Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Yoga Dan Kesehatan

Sexual Behavior and Perceptions of the Risk of Transmission of STIs and HIV/AIDS among Female Traders at the Largest Traditional Market in Bali, Indonesia Luh Gede Pradnyawati; Diaris, Ni Made; Ni Made Umi Kartika Dewi
Jurnal Yoga dan Kesehatan Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jyk.v7i1.3183

Abstract

Perilaku seksual berisiko dan pencegahannya lebih banyak dilakukan pada kelompok populasi berisiko tinggi padahal laporan dari layanan IMS dan HIV/AIDS menunjukkan adanya perilaku berisiko pada populasi dengan risiko lebih rendah seperti pedagang perempuan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui secara mendalam perilaku seksual berisiko dan pencegahan IMS dan HIV/AIDS pada pedagang perempuan di pasar tradisional terbesar di Bali. Penelitian ini menggunakan metode studi eksploratif dengan menggunakan pendekatan mix-methods quantitative prelimenary pada pedagang perempuan di Pasar Badung Kota Denpasar. Survei dengan quota sampling melibatkan 100 responden dan wawancara mendalam pada 20 responden pemilik dagang, asisten dagang dan buruh dagang yang dipilih secara purposive dilakukan pada bulan Oktober. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif sedangkan data kualitatif dianalisis dengan pendekatan tematik. Hasil survei menunjukkan 60% dari responden tidak merasa berisiko tertular IMS dan HIV/AIDS meskipun ditemukan 22% dari responden melakukan hubungan seksual berganti pasangan dalam setahun terakhir. Terkait perilaku pencegahan hanya 41% yang memakai kondom pada saat berhubungan seks terakhir dengan pasangan bukan suami. Analisis hasil wawancara mendalam menemukan hubungan seksual dengan pasangan bukan suami dilakukan berdasarkan hubungan suka sama suka tanpa meminta atau mengharapkan imbalan. Terdapat juga perilaku hubungan seks dengan menerima hadiah untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi. Kedua perilaku tersebut tidak diikuti dengan perilaku pencegahan memakai kondom, hal ini sesuai dengan persepsi rendahnya risiko hubungan seksual yang dilakukan karena hingga waktu penelitian tidak menunjukkan gejala dan tanda kesakitan. Meskipun tidak terlalu besar, terdapat perilaku seksual berisiko di kalangan perempuan pedagang Pasar Badung akibat hubungan seksual dengan pasangan bukan suami tanpa menggunakan kondom. Diperlukan program edukasi pencegahan dan layanan IMS dan HIV/AIDS dengan seting populasi umum.
Penggunaan Obat Tradisional Sebagai Upaya Swamedikasi pada Pasien Isolasi Mandiri Covid-19 di Desa Tegal Kerta, Kota Denpasar Dewi, Ni Made Umi Kartika; Diaris, Ni Made; Swari, Made Febriza Dyanthi Pradnya
Jurnal Yoga dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jyk.v7i2.4048

Abstract

Obat tradisional merupakan warisan budaya yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia baik untuk pencegahan maupun pengobatan penyakit. Di Tegal Desa Kerta, Kota Denpasar, 84% warga yang positif COVID-19 memilih menggunakan obat tradisional saat menjalani isolasi mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman individu dalam melakukan pengobatan sendiri dengan obat tradisional selama isolasi, meliputi jenis obat tradisional yang digunakan, metode penyiapan dan pengolahan, pola penggunaan, manfaat yang dirasakan, efek samping, dan sumber informasi. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan purposive sampling dan melibatkan wawancara mendalam dengan lima informan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa pengobatan tradisional terutama digunakan untuk meringankan gejala COVID-19 yang ringan dan untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jenis obat yang digunakan sebagian besar adalah obat herbal yang diracik sendiri. Tidak ada efek samping yang dilaporkan, dan gejala berkurang. Namun, pemilihan bahan, waktu, dan dosis didasarkan pada pengetahuan generasi. Penelitian ini menyoroti perlunya edukasi publik tentang jenis obat tradisional, bahan herbal yang digunakan, dan penyiapannya yang tepat. Selain itu, perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat tentang pemilihan obat tradisional yang dikemas dengan aman.
RENCANA USIA MENIKAH DAN HAMIL PADA REMAJA PUTRI DILIHAT DARI PERSFEKTIF KESEHATAN REPRODUKSI Diaris, Ni Made
Jurnal Yoga dan Kesehatan Vol 7 No 2 (2024)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jyk.v7i2.4057

Abstract

Prioritas Nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2021 kesehatan reproduksi remaja ditargetkan semakin membaik. Persentase perkawinan perempuan di bawah 18 tahun menjadi 9,8% (Kemenkes, 2020). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran rencana pranikah remaja putri dilihat dari rencana usia menikah dan hamil, serta rencana persiapan pranikah. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif mengunakan pendekatan Cross Sectional. SampelĀ  berjumlah 93 remaja perempuan belum menikah yg diambil secara accidental. Sumber data yang dipakai adalah data primer dengan menggunakan instrument berupa kuesioner yang berisikan pertanyaan terkait rencana pranikah, data kemudian dinalaisis secara univariat. 5 prioritas utama dari 10 dimensi kesiapan yang dipilih, rata-rata memilih kesiapan mental yaitu sebesar 97,8%, disusul kesiapan finansial sebesar 78%, kesiapan emosional sebesar 59,3%, Kesiapan fisik sebesar 56%, dan kesiapan intelektual sebesar 45,1%. Hasil survei terhadap target usia menikah, Sebagian besar berencana menikah di usia antara 25-30 tahun yaitu sebanyak 79,1%. Namun disayangkan sekali karena ada yang memilih menikah diluar usia yang disarankan yaitu dibawah usia 21 sebesar 5,5% dan diatas 35 tahun sebesar 3,3%. Hasil survei terhadap target usia hamil yang dilakukan pada remaja putri menunjukan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki rencana hamil di usia anatar 25-30 tahun yaitu sebesar 80,2%. Sebesar 2,2% yang berencana hamil diatas usia resiko tinggi yairu usia diatas 35 tahun. Dari hasil penelitian ini diharapkan apa yang direncanakan bisa benar-benar dicapai dengan baik Perlu adanya upaya lebih lanjut untuk mencegah terjadinya pernikahan dan kehamilan di usia muda guna menghindari berbagai risiko kesakitan dan kematian yang mungkin terjadi.