This study aims to describe the implementation of learning facilities management in enhancing the quality of education in the digital era, with a particular focus on SMK Bhakti Insani in Bogor City. The research explores various aspects, including planning, procurement, inventory, utilization, maintenance, and disposal of educational facilities. Using a qualitative approach with a case study method, data were collected through observations, in-depth interviews, and document analysis involving the principal, vice principal of facilities, curriculum coordinator, IT operator, and students. The findings reveal several challenges, such as the absence of digital inventory systems, lack of written standard operating procedures (SOPs), and unequal distribution of facilities across departments. However, the school exhibits promising practices, including the use of simple technologies and strong community participation through a culture of mutual cooperation. The results underscore the need for a more professional and data-driven management system. In conclusion, SMK Bhakti Insani has the internal capacity to develop adaptive and participatory facility management that aligns with the demands of digital-based learning. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan manajemen fasilitas belajar dalam mendukung peningkatan mutu pembelajaran di era digital, dengan fokus khusus pada SMK Bhakti Insani Kota Bogor. Aspek yang dikaji meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pemanfaatan, pemeliharaan, dan penghapusan sarana belajar. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode studi kasus, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Informan terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sarpras, wakil kurikulum, operator IT, dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat keterbatasan seperti belum adanya sistem inventarisasi digital, ketiadaan SOP tertulis, dan kurangnya pemerataan fasilitas antarjurusan, sekolah menunjukkan inisiatif melalui pemanfaatan teknologi sederhana dan budaya gotong royong. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya penerapan sistem manajemen fasilitas belajar yang lebih profesional dan berbasis data. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa SMK Bhakti Insani memiliki potensi untuk mengembangkan tata kelola fasilitas pembelajaran yang adaptif, partisipatif, dan mendukung kebutuhan pembelajaran digital di masa kini dan mendatang.