Claim Missing Document
Check
Articles

Overview of Health Program Innovation “Fun For Mom” Akila Labiba; Asmaripa Ainy
Jurnal Kesehatan Prima Vol 15, No 2 (2021): AUGUST
Publisher : poltekkes kemenkes mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jkp.v15i2.653

Abstract

Maternal and child health is an important concern for all nations in the world including Indonesia. “Fun For Mom” is an innovation program at Sako Public Health Center in Palembang for increasing the knowledge of mothers regarding breastfeeding practice, complementary feeding, and maternal health during pregnancy and breastfeeding period.  This study describes the Fun for Mom program at Sako Public Health Center in Palembang.  This was a qualitative study that involved the analysis of data collected from in-depth interviews, documents review, and observations to describe the Fun for Mom program using the RE-AIM framework at Sako Public Health Center in Palembang. The purposive sampling technique has been applied and twelve interviews were conducted with a Head of Sako Public Health Center, a Program Manager, two Program Implementers, three Cadres, and five Program Participants. RE-AIM framework is a multi-attribute model with five dimensions: reach, effectiveness, adoption, implementation, and maintenance. According to this framework, the findings illustrated that around ten pregnant or breastfeeding mothers participated in each activity session. Exclusive breastfeeding increased after a year of its implementation from 2017 to 2018. Mothers easily understand the information given because of the use of game media in this program. All information is conveyed in simple language and can be applied in daily childcare. Health operational assistance (it is called BOK) is used to fund this program. Other financial supports are needed for the sustainability of the program. The Fun for Mom program is feasible as a community empowerment effort in a health center setting and can be developed further. 
DESENTRALISASI KESEHATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Misnaniarti Misnaniarti; Asmaripa Ainy; Rini Mutahar
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 3 No 3 (2009): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One important aspect of the impact of decentralization policy on health sectors is that budget allocation is fully authorized by each province. Preventive program of contagious disease is one of program strategy in Indonesian health department to enhance community health status, particularly in order to eliminate contagious diseases in community. Financing is one essential factor; therefore, finding an appropriate policy model of budget allocation is urgent. As a result, budget allocation for each contagious disease is able to be balance. The research design was an observational study with combination of qualitative and quantitative methods. The population is including all health officials in South Sumatera. Data were obtained using a checklist of budget allocation model and deep interview regarding supports and factors that halted in preventive programs of contagious diseases. Univariate and content analysis were utilized. The results indicated that budget proportion of preventive program of contagious diseases in each district/region is various, it depended in program that has priorities over in each region. Furthermore, program financing did not depend on number of diseases’ cases in previous year. Consequently, there were some diseases that were not handled very well due to limited budget from the health officials in each region. It might also be because of limited support from local government that has priorities on free medical treatments that need more budget than prevention activities. In summary, decentralization has not showed positive impacts on implication of communicable diseases preventive program, particularly in budget allocation. We recommend that appropriate budget allocation for this program is urgent needed to decrease numbers of communicable diseases in all district health officials in South Sumatera.
KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI POLI UMUM PUSKESMAS PETALING KABUPATEN BANGKA TAHUN 2009 Nur Alam Fajar; Erma Kartikasari; Asmaripa Ainy
Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan Vol 4 No 2 (2010): Jurnal Pembangunan Manusia
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sumatera Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Community Health Insurance is the government's social assistance programs for the poor. Research from the Indonesian Corruption Watch (ICW) found out that the quality of health services for the poor through the program of community health insurance is still low. This problem can be seen from the report of implementation program JPKM ASKESKIN in 2007 and report on the implementation of public health insurance program in 2008 at Petaling Health Center that decreased the number of patient visits by 60,52%. Therefore, this study aims to determine patient satisfaction of community health insurance to quality health services at the General Out Patient Clinic Petaling Public Health Center of Bangka. This research is a quantitative study using importance-performance analysis. This sample amount of 73 patients of community health insurance taken by purposive sampling technique. Tools of data collection primary data derived from the results of questionnaires and secondary dataderived from health profiles Petaling Public Health Center. The results of this study indicated that the average value of fitness levels for all dimensions are 82.49% which the level of concordance 78.47% reliability dimension, responsiveness 80.70%, assurance 85.01%, empathy 82.68% and tangible 85, 63%. Based on the importance-performance analysis of 25 factors which are investigated there are 8 (eight) factors that are in quadrant I, 7 (seven) factors in quadrant II, 3 (three) factors in quadrant III and 7 (seven) factors in quadrant IV. Advice given to the Petaling Health Center of Bangka is to improve health worker performance in terms of reliability and responsiveness in a way to supervise the implementation of service provided and give awards to outstanding officers. In addition, health workers also need to maintain the performance of the services provided in terms of empathy, assurance and tangibles with means to evaluate the services routinely provided.
Desa Siaga dan Manajemen Kesehatan Bencana Asmaripa Ainy
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.793 KB)

Abstract

Indonesia memiliki banyak wilayah yang rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia. Bencana dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi geografis, geologis, iklim maupun faktor-faktor lain seperti keragaman sosial, budaya dan politik. Kejadian bencana di Indonesia pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Dampak dari kejadian bencana akan mempengaruhi aspek kesehatan masyarakat. Salah satu strategi yang terus dikembangkan dalam mewujudkan Indonesia Sehat adalah melalui pengembangan desa siaga. Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Inti kegiatan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu, dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (menfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Program desa siaga merupakan salah satu jawaban untuk mewujudkan kemandirian masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.Kata kunci : desa siaga, manajemen, bencana.
Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan dengan Metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN) di Puskesmas Merdeka Kota Palembang Virna Widora Saputri; Misnaniarti; Asmaripa Ainy
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2010): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.794 KB)

Abstract

Latar Belakang : Tahun 2008, puskesmas Merdeka memiliki jumlah kunjungan tertinggi dibandingkan dengan 37 puskesmas lainnya, yaitu 70.532 pasien dengan jumlah tenaga 35 orang dan daya guna staf/hari sebesar 6,7 sehingga jumlah tenaga yang dibutuhkan sebanyak 47 orang. Artinya, terjadi kekurangan SDM kesehatan sebanyak 12 orang. Jumlah SDM kesehatan yang tidak sesuai kebutuhan (kelebihan atau kekurangan) merupakan masalah pelayanan kesehatan menjadi tidak optimal.Metode : Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat deskriptif dengan metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN). Sampel penelitian adalah SDM kesehatan di Puskesmas Merdeka Kota Palembang tahun 2009 pada 5 unit kerja. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini non probability sampling dengan metode purposive sampling. Analisis dalam penelitian ini untuk menghasilkan gambaran kebutuhan SDM kesehatan.Hasil penelitian : Diketahui bahwa waktu kerja tersedia perawat di BP Umum (1350 jam/tahun), bidan di MTBS (1518 jam/tahun), perawat gigi di BP Gigi (1572 jam/tahun), dokter Sp.OG di KIA/KB (684 jam/tahun), dan analis di Laboratorium (1560 jam/tahun). Rata-rata waktu kerja perawat di BP Umum (5,041’), bidan di MTBS (10,762’), perawat gigi di BP Gigi (22,405’), dokter Sp.OG di KIA/KB (215,872’), dan analis di Laboratorium (29,803’). Standar beban kerja perawat di BP Umum (16.068 menit/tahun), bidan di MTBS (8.463 menit/tahun), perawat gigi di BP Gigi (4.210 menit/tahun), dokter Sp.OG di KIA/KB (2.586 menit/tahun), dan analis di Laboratorium (3.141 menit/tahun). Standar kelonggaran perawat di BP Umum (0.07 SDM), bidan di MTBS (0,747 SDM), perawat gigi di BP Gigi (0.18 SDM), dokter Sp.OG di KIA/KB (0,035 SDM), dan analis di Laboratorium (0,085 SDM). Jumlah perawat ideal di BP Umum 3 orang, bidan di BP Anak/MTBS (2 orang), perawat gigi di BP Gigi (3 orang), dokter Sp.OG di KIA/KB (1 orang), dan analis di Laboratorium (2 orang).Kesimpulan : Terjadi kekurangan perawat gigi dan analis masing-masing 1 orang. Saran penelitian ini, sebaiknya dalam perencanaan mendatang Pukesmas Merdeka memiliki sistem informasi ketenagaan yang baik sehingga dapat menjadi landasan dalam mengajukan permintaan penambahan SDM kesehatan.Kata Kunci : Perencanaan SDM kesehatan, WISN, Sumber Daya Manusia (SDM)
Analisis Perencanaan dan Pengadaan Obat di Puskesmas Pembina Palembang Dian Safriantini; Asmaripa Ainy; Rini Mutahar
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.235 KB)

Abstract

Latar Belakang : Perencanaan dan pengadaan obat merupakan tahap yang penting dalam pemenuhan kebutuhan obat-obatan di suatu pelayanan kesehatan. Dari 96 jenis permintaan obat dan alat kesehatan (alkes) yang diajukan Puskesmas Pembina Palembang bulan Januari Tahun 2010 terdapat 43 jenis obat yang tidak terpenuhi sesuai dengan yang diminta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi mendalam mengenai perencanaan dan pengadaan obat di Puskesmas Pembina Palembang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam serta observasi. Untuk melihat keabsahan data dilakukan uji validitas dengan triangulasi. Hasil wawancara dikelompokkan didalam kategori yang sama yaitu berdasarkan perencanaan dan pengadaan obat.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan dalam pemilihan obat masih terdapat adanya obat nongenerik. Metode perkiraan kebutuhan obat yang digunakan di Gudang Farmasi Kota (GFK) Palembang yaitu metode konsumsi dan metode epidemiologi. Sedangkan metode perkiraan kebutuhan obat di Puskesmas Pembina Palembang hanya menggunakan metode konsumsi. Sistem dan cara pengadaan obat yang dilakukan di Puskesmas Pembina ada dua yaitu sistem sentralisasi (dari Dinas Kesehatan Kota Palembang) dan desentralisasi (pembelian langsung berdasarkan permintaan dokter spesialis).Kesimpulan : Perencanaan dan pengadaan obat di Puskesmas Pembina Palembang sudah baik dan sebagian besar sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Diharapkan bagi Dinas Kesehatan obat tetap menggunakan obat generik dan dilakukan pelatihan mengenai pengelolaan obat kepada seluruh petugas pengelola obat puskesmas.Kata kunci : perencanaan, pengadaan
Analisis Sistem Informasi Cakupan Imunisasi Rutin di Puskesmas Dempo Palembang Vaseta Eka Pardana; Asmaripa Ainy
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.719 KB)

Abstract

Latar Belakang: Pemerintah menetapkan salah satu indikator Indonesia Sehat 2010 adalah cakupan Universal Child Imunizations atau UCI. Untuk mengetahui keefektifan pencapaian indikator tersebut, dibutuhkan informasi yang cepat, tepat, dan relevan serta valid dan reliabel. Namun pada kenyataannya informasi yang baik sulit untuk dihasilkan. Pengaplikasian sistem informasi online di puskesmas telah diterapkan di beberapa puskesmas di Kota Palembang termasuk di Puskesmas Dempo. Akan tetapi pelaksanaannya kurang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam gambaran dan kendala sistem informasi cakupan imunisasi rutin.Metode: Merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam, telaah dokumen serta studi kepustakaan, FGD dan pengamatan. Jumlah informan ada 10 orang, terdiri dari kepala puskesmas, koordinator imunisasi, petugas pengolah data imunisasi dan petugas pengolah data puskesmas, dan keluarga pasien imunisasi. Untuk menguji keabsahan data dilakukan triangulasi sumber, metode, dan data. Analisis data dilakukan sesuai dengan topik bahasan. Hasil penelitian: Sistem informasi cakupan imunisasi rutin di Puskesmas Dempo sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi masih ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya : kekurangan tenaga imunisasi, kerusakan sistem informasi online, tidak adanya protap SIK tertulis, belum diikutsertakannya petugas imunisasi dalam pelatihan SIK dan kendala yang muncul dalam proses pengolahan maupun analisis data yang bersifat human error.Kesimpulan: Secara umum sistem informasi cakupan imunisasi rutin di Puskesmas Dempo sudah berjalan dengan baik.Saran-saran antara lain : diperbaikinya peralatan penunjang SIK online yang rusak, penambahan  sumber daya manusia yakni petugas imunisasi, dan tersedianya buku pedoman Siknas atau Sikda yang diberikan kepada Puskesmas Dempo sebagai acuan dalam melaksanakan sistem informasi kesehatan, dan adanya kontrol untuk kegiatan pengolahan maupun analisis data sehingga memperkecil tingkat human error. Kata kunci : Sistem informasi, Imunisasi, Puskesmas
Analisis Perencanaan dan Pengadaan Persediaan Obat Antibiotik melalui Metode ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Daerah Besemah Alta Fatra; Misnaniarti; Asmaripa Ainy
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.796 KB)

Abstract

Latar Belakang : Obat-obatan merupakan salah satu faktor terpenting sebagai penunjang pelayanan pada pasien di rumah sakit. Oleh karena itu rumah sakit harus melakukan perencanaan, pengadaan, dan pengendalian persediaan yang baik dan ketat untuk menghindari terjadinya kekosongan obat yang dapat menghambat proses pelayanan obat.Metode : Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang diambil adalah berupa pemakaian obat antibiotik di instalasi Farmasi dan data kuesioner yang dibagikan kepada dokter umum dan spesialis di RSD Besemah. Selain itu juga digunakan penelitian kualitatif, untuk melihat gambaran perencanaan, pengadaaan, penganggaran, dan pengendalian persediaaan obat yang berasal dari data hasil wawancara terhadap informan dan telaah dokumen.Hasil Penelitian : Dari hasil penelitian didapat bahwa manajemen persediaan obat di Instalasi farmasi RSD Besemah belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari masih adanya kekosongan obat. Dengan menggunakan Analisis Indeks Kritis ABC didapat kelompok A sebanyak 8 item obat. Pada kelompok B sebanyak 21 item, sedangkan kelompok C sebanyak 32 item. Pengendalian persediaaan dalam pengadaan pada kelompok A Indeks Kritis dilakukan dengan menggunakan model EOQ (Economic Order Quantity) dan ROP (Reorder Poins).Kesimpulan : Secara umum sistem perencanaan dan pengadaan persediaaan obat yang telah dilakukan di RSD besemah belum berjalan dengan baik, hal ini terlihat dengan masih terjadinya kekosongan obat selama periode Januari-Mei 2010 sehingga perlu adanya perencanaan yang lebih efektif dan efisien. Sehingga diharapkan manajemen persediaan obat di Instalasi Farmasi dapat berjalan lebih optimal.Kata kunci : Obat Antibiotik, Investasi, pemakaian, ABC Indeks Kritis, Perencanaaan, Penganggaran, Pengadaaan, Pengendalian.
Analisis Pengelolaan Limbah Cair di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Resi Hartini; Hamzah Hasyim; Asmaripa Ainy
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.182 KB)

Abstract

Latar Belakang : Rumah sakit merupakan institusi yang menjalankan kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif kesehatan. Kegiatan ini menghasilkan limbah padat, cair, dan gas. Limbah cair dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran lingkungan sehingga perlu pengelolaan limbah khusus. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang menghasilkan limbah cair yang berkuantitas cukup banyak.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber informasi terdiri dari empat informan. Metode penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam, pengukuran effluent secara langsung, dan observasi.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah cair di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang berasal dari semua kegiatan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit. Dalam pengelolaan limbah cair, rumah sakit tidak melakukan pemisahan limbah cair medis dan nonmedis, terdapat penampungan limbah cair dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sendiri, dan effluent dibuang di Sungai Bendung dan lingkungan sekitar. Hasil pengukuran terhadap effluent didapat kadar amoniak masih diatas baku mutu KepMen LH NoKep58/MenLH/12/1995 tentang baku mutu air limbah rumah sakit.Kesimpulan : Secara umum pengelolaan limbah cair di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Kota Palembang tahun 2010 sudah memenuhi syarat Kepmenkes RI Nomor 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah SakitKata kunci : pengelolaan limbah cair
Hubungan Karakteristik Pejamu terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru di Klinik DOTS RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja Fenny Etrawati; Asmaripa Ainy; Misnaniarti
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2011): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.647 KB)

Abstract

Latar Belakang : Tuberkulosis Paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang kemudian menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia. Secara Global, Indonesia menempati urutan ketiga terbesar untuk kasus TB Paru. Berdasarkan konsep segitiga epidemiologi, pejamu merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit termasuk TB Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pejamu terhadap kejadian Tuberkulosis Paru.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang didesain berdasarkan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 44 orang, sehingga sampel merupakan seluruh bagian dari populasi. Hasil analisis bivariate akan disajikan dalam bentuk tabel silang.Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (pvalue = 0,030; RP = 5,833), pendidikan formal (p-value = 0,041; RP = 4,5), pekerjaan (p-value = 0,034; RP = 6,9) dan status gizi (p-value = 0,016 ; RP = 5,9) terhadap kejadian TB Paru. Tidak ada hubungan antara umur (p-value = 1,000; RP = 1,2), status perkawinan (p-value = 0,360; RP = 0,5), penghasilan (p-value = 1,000; RP = 1,1) dan penyakit penyerta (p-value = 0,582; RP = 1,9) terhadap kejadian TB Paru.Kesimpulan: Disarankan bagi penderita untuk memperbaiki faktor risiko yang dapat dikendalikan seperti status gizi yakni dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk menjaga ketahanan tubuh.Kata kunci : karakteristik pejamu, tuberkulosis paru
Co-Authors Achmad Fickry Faisya Achmad Fickry Faisya, Achmad Fickry Adelina Fitri Adinda Intan Pratiwi Adinda Satriavi Utami Akila Labiba Alta Fatra Alta Fatra, Alta Alvera Noviyan Alvera Noviyani Amrina Rosyada Amrina Rosyada Andodi Andodi, Andodi Ani Nidia Lisianti Anita Rahmiwati Annisa Rahmawaty Annisa Rahmawaty Arie Kusumaningrum Asri Maharani Bambang Irawan Chendra, Rudy Des Mery Des Mery, Des Desri Maulina Desri Maulina Sari Dian Safriantini Dian Safriantini Dian Safriantini Dian Safriantini Dian Safriantini, Dian Elvara Angelita Elvi Sunarsih Erliande Feswenti Erliande Feswenti, Erliande Erma Kartikasari Fajar, Nur Alam Fatmalina Febry Fatmalina Febry Fatmalina Febry Fatmalina Febry Feby Happy Monica Feby Happy Monica, Feby Happy Fenny Etrawati Fujiyanti, Poppy Ghita Apriani Haerawati Idris Haerawati Idris Haerawati Idris, Haerawati Hamzah Hasyim Hanisah, Hanisah Hartati Inaku Herman Brawijaya Herman Brawijaya, Herman Ilham Widiati Indah Dwi Wahyuni Indah Dwi Wahyuni, Indah Dwi Indah Fasha Palingga Irawan, Bambang Iwan Stia Budi Iwan Stia Budi Jumatra Laila Kartikasari, Erma Kaulam Miryanti Kaulam Miryanti, Kaulam Laila, Jumatra Lisianti, Ani Nidia Lubis, Adelina Irmayani Magdalena Magdalena Maharani, Kaisa Davina Misnaniarti Misnaniarti Misnaniarti Misnaniarti Misnaniarti Misnaniarti Misnaniarti Misnaniarti Monica Aprilla Andestri Muhammad Pandu Aditya Najmah Najmah Najmah, Najmah Nur Alam Fajar Nur Alam Fajar Nur Alam Fajar Nur Alam Fajar Nurmalia Ermi Pujiyanto Pujiyanto Putri Ayu Nurhaliza Putri Widita Muharyani Rahayu, Rizka Sri Resi Hartini Resi Hartini, Resi Reztia Handayani, Reztia Rini Andriani Rini Andriani Rini Mutahar Ririn Yaumil Pratiwi Ririn Yaumil Pratiwi, Ririn Yaumil Rizma Adlia Syakurah Rudy Chendra Sabri Sudirman Sarri, Merri Nurmala Sartika Sartika, Dewi Siti Halimatul Munawarah Stiyawan, Yonatan Suci Destriatania Tembo, Tannia Try Any Widyastuti, Try Any Vaseta Eka Pardana Vaseta Eka Pardana, Vaseta Eka Virna Widora Saputri Virna Widora Saputri Xaviera, Virnimuthia Yuni Masrona Zilfadila Zilfadila