Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

HUBUNGAN KOPING RELIGIUS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA EMPTY NESTER DI KECAMATAN BANYUMAS Nabilah, Huria Husna; Kusumawardani, Lita Heni; Pratama, Koernia Nanda
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32419/jppni.v10i1.637

Abstract

Empty nest syndrome merupakan salah satu masalah psikologis pada lanjut usia. Salah satu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan psikologis lansia dengan empty nester ialah menggunakan koping religius sebagai strategi menghadapi stresor dengan aspek religiusitas. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan koping religius dengan kesejahteraan psikologis lansia empty nester di Kecamatan Banyumas. Metode: Penelitian kuantitatif ini menggunakan rancangan analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel secara total sampling dengan responden sebanyak 102 pada Oktober 2024–Januari 2025. Pengukuran menggunakan instrumen Psychological Well-being Scale dan Brief RCOPE BI. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil: Lansia empty nester cenderung menggunakan koping religius positif dengan nilai median 21,00 dalam rentang nilai 12–21 yang lebih tinggi dari median koping religius negatif, yaitu dengan median 0,00 dalam rentang nilai 0–7. Kesejahteraan psikologis lansia empty nester berada pada median 67,0 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 76,0 yang menunjukkan tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi karena cenderung berada pada nilai mendekati skor maksimal. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara koping religius dan kesejahteraan psikologis lansia empty nester (p value = 0,0001) dengan tingkat korelasi cukup pada subskala koping religius positif (r = 0,484) dan subskala koping religius negatif (r = –0,382). Diskusi: Tingkat kesejahteraan psikologis lansia empty nester mayoritas berada pada nilai yang tinggi dengan dominasi dari dimensi environmental mastery dan self-acceptance. Koping religius yang digunakan lansia cenderung mengarah pada koping religius positif. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara koping religius dengan kesejahteraan psikologis lansia empty nesterdengan arah hubungan positif pada koping religius positif dan arah hubungan negatif pada koping religius negatif. Lansia perlu mempersiapkan aspek penguasaan lingkungan, penerimaan diri, serta penggunanan koping religius untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis di usia lanjut.Kata Kunci: kesejahteraan psikologis, koping religius, lansia empty nesterCorrelation Between Religious Coping and Elderly Psychological Well-Being in Empty Nester in Banyumas Subdistrict ABSTRACT  Empty nest syndrome is one of the psychological challenges experienced by older adults. One strategy to maintain and improve the psychological well-being of empty nesters is the use of religious coping, which involves dealing with stressors through religious or spiritual aspects.  Research Objective: This study aims to examine the correlation between religious coping and psychological well-being among empty nester elderly in the Banyumas Subdistrict.  Methods: This quantitative research employed an analytical design with a cross-sectional approach. A total sampling technique was used to recruit 102 respondents from October 2024 to January 2025. Measurements were conducted using the Psychological Well-Being Scale and the Brief RCOPE BI instrument. Data analysis was performed using Spearman’s rho correlation test.  Results: Elderly empty nesters tended to use positive religious coping, with a median score of 21.00 (range: 12–21), which was higher than the median score of negative religious coping, which was 0.00 (range: 0–7). The median psychological well-being score was 67.0, with a minimum score of 50 and a maximum score of 76.0, indicating a high level of psychological well-being, as the scores were close to the maximum possible value. The study revealed a significant correlation between religious coping and psychological well-being in elderly empty nesters (p = 0.0001), with a moderate correlation for the positive religious coping subscale (r = 0.484) and a negative correlation for the negative religious coping subscale (r = -0.382).  Discussion: The psychological well-being of most elderly empty nesters was found to be high, particularly in the dimensions of environmental mastery and self-acceptance. The religious coping strategies used by the elderly predominantly reflected positive religious coping.  Conclusion: There is a significant correlation between religious coping and psychological well-being in elderly empty nesters, with a positive correlation for positive religious coping and a negative correlation for negative religious coping. Older adults need to be prepared in terms of environmental mastery, self-acceptance, and the application of religious coping strategies to enhance their psychological well-being in later life.Keywords: Psychological well-being, religious coping, empty nester elderly
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DENGAN MOTIVASI KADER POSYANDU LANSIA DALAM MELENGKAPI PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT Alifah, Yosiana Nur; Iskandar, Asep; Kusumawardani, Lita Heni
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 10, No 2 (2025)
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32419/jppni.v10i2.640

Abstract

Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara persepsi dengan motivasi kader posyandu lansia dalam melengkapi pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS). Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik sampling menggunakan total sampling dengan jumlah responden 103 orang. Instrumen penelitian berupa kuesioner persepsi dan motivasi yang menggunakan skala likert. Analisis menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Somers’d. Hasil: Hasil univariat menunjukkan karakteristik responden mayoritas berusia 45 – 55 tahun. Mayoritas kader berpendidikan terakhir SMA ibu rumah tangga dengan pendapatan < UMK Banyumas tahun 2024. Mayoritas kader sudah menjabat ≥ 3 tahun. Kader sudah pernah mengikuti pelatihan mengenai tata cara pengisian KMS lansia. Selain itu, semua kader telah mendapatkan insentif dan mayoritas mendapatkan satu tahun sekali. Mayoritas kader memiliki persepsi dengan kategori sedang sebesar 85,4% dan motivasi dengan kategori rendah sebesar 56,3%. Analisis uji Somers’d diperoleh hasil nilai p-value = 0,001 (p<0,05) yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi dan motivasi kader dalam melengkapi pengisian KMS. Kekuatan hubungan termasuk dalam kategori sedang dengan nilai r = 0,429 dan menunjukkan arah hubungan positif. Diskusi: Motivasi kader posyandu lansia yang rendah dalam melengkapi pengisian KMS menghambat pemantauan kesehatan lansia. Motivasi ini dipengaruhi oleh persepsi keyakinan diri kader terhadap kemampuan yang dimiliki. Kesimpulan: Semakin baik persepsi kader, maka motivasi kader dalam melengkapi pengisian KMS cenderung meningkat.Kata Kunci: Kader, Kartu Menuju Sehat (KMS), motivasi, persepsi, posyandu lansia.
Co-Authors Ade Sutrimo Adhimah, Mu’taziatul Adinda, Nur Aisyah Apriliciciliana Aryani Akhyarul Anam, Akhyarul Alifah, Yosiana Nur Alivian, Galih Noor Annisa, Selina Nur Arif Imam Hidayat Arif Zaenudin, Arif Asep Iskandar Asika, Asika Astuti, Yustria Puji Audina, Rina Azkia, Zakia Cahyandari, Meita Dwi Choiruna, Hasby Pri Chritaputri, Silvia Tri Wahyu Daima, Sesilia Dewantari, Anis Cahyani Dewanti, Buana Restu Dini Rachmawati, Dini Emilia, Silfi Endang Triyanto Erni Setiyowati Eva Rahayu Fareza, Muhammad Salman Fina Chalimatus Sa'adah Fitri, Resty Desyani Fitriani, Alfina Hapsari, Anindia Firna Hapsari, Pramesti Widya Herlina Agustin Hermansyah, Anindita Imaniar, Hervinda Yasfa Indah Setyowati, Indah Indanah, Indanah Irfada, Sita Irnadianis Iskndar, Asep Islamy, Nurul Izzah Iwan Purnawan Karimah Nasr, Nailah Kartikasari, April Kartikasari, Aprilia Kartikasari, Fitriana Khoiriyah, Anis Kholifa, Eva Kodriyah Krisdianto, M. Agung Kurniasih, Lia Laila, Nadya Rohmatul Laksono, Anggoro Dwi Lestari, Ayu Diah Lestari, Eka Rita Lestari, Gita Ayu Lukyana, Grezya Maitsani, Nabila Alma Mansyah, M. Abyan Arbi Mar’atussolikha, Ardina Mispa Uji Meivita Dewi Purnamasari Mole, Marselina Muhamad Jauhar Muhammad Jauhar, Muhammad Mulyaningrat, Wahyudi Muniroh, Siti Wakhidatun Mustikasari, Sherina Nabilah, Huria Husna Nadinnisa, Fadillah Puspa Nugroho, Kristian Adi Nur Amalia Choironi Nurannisa, Sahla Nurhadi . Nurista, Nabila Azzahra Oktafiani, Nur Parasasri , Ayu Rahma Kusuma Parmasari, Damairia Hayu Pradani, Saskia Intan Pramudita, Imelia Rizky Pratama, Koernia Nanda Pratiwi, Gita Sabrina Purnomo, Diki Putri , Yurice Kusuma Putri, Esa Shofiantyna Rachma, Haliza Aulia Rachmawati, Utami Rahmawati, Helda Budi Rasdiyanah Rasdiyanah, Rasdiyanah Rinandar, Frisca Riyanti, Irna Rohana, I Gusti Ayu Putu Desy Rohmani, Lisa Qoriana Safitri, Nana Lia Saputra, Rinda Bagus Saputri, Arindi Ayuanita Saputri, Meliana Loly Saputri, Rinta Pirdayanti Saraswati, Gustiani Ike Setiono, Danang Setiyani, Rahmi Sholihah, Mahda Mar’atus Sidik Awaludin Solihah, Leni Amaliyatus Solikhah, Maula Mar’atus Sumardi, Umar Syaifulloh, Akhmad Khanif Trenggono, Adinda Handayani Triana, Teguh Tyas, Bekti Kusumaning Uliyah, Zahrotul Vebianti, Novi Verari, Irena Anung Wahyu Ekowati Widiatmoko, Aditya Pandu Widyastuti, Meylina Wiguna, Ilham Yulianto, Alfian Prasetya Yulinda, Nita Yustika, Karenina Nuraini ’Ulhaq, Taufana Dhiya