Claim Missing Document
Check
Articles

Manajemen Pekarangan Ramah Lebah Tanpa Sengat sebagai Upaya Peningkatan Jasa Lanskap Perkotaan Nafidzah Qisthina; Regan Leonardus Kaswanto; Hadi Susilo Arifin
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 28 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18343/jipi.28.1.46

Abstract

The concept of "Stingless Bee-Friendly Local Home Garden" can be an alternative for urban landscape conservation through home gardens, especially in Depok City, which has a rapid flow of development. For this reason, a management strategy is needed as part of an effort to improve the landscape services of Depok City. This study aims to analyze the characteristics of home gardens and the potential for developing stingless bee-friendly home gardens to support the optimization of urban landscape services. The research was conducted using a field survey on sample of home gardens selected through purposive sampling methods, interviews, questionnaires, and literature studies. Based on the conditions of climate, weather, ecology, 90 samples of home gardens and respondents, Depok City has the potential to develop the concept of a honey bee-friendly home garden. These conditions can support the activity of stingless bees and provide a source of available food throughout the year. The concept of a stingless bee-friendly home garden can be achieved by presenting a diversity of food plant sources, providing bee hives, and proper home garden management. Therefore, it is necessary to conduct socialization and training on stingless-bee keeping in the yard starting from farmers group, making an example of a honey bee-friendly home garden, and increasing green space connections in the city Keywords: home garden management, landscape services, stingless bee-friendly home garden, urban landscape
Jasa Lanskap pada Pekarangan Transmigran Bali di Wilayah Lampung Timur Muhammad Saddam Ali; Hadi Susilo Arifin; Nurhayati Nurhayati; Made Astawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 1 (2023): January 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.1.143-149

Abstract

The transmigration home garden was one of the potential providers of landscape services, such as ecological, economic, social and cultural services. These landscape services can improve people's welfare. The Balinese transmigrant home garden in East Lampung became the research location to see the services of the home garden landscape. Ecological approaches, economic analysis, and socio-culture analysis were carried out to determine the role of the home garden in providing  landscape services. The Balinese transmigrant home garden pattern was built based on the Rwa Bhineda concept which regulates the layout of the building. The composition of pekarangan plants was analyzed using the vertical diversity, horizontal diversity, and Summed Dominance Ratio (SDR) values of the plants. In addition, it also analyzed economic services in the form of additional income and reduced costs for consumption. The results showed that several plants such as coconut, mango, banana, and flower ornamental plants had high SDR value up to 45%. These plants are used as a component of religious rites for the Balinese transmigrant community. Home garden also provided economic services, namely additional income and reduced consumption costs up to 100% per month/family. Home garden landscape services for Balinese transmigrants were proof that community welfare can be realized through sustainable use of home gardens and had implications for the achievement of transmigration goals.
Kajian Daya Dukung Atraksi Wisata di Taman Wisata Alam Lembah Harau Sumatera Barat Edrian Junarsa; Syartinilia Wijaya; Nurhayati Hadi Susilo Arifin
Jurnal Lanskap Indonesia Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Lanskap Indonesia
Publisher : http://arl.faperta.ipb.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jli.v15i1.41517

Abstract

The Harau Valley Natural Tourism Park is one of the most popular destinations for local, domestic and foreign tourists in West Sumatra. The number of Harau Valley Natural Tourism Park tourists in 2018 increased by 37% from the previous year, which was 358,827 tourists. Increasing demand for tourism objects, especially in the Harau Valley Natural Tourism Park will unavoidably leads to further development of the park for tourism activities. Thus, consequently it will affect the park and its surroundings ecologically, socially, and economically. Studies on the carrying capacity of tourist areas are needed to minimize the impact caused by tourism activities. The purpose of this study is to identify and analyze the carrying capacity of the tourist area in the Harau Valley Natural Tourism Park. Data was collected using a survey method, namely field observations and literature studies which were then analyzed using the Douglass 1975 formula to identify carrying capacity for each tourist attraction. The results of the analysis of the carrying capacity of each tourist attraction were (1) natural recreation 85,056 people/year, (2) Boating is 7,802 people/year, (3) Swimming is 12,217 people/year, (4) Camping is 25,460 people/year, (5) Education and Research is 99,744 people/year, and (6) Photo hunting is 84,890 people /year. Hopefully, the results of the study can be used as future considerations in the development of the Harau Valley natural tourism park.
Pertumbuhan Canna Indica dan Wrightia Religiosa pada Sistem FCR di WWTP II Jababeka Bekasi Ersyad Perdana Perdana; Erliza Noor; Hadi Susilo Arifin
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.725 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i9.9584

Abstract

Jabababeka merupakan kawasan industri terpadu yang ada Indonesia, kawasan ini menggunakan sistem Food Chain reactor (FCR) yang bertujuan untuk menjawab tantangan tentang permasalahan yang ada di di Jababeka seperti 3 R limbah B3 dan konservasi air. Penggunaan sistem FCR pada jababeka salah satu nya adalah dengan menggunakan tanaman dan bakteri sebagai cara untuk mengurangi hasil limbah B3. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 3 faktorial deengan 3 ulangan. Pengamatan parameter tinggi tanaman, berat basah, dan berat kering tanaman, sebagai salah satu cara dalam menentukan tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik dan beradaptasi pada lingkungan WWTP II. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan tinggi tanaman di ketiga lokasi reaktor sebesar 31,6083 cm – 52,2458 cm, kemudian berat basah bertambah dari waktu ke waktu sebesar 519 -573,11 gram, dan berat kering tanaman diketiga reaktor bertambah sebesar 353,333 – 660, 208 gram,. Laju pertumbuhan tanaman menunjukkan tanaman Canna indica terjadi penurunan (perlambatan) pertumbuhan di ketiga reaktor sebesar 3, 22 – 3,24 g/hari (J1), 3,31 – 3,32 g/hari), 3,37 – 3,37 g/hari, dan Wrightia religiosa terjadi penurunan laju pertumbuhan sebesar 2,61 – 0,27 g/hari sedangkan di J2 dan J3 penurunan (perlambatan) sebesar 2,91 – 2,92 g/hari dan 3,17 g/hari – 3,19 g/hari.
Analisis Keberlanjutan Pemanfaatan Pekarangan Sebagai Kawasan Agrowisata di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Atang Trisnanto; Rinekso Soekmadi; Hadi Susilo Arifin; Bambang Pramudya
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 21, No 3 (2023): July 2023
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.21.3.534-544

Abstract

Pemanfaatan kebun sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara langsung dengan memaksimalkan potensi pekarangan yang dimiliki masyarakat di bidang pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi ditinjau dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan budaya. Metode analisis yang digunakan adalah Multi Dimensional Scaling (MDS) melalui teknik ordinance Rap-HGAgrotourism (Rapid Appraisal for Home Garden Agrotourism). Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi berada pada kategori Baik Berkelanjutan (84,55) pada dimensi ekologi, Cukup Berkelanjutan (67,14) pada dimensi Ekonomi, Cukup Berkelanjutan (59,84) pada dimensi sosial, Kurang Berkelanjutan (49,74) pada dimensi kelembagaan, dan Cukup Berkelanjutan (61,25) pada dimensi budaya. Kajian ini menjelaskan secara holistik beberapa aspek/atribut (ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan budaya) yang menjadi faktor pengungkit yang dapat dijadikan dasar dalam penyusunan kebijakan pemanfaatan lahan pekarangan sebagai kawasan agrowisata secara berkelanjutan. Atribut pengungkit yang pengaruhnya sangat sensitif terhadap keberlanjutan pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata di Kabupaten Banyuwangi adalah: (1) keberadaan dan kualitas objek daya tarik wisata pada pekarangan, (2) jumlah penduduk yang memanfaatkan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, (3) keterlibatan lembaga masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, (4) tersedianya peraturan terkait pemanfaatan pekarangan sebagai kawasan agrowisata, 5) adanya pelanggaran nilai kepercayaan dalam pemanfaatan pekarangan, (6) konflik antar masyarakat dengan latar belakang perbedaan budaya, dan (7) penerapan modal sosial dalam pemanfaatan lahan pekarangan.
Study on green concrete (porous concrete) sustainability in order to support the sustainable construction in Indonesia Laeli Fadloli; Hadi Susilo Arifin; Wonny Ahmad Ridwan
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 13 No 3 (2023): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.13.3.432-443

Abstract

Currently implementation progress of green concrete (porous concrete0 is still very slow. The sustainable construction launched by the government has also not received a positive response from the construction sector. Greenery Open Spaces (RTH) and urban spatial planning in Indonesia have not accommodated the type of water-friendly pavement (porous concrete). Buildings that must meet the 30% of Green Base Cooeficient (KDH) also have not included the criteria for water-friendly concrete pavements. From the results of the Multi-Dimensional Scaling (MDS) analysis using Rapfish-R, it is known that the sustainability status of porous concrete is at a score of 71.9 (sufficiently sustainable). There is no leveraging factors from the ecological dimension. Leverage from economic dimensions, i.e.: added value for customer, durability and installation costs. Institutional dimensions, i.e.: application of ecolabels, product standards and criteria for RTH and KDH. Socio-technical dimension, i.e.: public understanding and perception, certification scheme, role of media, design and maintenance. From this leveraging factors, then can be formulized the strategy and roadmap for supporting the sustainable construction related to green concrete application
Strategi Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan di Danau Lido Cigombong, Bogor Muhammad Haekal Syawie; Hadi Susilo Arifin; Yuli Suharnoto
Jurnal Lanskap Indonesia Vol. 15 No. 2 (2023): Jurnal Lanskap Indonesia
Publisher : http://arl.faperta.ipb.ac.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jli.v15i2.42782

Abstract

The utilization of Lido Lake will continue to grow, particularly in the tourism aspect, strenghtened by the 2016-2036 Bogor Regency Spatial Planning (RTRW) and the Government Regulation No. 69 of 2021 which have stipulated it to be a tourism area and a special economic tourism area, respectively. However, at the same time increased garbage accumulation at its lakeside, wastes entering the waters and sedimentation have become prominent problems. This study aimed to develop a management strategy so that the sustainability of Lido Lake can be maintained facing development changes. The SWOT method was used to identify and to analyze the existing internal and external factors in Lido lake including lake's biophysical conditions and preferences/participation of people around the lake. The evaluation of the internal and external factors placed Lido lake in quadrant V forming a strategy to sustain and to maintain. The SWOT matrix recommend 6 management strategies i.e. (1) developing ecotourism as the basis for tourism, (2) implementing and managing environmentally friendly cage fish farming systems, (3) controlling sedimentation in lake waters, (4) Making building design directions on the lakeside, (5) managing the causes of degradation in lake water catchment areas, (6) providing facilities and infrastructure for waste control.
Strategi Manajemen Lanskap yang Dikembangkan untuk Taman Kota di Kota Purwokerto Annisaa Farah Fitriana; Regan Leonardus Kaswanto; Nurhayati Hadi Susilo Arifin
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 10 No 2 (2023): October 2023
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JRS.2023.v10.i02.p09

Abstract

The Green Open Space (RTH) development program for 2021-2025 states that Dinas Lingkungan Hidup (DLH) of Banyumas Regency manages city parks in Purwokerto City. Despite the fact that developments and optimisations took place in both 2021 and 2022, landscape conditions still need attention. So, this study aims to evaluate the management of urban parks’ landscapes and to analyse perceptions of community members who visited the city parks across Purwokerto City regarding city park management. Study findings will be used to develop a sustainable landscape management strategy. This research implements a mixed method in data collection, a Chi-Square test, and a SWOT-based analysis. Results show landscape management works well when intensive maintenance is enforced despite labour shortages. Visitors’ perception is central in assessing the management of a city park, especially when analysis is done based on the most significant Chi-Square test results. Male respondents of Taman Satria Berkoh and male-female respondents to Purwokerto Square have a strong perception of the role of temperature comfort and performance of park managers in landscape management. Respondents aged between 26-34 years in Taman Mas Apung Kemambang, as well as respondents with status as residents of Purwokerto City and Banyumas Regency in Ahmad Yani Literacy Park, focused their perceptions on the importance of facilities provision in landscape management. Ultimately, this research proposes a landscape management strategy of "hold and maintain."Keywords: city park; landscape manajement; Purwokerto city; visitor perseptionAbstrakDinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas mengelola taman kota di Kota Purwokerto dalam program pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 2021-2025. Meskipun ada pengembangan dan optimalisasi di tahun 2021-2022, kondisi lanskap masih perlu diperhatikan. Sehingga penelitian ini bertujuan mengevaluasi manajemen lanskap taman kota dan menganalisis persepsi pengunjung taman kota di Kota Purwokerto. Hasilnya akan digunakan untuk menyusun strategi manajemen lanskap yang berkelanjutan. Metode penelitian menggunakan analisis mix method, uji Chi-Square, dan analisis SWOT. Hasil menunjukkan bahwa manajemen lanskap taman berjalan baik menggunakan pemeliharaan intensif, meskipun ada kekurangan tenaga kerja. Persepsi pengunjung menjadi sorotan utama penilaian taman, terutama berdasarkan hasil uji Chi-Square yang paling signifikan. Dari jenis kelamin, responden laki-laki di Taman Satria Berkoh dan responden laki-laki maupun perempuan di Alun-Alun Purwokerto, mempunyai persepsi yang kuat terhadap kenyamanan suhu, dan kinerja pengelola taman dalam pengelolaan lanskap. Responden yang berusia antara 26-34 tahun di Taman Mas Apung Kemambang, serta responden dengan status sebagai warga Kota Purwokerto dan Kabupaten Banyumas di Taman Literasi Ahmad Yani, memfokuskan persepsinya akan pentingnya penyediaan fasilitas dalam pengelolaan lanskap. Hasil strategi manajemen lanskap yang dikembangkan dan diusulkan adalah "hold and maintain”.Kata kunci: taman kota; manajemen lanskap; Kota Purwokerto; persepsi pengunjung
DINAMIKA LANSKAP KABUPATEN KETAPANG DAN KABUPATEN KAYONG UTARA TERHADAP PERUBAHAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Darkono Tjawikrama; Hadi Susilo Arifin; Ahyar Ismail
Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 10, No 2 (2020): Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jt.v10i2.38433

Abstract

AbstractThe paper describes a landscape dynamic (Change Index-CI) of Ketapang and Kayong Utara Districs, West Kalimantan, in 1990-2018 and its correlation of peoples’ welfare condition and environmental condition change. Land-based investment has increased sharply in the past 20 years. This condition influences landscape dynamic and climate condition. CI is identified through spatial and temporal analysis by calculating human intervention level to land cover. Meanwhile, the condition of peoples’ welfare at sub-district level is measured from the district’s Human Development Index (HDI) which is analyzed from CI. In this analysis, the HDI is considered a dependent variable and CI level as the independent variable. Landscape environmental condition uses information on annual average temperature of landscape. The study applies simple regression method for the 2000, 2010 and 2018 HDIs with the CI of 1990-2000, 2000-2001 and 2010-2018 periods in 26 sub-districts. The results show that CI has positive correlation with the HDI of 0.086 regression coefficient value. It implies that there is significant correlation of the HDI and CI. The higher the CI value, the higher the HDI will increase. Thus, the regression result is the HDI = 60.103+0.086CI, with <0.05 value (significant). It means every growth by 1% at each sub-district, it will lead the rise of HDI by 0.086% at that sub-district. Meanwhile, the average of annual landscape temperature ascends along the growing CI. The temperature increases significantly by 0.95oC during 1990-2018 periods following the massive land-based investment. On the other hand, prior to the massive land-based investment during 1985-1990, the temperature increase was 0.32oC. Keywords: Change Index, Environmental Condition, Oil Palm, Spatial, Temperature, Welfare AbstrakJurnal ini menggambarkan dinamika lanskap (Change Index – CI) Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat pada periode 1990 – 2018 kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat dan perubahan kondisi lingkungan. Investasi berbasis lahan mengalami peningkatan secara signifikan dalam 20 tahun terakhir. Kondisi ini mempengaruhi dinamika lanskap dan kondisi iklim. CI dapat diidentifikasi dengan memperhitungkan tekanan manusia terhadap tutupan lahan baik secara spasial dan temporal. Sementara itu, kondisi kesejahteraan masyarakat pada wilayah administrasi kecamatan dihitung dihitung dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) wilayah Kabupaten yang dihasilkan dari analisis menggunakan CI. Pada Analisis ini, IPM merupakan variabel terikat dan indek CI merupakan variabel bebas. Kondisi lingkungan landskap menggunakan informasi suhu rata-rata tahunan.Penelitian ini menggunakan metode regresi sederhana antara nilai IPM tahun 2000, 2010, dan 2018 dengan CI periode tahun 1990-2000, 2000-2001, dan 2010-2018 pada 26 wilayah kecamatan. Hasilnya menunjukkan korelasi positif dengan nilai koefisien regresi IPM sebesar 0.086. Ini berarti bahwa terdapat korelasi signifikan antara IPM dan CI. Kenaikan nilai CI akan meningkatkan nilai IPM. Sehingga, regresi yang dihasilkan adalah IPM = 60.103+0.086CI, dengan nilai <0.05 yang berarti bahwa korelasinya sangat signifikan. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan CI sebesar 1% pada setiap kecamatan, maka ini akan meningkatkan nilai IPM sebesar 0.086% pada kecamatan tersebut. Sementara itu, suhu rata-rata tahunan pada lanskap mengalami kenaikan selama adanya peningkatan CI. Suhu pada lanskap meningkat drastis sebesar 0.95oC selama periode 1990-2018, hal ini sejalan dengan investasi berbasis lahan mengalami peningkatan secara massif. Sementara itu, sebelum investasi berbasis lahan dilakukan secara massif pada periode 1985-1990, kenaikan suhu sebesar 0.31oCKata kunci: Change Index, Kelapa Sawit, Kesejahteraan, Kondisi lingkungan, Suhu, Spasial
KERAGAMAN VERTIKAL PEKARANGAN DI DISTRIK ARGUNI BAWAH KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT Alfred Alfonso Antoh; Nurhayati HS Arifin; M. A. Chozin; HadiSusilo Arifin
NOVAE GUINEA Jurnal Biologi Vol. 7 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas, bentuk dan keragaman vertikal pekarangan guna meningkatkan peran dan fungsi bagi terpenuhinya kebutuhan masyarakat secara langsung dan tidak langsung guna memenuhi aspek keberlanjutan di Distrik Arguni Bawah Kabupaten Kaimana Provinsi Barat. Metode dalam peneltian adalah praktek agroforestri dengan mengukur luas pengukuran setiap kampung kampung sampel dimana 3 sampel rumah diambil dari 15 kampung yang tersebar di Distrik Arguni Bawah. Penelitian ini juga menginventarisasi jumlah dan jenis tanaman pekarangan masyarakat berdasarkan stratifikasi tanaman (ketinggian tanaman dan diameternya). Hasil penelitian menunjukan bahwa Sekitar 12 kampung dari 15 kampung sampel memiliki luas pekarangan besar (400-800 m²) dan lainnya 2 kampung dengan luas pekarangan sangat luas serta 1 kampung luas pekarangan sedang. Lebih dominan jenis tanaman jenis herba atau rumput-rumputan sekitar 109 tanaman yang ditemukan di sekitar 15 kampung sampel adalah tanaman jenis bunga dan rempah-rempah atau tanaman obat. Kesimpulan mayoritas kampung dengan ukuran luas besar dan sangat didominansi oleh jenis tanaman herba. Kata kunci: Luas Pekarangan, Keragaman vertikal, Arguni Bawah
Co-Authors , Sudradjat . Nurhayati Ahyar Ismail Al Ayyubi, M Shalahuddin Alfred A Antoh Alfred Jansen Sutrisno Ali, Muhammad Saddam Amarizni Mosyaftiani Amarizni Mosyaftiani Andry Indrawan Anggi Pangestu Annisaa Farah Fitriana Aprilia, Hapriza Arief Nugroho Nur Prasetyo Arief Sabdo Yuwono Arief Sabdo Yuwono Aris Munandar Arkham HS Arman Drakel Arman Drakel, Arman Asnath Maria Fuah, Asnath Maria Astrini Widiyanti Atang Trisnanto Atang Trisnanto Azka Lathifah Zahratu Azra Bambang Hero Saharjo Bambang Pramudya Bambang Pramudya Bambang Pramudya Noorachmat, Bambang Pramudya Basuki Wasis Budi Indra Setiawan Cecep Kusmana Darkono Tjawikrama Dwi Retno Hapsari, Dwi Retno Dyah Lukita Sari, Dyah Lukita Dyah Retno Panuju Edrian Junarsa Eka Intan Kumala Putri Endes N. Dahlan Endes N. Dahlan Eriyatno . Erlinda Faradilla Erliza Noor Erni Yuniarti Ersyad Perdana Perdana Etty Riani Evi Frimawaty Fadila, Aisyah Nur Fariz Harindra Syam Fatimah Ahmad Fatimah Ahmad Fauzia, Assyifa Fazali, Muhamad Fahad Al Febrian Miandy Fitriyati, Novia Fittria Ulfah I Gusti Agung Ayu Rai Asmiwyati I Wayan Susi Dharmawan Ida Ayu Putu Sri Widnyani Indarti Komala Dewi, Indarti Komala Irdika Mansur Ismayadi Samsoedin Kholil Kholil Kiki Yulia Laeli Fadloli Leti Sundawati Lili Dahliani M. A. Chozin MADE ASTAWAN Marimin Marimin Marinus Kristiadi Harun Mayda Susana Meiske Widyarti Meiske Widyarti Melana Effendi Meti Ekayani Mieske Widyarti Mirza Shahreza Muaz Haris Muhammad Haekal Syawie Muhammad Ramdhan Muhammad Yanuar Purwanto Muji Listyo Widodo Mustofa Nafidzah Qisthina Nana Mulyana Arifjaya Nandi Kosmaryandi Ni Made Santi Nofi Yendri Sudiar Nur Hidayat Nurfaida Nurfaida Nurhayati Nurhayati Nurhayati Arifin Nurhayati H.S. Arifin Nurhayati HS Arifin Nurhayati Nurhayati Nurhayati Nurhayati P. Perdinan Pipin Noviati Sadikin Pipin Noviati Sadikin Rachman kurniawan Rahmad Fauzi Rahmat Hidayat Rahmatika, Aghnina Ray March Syahadat Regan Leonardus Kaswanto Rinekso Soekmadi Rizka Ora Aurora Yahya Salundik Santun R.P. Sitorus Septian, Dwi Ekky Sobri Effendy Sobry Effendy Sofyan Hadi Lubis Sri Mulatsih Sulistyo Ariebowo Djajusman Supartini, Novi Supriyanto Supriyanto Suria Darma T Surjono H sutjahjo Syaiful Anwar Syartinilia . Tania June Titim Rahmawati Wahyu Catur Adinugroho Wahyu, Khairunnisa Wizdjanul Wasissa Titi Ilhami Wido Hanggoro Wonny Ahmad Ridwan Yadi Setiadi Yonny Koesmaryono Yuli Suharnoto Yulia Dwi Kurniasari Yulius Budi Prastiyo Yulius Hero