This research aims to determine the spiritual intelligence and environmental literacy of SMP Negeri 1 Bojongasih class IX students. Respondents in this study consisted of 76 class IX students. The research method used is descriptive quantitative. The instrument used to measure spiritual intelligence is a Likert scale from 1-4 questionnaire, and to measure environmental literacy using a multiple choice test. The spiritual intelligence indicator refers to research by Fatima (2022), which consists of 9 indicators, while the ecological literacy indicator relates to research by Liang et al. (2018), which consists of three main elements, namely: cognitive (knowledge and skills), affective, and behavioural (behaviour). The multiple choice test only measures the mental aspects of students' environmental literacy. The collected data will be analysed manually using descriptive statistics to determine students' test results by dividing the score obtained by the respondent by the maximum score multiplied by 100. The research results show that the students' spiritual intelligence is reasonable, with scores ranging from 68,20-82,68, which indicates a pretty good foundation for spiritual intelligence, although they still need further guidance. Meanwhile, the environmental literacy test results on the cognitive obtained the highest average value of 44.44 with sufficient criteria. These findings indicate differences in understanding of environmental literacy among students, which need to be improved through more effective learning strategies. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan spiritual dan literasi lingkungan peserta didik kelas IX di SMP Negeri 1 Bojongasih. Selain itu penelitian ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yakni Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), membantu peserta didik untuk memahami nilai-nilai spiritual (jujur, peduli, tanggung jawab) dalam konteks kehidupan nyata, khususnya isu-isu lingkungan, serta tujuan Pendidikan Global untuk menciptakan generasi yang sadar dan berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan sebagai dasar bagi pengembangan kurikulum yang relevan dengan pendidikan berbasis lingkungan dan spiritualitas. Responden pada penelitian ini terdiri dari 76 peserta didik kelas IX. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual berupa kuisioner skala likert dari 1-4 dan untuk mengukur literasi lingkungan menggunakan tes pilihan ganda. Indikator kecerdasan spiritual merujuk pada penelitian Fathimah (2022) yang terdiri dari 9 indikator, sedangkan indikator literasi lingkungan merujuk pada penelitian Liang, dkk, (2018) yang terdiri dari tiga elemen utama yaitu: kognitif (pengetahuan dan keterampilan), afektif, dan perilaku (behavior). Tes pilihan ganda hanya untuk mengukur aspek kognitif literasi lingkungan peserta didik. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif secara manual untuk mengetahui nilai hasil tes peserta didik dengan cara membagi skor yang diperoleh responden dengan skor maksimal dikali 100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual peserta didik berada pada tingkat baik, dengan nilai berkisar antara 68,20 hingga 82,68. Sementara itu, hasil tes literasi lingkungan pada aspek kognitif diperoleh nilai rata-rata terbanyak sebesar 44,44 dengan kriteria cukup. Temuan ini menunjukkan adanya perbedaan pemahaman literasi lingkungan di antara peserta didik yang perlu ditingkatkan melalui strategi pembelajaran yang lebih efektif.