Claim Missing Document
Check
Articles

FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK HARD CANDY SARI HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) Misna Rosalinda Hutabarat; Rafita Yuniarti; Gabena Indrayani Dalimunthe; Minda Sari Lubis
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.238 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i1.1374

Abstract

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) memiliki kandungan glikosida, saponin, asiatikosida, madekasosida, saponin, asam asiatat, dan asam madeksatat. Pegagan memiliki banyak manfaat diantaranya memiliki aktivitas antioksidan, memperbaiki daya ingat, meningkatkan sistem imun, serta memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah merancang formulasi dasar Hard Candy terbaik dari sari herba pegagan yang diuji mutu fisiknya. Penelitian ini dilakukan dengan cara pembuatan formula dasar Hard Candy dengan variasi konsentrasi F1 (40:60), F2 (50:50), F3 (60:40), F4 (70:30), dan F5 (80:20) antara sukrosa dan sirup fruktosa. Dilakukan pembuatan Hard Candy Sari Herba Pegagan dengan kombinasi sari pegagan sebanyak 1% (F6) dan 3% (F7) yang ditambahkan pada formulasi dasar Hard Candy yang terpilih baik. Pemeriksaan mutu fisik Hard Candy Sari Herba Pegagan meliputi uji organoleptis, uji kadar air, uji stabilitas, dan uji keseragaman bobot. Hasil uji organoleptis Hard Candy Sari Herba Pegagan memberikan rasa, aroma, warna dan bentuk yang normal. Hasil uji kadar air F2 (0,7934%), F6 (0,874%) dan F7 (0,6824%) (≤3,5%) sesuai dengan persyaratan SNI. Hasil uji stabilitas F2,F6, dan F7 stabil pada suhu 8-15°C dengan kemasan tertutup. Hasil uji keseragaman bobot F2 (1740±51,63mg), F6 (1760±51,63mg) dan F7 (1780±42,16mg) sesuai dengan persyaratan Farmakope Indonesia edisi III (penyimpangan bobot ≤5%). Hasil penelitian formulasi dasar Hard Candy yang terbaik terdapat pada F2 (50:50) yaitu permen dapat dicetak dengan gula terlarut secara sempurna dan tidak berair serta tidak lengket.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PRODUK TOPIKAL ANTI JERAWAT TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus) SECARA IN VIVO Ika Fitriani; Minda Sari Lubis; Rafita Yuniarti; Yayuk Putri Rahayu
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.094 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i1.1375

Abstract

Jerawat merupakan penyakit kulit yang dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus epidermidis. Bakteri ini secara alami terdapat di dalam folikel dan berkontribusi terhadap perkembangan jerawat. Jerawat memiliki berbagai jenis seperti komedo, papula, pustula, nodul dan kista disertai dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Adapun cara penangan jerawat yang efektif yaitu dengan produk topikal. Produk topikal merupakan sediaan yang penerapannya pada kulit dengan tujuan menghasilkan efek lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas produk topikal anti jerawat dengan merek Vitacid® dalam bentuk sediaan gel dan krim terhadap tikus putih jantan (Rattus novergicus). Penelitian ini menggunakan metode experimental dengan variabel bebas menggunakan produk topikal antijerawat dalam bentuk sediaan gel dan krim yang mengandung bahan aktif tretinoin 0,05% dan variabel terikat yaitu perbedaan skor tingkat derajat keparahan jerawat yang diterapi produk topikal anti jerawat. Pengamatan dilakukan pada hari ke-0,7,14 dan 21. Pengolahan data menggunakan penilaian skor tingkat keparahan jerawat secara visual dan pengolahan data statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan produk topikal anti jerawat Vitacid® dalam bentuk sediaan gel memiliki penurunan nilai derajat keparahan jerawat lebih baik dari sediaan krim secara visual. Hasil pengujian analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok produk topikal anti jerawat Vitacid® menggunakan uji One-Way ANOVA dengan nilai p=0,005 (p<0,05) dan dilanjutkan dengan uji Post-Hoc Bonferroni dengan nilai p=0,015 (p<0,05). Berdasarkan penelitian ini dapat dibuat kesimpulan bahwa produk topikal anti jerawat Vitacid® dengan bahan aktif tretinoin 0,05% dalam bentuk sediaan gel dan sediaan krim memiliki perbedaan efektivitas, dimana sediaan gel memiliki efektivitas lebih baik dibandingkan sediaan krim dalam pengobatan jerawat.
FORMULASI, UJI MUTU FISIK DAN PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA PERMEN BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) Sagita Marina Simatupang; Rafita Yuniarti; Minda Sari Lubis; Anny Sartika Daulay
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.109 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i1.1376

Abstract

Buah pepaya memiliki kandungan vitamin A, C, Kalsium dan Serat, selain itu pepaya memiliki sifat yang mudah rusak (perisable) karena tergolong buah klimatrik (buah yang setelah masa panen masih melakukan proses metabolisme). Tujuan penelitian ini adalah untuk memformulasikan sari Buah Pepaya kedalam permen keras dan mengetahui karakteristik mutu fisik permen keras sari Buah Pepaya, dan untuk mengetahui kandungan vitamin C yang terdapat didalam permen keras sari Buah Pepaya. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat permen keras menggunakan sari Buah Pepaya dengan konsentrasi 0%, 20%, 30%, kemudian diuji mutu fisiknya berdasarkan Standar Nasional Indonesia tahun 2008 dan di tentukan kadar vitamin Cnya menggunakan metode Spektrofotometri Ultraviolet. Hasil pembuatan sari Buah Pepaya persyaratan Standar Nasional Indonesia tahun 2008 dengan hasil uji organoleptis setiap sediaan permen sari buah pepaya didapat hasil yang normal untuk bau, rasa, dan warna serta memiliki tekstur yang keras. Untuk kadar air F0, F1, F2 secara berturut diperoleh sebesar 0, 43%; 1, 37%; 1,21%; dan untuk kadar abu F0, F1, F2 secara berturut diperoleh sebesar 1,2%; 1,3%; 1,6%; Hasil kadar Vitamin C pada formula F0, F1, F2 sebesar 82,3046 ± 9,3451mcg/g; (20%) 105,0739 ± 8,8395 mcg/g; dan (30%) 148,1975 ± 6,3466 mcg/g.
UJI EFEKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK ETANOL DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT Tasya Ardana; D. Elysa Putri Mambang; Gabena Indrayani Dalimunthe; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.23 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i1.1377

Abstract

Ekstrak etanol daun eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) memiliki kandungan kimia flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida. Flavonoid berkhasiat sebagai analgetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas analgetik ekstrak etanol daun eceng gondok dengan perbandingan dosis tertentu dan perbandingan metampiron. Metode yang digunakan adalah metode kimia dengan menggunakan induksi asam asetat 1% secara intraperitoneal yang menyebabkan iritasi berat pada mukosa membran rongga perut sehingga kaki tertarik kebelakang, badan memanjang dan bagian abdomen menyentuh dasar, gejala ini dinamakan geliat. Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor mencit putih jantan yang dikelompokan menjadi 5 kelompok, kelompok 1 diberikan CMC 0,5% (kontrol negatif), kelompok II diberi Metampiron 1% (kontrol positif), kelompok III, IV, dan Vdiberi ekstrak etanol daun eceng gondok (EEDEG) dengan dosis 300 mg/kg BB, 400 mg/kg BB, 500 mg/kg BB. Dihitung jumlah geliat selang waktu 5 menit selama 1 jam. Data persentase geliat di analisis dengan metode ANOVA (Analisis Variansi) dan Uji Turkey menggunakan program SPSS 20 (Statistical Program for the Social Sciences).. Hasil penelitian menunjukan EEDEG 300 mg/kg BB mempunyai persentaseefektivitas analgetik sebesar 22,30%, EEDEG dengan dosis 400 mg/kgBB sebesar 44,29%, sedangkan EEDEG dengan dosis 500 mg/kg BB sebesar 93,31%. Dari data tersebut dapat disismpulkan bahwa suspensi EEDEG dengan dosis 500 mg/kg BB mempunyai efektivitas analgetik yang paling baik.
UJI AKTIVITAS ANALGESIK EKSTRAK DAUN SUNGKAI (Peronema canescens Jack.) TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus musculus) Meylisa Pratami Br Sinaga; D. Elysa Putri Mambang; Minda Sari Lubis; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.947 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i1.1378

Abstract

Daun sungkai (Peronema canescens Jack.) telah digunakan sebagai obat tradisional dan diketahui mengandung senyawa metabolit yang berfungsi sebagai analgetika. Tujuan penelitian ini untuk melihat kandungan senyawa metabolit yang terkandung dalam daun sungkai serta melihat aktivitas analgesik dari ekstrak daun sungkai serta dosis tebaik untuk meredakan nyeri. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan variabel bebasnya dosis ekstrak daun sungkai dan variabel terikat yaitu jumlah geliat mencit jantan (Mus musculus). Pembuatan ekstrak dilakukan dengan maserasi. Skirining fitokimia dilakukan pada serbuk dan ekstrak daun sungkai. Pengujian aktivitas analgesik diberikan secara oral dalam bentuk suspensi yang diujikan pada mencit jantan. Pemberian perlakuan dibagi dalam lima kelompok, yaitu kontrol negatif dengan CMC 0,5%, kontrol positif dengan metampiron 1%, serta ekstrak etanol daun sungkai dengan dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB kepada mencit putih yang telah diberi penginduksi asam asetat 1%. Pengujian dilakukan dengan melihat respon geliat yang diberikan mencit setiap 5 menit sampai 60 menit, kemudian dihitung persen daya analgesik dan persentase efektivitas analgesik, selanjutnya dilakukan analisis dengan metode one way ANOVA untuk mengetahui dosis terbaik ekstrak daun sungkai sebagai analgesik. Hasil yang didapatkan menunjukkan ekstrak etanol daun sungkai mengandung senyawa metabolit sekunder, yaitu flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Ekstrak etanol daun sungkai juga memiliki aktivitas sebagai analgetika dengan persentase daya analgetik pada dosis 100 mg/kgBB adalah 56,7%, 200 mg/kgBB sebesar 59,6% dan dan 300 mg/kgBB 66,2%. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa daun sungkai memiliki aktivitas analgesik dengan dosis terbaik adalah 300 mg/kgBB.
FORMULASI SEDIAAN BLUSH ON DALAM BENTUK POWDER DARI EKSTRAK ETANOL BUNGA ASOKA (Ixora paludosa (Blume) Kurz) SEBAGAI PEWARNA ALAMI Winda Aulia; Rafita Yuniarti; Gabena Indrayani Dalimunthe; Minda Sari Lubis
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 1 (2022): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.108 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i1.1379

Abstract

Bunga asoka (Ixora paludosa (Blume) Kurz) memiliki kandungan metabolit sekunder yang berkhasiat sebagai pewarna. Antosianin merupakan metabolit sekunder yang larut dalam air yang bertanggung jawab atas warna merah, ungu, biru pada buah, sayur dan bunga sehingga antosianin dapat menjadi pewarna alami dan dipercaya sebagai antioksidan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa kimia pada ekstrak etanol bunga asoka, mengetahui karakteristik simplisia bunga asoka mengetahui mutu fisik sediaan blush on ekstrak etanol bunga asoka dan mengetahui sediaan yang paling disukai berdasarkan uji kesukaan dengan mengisi kuisioner. Metode penelitian ini dilakukan secara ekperimental, meliputi: penyiapan sampel, karakterisasi simplisia, pembuatan ekstrak, skrinning fitokimia, pembuatan sediaan, uji iritasi, uji homogenitas, uji stabilitas, uji oles dan uji hedonik terhadap sediaan yang dibuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga asoka mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, tannin, saponin, dengan karakteristik simplisia yang diperoleh yaitu kadar air 3,99%, kadar sari larut air 23,08%, kadar sari larut etanol 17,6%, kadar abu total 0,75%, dan kadar abu tidak larut asam 0,42%. Sediaan yang paling disukai berdasarkan uji hedonis adalah sediaan dengan konsentrasi 35% serta memiliki mutu fisik yang baik, uji homogenitas menunjukkan sediaan terdispersi merata, berdasarkan uji pH memenuhi persyaratan pH pada kulit yaitu pH 4-7, berdasarkan uji stabilitas tidak terdapat perubahan warna, bentuk dan aroma , uji daya oles sediaan blush on yang baik ditandai dengan warna yang jelas saat di oleskan pada kulit punggung tangan, dan tidak menimbulkan iritasi pada saat di oleskan.
FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK SEDIAAN BALSEM STICK DARI KOMBINASI RIMPANG JAHE (Zingiber officinale) DAN RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L) Karlina Butar Butar; Gabena Indrayani Dalimunthe; Minda Sari Lubis; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 2 (2023): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.383 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i2.1886

Abstract

Balsem merupakan sediaan yang penggunaannya dilakukan dengan cara mengoleskannya ke kulit yang dapat memberikan rasa panas namun jika menggunakan tangan sulit dihilangkan, menimbulkan rasa lengket dan sulit dicuci. Salah satu solusi yang diperlukan dalam inovasi pembuatan balsem yaitu pembuatannya dalam bentuk stick agar praktis dan nyaman digunakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kombinasi ekstrak rimpang jahe (Zingiber officinale) dan rimpang kecur (Kaempferia galanga L) yang dapat di formulasikan menjadi sediaan balsem stick. Proses pembuatan ekstrak etanol rimpang jahe dan kencur dilakukan menggunakan metode maserasi. Evaluasi uji mutu fisik yang dilakukan meliputi uji organolpetik, uji homogenitas, uji iritasi, uji pH, uji daya oles, uji titik lebur dan uji kesukaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang jahe dan kencur dapat diformulasikan menjadi sediaan balsem stick. Hasil dari 4 formula yaitu F0 memiliki karakteristik berwarna putih, bau spesifik, bentuk padat, mudah dioleskan dan sensasinya kurang hangat. FI memiliki karakteristik berwarna coklat tua, bau khas, tidak begitu menyengat, bentuk padat, mudah dioleskan dan sensasinya pada kulit lebih hangat. FII memiliki karakteristik warna kuning kecoklatan, bau khas, bentuk padat, mudah dioleskan dan sensasi yang ditimbulkan kurang hangat. FIII memiliki karakteristik warna coklat, bau khas, bentuk padat, mudah dioleskan dan sensasi yang ditimbulkan cukup hangat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formulasi terbaik dimiliki oleh FI dengan konsetrasi ekstrak rimpang jahe 13% yang memiliki tekstur lembut, padat, dengan aroma yang tidak begitu menyengat dan paling banyak diminati.
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN UNGU (Graptophyllum pictum (L.) Griff) DENGAN METODE BSLT Sri Natalia Saragih; M Pandapotan Nasution; Haris Munandar Nasution; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 2 (2023): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.569 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i2.1888

Abstract

Salah satu tanaman yang memiliki khasiat antikanker adalah daun ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff) yang termasuk dalam famili Acanthaceae. Kandungan metabolit sekunder pada daun ungu merupakan golongan flavonoid. Flavonoid merupakan pigmen yang terdapat pada tumbuhan dan merupakan salah satu senyawa kimia yang memiliki efek anti kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metabolit sekunder yang terkandung dalam simplisia daun ungu dan ekstrak etanol daun ungu serta potensi antikanker ekstrak etanol daun ungu dengan menentukan LC50. Pada penelitian ini dilakukan skrining fitokimia daun ungu, karakterisasi simplisia dan studi sitotoksisitas daun ungu. Uji sitotoksik ekstrak etanol daun ungu dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) pada berbagai konsentrasi 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, 800 ppm, 900 ppm dan 1000 ppm. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa daun ungu mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid dan glikosida. Hasil karakterisasi daun ungu diketahui kadar air 6,66%, kadar sari larut air 30,85%, kadar sari larut etanol 12,47%, kadar abu total 7,95% dan kadar abu tidak larut asam 0,86%. Hasil karakterisasi sesuai dengan Materia Medika Indonesia. Hasil pengujian yang diperoleh dengan metode Brine Shrimp Lehality Test menunjukkan nilai LC50 sebesar 302,9005 µg/ml, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun ungu bersifat sitotoksik dan memiliki sifat antikanker. Senyawa uji bersifat toksik jika LC50 kurang dari 1000 µg/ml.
FORMULASI SEDIAAN MINUMAN SERBUK JELI LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Burm.f.) Ridwan Taher Lubis; Minda Sari Lubis; Gabena Indrayani Dalimunthe; Rafita Yuniarti
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 2 (2023): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.206 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i2.1889

Abstract

Lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) salah satu jenis tumbuhan yang mudah sekali kita temukan dan banyak manfaatnya. Sejumlah penelitian diseluruh dunia, lidah buaya membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Jenis lidah buaya yang dipakai untuk pembuatan herbal lidah buaya adalah jenis Barbadensis yang mengandung zat untuk kebutuhan manusia, seperti Vitamin A, B1, B2, B6, B12, Vitamin E dan Vitamin C. Tanaman ini dapat juga menyembuhkan penyakit diabetes jantung,dan penyakit lainnya. Lidah buaya dapat diformulasikan menjadi minuman serbuk karena dapat memberikan rasa yang menyegarkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat formulasi baru dari lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm.f.) sebagai minuman serbuk dengan komposisi maltodekstrin yang berbeda.Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Pada penelitian ini lidah buaya diformulasikan dalam bentuk minuman serbuk. Evaluasi fisik yang dilakukan meliputi uji kadar air, uji kadar abu, uji waktu alir, uji sudut diam dan uji waktu larut, uji organoleptis serta uji hedonik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa evaluasi mutu fisik uji kadar air sediaan berada pada rentang 2,93%-4,73 %,kadar abu 0,12%-0,23%, waktu alir 4,23-6,20 gram/detik, sudut diam 21,95°-29,92o, dan waktu larut berada pada rentang 1,03-2,90 menit. Pada uji hedonik formula yang paling disukai adalah F3 baik dari segi rasa,aroma dan warna. Kesimpulan penelitian ini yaitu bahwa minuman serbuk lidah buaya memenuhi eveluasi mutu fisik dan memiliki rasa yang disukai oleh para panelis.
ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH DAUN JAMBLANG (Syzygium Cumini (L.) Skeels) DENGAN METODE DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Cut Erika Maulydya; Rafita Yuniarti; Gabena Indrayani Dalimunthe; Haris Munandar Nasution
FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS, dan KESEHATAN Vol. 2 No. 2 (2023): FARMASAINKES: JURNAL FARMASI, SAINS dan KESEHATAN
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.667 KB) | DOI: 10.32696/fjfsk.v2i2.1890

Abstract

Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels) merupakan salah satu tumbuhan famili Myrtaceae yang telah dikenal dan dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan senyawa aktif tanaman ini adalah golongan polifenol yang merupakan salah satu sumber antioksidan alami. Radikal bebas didefinisikan sebagai suatu atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya, bersifat sangat reaktif dan tidak stabil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan teh daun jamblang. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif. Sampel yang digunakan adalah daun jamblang. Tahapan penelitian meliputi penyiapan sampel, identifikasi tumbuhan, pembuatan simplisia, pengemasan teh, uji aktivitas antioksidan, pembuatan larutan induk baku DPPH, pembuatan larutan blanko, pembuatan larutan seduhan teh daun jamblang, skrining fitokimia serta menguji aktivitas antioksidan berdasarkan IC50 dengan pembanding vitamin C. Hasil karakterisasi serbuk simplisia diperoleh kadar air 9,164%, kadar abu total 6,60%, kadar abu larut dalam air 3,74%, kadar abu tak larut dalam asam 0,74% dan ekstrak dalam air 34,48%. Hasil skrining fitokimia menunjukan bahwa daun jamblang mengandung senyawa kimia golongan flavonoida, glikosida, tanin, saponin dan triterpenoid/steroida. Hasil analisis aktivitas antioksidan pada daun jamblang memiliki nilai IC50 5,84ppm dan nilai IC50 vitamin C sebesar 34,19 ppm, dimana dari hasil tersebut teh daun jamblang memiliki aktivitas antioksidan sama vitamin C dengan kategori sangat kuat.
Co-Authors A'dilah, Nur Adela Octi Dwiyani Adelia Ramadani Afrida Yeti Ani Sutiani Anny Sartika Daulay Ariandi Asmarani, Asmarani Chairina Milda Cindy Marlina Tambunan Cut Erika Maulydya D. Elysa Putri Mambang D. Elysa Putri Mambang Debi Meilani Dewa, Fasca Dewi Firmayani Dikki Miswanda Dina Veranika Eva Fransiska Farida Yani Fauziah Zain Fitri Febriani Gabena Indrayani Dalimunthe Haris Munandar Nasution Hendraputra, Hardy Handoko Heru Adha Prayogo Ika Fitriani Indah Nasution Indri Juliarni Inna Myesha Jurida, Wike Juwita, Sukma Karlina Butar Butar Khairina Kiki Rawitri Lubis, Minda Sari M Pandapotan Nasution M. Naufal Rifqi M. Pandapotan Nasution Meylisa Pratami Br Sinaga Milwani Harahap Minda Sar Lubis Misna Rosalinda Hutabarat Mohd. Bilal Muhammad Amin Nasution Muhammad Ari Mukhtizar Muhammad Pandapotan Nasution Muhammad Tegar Tri Rizky Nia Novranda Pertiwi Novi Yuliandari Novita Sari, Helsa Pasaribu, Mesi Wilia Afrima Pasaribu, Mesi Willia Afrima Pertiwi, Rahma Purba, Juvantri Fablo Putri Theresia Harianja Rahma Maulidia Fitri Reza Irma Riani, Nur Aslin Ricky Andi Syahputra Ridwan Taher Lubis Ridwanto Ridwanto Risma Fauziah Pasaribu Rukmana, Siti Sagita Marina Simatupang Shinta Mida Ariani Harahap Siregar, Hikmatussabaria Siti Anisa Sri Mulia Ningsih Siregar Sri Murni Sri Natalia Saragih Sri Ria Ranti Syafa Nadira Ashiilah Syahputra, Ricky Andi Syarifah Aulia Tasya Ardana Tia Nazilla Tri Damaiyanti Ummi Khairani Rambe Ummu Safura Sirait Wilda Septia Winda Aulia Yayuk Putri Rahayu Yayuk Putri Rahayu Yuni Sartika Ziza Putri Aisyia Fauzi Zulmai Rani