Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

Edukasi Penatalaksanaan Nyeri Haid pada Remaja Putri dengan Terapi Akupresur di Posyandu Remaja Defri Novitasari; Widayati; Joeleha; Riska Dayang Safitri; Eva Rizqi Arti; Umi Bekti Iriana; Yuli Ariyanti; Lincayanti, Titiek Nur
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menstruation is periodic and cyclical bleeding from the uterus accompanied by the release (desquamation) of the endometrium. Menstrual problems that often occur in adolescent girls are menstrual pain (dysmenorrhea). The prevalence of dysmenorrhea reached 72.89% in Indonesia. Menstrual pain causes adolescents to be easily tired and lackluster, as well as difficulty concentrating due to discomfort which reduces the quality of life of adolescent girls. One of the non-pharmacological therapies that can be done to overcome menstrual pain is acupressure. The purpose of community service in Srinahan village, Kesesi is to increase the knowledge of adolescent girls to overcome menstrual pain with acupressure techniques. The community service includes 5 steps: 1) Finding respondents, 2) conducting pretest, 3) counseling on training and simulation of acupressure techniques, 4) posstest, 5) evaluation. The results after the education on acupressure techniques showed the level of knowledge of adolescent girls with the category of sufficient knowledge as much as 29.4% and good knowledge as much as 70.6%. The results of this community service show an increase in the knowledge of adolescent girls after being given education about handling menstrual pain with acupressure techniques. Acupressure technique is an effective nonpharmacological therapy to reduce menstrual pain in adolescent girls.             Abstrak Menstruasi merupakan pendarahan periodik dan siklus dari rahim yang disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium. Masalah menstruasi yang sering terjadi pada remaja perempuan yaitu nyeri haid (dismenore). Prevalensi dismenore mencapai 72,89% di Indonesia. Nyeri haid mengakibatkan remaja mudah lelah dan kurang bersemangat, serta kesulitan berkonsentrasi karena ketidaknyamanan yang menurunkan kualitas hidup remaja putri. Salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri haid adalah akupresur. Tujuan dilakukan pengabdian masyarakat di desa Srinahan, Kesesi yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pada remaja putri untuk mengatasi nyeri haid dengan teknik akupresur. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat meliputi 5 langkah : 1) Mencari responden, 2) melakukan pretest, 3) penyuluhan tentang pelatihan dan simulasi teknik akupresure, 4) posstest, 5) evaluasi. Hasil sesudah dilakukan edukasi tentang teknik akupresur menunjukkan tingkat pengetahuan remaja putri dengan kategori pengetahuan cukup sebanyak 29,4% dan pengetahuan baik sebanyak 70,6%. Hasil pengabdian masyarakat ini memperlihatkan adanya peningkatan pengetahuan remaja putri sesudah diberikan edukasi tentang penanganan nyeri haid dengan Teknik akupresur. Diharapkan dengan pemberian edukasi teknik akupresur dapat menjadi terapi nonfarmakologis yang efektif untuk menurunkan nyeri haid pada remaja putri.
Asuhan Kebidanan Continuity of Care pada Ny “N” Usia 31 dengan Anemia Sedang Soendari; Widayati
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maternal and infant mortality rates are one of the indicators to measure the health status of a country. Early detection efforts to overcome morbidity and mortality for mothers, infants and toddlers can be carried out by implementing continuous care or Continuity Of Care (COC) starting from pregnancy, childbirth, postpartum, newborns, to family planning. The purpose of this study is to provide comprehensive and continuous midwifery care to Mrs. S starting from pregnancy, childbirth, postpartum, neonates and family planning. The type of descriptive research used is a case study, the research instrument uses a descriptive approach method and is documented in the form of SOAP. In this care, the author collects data through interviews, observations, physical examinations, supporting examinations, documentation studies and bibliography studies. This study was conducted in July-November 2024. From the results of the provision of pregnancy care, the mother said she often had headaches and tired easily, HB 9.4%, was given educational care on nutritional patterns, how to take iron tablets, iron tablets 2x1 and Vitamin C 2x1. The normal delivery process with APN care and complementary counterpressure. Postpartum care Mrs. N complained of low breast milk production and was given oxytocin massage care. In newborn care, everything was found to be within normal limits, the baby was given 1 mg vitamin K care, hepatitis B0 immunization and baby massage. While in family planning care Mrs. N decided to use a 3-month injection. It is hoped that health workers will improve education and health promotion regarding the importance of Fe tablets to prevent anemia in pregnancy in order to improve the health of mothers and babies.   Abstrak Angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan bagi suatu negara. Kegiatan upaya deteksi dini untuk mengatasi kesakitan maupun kematian baik ibu, bayi dan balita tersebut dapat dilakukan dengan salah satunya yaitu implementasi asuhan berkelanjutan atau Continuity Of Care (COC) yang dimulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, sampai dengan KB. Tujuan penelitian ini mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ny. S secara komprehensif dan berkesinambungan mulai dari kehamilan, bersalin, nifas, neonatus dan KB. jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah studi kasus (case study), Instrumen penelitian menggunakan metode pendekatan yang bersifat deskriptif dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Dalam asuhan ini, penulis mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi dokumentasi dan studi daftar pustaka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-November 2024. Dari hasil pemberian asuhan kehamilan, ibu mengatakan sering pusing dan mudah lelah, HB 9,4%, diberikan asuhan edukasi pola nutrisi, tata cara minum tablet fe, tablet Fe 2x1 dan Vitamin C 2x1. Proses persalinan secara normal dengan asuhan APN dan komplementer counterpresure. Asuhan nifas Ny. N mengeluh produksi asi sedikit dan diberikan asuhan pijat oksitosin. Pada asuhan bayi baru lahir didapatkan semua dalam batas normal, bayi diberikan asuhan vitamik K 1 mg, imunisasi hepattis B0 dan pijat bayi. Sedangkan pada asuhan KB Ny. N memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Diharapkan tenaga kesehatan meningkatkan edukasi dan promosi kesehatan mengenai pentingnya tablet Fe untuk mencegah anemia pada kehamilan guna meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
Edukasi Pijat Commond Cold dalam Mengatasi Gejala Batuk Pilek pada Bayi dan Balita Rambu Anggi Hunga Meha; Nanda Azabi; Anasa Laila Wiradani; Calista Desy R; Finoria Vitoria; Amandha Rassya D; Rini Susanti; Hapsari Windayanti; Kartika Sari; Widayati
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Common cold is a contagious disease that can be transmitted through air particles and is located in the respiratory tract. Transmission depends on the size of the particles (droplets) that carry the virus into the respiratory tract. The common cold virus can be transmitted through inhalation, direct contact, or indirect contact. A person exposed to an infectious dose of 10 viruses/droplets, 50% will suffer from common cold. Early symptoms include discomfort from the nose or throat. Then it starts with sneezing, runny nose, and feeling slightly sick. Sometimes followed by mild fever. The nose releases clear and watery fluid in the first few days. Then the nasal discharge becomes thicker, yellow-green in color. Usually, parents feel worried about cough, runny nose, and sore throat in children, especially when the child refuses to eat. This worry is caused because parents do not understand the pathophysiology of cough and cold and lack understanding of how to manage the disease. Besides pharmacological therapy, there is also complementary therapy, which is common cold massage. Massage has several positive effects such as weight gain, better sleep patterns, improved neuromotor development, better emotional bonding, and reduced rates of nosocomial infections including common cold. The purpose of this community service is to increase mothers' knowledge about handling cough and cold in babies/toddlers using non-pharmacological therapy, which is common cold massage. Counseling was given to 24 mothers who had babies/toddlers in Kebon Kliwon Village, Bergas District. The first stage was finding respondents, mothers who have babies/toddlers because they are vulnerable to cough and cold. The second stage was conducting a pre-test about the mother's knowledge. The third stage was delivering materials and management of common cold massage. The fourth stage was post-test. The goal of this counseling is so that mothers are expected to be able to apply common cold massage at home.   Abstrak Common cold merupakan penyakit menular yang dapat bertransmisi lewat partikel udara dan terletak di traktus respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel (droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran nafas. Virus common cold dapat menular melalui inhalasi, kontak langsung ataupun kontak tidak langsung. Seseorang yang terserang dengan dosis infeksi 10 virus/droplet, 50% akan menderita common cold. Gejala awal berupa rasa tidak enak dari hidung atau tenggorokan. Kemudian mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan. Kadang disertai demam ringan. Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih pada hari-hari pertama. Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning hijau. Umumnya orangtua akan merasa khawatir akan batuk, pilek dan radang tenggorokan pada anak-anak serta karena anak menolak makan. Kekhawatiran ini disebabkan karena para orangtua tidak memahami patofisiologi batuk pilek serta kurang memahami upaya untuk tatalaksana pada penyakit tersebut. Selain terapi farmakologis terdapat juga terapi komplementer yaitu pijat commond cold. Pijat memiliki beberapa efek positif dalam hal penambahan berat badan, pola tidur yang lebih baik, peningkatan perkembangan neuromotorik, ikatan emosional yang lebih baik, penurunan tingkat infeksi nosokomial salah satunya common cold. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai penanganan batuk pilek pada bayi/balita menggunakan terapi non farmakologis yaitu dengan pijat commond cold. Penyuluhan dilakukan kepada 24 ibu yang memiliki bayi/balita di Desa Kebon Kliwon Kecamatan Bergas. Tahap pertama adalah mencari responden edukasi ibu yang memiliki anak bayi/balita karena rentan terkena batuk pilek. Tahap kedua melakukan pre test tentang pengetahun ibu. Tahap ketiga pemaparan materi dan penatalaksanaan pijat commond cold. Tahap ke empat post test. Tujuan dari penyuluhan ini agar ibu diharapkan dapat mengaplikasikan pijat commond cold di rumah.