembuatan lip balm menggunakan sari kulit buah melon orange (Cucumis melo var. cantalupo). Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah edukasi dalam bentuk peragaan disertai dengan ceramah dan umpan balik dari masyarakat. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, maka diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Masyarakat mendapatkan pengetahuan baru mengenai pemanfaatan bahan-bahan alami untuk pembuatan lip balm; (2) Warna lip balm kulit melon yang disukai masyarakat adalah warna lip balm dengan konsentrasi kulit melon 10% dan 20%. Dari segi aroma, masyarakat menyukai lip balm kulit melon dengan konsentrasi kulit melon 20%. Dari segi bentuk, masyarakat menyukai lip balm kulit melon dengan konsentrasi kulit melon 10% dan 20%.
Pemberian Dukungan pada Lansia Melalui Penyuluhan Kesehatan Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Menopause Putri, Dwiana Kartika
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1 (2025): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i1.6390

Abstract

Menopause bukanlah suatu penyakit ataupun kelainan dan terjadi pada akhir siklus menstruasi yang terakhir tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seorang wanita sudah tidak mengalami siklus haidnya selama minimal 12 bulan wanita. Menopause membawa sejumlah perubahan fisik dan psikologis yang signifikan, termasuk hot flashes, gangguan tidur, perubahan mood, dan penurunan kepadatan tulang. Perubahan ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita secara keseluruhan jika tidak dikelola dengan baik. Banyak wanita lanjut usia (lansia) tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang menopause dan cara-cara untuk menghadapinya. Ketidaktahuan ini sering kali menyebabkan kecemasan, ketidaknyamanan, dan bahkan depresi. Edukasi tentang menopause menjadi penting untuk membantu wanita lansia memahami perubahan yang terjadi dalam tubuh mereka, serta cara-cara untuk mengelola gejala-gejala yang muncul. Tujuan penyuluhan ini yaitu memberikan dukungan kepada lansia dengan pemberian penyuluhan kesehatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai menopause. Metode yang digunakan adalah penyuluhan kesehatan yang meliputi pemberian materi dan diskusi bersama lansia yang melibatkan aparat desa. Kegiatan ini diikuti oleh 32 wanita lansia Desa Alur Cucur Dusun Cinta Damai Kabupaten Aceh Tamiang. Evaluasi dilakukan dengan pre dan post test. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terjadi peningkatan pemahaman masyarakat sebelum dan sesudah penyuluhan dari 52% menjadi 84%. Edukasi tentang menopause juga harus mencakup anggota keluarga dan komunitas, sehingga mereka dapat memberikan dukungan yang diperlukan. Dengan demikian, suasana yang mendukung dan penuh pengertian dapat tercipta, yang akan membantu wanita lansia menjalani masa menopause dengan lebih baik
Sosialisasi Pemilahan Sampah Organik dan Non-Organik di Desa Pargumbangan Adelia, Friska; Harahap, Akbar Barumun Pratama; Harahap, Ivoh Gusmiranti; Ketrin, Ketrin; Harahap, Mutiara Aljannah; Siregar, Anisah Salsabilah; Daulay, Nanda Masraini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6515

Abstract

Masalah sampah merupakan salah satu isu lingkungan yang paling mendesak di berbagai negara, termasuk Indonesia. Setiap hari, jumlah sampah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, aktivitas industri, dan pola konsumsi masyarakat yang cenderung tidak ramah lingkungan. Ironisnya, sebagian besar sampah yang dibuang masih tercampur antara sampah organik dan non-organik, sehingga menyulitkan proses pengolahan dan daur ulang. Sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan dapat diolah menjadi kompos atau biogas, sedangkan sampah non-organik seperti plastik, logam, dan kertas memiliki potensi untuk didaur ulang menjadi barang yang bernilai ekonomis. Metode yang digunakan dalam sosialisasi pemilahan sampah ini adalah parsipatif (ceramah interaktif). Dalam kegiatan penyuluhan, salah satu pendekatan yang paling efektif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat adalah metode partisipatif. Metode ini menempatkan masyarakat bukan sebagai objek yang hanya menerima informasi, melainkan sebagai subjek aktif yang turut terlibat dalam seluruh proses penyuluhan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan. Kegiatan sosialisasi pemilahan sampah organik dan non-organik yang dilaksanakan di desa menunjukkan bahwa pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah masih perlu ditingkatkan. Untuk mengukur pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pemilahan sampah organik dan non-organik, dilakukan wawancara langsung kepada warga. Melalui pendekatan partisipatif, peserta mendapatkan pemahaman tentang jenis-jenis sampah, dampaknya terhadap lingkungan, serta cara pemilahan dan pengolahan sederhana yang bisa dilakukan di rumah. 20% warga antusias dalam mengikuti kegiatan ini menjadi indikator positif bahwa masyarakat siap berperan aktif dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan desa. Sosialisasi ini juga berhasil mendorong terbentuknya komitmen bersama untuk mulai memilah sampah dari sumbernya
Pencegahan Penyakit Degeneratif dengan Pemeriksan Diabetes di Lingkungan Fmipa Universitas Syiah Kuala Meutia, Rena; Fadhilah, Dhea Nur; Sabrina, Nur Irhamni; Sari, Febia; Meila, Okpri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6540

Abstract

Penyakit degeneratif merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh penurunan fungsi organ didalam tubuh yang terjadi pada jangka panjang akibat proses penuaan. Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit degenaratif. Penyakit degeratif ini akan menyebabkan komplikasi yang parah seperti, komplikasi ginjal, jantung hingga mengalami kebutaan. Oleh karena itu, harus dilakukan kegiatan preventif dan edukasi dalam menurunkan tingkat peningkatan penyakit ini. Bedasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Departemen Kesehatan, didapatkan hasil prevalensi di Indonesia penyakit diabetes melitus sebesar 6,9%. Tujuan pengabdian ini dilakukan yaitu untuk meningkatkan pemahaman tentang penyebab, akibat, pencegahan dan penanggulangan pada penyakit degeneratif diabetes melitus, serta melakukan pengecekan kadar guladarah pada peserta. Metode yang dilakukan mencakup melakukan pengecekan gula darah, edukasi tentang penyakit diabetes melitus, tentang pencegahan serta pengobatan. Kegiatan melibatkan seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada dilingkungan Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala. Hasil yang diperoleh dari pengabdian ini menunjukkan dari keseluruhan peserta pada saat pengujian glukosa darah dari total 50 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, seluruhnya didapatkan hasil masih dalam nilai normal. Edukasi yang dilakukan yaitu meliputi tentang penyakit diabetes mellitus, pencegahan penyakit dan pengobatan yang dapat dilak ukan. Adapun kesimpulan yang diperoleh yaitu, nilai glukosa darah pada seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala masih dalam keadaan normal dan tidak ada faktor resiko yang menyebabkan timbulnya penyakit diabetes melitus. Adapun saran dari pengabdian ini yaitu supaya kedepannya para peserta dapat lebih banyak yang ikut amtusias dalam pengabdian ini.
Sosialisasi Pembuatan Jamu Jahe Merah di Desa Pargumbangan Kecamatan Angkola Muaratais Kabupaten Tapanuli Selatan Sofyan, Ahmad; Sarah, Linda; Trisna, Intan Yulia; Ayuri, Muti’ah Diffah; Asri, Ayu; Hidayati, Meri; Daulay, Nanda Masraini; Harahap, Nurhasanah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6519

Abstract

Jamu dan jahe merah merupakan obat tradisional Indonesia yang telah digunakan secara turun-temurun karena khasiatnya dalam mengatasi berbagai gangguan kesehatan. Penggunaan  obat   tradisional merupakan   warisan   nenek   moyang   Indonesia   yang   diperoleh secara empiris. Jamu  merupakan  minuman  kesehatan  yang  dapat  dimanfaatkan khasiat  dan  keamanannya  dalam  meningkatkan  imunitas. Meskipun saat ini perhatian lebih banyak difokuskan pada peningkatan manfaat jamu dan jahe merah, potensi efek samping konsumsinya sering diabaikan. Jahe merah secara tradisional dikenal efektif untuk meredakan masuk angin, rematik, perut kembung, mual, batuk berdahak, migrain, serta meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki sistem pencernaan. Tanaman   obat   yang   jumlahnya   sangat   banyak   dan   dapat dimanfaatkan   dilingkungan   rumah   terurutama  di tingkat desa, tetapi masyarakat belum mengetahui  menfaat  dan  cara  pengolahan  tanaman tersebut dalam meningkatkan imunitas. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan ibu rumah tangga di Desa Pargumbangan, Kecamatan Angkola Muaratais, Kabupaten Tapanuli Selatan dalam mengolah jamu jahe merah menjadi produk instan yang lebih praktis dan bernilai jual. Kegiatan dilaksanakan melalui pelatihan dan pendampingan yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan warga setempat, khususnya ibu rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan tetap. Tahapan kegiatan meliputi sosialisasi program, pelatihan pembuatan serbuk jamu jahe merah, serta pendampingan produksi. Diharapkan, pasca pelatihan peserta mampu memproduksi jamu jahe merah skala rumah tangga dan memasarkan produknya secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga di desa tersebut
Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Pencegahan Stunting di Desa Matang Mesjid Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Warzukni, Seri
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Edisi Juli
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jpmik.v6i2.6514

Abstract

Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, yang dapat berakibat fatal bagi perkembangan fisik dan kognitif mereka. Stunting dapat mengakibtakan perkembangan kognitif terhambat, peningkatan resiko penyakit bahkan dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia karena anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki produktivitas yang lebih rendah saat dewasa. Masalah stunting masih menjadi tantangan serius dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Desa Matang Mesjid. Tingginya prevalensi balita yang mengalami gangguan pertumbuhan mencerminkan adanya permasalahan gizi kronis yang belum tertangani secara optimal. Untuk mengatasi permasalahan stunting di Desa Matang Mesjid, diperlukan upaya kolaboratif dan berkelanjutan dari berbagai pihak. Perlu dilakukan pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat khusunya Desa Matang Mesjid tentang pentingnya gizi seimbang dan pola makan sehat untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. Melalui program edukasi dan pelatihan, diharapkan masyarakat dapat menerapkan praktik kesehatan yang baik, serta membangun kemitraan yang kuat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan komunitas untuk menciptakan intervensi yang berkelanjutan dalam pencegahan stunting. Pemerintah Desa bersama petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan intensitas dan kualitas penyuluhan gizi dengan pendekatan yang lebih komunikatif, menggunakan media yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat. Selain itu, perlu adanya pelatihan rutin bagi kader posyandu agar mampu menyampaikan informasi secara efektif dan responsif terhadap kebutuhan warga. Diharapkan juga adanya peningkatan partisipasi masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu balita, melalui dukungan keluarga dan tokoh masyarakat setempat.