Articles
Development of a Health Education Application Smartphone-based FoCED to Increase Knowledge About Foot Care In Patients With Diabetes Mellitus
Djoko Priyono;
Suriadi Suriadi;
Yoga Pramana;
Junaidi Junaidi
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2021): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (531.303 KB)
|
DOI: 10.35568/abdimas.v4i2.1178
One such complication is a diabetic foot ulcer that can lead to amputation. Various strategies are taken to reduce the occurrence of injuries in diabetic mellitus patients. One of them is through foot care education packaged by using interesting media. Through the development of smartphone-based applications, it aims to help patients and families perform the right foot care anytime and anywhere. The purpose of this activity is to develop educational media while increasing the knowledge of patients and families about performing foot care. The method used is to develop educational media in the form of applications on smartphones and measure knowledge score before and after education. In addition, during the education of patients and families, they will be followed up 3 times in 1 week. The targets of this program are diabetic patients and families at PKU Muhammadiyah Pontianak Clinic. The results of this activity show that smartphone-based "FoCED" foot care education applications can increase patient and family knowledge.
Effect of Sea Cucumber on Reducing Periwound Maceration and Inflammation-Related Indicators in Patients with Diabetic Foot Ulcers Indonesia
Haryanto Haryanto;
Defa Arisandi;
Makoto Oe;
Kazuhiro Ogai;
Suriadi Suriadi;
Mayumi Okuwa;
Junko Sugama
INDONESIAN NURSING JOURNAL OF EDUCATION AND CLINIC (INJEC) Vol 7, No 1 (2022): INJEC
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (475.075 KB)
|
DOI: 10.24990/injec.v7i1.504
Introduction: Maceration is one of the problems affecting the healing process of diabetic foot ulcers (DFUs). In complementary therapies, sea cucumber is known to have higher absorbency. However, there are few studies on the reducing of periwound maceration and inflammation-related indicators in DFU.Methods: This was an observational study at a wound care clinic in Indonesia. Thirty-one DFU patients received treatment with sea cucumber were enrolled in the study. As control samples, 35 DFU patients treated with honey were also included. All were new occurrence DFU and had maceration at the baseline. The maceration area and inflammation-relate indicators including TNF-, MMP-2, and MMP were measured on baseline and week 4.Results: There were no significant differences between two groups at the baseline. In the multiple linear regression model, sea cucumber significantly associated with the proportion of maceration reduction than honey at week 4 (β=0.520, p=0.001). There were no significant differences between two groups in levels on TNF-α, MMP-2, and MMP at week 4.Conclusions: Our results demonstrated that sea cucumber might be appropriate for reducing DFU periwound maceration.
UJI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DAUN SALAM (Syzygium Polyanthum) DAN MADU SERTA NACL 0,9% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA AKUT PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus Strain Wistar)
Suriadi Suriadi;
Imran Imran;
Ardyan Wanto Hadi
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 5 No 3 (2014): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (288.999 KB)
|
DOI: 10.54630/jk2.v5i3.17
Background: Bay leaf (Syzygium polyanthum) contains flavonoids, saponins, tannins, carbohydrates, vitamin A, vitamin C, calcium and iron, while honey contains various classes of nutrients such as protein, carbohydrates, vitamin B1, vitamin C, phosphorus and iron has a healing effect on wounds. The content contained within the bay leaves and honey is able to give the effect of re- epithelialization of skin tissue damaged as a result of acute injury. Objectives: This study aims to determine the effectiveness of the test bay leaves and honey and nacl 0.9 % as a control for acute wound healing in male white rats (Rattus norvegicus Wistar strain). Methods: The research method uses a form of quasi-experimental studies (Quasy-Experiment Design) and posttest study design used is the Only Design. Manufacture of bay leaf extraction by maceration method and used as many as 15 test animals were divided into 3 treatment groups, namely treatment bay leaf, honey treatment group and the group treated with nacl 0.9 %. Acute wounds in the back right and left with a diameter of 1 cm were treated and observed the healing effects for 6 days. Results: The results showed that from day 1 to day 6 observation of acute wounds suffered diminution in diameter but no significant difference of the three treatments. Conclusion: It was concluded that the bay leaves and honey and 0.9 % NaCl effect on wound healing, but the use of bay leaves is no more effective than honey and 0.9 % NaCl.
Korelasi Antara Perilaku Vulva Hygiene Dengan Kejadian Keputihan Pada Mahasiswi Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Untversitas Tanjungpura Pontianak
Apriyani Karyati1;
Suriadi Suriadi;
Tri Rina Febriyanti
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 5 No 2 (2014): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (154.424 KB)
|
DOI: 10.54630/jk2.v5i2.22
Latar Belakang : Indonesia sebanyak 75% wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% di antaranya mengalami keputihan dua kali atau lebih. Perawatan genetalia eksterna yang kurang tepat dapat menjadi pemicu terjadinya keputihan terutama keputihan yang bersifat patologis. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara perilaku vulva hygiene dengan kejadian keputihan pada mahasiswi keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2014. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 151 mahasiswi. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan rancangan stratifikasi proporsional. Hasil : Kejadian keputihan pada mahasiswi program studi keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2014, sangat tinggi,yaitu sebanyak 95,4% mahasisiwi keperawatan mengalami keputihan fisiologis dan sisanya sebanyak 4,6% mengalami keputihan patologis. Periiaku vulva hygiene tepat dengan persentase sebesar 98% dan perilaku vulva hygiene dengan kurang tepat dengan persentase 2%. Analisa data menggunakan uji Spearman diperoleh nilai signifikan p=0,012 (P<0,05). Nilai korelasi r= 0,204 (korelasi lemah) dan arah korelasi positif (+). Kesimpulan : Peneliti menyimpulkan bahwa kejadian keputihan dipengaruhi oleh perilaku vulva hygiene.
Efektifitas Pemberian Madu Pinang Muda, Dan Jintan Hitam Dalam Proses Penyembuhan Luka Kronik Dengan Pseudomonas Aeruginosa Pada Tikus Putih
Suriadi Suriadi;
Lidia Hastuti;
Leni Wahyu Handayani1
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2015): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (202.919 KB)
|
DOI: 10.54630/jk2.v6i1.29
Latar Belakang: Luka merupakan rusaknya kesatuan atau komponen jaringan. Banyak faktor yang dapat menghambat penyembuhan luka, salah satunya bakteri pseudomonas aeruginosa. Banyak peneliti melakukan penelitian tentang pemanfaatan tanaman-tanaman herbal dan hasil alam lainnya. Penelitian herbal di teliti untuk di gunakan dalam proses penyembuhan luka diantaranya, madu, jintan hitam dan pinang muda. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efektivitas pemberian madu pinang dan jintan hitam dalam proses penyembuhan luka. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Quasy Experimental. Menggunakan Posttest Only Design. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. Sampel penelitian ini adalah tikus putih berjumlah 8 ekor berumur 8 minggu dengan berat 150-200 gram. Tikus diberi perlukaan pada punggung kiri dengan luas luka mencapai 1,1 cm dan diberikan Pseudomonas Aeruginosa. Hasil: Hasil analisis penyembuhan luka menunjukkan nilai t hitung 0,215 lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai t.tabel 1,725. Kesimpulan: Peneliti menyimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan penggunaan kombinasi madu dan ekstrak pinang muda dan ekstrak jintan hitam dalam proses penyembuhan luka kronis terkontaminasi bakteri Pseudomonas Aeruginosa pada tikus putih.
Hubungan Peran Orang Tua dengan Kemandirian Anak Retardasi Mental Di SLBN Dharma Asih Pontianak
Suriadi Suriadi;
Nuniek Setyo Wardani;
Muhammad Fauzi
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2015): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54630/jk2.v6i2.41
Background: Mental health can be seen from the behavior of a person, because a person's behavior can beinterpreted differently by others, which depend on the values and beliefs. Many children who experiencemental health problems such as learning disorders, mental retardation (mild, moderate, severe and very severe), impaired motor skills and other disturbances, so that parents have a very important role in shaping the child's independence. Objective: To determine the role of parental relationship with a mentally retarded child interaction capabilities. Methods: This study used observational analytic design with cross sectional approach. Sampling technique is a non-probability sampling is the total sampling approach in accordance with the predetermined inclusion criteria and distributed to 82 respondents. To examine the relationship between independent and dependent variables using chi-analysis square Results: The results of the analysis showed no significant relationship between the roles of parents with mentally retarded child's independence with p value =0.000. Conclusion: There is a relationship between the roles of parents with mentally retarded children independence. So the role of independence in the elderly with special needs children is very important to improve children's skills and independence in children.
Aspek Spiritual Pasien Pasca Operasi Laparatomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak
Suriadi Suriadi;
Ismi Rahayani
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2016): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JK2)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (240.357 KB)
|
DOI: 10.54630/jk2.v7i2.49
Latar Belakang: Aspek spiritual walaupun tidak terlihat tetapi akan sangat berpengaruh dalam mempercepat penyembuhan karena akan meningkatkan imun dari pasien serta meningkatkan motivasi pasien untuk mempertahankan kehidupanya dan meningkatkan kualitas hidup dari pasien sendiri. Spiritual akan memberikan kekuatan hidup pada pasien yang dapat mempercepat penyembuhannya. Laparatomi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengeksplorasi organ abdomen yang dapat menimbulkan penurunan imunitas dari pasien. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui aspek spiritual pasien pada kondisi pasca operasi laparatomi di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak. Metodologi: Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Bertempat di RSUD Dr. Soedarso dengan jumlah 4 informan. Analisa yang digunkanan dengan metode Colaizi Hasil: Peneliti mengalisa hasil indepth interview kegiatan ibadah yaitu tidak melakukan shalat hanya zikir saja, dukungan dalam melakukan ibadah diberikan oleh keluarga terdekat yaitu istri ataupun suami, hambatan dalam melakukan ibadah karena sulit dalam melakukan aktifitas disebabkan nyeri, dan ibadah dapat mempercepat penyembuhan menyebabkan nyeri berkurang dan perasaan nyaman. Kesimpulan: ada 4 tema besar dari Aspek spiritual pasien pada kondisi paska operasi laparotimi di Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso yaitu kegiatan ibadah yang dilakukan oleh informan adalah zikir, dukungan dalam melakukan ibadah adalah orang yang terdekat seperti suami dan istri, hambatan dalam melakukan ibadah adalah kesulitan dalam melakukan aktifitas karena nyeri pada daerah operasi dan bila melakukan ibadah membuat perasaan nyaman dan nyerinya berkurang.
STUDI VALIDITAS ALAT PENGKAJIAN PERKEMBANGAN LUKA PADA KLIEN DENGAN LUKA DIABETIK: ALAT MUNGS
suriadi jais
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 9 No 1 (2018): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (217.294 KB)
|
DOI: 10.54630/jk2.v9i1.69
Studi Validitas Alat Pengkajian Perkembangan Luka Pada Klien Dengan Luka Diabetik: alat MUNGS Suriadi Jais Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak Abstract BACKGROUND. Assessment tools for chronic wounds, such as pressure sores, are available, but a wound assessment tool specifically for diabetic wounds has not been developed. OBJECTIVE. The purpose of this study was to determine the critical cutoff point for classifying wound healing. METHODOLOGY. A retrospective cohort study design with a convenience sample of 75 diabetic foot ulcer patients enrolled from a Kitamura Wound Clinic from February 2015 - January 2016. The inconsistency of wound healing assessment data was not included in this study. The MUNGS score and skin assessment were rated. The diabetic ulcer patients were observed every ten days until healing or discharge. A mean score of MUNGS assessment each patients were calculated. RESULTS. Seventy-five diabetic ulcer patients were collected. The MUNGS tool has an area under the ROC curve (AUC) 0.886, and the 95% confidence interval was 0.792 to 0.948. At a cutoff score of 5, showed that likelihood ratio was strong (14.11). CONCLUSIONS. The value of the MUNGS tool in this study showed excellent accuracy in the mean score assessment. An accurate wound assessment is essential to the appropriate and realistic planning of goals and Interventions for patients with wounds. Abstrak Alat penilaian untuk luka kronis, seperti luka tekan sudah tersedia, akan tetapi alat penilaian untuk luka khusus yaitu luka pada klien diabetes belum tersedia yang dipakai dalam tatanan klinik. OBJEKTIF. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan titik cutoff point untuk mengklasifikasikan penyembuhan luka. METODOLOGI. Desain penelitian ini studi kohort retrospektif dengan sampel sederhana 75 klien luka kaki diabetik yang terdaftar dari Klinik Luka Kitamura dari Februari 2015 - Januari 2016. Inkonsistensi data penilaian penyembuhan luka tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Skor MUNGS dan penilaian kulit dinilai. Klien dengan luka diabetes diamati setiap sepuluh hari sampai penyembuhan atau keluar. Skor rata-rata penilaian MUNGS setiap pasien dihitung. HASIL. Tujuh puluh lima klien luka diabetes terkumpulkan. Alat MUNGS memiliki area di bawah kurva ROC (AUC) 0,886, dan interval kepercayaan 95% adalah 0,792 hingga 0,948. Pada skor cutoff 5, menunjukkan tingkat likelihood rasio yang sangat kuat (14.11). KESIMPULAN. Nilai alat pengkajian MUNGS dalam penelitian ini menunjukkan akurasi yang sangat baik dalam penilaian skor rata-rata. Penilaian luka yang akurat sangat penting untuk perencanaan tujuan dan Intervensi yang tepat dan realistis untuk pasien dengan luka kronik. KEY WORDS: Prediktif validitas, Likelihood ratio, MUNGS, luka diabetik
PENGARUH TERAPI ELECTRICAL MUSCLE STIMULATION (VEINOPLUS ARTERIAL) TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN UKD DI KLINIK KITAMURA PONTIANAK
syahid amrullah;
Suriadi Jais;
Yani Sofiani
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 9 No 1 (2018): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan (JKK)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (189.317 KB)
|
DOI: 10.54630/jk2.v9i1.79
Abstract: Diabetic Foot ulcer (UKD) is a chronic complication of Diabetes Mellitus with incidence rate of 15%, to increase the wound healing process one of the methods that can be done is to use Electrical Muscle Stimulation (EMS) therapy which is a procedure by producing short electric waves aimed to imitate the movement normal body and stimulates wound healing. The aim of this study was to identify the effect of EMS on calf muscle on wound healing in UKD patients. This research uses pure experimental design (true-experiment) with randomized controlled trials (RCT). The total sample involved 60 respondents divided into two groups respectively 30 respondents. Analysis of data by using Wilxocon Test analysis on mean comparison of Ankle Bracial Index (ABI) and Dependent T-test analysis on mean comparison of MUNGS score. Multivariate data analysis used was MANOVA with GLM-RM method on repeated measurement of dependent variable. EMS therapy on calf muscle using Veinoplus Arterial tool obtained P value 0.00 <0.05, which means there is significant difference between before and after treatment (control and intervention) to ABI value and MUNGS score. Multivariate test results were obtained by p value 0.00 <0.05, which means that there are significant differences between multiple measurements of ABI and MUNGS scores, but the plot graph shows no optimal time in EMS therapy. The researchers advise that EMS therapy can be applied as one of the management of UKD patients. Further research needs to tighten the inclusion criteria of respondents with ABI <0.9, and add time> 7 days to be able to assess the optimum time of EMS therapy. Keywords: Diabetic foot ulcers, electrical muscle stimulation, ankle brachial index, wound healing Abstrak: insiden 15%, untuk mempercepat proses penyembuhan luka salah satu metode yang dapat dilakukan adalah menggunkan terapi Electrical Muscle Stimulation (EMS) yang merupakan prosedur dengan menghasilkan gelombang elektrik yang pendek bertujuan meniru pergerakan tubuh yang normal dan menstimulasi penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efek dari EMS pada otot betis terhadap penyembuhan luka pada pasien UKD. Penelitian ini menggunakan desain Eksperimen murni (true-experiment) dengan randomised controlled trials (RCT). Total sampel yang terlibat 60 responden dibagi dalam dua kelompok masing-masing 30 responden. Analsis data dengan menggunakan analisis Wilxocon Test pada perbandingan rerata nilai Ankle Bracial Index (ABI) dan analisi T-tes Dependent pada perbandingan rerata Skor MUNGS. Analisis data multivariat yang digunakan adalah MANOVA dengan metode GLM-RM pada pengukuran berulang variabel dependen. Terapi EMS pada otot betis dengan menggunakan alat Veinoplus Arterial diperoleh hasil P value 0.00 < 0.05, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan (kontrol dan intervensi) terhadap nilai ABI dan Skor MUNGS. Hasil uji multivariat di dapatkan p value 0.00 < 0.05, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara beberapa kali pengukuran terhadap nilai ABI dan Skor MUNGS, namun pada grafik plot menunjukkan belum ditemukan waktu yang optimal dalam pemberian terapi EMS. Peneliti memberikan saran agar terapi EMS dapat diterapkan sebagai salah satu penatalaksanaan pasien UKD. Penelitian lebih lanjut perlu memperketat kriteria inklusi responden dengan ABI < 0.9, serta menambahkan waktu > 7 hari untuk dapat menilai waktu optimum terapi EMS. Kata kunci: Ulkus kaki diabetik, electrical muscle stimulation, ankle brachial index, penyembuhan luka.
EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM SUNNAH TERHADAP KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA DIABETES MELITUS RUMAH PERAWATAN LUKA STOMA INKONTINENSIA
Rizal Mustakim;
Suriadi Suriadi;
Lestari Makmuriana
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 13 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (214.957 KB)
|
DOI: 10.54630/jk2.v13i2.226
THE EFFECTIVENESS OF SUNNAH CUPPING THERAPY ON BLOOD SUGAR LEVELS IN DIABETES MELLITUS PATIENTS IN CLINNIC OF WOUNDS, STOMA, & INCONTINENCE SAHABAT CARE PONTIANAK WEST KALIMANTAN Abstract Background: Diabetes mellitus is characterized by hyperglycemia, which is a condition that shows an increase in glucose levels in the blood. Sunnah cupping is a method of treatment by removing blood contaminated with toxins or oxidants from the body through the skin surface with cupping points prescribed by the Prophet Muhammad at a time determined by the Prophet SAW as well. However, in Indonesia there has never been a study that looked at the effectiveness between cupping during the Sunnah and cupping outside the Sunnah. Objective: To observe and analyze the effectiveness of Sunnah cupping on blood sugar levels in patients with diabetes mellitus at the “Sahabat Care” Clinic of Wounds, Stoma & Incontinence, Pontianak. Methods: This research is a quasi-experimental design research with the type of "pre-post test nonequivalent control design". The sample of this study was diabetes mellitus patients who used wet cupping which was selected by consecutive sampling method. Blood sugar levels were measured using the Safe Aq Tool. Measurements were made before and after treatment. The hypothesis was tested using the t-Test. Results: It showed that cupping performed at the time of Sunnah was more effective in reducing blood sugar levels at any time with a significant difference (p=0.001). Conclusion: There is a significant difference in the effectiveness of Sunnah cupping therapy on blood sugar levels in patients with diabetes mellitus. Keywords : Sunnah Cupping, Diabetes Mellitus, Sunnah Time, Blood Sugar Levels EFEKTIVITAS TERAPI BEKAM SUNNAH TERHADAP KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PENDERITA DIABETES MELITUS RUMAH PERAWATAN LUKA STOMA INKONTINENSIA SAHABAT CARE PONTIANAK KALIMANTAN BARAT Abstrak Latar Belakang: Diabetes melitus ditandai dengan adanya hiperglikemia, yaitu merupakan keadaan yang menunjukan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Bekam Sunnah merupakan metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah yang terkontaminasi toksin atau oksidan dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan titik-titik bekam yang disyariatkan oleh Rasulullah SAW dengan waktu yang ditentukan oleh Nabi SAW pula. Namun, di Indonesia belum pernah ada penelitian yang melihat keefektifan antara bekam di waktu Sunnah dan bekam di luar waktu sunnah. Tujuan: Mengamati dan menganalisis efektivitas bekam Sunnah terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes melitus di Rumah Perawatan Luka, Stoma & Inkontonensia “ Sahabat Care” Pontianak. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental design dengan jenis “pre-post test nonequivalent control design”. Sampel penelitian ini adalah penderita diabetes melitus yang menggunakan bekam basah yang dipilih dengan metode consecutive sampling. Kadar gula darah diukur menggunakan Alat Safe Aq. Pengukuran dilakukan saat sebelum dan sesudah perlakuan. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji t-Test. Hasil: Menunjukkan bekam yang dilakukan pada waktu Sunnah lebih efektif dalam menurunkan kadar gula darah sewaktu dengan perbedaan yang bermakna (p=0,001). Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan efektivitas terapi bekam Sunnah terhadap kadar gula darah sewaktu pada penderita diabetes mellitus. Kata Kunci: Bekam Sunnah, Diabetes Melitus, Waktu Sunnah, Kadar Gula Darah