Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Karakteristik Indeks Massa Tubuh Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Pada Mahasiswa Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Budiman, Budiman; Hamzah, Pratiwi Nasir; Musa, Inna Mutmainnah
Indonesian Journal of Health Vol 2 No 02 (2022): Vol.02 No.02 (Februari 2022)
Publisher : Yayasan Citra Cendekia Celebes

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33368/inajoh.v2i02.32

Abstract

Background: Body Mass Index (BMI)isasimple tool orwaytomonitor the nutritional status ofadults, especially those related to underweight and overweight. BMI is defined as a person's bodyweightinkilogramsdividedbyhisheightinmeters(kg/m2). Objective: To determine the characteristics of BMI based on age and sex in the Medical ProfessionalProgram Students, FacultyofMedicine, MuslimUniversityofIndonesia. Methods: This research is a quantitative study with a cross sectional approach. Data collection wascarried out through questionnaires. The research sample was a sample with the overall BMI andcontrol was the ideal BMI sample. The sample obtained was 100 students of the Professional DoctorProgram, FacultyofMedicine, MuslimUniversityofIndonesia. Results:Theresultsshowedthattherewere10respondentswithunderweightBMIofwomen(10%),all of whomwere> 20 years oldwhile there were no men. Respondents with normal BMI are 49people(49%)aged≤20years,4people,>20yearsoldasmanyas45people,with14menand35women.RespondentswithBMIOverweight25people(25%)aged≤20years1person,aged>20years24peoplewith12men and13women.There were11 respondentswith BMIobese1(11%) aged≤20years1person,aged>20years10people,with9menand2womenand5respondentswithobese BMI 2 (11% ) aged ≤ 20 years 1 person, aged> 20 years 4 people with 3 men and 2 women.Conclusion:ThereisasignificantrelationshipbetweenBMIcharacteristicsbasedonsex,whileBMIcharacteristicsbasedonagehavenosignificantrelationship.
Hubungan Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan Kepatuhan Berobat Pada Pasien Tuberkulosis di Puskesmas Jongaya Makassar Andira, Besse Putri; Dahliah, Dahliah; Wiriansya, Edward Pandu; Irwan, Andi Alamanda; Hamzah, Pratiwi Nasir
Wal'afiat Hospital Journal Vol 5 No 1 (2024): Wal'afiat Hospital Journal
Publisher : Rumah Sakit Ibnu Sina, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/whj.v5i1.134

Abstract

Tuberculosis is a direct infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which mainly affects the lungs and is transmitted through airborne droplets or sputum from TB patients with positive BTA. The morbidity and mortality of tuberculosis is a serious problem, mainly due to the side effects of Anti-Tuberculosis Drugs (OAT). This study aims to determine the relationship between OAT side effects and treatment compliance of pulmonary tuberculosis patients at the Jongaya Makassar Health Center. This study used a cross-sectional approach with quantitative methods, involving 49 respondents selected using the Slovin formula. The research instruments were OAT side effects questionnaire and treatment compliance questionnaire, with data analysis conducted univariately and bivariately using Chi Square test. The results showed that most respondents experienced low side effects and had a high level of treatment compliance. In conclusion, there is a significant relationship between OAT side effects and treatment compliance of tuberculosis patients at the Jongaya Makassar Health Center, where the lower the perceived side effects, the higher the level of treatment compliance.
PkM Sosialisasi Pentingnya Konsumsi Makanan Tinggi Zat Besi Untuk Mencegah Anemia Pada Ibu di Desa Sanrobone, Kabupaten Takalar Dirgahayu, A. Millaty; Hamzah, Pratiwi Nasir; Iskandar, Darariani
Jurnal Pengabdian Kedokteran Indonesia Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jpki.v5i1.274

Abstract

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut. Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja berusia 15-24 tahun sebesar 32%, artinya masih terdapat permasalahan anemia di Indonesia yang belum teratasi. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi mengenai pentingnya konsumsi makanan tinggi zat besi untuk mencegah anemia khususnya bagi Perempuan. Sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Perempuan di wilayah Desa Sanrobone Kabupaten Takalar. Total Perempuan yang mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat berjumlah 50 orang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari tiga tahapan diantaranya pretest, edukasi dengan banner dan sosialisasi langsung, dan posttest. Jumlah dan jenis pertanyaan pretest dan posttest sama. Jumlah pertanyaan yang diberikan adalah 12 soal. Jawaban yang benar diberikan nilai 10 dan yang salah diberikan nilai 0. Sebagian besar Perempuan berada pada rentang usia 20-45 tahun (74%). Hasil menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan mengenai anemia dan bahan makanan yang mencegah anemia. Hasil uji Wilcoxon signed rank test menunjukkan hasil pretest dan posttest yang berbeda nyata (p-value = 0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian sosialisasi dapat membantu meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi makanan tinggi zat besi untuk mencegah anemia.
The Effect of Organizational Activity on Grade Point Average (GPA) in Medical Faculty of Indonesian Muslim University El Firman, Andi Mappaita; Royani, Ida; Hamzah, Pratiwi Nasir; Makmun, Armanto; Aisyah, Windi Nurul
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 9 No. 2 (2024): Mei
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v9i2.2187

Abstract

Competencies in medical education have been determined by the Indonesian Doctor Competency Standards (SKDI). One way that SKDI can be done is through academic learning processes (intracurricular) and student activities or organizational activities (extracurricular). However, many opinions state that extracurricular activities such as being active in organizations can have a negative impact on student achievement. This research aims to determine the relationship between organizational activity and the Grade Point Average of students at the Academic Stage of the Faculty of Medicine, Indonesian Muslim University class of 2020. This research design uses descriptive analytics with a cross-sectional approach. The sampling technique in this research used purposive sampling with 156 respondents. The data analysis used is the chi-square statistical test to determine the significance of the relationship between the independent variable and the dependent variable. To assess student organizational activity, a questionnaire is used as a tool which consists of 13 question indicators and then categorized as active and inactive students. Meanwhile, students' grade point averages will be categorized into satisfactory and unsatisfactory based on the set number limits. The research results showed that 149 samples (95.5%) were classified as active in participating in organizations and 144 samples (92.3%) had a GPA that was classified as satisfactory. Based on the research results, it was found that there was no significant relationship between organizational activity and the GPA of students at the academic stage of the class of 2020, Faculty of Medicine, Indonesian Muslim University, where the p-value = 0.503 (>0.05) with a weak correlation coefficient. Researchers recommend conducting further research on organizational activity variables, particularly on the effect between position or number of organizations joined and GPA, as well as the role of each organization in supporting the academics of its members.
NARRATIVE REVIEW : KARAKTERISTIK PENDERITA SINDROM PASCA COVID-19 (LONG COVID-19) Haring, Andi Muh. Batara Sakti; Wiriansya, Edward Pandu; Nurmadilla, Nesyana; Kartika, Irna Diyana; Hamzah, Pratiwi Nasir
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.37083

Abstract

Coronavirus disease 19 (Covid-19) saat ini menjadi masalah serius dunia dan jumlah kasusnya terus meningkat setiap harinya. Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 termasuk gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Beberapa gejala bertahan atau kambuh selama bermingguminggu atau bahkan berbulan-bulan setelah pemulihan awal. Kajian gejala Covid-19 oleh King's College London menemukan bahwa 4 juta orang yang sudah memiliki gejala Covid-19 dan hasil PCR positif lebih rentan terkena infeksi di usia lanjut, disusul fase akut, terutama yang disertai suara serak, Indek massa tubuh yang lebih, sesak napas dan jenis kelamin perempuan sering terjadi masa gejala berkepanjangan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  karakteristik penderita sindrom pasca covid-19 (long covid-19). Sedangkan secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui  karakteristik penderita sindrom pasca covid-19 (long covid-19) berdasarkan manifestasi klinis, usia, dan jenis kelamin.  Penelitian ini menggunakan Literature Review dengan pendekatan Narrative Review. Jenis penelitian ini dipilih karena peneliti ingin mencari tahu mengenai karakteristik penderita sindrom pasca covid19 (long covid-19).  Data yang digunakan dalam literatur ini merupakan data sekunder. Data diperoleh dengan cara menelaah artikel dan jurnal ilmiah berupa penelitian terkait karakteristik penderita sindrom pasca Covid-19. Berdasakan penelitian ini disimpulkan bahwa COVID-19 dapat menyebabkan gejala persisten yang dikenal sebagai Long-Covid, yang dapat berdampak pada fungsi fisik, kognitif, dan kualitas hidup pasien.
ANALISIS FAKTOR RESIKO TERJADINYA HIPERTENSI : LITERATURE REVIEW Affandi, A. Achmad; Hamzah, Pratiwi Nasir
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.43302

Abstract

Hipertensi merupakan jenis penyakit tidak menular (PTM) yang masih menjadi penyebab tingginya angka kematian dini di dunia. Hipertensi dikenal sebagai “the silent killer”, karena sering terjadi tanpa adanya keluhan pada penderita. Hipertensi merupakan salah satu kategori dari penyakit kronis. Data World Health Organization (WHO) menyatakan hipertensi adalah salah satu penyebab kematian dini diseluruh dunia. Literatur ini bertujuan menganalisis faktor resiko terjadinya hipertensi. Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review, artikel atau jurnal ilmiah diunduh dari PubMed, Portal Garuda, dan Google Scholar dengan standar SINTA IV dan V dalam rentang waktu 2020-2024.  Kata kunci dalam pencarian artikel ini yaitu hipertensi dan faktor resiko. Hasil: Pada literatur ini didapatkan yaitu 20 artikel penelitian yang melaporkan faktor resiko terjadinya hipertensi. Kesimpulan: Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya retinopati diabetik  yaitu usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, merokok, diet rendah serat, dislipidemia, asupan tinggi natrium, kurang aktivitas fisik, stress, berat badan berlebih/ kegemukan dan konsumsi alkohol.
Hubungan Antara Status Gizi dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di RSD Kota Tidore Kepulauan Guraci, Vaya Gaby; Safitri, Asrini; Hamzah, Pratiwi Nasir; Royani, Ida; Mulyadi, Farah Ekawati
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.9346

Abstract

Latar belakang: Hipertensi adalah kondisi peningkatan tekanan darah yang dapat mengganggu pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia, dengan lansia menjadi kelompok yang paling berisiko. Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pola makan, merokok, dan obesitas berperan dalam terjadinya hipertensi. Indeks massa tubuh (IMT) sering digunakan untuk menilai status gizi dan berhubungan erat dengan risiko hipertensi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi pada lansia di RSD kota Tidore Kepulauan, untuk mengetahui status gizi pada lansia di RSD kota Tidore Kepulauan, serta untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia di RSD kota Tidore Kepulauan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data rekam medis. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 91 sampel didapatkan prevalensi hipertensi pada lansia lebih banyak pada perempuan, yaitu 69,2%. Kelompok usia terbanyak adalah lanjut usia (elderly) yaitu 70,3%. Status gizi terbanyak adalah obesitas yaitu 52,7%. Jenis hipertensi terbanyak adalah hipertensi tingkat 1 yaitu 64,8%. Hasil analisis dengan chi square menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia (p = 0,023). Kesimpulan: Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi hipertensi pada lansia didapatkan lebih banyak pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan status gizi, didapatkan indeks massa tubuh berlebih dan obesitas lebih banyak pada lansia dibandingkan dengan indeks massa tubuh normal dan kurang. Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia di RSD Kota Tidore Kepulauan.
Analisa Status Gizi Anak yang Mendapatkan Obat Cacing pada Puskesmas Pattingalloang Makassar Afriawan, Andi Farel; Hadi, Santriani; Hamzah, Pratiwi Nasir; Darma, Sidrah; Fattah, Nurfachanti
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 2 (2025): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i2.9483

Abstract

Indonesia masih menghadapi masalah kecacingan yang tinggi akibat iklim tropis, kelembapan udara, serta rendahnya tingkat kebersihan dan kesadaran masyarakat. Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah (Soil-Transmitted Helminth/STH) terutama menyerang anak usia sekolah, menyebabkan gangguan penyerapan gizi dan anemia yang berdampak pada pertumbuhan serta produktivitas. Pemberian obat cacing seperti albendazol atau mebendazol secara rutin setiap enam bulan menjadi strategi utama dalam pengendalian kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi anak sebelum pemberian obat cacing, mengetahui status gizi anak setelah pemberian obat cacing, serta untuk menganalisis perbandingan status gizi anak sebelum dan setelah pemberian obat cacing. Penelitian ini adalah deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak memiliki status gizi normal (82%) sebelum pemberian obat, dengan distribusi lainnya meliputi risk of overweight (10%), overweight (4%), dan gizi kurang (4%). Setelah pemberian obat, terjadi penurunan anak dengan status gizi normal menjadi 78%, sementara kasus overweight meningkat menjadi 12% dan risk of overweight 10%. Pemberian obat cacing memberikan dampak signifikan terhadap status gizi anak dengan peningkatan rata-rata dari 3,14 menjadi 3,34 (didapatkan nilai P-value 0,04). Maka dapat disimpulkan bahwa Pemberian obat cacing secara rutin menunjukkan perubahan pada distribusi status gizi anak. Mayoritas tetap dalam kategori gizi normal, dengan beberapa pergeseran pada kategori overweight dan risk of overweight.
Integrating Obesity and Diabetes Management: A Narrative Review of Multilevel Strategies Hamzah, Pratiwi Nasir
An Idea Health Journal Vol 4 No 01 (2024)
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ihj.v4i01.523

Abstract

Background: Obesity and type 2 diabetes mellitus (T2DM) are global public health challenges that frequently coexist due to overlapping metabolic and inflammatory pathways. This narrative review examines the bidirectional relationship between these conditions and evaluates multidisciplinary strategies for integrated prevention and management. Using literature from Scopus and ScienceDirect (2014–2024), the review includes studies that explore pathophysiological connections, lifestyle-based and pharmacological interventions, and public health policy innovations. The findings highlight the central role of visceral adiposity in insulin resistance and beta-cell failure, necessitating integrated treatment approaches. Multidisciplinary programs that combine dietary, behavioral, and technological interventions show promising outcomes in both weight and glycemic control. Policy interventions such as sugar-sweetened beverage taxation and front-of-pack labeling have contributed to improved population-level health behavior. Furthermore, community-based strategies, particularly in low- and middle-income countries (LMICs), offer culturally relevant and scalable solutions. Despite these successes, challenges remain in achieving sustainability, ensuring equitable access, and adapting interventions to local contexts. This review underscores the need for harmonized clinical, behavioral, and policy approaches, and calls for further research into long-term outcomes, scalability, and cost-effectiveness of integrated strategies for addressing the dual burden of obesity and diabetes
Level of Knowledge and Behavior of Adolescents Regarding Acne Vulgaris Among Medical Students University of Muslim Indonesia Syafira, Cendana Dwi; Yuniati, Lisa; Hamzah, Pratiwi Nasir; Amelia, Dian; Nurfachanti
Jurnal Kesehatan Vol 18, No 2 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v18i2.7506

Abstract

Pendahuluan: Akne vulgaris merupakan kelainan kulit kronis yang umum dan dominan menyerang remaja dan dewasa muda, sering kali dikaitkan dengan perubahan hormonal selama masa pubertas. Pengetahuan yang kurang memadai dan perilaku pencegahan yang buruk berkontribusi terhadap tingginya prevalensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prevalensi akne vulgaris, tingkat pengetahuan, dan perilaku terkait di kalangan mahasiswa kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI), kohort tahun 2022 dan 2023, serta mengkaji hubungan antara pengetahuan, perilaku, dan kejadian akne vulgaris. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Data dikumpulkan dari mahasiswa kedokteran dan dianalisis menggunakan uji Chi-square untuk mengevaluasi hubungan antara pengetahuan, perilaku, dan akne vulgaris. Hasil: Sebagian besar responden tidak mengalami akne vulgaris (72 mahasiswa, 69,9%). Pengetahuan sebagian besar berada pada tingkat cukup (45 mahasiswa, 43,7%), sedangkan perilaku sebagian besar berkategori baik (39 mahasiswa, 37,9%). Analisis statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan perilaku dengan kejadian akne vulgaris, yang menunjukkan bahwa mahasiswa dengan pengetahuan yang lebih baik dan perilaku pencegahan yang positif memiliki prevalensi akne yang lebih rendah. Kesimpulan: Pengetahuan dan perilaku berhubungan secara signifikan dengan kejadian akne vulgaris di kalangan mahasiswa kedokteran. Penguatan edukasi dan promosi perilaku pencegahan dapat membantu mengurangi prevalensi akne pada populasi ini.   Introduction: Acne vulgaris is a common chronic skin disorder that predominantly affects adolescents and young adults, often linked to hormonal changes during puberty. Insufficient knowledge and poor preventive behaviors contribute to its high prevalence. This study aimed to assess the prevalence of acne vulgaris, the level of knowledge, and related behaviors among medical students at the University of Muslim Indonesia (UMI), cohorts of 2022 and 2023, and to examine the relationship between knowledge, behavior, and the occurrence of acne vulgaris. Method: This was a descriptive-analytical study with a cross-sectional design. Data were collected from medical students and analyzed using the Chi-square test to evaluate associations between knowledge, behavior, and acne vulgaris. Results: Most respondents did not experience acne vulgaris (72 students, 69.9%). Knowledge was predominantly at an adequate level (45 students, 43.7%), while behavior was mostly categorized as good (39 students, 37.9%). Statistical analysis revealed a significant association between knowledge and behavior with the occurrence of acne vulgaris, indicating that students with better knowledge and positive preventive behaviors had a lower prevalence of acne. Conclusion: Knowledge and behavior are significantly related to the occurrence of acne vulgaris among medical students. Strengthening education and promoting preventive behaviors may help reduce acne prevalence in this population.