Claim Missing Document
Check
Articles

PURA DUKUH SANTRIAN DUSUN PEKANDELAN, DESA BEDULU, BLAHBATUH, GIANYAR, BALI (SEJARAH, STRUKTUR DAN FUNGSI, SERTA POTENSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN DI SMA) ., Ni Wayan Astini; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si; ., Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v4i2.3809

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) sejarah berdirinya Pura Dukuh Santrian di Dusun Pekandelan, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali, (2) struktur dan fungsi Pura Dukuh Santrian di Dusun Pekandelan, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali, (3) artefak-artefak yang terdapat di Pura Dukuh Santrian Dusun Pekandelan, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah kebudayaan di SMA. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu: (1) teknik penentuan informan; (2) teknik pengumpulan data (dokumentasi, observasi, wawancara); (3) kritik sumber; (4) teknik validitas data; (5) analisis data dan (6) teknik penulisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah berdirinya Pura Dukuh Santrian di Desa Bedulu ini berkaitan erat dengan piagem Dukuh Gamongan. Keberadaan Pura Dukuh Santrian diperkirakan ada pada abad ke 8 Masehi. Struktur Pura Dukuh Santrian terdapat tiga halaman yaitu jaba sisi atau nista mandala, jaba tengah atau madya mandala dan jeroan atau mandala utama. Struktur pada pelinggih Pura Dukuh Santrian menggunakan konsep susunan alam yang terdiri dari tiga bagian yakni : Bhur loka, Bhuwah loka, dan Swah loka. Selain itu pelinggih juga memiliki struktur mengacu pada konsep Triangga. Fungsi Pura Dukuh Santrian secara umum dapat dibagi menjadi empat, (1) fungsi religius; (2) fungsi history; (3) fungsi pendidikan; (4) fungsi sosial; (5) fungsi budaya. Adapun aspek-aspek yang dimiliki Pura Dukuh Santrian sebagai sumber belajar sejarah kebudayaan, yaitu: (1) sejarah dan (2) artefak antara lain; (1) beliung persegi; (2) kapak lonjong; (3) kapak perimbas; (4) kapak genggam; (5) menhir; (6) batu lumpang; (7) mata tombak dan (8) permata. Kata Kunci : Sejarah, Struktur dan Fungsi, Sumber Belajar Sejarah Kebudayaan This study aims to determine, (1) history of the Temple Dukuh Santrian in Pekandelan Hamlet, Village Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali, (2) structure and function of the Temple Dukuh Santrian in Pekandelan Hamlet, Village Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali, (3) artifacts found in the Temple Dukuh Santrian Pekandelan Hamlet, Village Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali which can be utilized as a source of learning history culture in high school. This study used a qualitative approach is : (1) determination techniques informant; (2) data collection techniques (documentation, observation, interviews); (3) source criticism; (4) technical validity of the data, (5) data analysis and (6) writing techniques. Result showed that the history of the Temple Dukuh Santrian in the village Bedulu is closely related to piagem Dukuh Gamongan. Structure of the Temple there are three pages that jaba sisi or nista mandala, jaba tengah or madya mandala and jeroan or mandala utama. Structure of the Temple Dukuh Santrian shrine using the concept of the natural order which consists of three parts : Bhur loka, Bhuwah loka and Swah loka. In addition it also has a shrine structure refers to the concept Triangga. Temple Dukuh Santrian function in general can be devided into four, (1) religious function; (2) the function of education; (3) social functions; (4) cultural functions. As for the aspects that owned the Temple Dukuh Santrian as a source of learning cultural history, namely : (1) square pickaxe; (2) hatchet shaped; (3) perimbas ax; (4) ax handheld; (5) menhirs; (6) stone mortar; (7) spear and (8) gems. keyword : History, Structure and Function, Cultural History of Learning Resources
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA ., Handoko Satrio Prakoso; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i2.6303

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) penerapan pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan aktivitas belajar, (2) penerapan pembelajaran discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar, (3) respon siswa terhadap model pembelajaran discovery learning. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik yang digunakan adalah observasi aktivitas pembelajaran Sejarah dan tes hasil belajar siswa. Subjek penelitian yang peneliti gunakan yaitu siswa kelas XI IPS 1 SMA Laboratorium Undisha Singaraja berjumlah 27orang dan objek penelitian adalah aktivitas dan hasil belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua siklus). Masing-masing siklus terdiri atas tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan yang terakhir refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan melalui metode tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan analisis interatif yang terdiri dari pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian siklus 1 aktivitas siswa individu mencapai persentase 7,56 dengan kriteria cukup baik dan hasil belajar siswa siklus 1 rata-rata kelas sebesar 55,92 dengan persentase ketuntasan 0% selanjutnya mengalami kenaikan pada siklus II aktivitas siswa individu mencapai persentase 9,26 dengan kriteria baik dan hasil belajar siswa siklus II rata-rata kelas sebesar 82,04 dengan persentase ketuntasan 81,48%.Kata Kunci : metode discovery learning, aktivitas dan hasil belajar siswa The research of purposed for the : (1) the method discovery learning to improve activity, (2) the method discovery learning to improve result of students, (3) the student responsive to the method discovery learning. The research use of Calssroom Action Research (CAR). Use the technik is observation history activity and test result of students. The research of subject is XI IPS 1 class SMA Laboratorium Undiksha Singaraja the sumer of 27 people and the research object is activiry and result of students history XI IPS 1 class SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. This study was conducted in two cycles. Each cycle consisting of the stages of action planning, action, observation, and reflection. Data collection metgods used by the test method, observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used is descriptive qualitative interative analysis which consists of data collection, data presentation, and conclusion. The results of the first cycle are the activity of individual students in the first cycle reaches 7,56 percentage criteria quite well and the result of the result of students 1st siclus level in the class was 55,92 with ending presentation 0%. After that have increased cycle II to 9,26 with both criteria and the result for 2nd siclus level in the class was 82,04 with presentation 81,48%.keyword : discovery learning method, learning activity and the research result.
EKSISTENSI PONDOK PESANTREN MANBAUL ULUM DI TENGAH PENDIDIKAN MODERN (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN MANBAUL ULUM KELURAHAN LOLOAN TIMUR NEGARA BALI DAN POTENSINYA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA) ., Mia Lutfitasari; ., Dr. I Ketut Margi, M.Si; ., Dr. Tuty Maryati,M.Pd
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v7i2.12550

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1)Faktor-fktor yang melatar belakangi Pondok Pesantren Manba’ul Ulum tetap bertahan di tengah pendidikan modern; (2)Strategi Pondok Pesantren Manba’ul Ulum mempertahankan eksistensinya di tengah pendidikan modern; (3)Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Manbaul Ulum; (4) aspek-aspek yang dapat dijadikan sumber belajar sejarah dari Pondok Pesantren Manba’ul Ulum dan (5)Cara pemanfaatan Pondok pesantren Manba’ul Ulum sebagai sumber belajar. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tahap-tahap:(1)lokasi penelitian di Pondok Pesantren Manba’ul Ulum di kelurahan Loloan Timur, kecamatan Negara, kabupaten Jembrana,Bali (2) Teknik penentuan informan, penentuan informan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dan snow ball, (3)Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen (4)validasi data menggunkan trianggulasi data dan trianggulasi metode), (5)analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,(1)bertahannya Pondok Pesantren Manba’ul Ulum karena empat faktor, yaitu faktor ekonomi, pendidikan dan faktor sosial budaya (2)Strategi yang di gunakan agar Pondok Pesantren Manba’ul Ulum tetap bertahan di tengah pendidikan modern adalah mengintegrasikan kewirausahaan (keterampilan membuat roti) dalam kurikulum dan diadakan sebuah pertemuan antara pimpinan santri dengan orang tua santri dan masyarakat(3)sistem pendidikannya terdiri dari kiai, ustad dan ustadzah, santri, Al-qur’an, kitab kuno dan kitab kuning(4)Pondok Pesantren Manba’ul Ulum berdasarkan kurikulum 2013, adapun aspek-aspek yang dapat digunakan yaitu aspek sejarah, bangunan, dan aspek religius Kata Kunci : pondok pesantren, strategi, sistem,sumber belajar The purpose of this study is to determine (1) The factors behind the Pondok Pesantren Manba'ul Ulum remain in the middle of modern education; (2) The Strategy of Pondok Pesantren Manba'ul Ulum maintains its existence in the middle of modern education; (3) The education system at Pondok Pesantren Manbaul Ulum; (4) aspects that can be used as a source of history learning from Pondok Pesantren Manba'ul Ulum and (5) How to utilize Manba'ul Ulum boarding school as a learning resource. This research used qualitative approach, with stages: (1) research location at Pondok Pesantren Manba'ul Ulum in East Loloan village, State sub district, Jembrana district, Bali (2) Informant determination technique, informant determination in this research that is purposive sampling and snow ball, (3) data collection method through observation, interview, and document study (4) data validation using triangulation data and triangulation method), (5) data analysis. The result of the research shows that (1) the survival of Pondok Pesantren Manba'ul Ulum due to four factors, namely economic factor, education and socio-cultural factors. (2) The strategy used in order to Pondok Pesantren Manba'ul Ulum to survive in the middle of modern education is to integrate entrepreneurship (bread making skills) in the curriculum and held a meeting between the santri leadership with the students' parents and the community (3) the education system consists of kiai, ustad and ustadzah, santri, Al-qur'an, ancient books and yellow book (4) Pondok Pesantren Manba'ul Ulum based on the 2013 curriculum, while the aspects that can be used are aspects of history, buildings, and religious aspectskeyword : boarding school, strategy, system, learning resources
Monumen Perjuangan Wira Bhuwana Di Desa Gitgit, Sukasada, Buleleng (Latar Belakang Pendirian, Bentuk Serta Potensinya Sebagai Media Pembelajaran IPS) ., Gede Adi Putra; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si; ., Ketut Sedana Arta, S.Pd.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v2i2.3817

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang pendirian Monumen Perjuangan Wira Bhuwana; (2) Bentuk Monumen Perjuangan Wira Bhuwana dan (3) Potensi yang bisa dikembangkan sebagai media pembelajaran IPS dari Monumen Perjuangan Wira Bhuwana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan langkah-langhkah: (1) Penentuan lokasi penelitian; (2) Metode penentuan informan; (3) Metode pengumpulan data (observasi, wawancara, dan analisis dokumen); (4) Metode penjaminan keaslian data (triangulasi data dan triangulasi metode); dan (5) Metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Monumen Perjuangan Wira Bhuwana didirikan atas tekad dari para veteran kecamatan Sukasada. Ada tiga faktor yang melatar belakangi pendiriannya yakni, faktor historis, faktor sosial, dan faktor religi, (2) Bentuk Monumen Perjuanan Wira Bhuwana mengambil konsep Tri Mandala dalam ajaran agama Hindu. Bentuk Monumen Perjuangan Wira Bhuwana termasuk ke dalam tampilan bangunan figuratif dan non figuratif. Bukti bangunan figuratif pada Monumen Perjuangan Wira Bhuwana adalah adanya beberapa patung-patung berwujud manusia pada areal halaman luar monumen yang melambangkan kesembilan pasukan pribumi yang gugur dalam pertempuran di Kilometer 17 Pangkung Bangka, Desa Gitgit pada 12 Mei 1946. Sedangkan bukti bangunan non figuratif pada Monumen Perjuangan Wira Bhuwana adalah adanya sebuah bangunan tugu pada areal halaman tengah monumen dan terdapat beberapa relief-relief pada dinding halaman luar monumen serta terdapat pelinggih Padmasana pada bagian halaman utama monumen. (3) Potensi Monumen Perjuangan Wira Bhuwana yang dapat dikembangkan sebagai media pembelajaran IPS, yakni Sejarah dan Artefak ( Arsitektur Monumen Perjuangan Wira Bhuwana). Kata Kunci : Media pembelajaran IPS , Potensi, Sejarah Monumen Perjuangan Wira Bhuwana This study aimed to determine (1) the establishment Background of Monumen Perjuangan Wira Bhuwana; (2) Form of Monumen Perjuanan Wira Bhuwana and (3) the potential that could be developed as a learning media of social science studies from Monumen Perjuangan Wira Bhuwana. This study used a qualitative approach: (1) Determining the location of the study; (2) Method of determination of the informant; (3) Data collection methods (observation, interviews, and document study); (4) Method of guaranteeing the authenticity of the data; (5) The method of data analysis; and (6) The method of research results. The results showed that (1) Monumen Perjuangan Wira Bhuwana founded on the determination of the veterans Sukasada districts. There are three factors namely the establishment background, historical factors, social factors, and religious factors, (2) Monumen Perjuanan Wira Bhuwana shape take the concept of Tri Mandala in the Hindu’s religion. Forms of Monumen Perjuangan Wira Bhuwana included in the display of figurative and non-figurative building. Evidence figurative building on Monumen Perjuangan Wira Bhuwana is the presence of some form human statues on the outside courtyard area of the monument that symbolizes the nine native troops who died in battle at Kilometer 17 Pangkung Bangka, Gitgit village on May 12 1946. While evidence of non-figurative building on Monumen Perjuangan Wira Bhuwana is the existence of a building pillar in the middle of the courtyard area of the monument and there are some reliefs on the walls of the courtyard outside the monument and there Padmasana shrine monument on the main page (3) Potential of Monumen Perjuangan Wira Bhuwana that could be developed as a learning media of social science studies is the History and Artifacts (Architecture of Monumen Perjuangan Wira Bhuwana).keyword : Learning Media of Social Studies, Potential, History of Monumen Perjuangan Wira Bhuwana,
ETNIK BUGIS MANDAR DI DUSUN MANDAR SARI, DESA SUMBERKIMA, GEROKGAK, BULELENG, BALI (SEJARAH, PEMERTAHANAN IDENTITAS ETNIK DAN KONTRIBUSINYA BAGI PEMBELAJARAN SEJARAH) ., Dania Fakhrunnisa; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si; ., Drs. I Made Pageh,M.Hum.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i3.8709

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan (1) Mendeskripsikan latar belakang Sejarah Suku Bugis Mandar di Desa Sumberkima, (2) Mendeskripsikan Strategi dan Alasan Masyarakat Bugis Mandar di Desa Sumberkima dalam mempertahankan identitas kesukuannya hingga saat ini, (3) Medeskripsikan Kontribusi Sejarah kedatangan Suku Bugis Mandar ke Desa Sumberkima dan strategi pemertahanan identitas kesukuannya bagi Pembelajaran Sejarah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahap-tahap; (1) Tehnik penentuan lokasi penelitian, penelitian ini berlokasi di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, (2) Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, (3) Tehnik penentuan informan, penentuan informan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, (4) Tehnik pengumpulan data, melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen, (5) Tehnik validasi keabsahan data, dan triangulasi data, (6) Teknik analis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sejarah Suku Bugis Mandar di Desa Sumberkima dilatar belakangi oleh dua faktor, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong disebabkan karena adanya Hegemoni VOC di Sulawesi abad XVI dan adanya pemberontakan komunis tahun 1926-1927. Dan faktor penarik disebabkan karena letak desa Sumberkima yang sangat strategis terletak di pesisir pantai dan memilliki tanah yang subur untuk dijadikan lahan pemukiman dan perkebunan. Strategi pemertahanan identitas etnik Bugis mandar yaitu menggunakan sistem sosialisasi dalam keluarga, masyarakat dan sekolah. Strategi yang digunakan untuk mempertahankan identitas etnik yaitu dengan sosialisasi melalui agen keluarga, sosialisasi melalui agen masyarakat dan sosialisasi melalui agen keluarga, serta alasan pemertahanan identitas etnik yaitu karena warisan leluhur dan takut untuk kehilangan identitas sebagai suku pendatang. Adapun kontribusi dari sejarah Suku Bugis Mandar di desa Sumberkima serta strategi dan alasan pemertahanan identitas kesukuannya bagi pembelajaran sejarah yaitu dapat dijadikan sumber belajar sejarah dan juga dijadikan sebagai media pembelajaran sejarah pada kurikulum 2013. Kata Kunci : Kata kunci: Suku Bugis Mandar, strategi dan alasan pemertahanan identitas etnik. ABSTRACT This study aims to (1) describe the background history of the Bugis Mandar village Sumberkima, (2) Describe the strategy and reasons Society Bugis Mandar village Sumberkima in maintaining the identity of the tribal till today, (3) Medeskripsikan Contributions history of the arrival of the Bugis Mandar to village Sumberkima and tribal identity preservation strategies for Teaching History. This study uses a qualitative method by stages; (1) Technical determining the location of research, this study is located in the village of Sumberkima, Gerokgak, Buleleng, (2) research approach uses a qualitative approach, (3) Technical determination of the informant, the determination of the informants in this research is purposive sampling, (4) Technical data collection, through observation, interviews, and a review of documents, (5) Technical validation of the validity of the data, and triangulation of data, (6) Technical data analyst. The results showed that the history of the Bugis Mandar village Sumberkima motivated by two factors, namely push and pull factors. The driving factor due to the hegemony of the VOC in Sulawesi sixteenth century and the communist insurgency in 1926-1927. And a pull factor due Sumberkima village is very strategically located on the coast and memilliki arable land to be used as residential land and plantations. Bugis ethnic identity preservation strategy mandated that use the system of socialization in the family, community and school. The strategy used to maintain ethnic identity is by socialization through the agency of family, community and socialization through agents of socialization through the agency of the family, as well as ethnic identity preservation reasons, namely because of the heritage and afraid to lose their identity as ethnic migrants. The contribution of the history of the Bugis Mandar village Sumberkima strategy and tribal identity preservation reasons for teaching history which can be used as a source of learning the history and also serve as a medium of teaching history in the curriculum of 2013. keyword : Keywords: Bugis Mandar, strategy and reason for preservation of ethnic identity.
IDENTIFIKASI POTENSI MONUMEN BHUWANA KERTA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH DI SMA ., Gede Senjaya; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si; ., Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i2.3967

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian adalah 1) penentuan rancangan penelitian, 2) penentuan lokasi penelitian, 3) penentuan informan, 4) pengumpulan data, 5) validitas data, dan 6) analisis data. Penelitian ini dilakukan di Desa Panji, Kecamatan Sukasada yang bertujuan untuk mengetahui; 1) Latar belakang dibangunnya monumen Bhuwana Kerta di Desa Panji; 2) Bentuk dan struktur monumen Bhuwana Kerta di Desa Panji; dan 3) Aspek-aspek sejarah Monumen Bhuwana Kerta yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah. Berdasarkan wawancara, observasi, studi dokumentasi di lapangan diketahui bahwa, 1) pendirian monumen dilatarbelakangi oleh perjuangan pertempuran panji; 2) bentuk monument dan struktur monumen Bhuwana Kerta terdiri dari dasar, badan, dan kepala, Monumen Bhuwana Kerta bertinggi 17 meter, merupakan visualisasi simbolik angka keramat kemerdekaan bangsa Indonesia. Puncak monumen berwujud padmasana dan api, merupakan simbol Tuhan yang memberi anugerah kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Di bawah wujud padmasana dan api terdapat wujud delapan helai daun teratai simbol asthadala, manifestasi Tuhan dalam keyakinan Hindu. Selain itu, bentuk ini merupakan simbol dari bulan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bentuk badan monumen yang polos adalah simbol dari keluhuran, kesucian dan kejujuran perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia di Bali. Adanya bentuk dulang dengan wujud visual bercelah-celah sebanyak 45 buah di bagian bawah badan monumen, merupakan simbol dari tahun kemerdekaan bangsa Indonesia. Aspek-aspek dari monumen Bhuana Kerta yang bisa dijadikan sumber pembelajaran sejarah adalah aspek sejarahnya dan nilai-niulai yang terkandung dalam simbol-simbol monumen,seperti nilai edukatif, nilai pengetahuan,nilai artistic,nilai kepahlawanan dan nilai rekreatif Kata Kunci : Monumen,Potensi sumber belajar sejarah This research is qualitative, with the stages in the research done is 1) the determination of the study design, 2) determining the location of the study, 3) determination of the informants, 4) data collection, 5) the validity of the data, and 6) data analysis. This research was conducted in the village of Panji, District Sukasada which aims to find out; 1) Background Bhuwana Kerta monument built in the village of Panji; 2) The shape and structure of the monument in the village of Panji Bhuwana Kerta; and 3) the historical aspects Bhuwana Kerta monument that can be used as a source of learning history. Based on interviews, observation, field study documentation in mind that, 1) the establishment of the monument is motivated by struggles battle flag; 2) the shape and structure of the monument Bhuwana Kerta monument consists of a base, body, and head, Monument Bhuwana Kerta plays 17 yards, a sacred number symbolic visualization of Indonesian independence. Peak padmasana and fire tangible monument, a symbol of God's grace that gives independence for Indonesia. Under the form of padmasana and fire are eight strands form symbols asthadala lotus leaf, the manifestation of God in the Hindu faith. In addition, the shape of the moon is a symbol of Indonesian independence. Physique plain monument is a symbol of nobleness, purity and honesty of the struggle for independence of Indonesia in Bali. The presence of a platter with a slotted-slit visual form as many as 45 pieces at the bottom of the monument, a symbol of the independence of Indonesia. Aspects of the monument Bhuana Kerta that can be used as a source of learning history is an aspect of its history and value-niulai contained in symbols monuments, such as the educational value, the value of knowledge, artistic value, the value of heroism and recreational values keyword : Monument, potential sources of learning history
Persepsi Siswa Terhadap Guru Sejarah yang Ideal (Studi Kasus Pada Kelas X Matematika Sains Tahun pelajaran 2014/2015 di SMA Negeri 1 Ubud, Gianyar, Bali) ., Ni Made Wiyanthini; ., Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v3i1.4178

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui persepsi siswa kelas X Matematika Sains SMA Negeri 1 Ubud tentang guru sejarah yang ideal dilihat dari penampilan fisikal; (2) Mengetahui persepsi siswa kelas X Matematika Sains di SMA Negeri 1 Ubud tentang guru sejarah yang ideal dilihat dari sistem pengajaran; (3) Mengetahui persepsi persepsi siswa kelas X Matematika Sains di SMA Negeri 1 Ubud tentang hubungan sosial antara guru dengan siswa di luar proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan langkah-langkah: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan; (3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, kuisioner, studi dokumentasi dan studi pustaka); (4) teknik penjaminan keabsahan data; dan (5) teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) Persepsi siswa tentang penampilan fisikal guru sejarah yang ideal yaitu berpenamilan bersih, berpenampilan rapi, berpenampilan sopan, dan berpenampilan menarik; (2) Persepsi siswa tentang sistem pengajaran guru sejarah yang ideal yaitu harus mampu melakukan kegiatan pra pembelajaran, membuka pelajaran, penguasaan materi pembelajaran, pendekatan/strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber/media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, dan menutup pelajaran; (3) Persepsi siswa tentang hubungan sosial antara guru dengan siswa di luar proses pembelajaran yaitu guru yang ideal harus bertegur sapa, memberika senyuman, dan membimbing siswa ketika mengalami kesulitanKata Kunci : Persepsi, Siswa, Guru Ideal The purpose of this research (1) Knowing the perception of class X Mathematics Science Senior High School 1 Ubud about the ideal teacher of history seen from physical appearance; (2) Knowing the perception of class X Mathematics Science Senior High School 1 Ubud about the ideal teacher of history seen from a system of teaching; (3) Knowing the perception of class X Mathematics Science Senior High School 1 Ubud about the ideal teacher of history seen from social relationships between teachers and students outside the learning process. This research is using a qualitative approach with some steps: (1) determination of research location, (2) determination informant technique, (3) collection data technique (observation, interview, questionnaire, documentation study and literature study), (4) guaranty of validity data technique, and (5) data analysis technique. The result of this research showing that: (1) Students' perceptions about physical appearance that is an ideal history teacher berpenamilan clean, well groomed, decently dressed, and attractive; (2) Students' perceptions about the teaching system that is an ideal history teacher must be able to perform pre learning activities, open learning, mastery learning materials, approach / strategy defenders, utilization of resource / learning media, learning that trigger and maintain student engagement, assessment processes and learning outcomes, and closing lessons, (3) Students' perceptions of the social relationships between teachers and students outside the learning process that is ideal teacher should greet, smile gives, and guiding students when experiencing difficulties.keyword : perception, the learner, ideal teacher.
Pengintegrasian Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Sejarah Melalui Penerapan Model STAD Sebagai Upaya Peningkatan Kesadaran Nasionalisme Pada Siswa Kelas XI IPB 1 SMA Karya Wisata Singaraja Tahun Ajaran 2013/2014. ., I Made Budiana; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v4i2.3616

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian tindakan kelas ini; (1) Untuk mengetahui apakah pengintegrasian pendidikan karakter melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) dapat meningkatkan kesadaran nasionalisme pada siswa kelas XI IPB 1 SMA Karya Wisata Singaraja tahun ajaran 2013/2014. (2) mengetahui bagaiman tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas XI IPB I SMA Karya Wisata Singaraja yang berjumlah 38 orang yaitu 6 laki-laki dan 32 perempuan. Objek penelitian adalah kesadaran nasionalisme siswa dan tanggapan siswa. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan tes. Dari hasil penelitian tindakan kelas dan analisis dapat diperoleh hasil sebagai berikut dengan pelaksanaan penelitian sebanyak 2 siklus: (1) Nilai kesadaran nasionalisme siswa, skor rata-rata 74,00% pada siklus I dan 95,00% pada siklus 2, dari siklus I ke siklus II meningkat 21,00%. (2) Aktivitas yang menunjukan sikap kesadaran nasionalisme siswa berdasarkan hasil observasi dan analisis data diperoleh hasil aktivitas siswa pada siklus I 11% termasuk katagori cukup sadar nasionalisme, pada siklus II 12,34% termasuk kedalam kategori sadar nasionalisme. Dari siklus I ke siklus II meningkat 1,34%. (3) Hasil respon siswa dilakukan dengan perbandingan antar siklus, yaitu pada siklus 1 dan siklus 2 respon siswa mengalami peningkatan 10,09%. Kata Kunci : Kata Kunci: Pengintegrasian Pendidikan Karakter, Pembelajaran Kooperatif STAD, Kesadaran Nasionalisme, dan Tanggapan Siswa. ABSTRACT The purpose of research measure this class; (1) To know is that the integration of education character by learning model application cooperative type of student team achievement division (STAD) can increase the consciousness of nationality for the students class XI IPB I SMA Karya Wisata Singaraja in 2013/2014. (2) To know how the student reations to learning model application cooperative type student team achievement division (STAD). In this research, who is the subject is the student class XI IPB I SMA Karya Wisata Singaraja who were the number are 38 students they are 6 boys and 32 girls. The research object is the consciousness of nasionality student and the student reaction. The method of data collection are observation, interview, and test. For the result of measure the class and the analysis that found the result as follow with the research implementation for 2 cycle! (1) the value of consciousness nationality the student, the eve rage score 74, 00%, in 1 cycle an 95, 00% in 2 cycle From 1 cycle to 2 cycle rise in 21, 00%. (2) The Activity that indicate attitude of consciousness student nationality according the observation result and data analysis find out the result student activity in 1 cycle is 11% include the enough aware category in nationality, in 2 cycle is 12, 34% include in the enough aware category in nationality. From 1 cycle to 2 cycle rise in 1, 34%. The result of student reaction did with the ratio inter cycle, is for 1 cycle and 2 cycle of student have a raising 10, 09%. keyword : Key words: The Integration Charater of Education, Cooperative Learning of STAD, The consciousness of nationality and The reaction of student.
Identifikasi Potensi Taman Soekasada Ujung, di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal di SMA ., Wayan Devi Damayanti; ., Drs. I Wayan Mudana,M.Si.; ., Drs. I Ketut Margi, M.Si
Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjps.v6i1.4277

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali yang bertujuan mengetahui: (1) Yang melatarbelakangi dibangunnya Taman Soekasada Ujung, di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali, (2) Struktur dan fungsi bangunan Taman Soekasada Ujung, di Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem, Bali,(3)Aspek-aspek dari Taman Soekasada Ujung yang dapat dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah lokal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ialah (1) Penentuan Lokasi Penelitian,(2) Penentuan Informan, (3) Pengumpulan Data (observasi, wawancara, dan studi dokumentasi), (4) Validitas Data yang terdiri dari triagulasi data dan triangulasi metode, (5) Analisis Data. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Taman Soekasada Ujung di bangun oleh Raja Karangasem Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem. Ada empat faktor yang melatarbelakangi pembangunan Taman Soekasada Ujung, yakni faktor sejarah, faktor kultur (kebudayaan), faktor politik dan faktor religius. (2) Struktur dan fungsi banguan Taman Soekasada Ujung, dalam pembangunan Taman Soekasada Ujung ini memiliki konsep ruang Tri Mandala yaitu Nista Mandala, Madya Mandala dan Utama Mandala yang dimana setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing bangunan. (3) Aspek-aspek dari Taman Soekasada Ujung yang bisa dikembangkan sebagai sumber belajar sejarah. Taman Soekasada Ujung ini merupakan peninggalan kerajaan Karangasem merupakan suatu karya yang dibuat langsung oleh Raja Karangaasem pada saat itu Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem yang sangat mencintai dunia kesenian dan Taman Seokasada Ujung ini merupaka suatu hasil karya beliau di bidang arsitektur bangunan yang memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber belajar sejarah menganai perkembangan kehidupan Negara-negara kerajaan hindu budha di IndonesiaKata Kunci : Taman Soekasada Ujung, Struktur, fungsi dan sumber belajar This research was conducted at Tumbu village, Karangasem, Bali which aims to know: (1) The background of the construction of Soekasada Ujung Garden, in Tumbu village, Karangasem regency, Bali, (2) Structure and function of the building Soekasada Ujung Garden, in Tumbu Village, Karangasem Regency, Bali, (3) aspects of Soekasada Ujung Garden that can be develoed as a source of learning local history. This research is qualitative research. The stages are carried out in a qualitative study are (1) Siting Research, (2) Determination informant, (3) data collection (observation, interview, and documentation),(4) The validity of data consisting of data and triagulasi methods triagulasi, (5) Data Analysis. The results showed: (1) Soekasada Ujung Garden was built by king of Karangasem, Anak Agung Agung Ketut Karangasem Anglurah. There are four factors behind the development of Soekasada Ujung Garden, the historical factors, cultural factors (culture), political factors and religious factors. (2) The structure and function of the building of Soekasada Ujung Garden, in the construction of Soekasada Ujung Garden has a concept, the concept is spece Tri Mandala, there are Nista Mandala, Madya Mandala and Utama Mandala in which each building has the function of each building. (3) aspects of Soekasada Ujung Garden that could be developed as a source of learning history. Soekasada Ujung Garden Karangasem kingdom is a legacy of a work created directly by King Karangaem at the time of Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem who loved the world of art and Soekasada Ujung Garden is a result of his work in the field buiding architecture that has the potential for very great as a source of learning the history of the development of life about contries Buddhist Hindu kingdom in Indonesiakeyword : Soekasada Ujung Garden, Structure, function and learning resources
Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan Dalam Perspektif Darwinisme Sosial I Ketut Margi
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 46 No 1 (2013): April, 2013
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.769 KB) | DOI: 10.23887/jppundiksha.v46i1.1695

Abstract

Pendidik professional tidak cukup hanya memiliki ijazah – sebagai penanda kepemilikan modal intelektual, tetapi harus disertai dengan penanda lainnya, yakni sertifikat pendidik. Penanda ini dapat diraih melalui sertifikasi guru dalam jabatan. Selain itu, pemerintah berencana menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru Prajabatan untuk memberi akses yang sama, baik bagi luaran S-1 kependidikan dan S-1/D-IV non kependidikan.Secara sepintas,kebijakan ini tidak ada masalah karena memiliki landasan filosofis, yuridis, historis, dan konseptual.Namun, dari perspektif pedagogi kritis ada ideologi tersembunyi di balik PPG Prajabatan, yakni darwinisme sosial.Perspektif darwinisme sosial bukan saja memperluas ruang kompetisi dalam mereproduksi guru, akan tetapi sekaligus mempersempit peluang bagi calon keluaran S-1 kependidikan. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan strategi adaptasi sosial budaya berupa peningkatan kreativitas dan inovasi calon guru, peningkatan manajemen pengelolaan lembaga, dan pengembangan kurikulum yang multy entry dan multy exit. Kata-kata Kunci: pendidikan profesi guru, seleksi alam, adaptasi sosial budaya
Co-Authors ., Ali Rausan Fikri ., Dania Fakhrunnisa ., Fiani Yulistia ., I Gede Arcana ., I Ngh Semaranata ., Mia Lutfitasari Adnyani, Ni Luh Putu Sri Ahmad Ardiyansah Aizil Mamnun Ali Rausan Fikri . Ardanareswari, Ni Putu Galuh Ariska, Firawati Ayang Pradana . Ayang Pradana ., Ayang Pradana Azura, Vina Damayani, Kadek Putri Meita Dania Fakhrunnisa . Darmadi, Ni Putu Erna Sri Dela Safitri Desak Made Oka Purnawati Dewa Gede Suma Adnyana . Dewi, Mevilia Taryo A Dr. Tuty Maryati,M.Pd . Dra. Luh Putu Sendratari,M.Hum . Drs. I Wayan Mudana,M.Si. . Drs. Wayan Sugiartha, M.Si. . Eky Hardiyana Fantiya, Hetwin Fiani Yulistia . Firawati Ariska Fitri Noviani Gede Adi Putra . Gede Aris Adi Sanjaya . Gede Mas Mahendradita . Gede Senjaya . Handoko Satrio Prakoso . Handoko Satrio Prakoso ., Handoko Satrio Prakoso Hardiyana, Eky Hetwin Fantiya I Gede Arcana . I Gusti Made Arya Sutha Wirawan I Gusti Made Aryana I Gusti Ngurah Riki Wahyudi . I Gusti Ngurah Riki Wahyudi ., I Gusti Ngurah Riki Wahyudi I Kadek Wiradarma . I Ketut Agus Adijaya . I Ketut Suartana . I Komang Sudarma I Made Budiana . I Made Pageh I Made Sarmita I Made Yasa I Nengah Narendra Permana I Ngh Semaranata . I Nyoman Mantaka I Putu Eka Noviantara . I Putu Widiarta . I Putu Widiarta ., I Putu Widiarta I Wayan Gunawan . I Wayan Mudana I Wayan Pardi I Wayan Putra Yasa Ida Ayu Komang Dina Lestariani Ida Ayu Komang Natika Wuni . Ida Bagus Ari Jaya Putra Iin Melya Parlina Irwan Nur Jamilah . Kadek Putri Meita Damayani Ketut Sedana Arta Ketut Sedana Arta Lestariani, Ida Ayu Komang Dina Lola Utama Sitompul M.Si. Drs. Wayan Sugiartha . Made Dian Hermi . Made Dian Hermi ., Made Dian Hermi Mamnun, Aizil Mariyastini, Sang Ayu Putu Mevilia Taryo A Dewi Mia Lutfitasari . Muhammad Sariman . Muhammad Sariman ., Muhammad Sariman Nangraini, Wayan Pina Nela Agustin Permata Sari Nengah Bawa Atmadja Nengah Bawa Atmadja Nengah Bawa Atmadja Ni Kadek Ayu Aryani Ni Kadek Dwiyanti . Ni Kadek Rustini Wati . Ni Kadek Rustini Wati ., Ni Kadek Rustini Wati Ni Luh Anik Arisa Dewi . Ni Luh Indah Juliantari Ni Luh Rika . Ni Made Ary Wahyuni . Ni Made Wiyanthini . Ni Putu Ayu Widiastuti Ni Putu Erna Sri Darmadi Ni Wayan Astini . Nur Kamilah Nurohmah, Melinda Parlina, Iin Melya Permana, I Nengah Narendra Prof. Dr. Nengah Bawa Atmadja,MA . Purnamasari, Sri Cahaya Putra, Ida Bagus Ari Jaya Putu Suryani Rahman, Taufikur Safina Nurul Hidayah Safitri, Dela Sang Ayu Putu Mariyastini Sari, Nela Agustin Permata Sri Cahaya Purnamasari Sukadi Sukadi Suryani, Putu Taufikur Rahman Vina Azura Wattini Wattini Wattini, Wattini Wayan Devi Damayanti . Wayan Pina Nangraini Wedastri, Ni Luh Gede Mardewi Widiastuti, Ni Putu Ayu Wirawan, I Gusti Made Arya Suta Wirawan, I Gusti Made Arya Sutha Wirawan, Luh Berlian Maharani