Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

ArcGIS story maps in improving teachers’ Geography awareness Purwanto Purwanto; Ike Sari Astuti; Rudi Hartono; Ghada Abd Elsattar Mohammed Oraby
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 27, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um017v27i22022p206-218

Abstract

The purpose of this study is to examine the use of story maps in increasing sustainable Geography awareness among Geography teachers. The advent of story maps has altered the current Geography education in the digital era. ArcGIS story maps are a type of user-friendly geospatial technology renewal. This story map is believed capable of helping students learn Geography more independently, transforming Geography education. This belief should be reinforced by implementing story maps on their own Geography teachers, who have low Geography literacy rates in general. This action research involved 67 Geography teachers who were members of the East Java Geography Teacher Working Group, with various backgrounds, ages, and teaching experiences. Learning is implemented using blended learning and the in-on-in model. With blended project-based learning, this research was conducted to solve problems related to high school teachers' low Geography awareness. To identify the effects of the treatment, the obtained data were analyzed using a different test with paired t-test. The findings showed that story maps could increase long-term geographic awareness, illustrated by the obtained significant level of more than 0.05. This success is influenced by teachers' knowledge and experience with geospatial technology, as well as their age. Although the ability to create story projects is limited, the use of story maps provides a meaningful experience for teachers to think, reason, and act geographically.
PSEUDO SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BERTIPE HIGHER ORDER THINKING SKILLS BERDASARKAN AKTIVITAS PROBLEM SOLVING Dwi Susanti; Purwanto Purwanto; Erry Hidayanto
Mathematics Education And Application Journal (META) Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.607 KB) | DOI: 10.35334/meta.v1i1.847

Abstract

Learning mathematics involves students not only to be able to ensure calculations but also be able to ensure reasoning and analyzing. Analytical skills are included in high order thinking skills (HOTS). Higher order thinking skills (HOTS) can be generated through problem solving activities. In solving a problems, it is possible that the way the student thinks is not suitable to the answer they get or it can be said that they are doing pseudo thinking. Pseudo thinking can be caused by the absence of reflection by students. This study aims to describe the student's occurring false-pseudo thinking in solving HOTS type problems on the quadratic inequality. Research subjects were taken based on purposive sampling, taking into account their communication abilities. The subjects in this study were high school students who had studied the material inequality squared. The data collection was done by using think-out-loud (TOL) method, the students were asked to express out loud what they were thinking when solving the problem which was given. From the results it can be explained that the process of the students’ false-pseudo thinking HOTS type problems on the quadratic inequality happen as follows: 1) It begins with the students’ mistake of making assumptions when they are understanding the problem 2) The incompleteness of the students’ thinking substructure in the process of understanding the problem, and 3) The incompleteness of the students’ thinking substructure in planning the solution.
Kesulitan guru geografi SMA dalam menyusun soal higher order thinking skills berdasarkan kurikulum 2013 Ceres Antika Putri; Yusuf Suharto; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.085 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i1p23-29

Abstract

Higher order thinking skills are realized through the implementation of HOTS questions which still have difficulties in the preparation. This study aims to determine the level of difficulty, form of difficulty, causal factors, and mapping the difficulties of geography teachers in preparing HOTS questions. The design of this study is a survey with quantitative descriptive analysis and presented in the form of graphics and maps. High school geography teachers in Malang City have difficulty implementing HOTS cognitive level indicators on the items because there is no manual for the preparation of HOTS questions specifically for geography. Based on the results of mapping teachers in public schools have lower levels of difficulty compared to teachers in private schools. Kemampuan berpikir tingkat tinggi diwujudkan melalui implementasi soal HOTS yang masih terdapat kesulitan dalam penyusunannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesulitan, bentuk kesulitan, faktor penyebab, serta pemetaan kesulitan guru geografi dalam menyusun soal HOTS. Rancangan penelitian ini adalah survei dengan analisis deskriptif kuantitatif dan disajikan dalam bentuk grafis dan peta. Guru geografi SMA di Kota Malang kesulitan dalam mengimplementasikan indikator-indikator level kognitif HOTS pada butir soal karena belum adanya buku panduan penyusunan soal HOTS khusus geografi. Berdasarkan hasil pemetaan guru-guru di sekolah negeri memiliki tingkat kesulitan yang lebih rendah dibandingkan dengan guru di sekolah swasta.
Evaluasi efektivitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam mereduksi banjir di Kota Mojokerto Didih Krisnamurti; Didik Taryana; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.871 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i1p30-37

Abstract

Kota Mojokerto merupakan wilayah perkotaan yang sering menjadi daerah langganan banjir yang diakibatkan oleh aliran permukaan (Limpasan). Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan kota wajib menyediakan ruang terbuka hijau (RTH) 30% dari luas wilayah, ketentuan penyediaan RTH Kota Mojokerto sudah terpenuhi. Berdasarkan kondisi tersebut perlu adanya kegiatan pengkajian evaluasi efektivitas ruang terbuka hijau (RTH) dalam mereduksi banjir kota sebagai upaya dalam pencegahan dan meminimalisir kejadian bencana banjir limpasan yang masih sering terjadi di Kota Mojokerto. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas RTH dalam mereduksi debit limpasan yang terjadi di Kota Mojokerto. Penelitian ini merupakan penelitian survey menggunakan data primer hasil pengukuran infiltrasi dan data sekunder termasuk data curah hujan, DEM, jenis tanah, dan jenis ruang terbuka hijau. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengukuran lapangan dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis kapasitas infiltrasi menggunakan metode Horton, debit limpasan metode Rasional dan evaluasi efektivitas berdasarkan analisis nilai residu limpasan.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah diketahui bahwa 8 jenis RTH Kota dinyatakan efektiv dalam mereduksi debit banjir limpasan dengan nilai residu 0 dan daya resap reduksi mencapai 100% dari total limpasan sebesar 124.47 m3/detik. Terdapat 8 unit yang dinyatakan tidak efektif yang berada pada RTH berupa taman rekreasi, hutan kota, jalur pengaman jalan, lahan kosong, lapangan olahraga, lapangan upacara, sempadan sungai dan lahan pertanian perkotaan dengan nilai residu berturut-turut sebesar 35.34 m3/detik, 102.01 m3/detik, 107.33 m3/detik, 64.22 m3/detik, 22.24 m3/detik, 102.73 m3/detik, 115.80 m3/detik, 63.99 m3/detik. Total RTH efektif mencapai 50% dan tidak efektif 50%. Perlu adanya pengelolaan RTH efektif berbasis potensi cadangan air dan penambahan kuantitas RTH tidak efektif terutama berjenis RTH Publik berbasis kebutuhan RTH.
React learning: Meningkatkan Geography skill siswa Geografi Sekolah Menengah Atas di Malang Waldati Bariroh; Budi Handoyo; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.285 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i1p69-75

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran REACT terhadap keterampilan geografi siswa kelas X lintas minat di SMAN 9 Malang. Indikator keterampilan yang digunakan mengacu pada GENIP 2012. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen kuasi dengan pretest posttest control group design. Penelitian menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Objek penelitian ini siswa kelas X IPA 3 dan X IPA 4. Instrumen yang digunakan adalah soal test yang disesuaikan dengan indikator keterampilan geografi. Hasil penelitian ini rata-rata nilai gainscore ketempilan geografi kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol.
Model problem based learning dengan geospatial information: Implementasi dalam pembelajaran Geografi dengan untuk kemampuan spatial thinking Yuni Kartika Sita Dewi; Budi Handoyo; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.855 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i3p388-398

Abstract

Berpikir spasial lekat dengan geografi karena salah satu pendekatan geografi merupakan pendekatan keruangan (spasial). Kemampuan berpikir spasial menjadi penting karena setiap fenomena geografi yang dikaji mencakup suatu ruang yang mempengaruhi ruang lainnya. Kegiatan pembelajaran yang dapat membangun kemampuan berpikir spasial yaitu menggunakan model Problem Based Learning menggunakan informasi geospasial sebagai media. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based learning menggunakan informasi geospasial terhadap kemampuan berpikir spasial siswa kelas X IIS di SMAN Bandarkedungmulyo Jombang. Rancangan penelitian ini menggunakan eksperimen semu pretest postest. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal essaisebanyak 8 butir untuk mengukur kemampuan berpikir spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Problem Based Learning menggunakan media informasi geospasial berpengaruh terhadap kemampuan berpikir spasial.
Analisis kerentanan penduduk Desa Pulungdowo terhadap Covid-19 Purwanto Purwanto; Krisma Sari; Maylinda Maghfiroh; Mira Ayu Pratiwi; Muchammad Ryan Pratama; Muhammad Ikmal; Musnizar Zulaiha Umami; Novy Aulia Istighfary; Raka Erditama Nurahman; Rizky Fitra Sanjaya; Zahrina Fatmala
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1251.451 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i4p477-487

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis rasio kerentanan masyarakat terhadap kesadaran dalam menggunakan alat pelindung diri pada kasus Covid-19 di Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan perspektif spasial sebagai dasar melakukan analisis. Data dikumpulkan melalui survey, wawancara, dan data sekunder dari web resmi pemerintah. Survei kesadaran masyarakat dilakukan dengan menggunakan survey 123 dari ESRI yang meliputi wilayah Malang raya dan Jawa Timur. Survey dilakukan di 197 titik di wilayah jawa Timur. Rasio kerentanan diperoleh dengan membandingkan rasio jumlah penduduk usia lanjut dengan jumlah penduduk total menurut kementerian dalam negeri Indonesia. Untuk melihat lebih dalam rasio kerentanan dilihat berdasarkan jenis gender. Hasil penelitian menunjukkan rasio kerentanan desa Pulungdowo dalam kategori sedang dengan skor 0.1875, dengan menempatkan rasio kerentanan perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki. Berdasarkan hasil tersebut perempuan memiliki tingkat kesadaran spasial lebih tinggi daripada laki-laki.
Analisis Commognitive Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Lingkaran Ditinjau Dari Gaya Belajar Sulis Setyowati; Purwanto Purwanto; Sudirman Sudirman
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v6i2.1625

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan commognitive siswa dalam menyelesaikan masalah lingkaran yang ditinjau dari gaya belajar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Pakisaji, Kabupaten Malang. Subjek penelitian sebanyak 3 dengan masing-masing satu siswa dari gaya belajar visual, satu siswa dari gaya belajar auditori, dan satu siswa dari gaya belajar kinestetik. Data penelitian diambil dari angket gaya belajar, tes tulis siswa, dan wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Angket gaya belajar digunakan untuk menentukan kecenderungan gaya belajar siswa, sedangkan tes tulis untuk mengetahui commognitive siswa. Hasil penelitian menunjukan commognitive siswa dalam menyelesaikan masalah pada masing-masing gaya belajar memiliki perbedaan. Siswa dengan gaya belajar visual menyelesaikan masalah dengan menggunakan keempat komponen commognitive yaitu penggunaan kata, mediator visual, narasi, dan rutinitas. Siswa dengan gaya belajar auditorial menyelesaikan masalah dengan menggunakan tiga komponen commognitive yaitu penggunaan kata, narasi, dan rutinitas. Sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik menggunakan keempat komponen commognitive yaitu penggunaan kata, mediator visual, narasi, dan rutinitas.
Pengaruh Problem Based Learning berbantuan google classroom terhadap kemampuan berpikir Geografi siswa IPS SMA Negeri 1 Talun Muhammad Abdul Hakam Fasya; Purwanto Purwanto; Singgih Susilo
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 2 No. 12 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Geography thinking skill is one of the skills that must be applied in geography learning. This study was conducted to determine the effect of the Problem Based Learning learning model on students' geographical thinking. The PBL model was taken because it was in accordance with the 2013 curriculum and learning was taken based on the students' real environment. The PBL model can be applied by using Google Classroom as an intermediary in learning activities, especially during the COVID-19 pandemic which requires 50 percent face-to-face learning. Google classroom is a place where teachers and students meet when studying online. In addition, this study was also conducted to find out whether gender differences can affect the results of students' geographic thinking. This study uses a factorial design method with a posttest only control group design. The students of class XI IPS 1 as the experimental class and XI IPS 2 as the control class with both classes as research subjects. The hypothesis in this study used an independent sample-test with the results of Sig. (2-tailed) is 0.047 and the significance value is 0.521 with the conclusion that the Problem based learning learning model assisted by Google Classroom has a significant effect on Geographic Thinking Ability. In addition, the PBL model assisted by Google Classroom has no significant effect on the ability to think geography in terms of gender with a Sig value. (2-tailed) .794. Keterampilan berpikir geografi merupakan salah satu keterampilan yang harus diterapkan dalam pembelajaran geografi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran Problem Based Learning terhadap berpikir geografi siswa. Model PBL di ambil karena sesuai dengan kurikulum 2013 dan pembelajaran di ambil berdasarkan lingkungan nyata siswa. Model PBL dapat diterapkan dengan menggunakan google classroom sebagai perantara dalam kegiatan pembelajaran terutama pada masa pandemic covid yang mengharuskan pembelajaran dilakukan tatap muka 50 persen. Google classroom menjadi tempat bertemunya guru dan siswa ketika belajar secara daring. Selain itu penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahi apakah perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi hasil dari berpikir geografi siswa. Penelitian ini menggunakan metode desain factorial dengan posttest only control group design. Siswa kelas XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 2 sebagai kelas kontrol dengan kedua kelas tersebut sebagai subjek penelitian. Hipotesis pada penelitian ini menggunakan independent sample–test dengan hasil Sig. (2-tailed) adalah 0,047 dan nilai signifikansinya 0,521 dengan kesimpulan model pembelajaran Problem based learning Berbantuan Google Classroom Berpengaruh Signifikan Terhadap Kemampuan Berpikir Geografi. Selain itu, model PBL berbantuan Google Classroom berpengaruh tidak signifikan terhadap kemampuan berpikir geografi ditinjau dari jenis kelamin dengan nilai Sig. (2-tailed) .794.
Estimasi fase pertumbuhan dan produktivitas tebu menggunakan citra sentinel 2 di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang Ayu Putri Wahyuni; Ike Sari Astuti; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 2 No. 12 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sugarcane is the main raw material for sugar production. Estimation of the growth phase and sugarcane productivity is very important as input in the plantation management system and decision making. Estimating the growth phase and productivity of sugarcane using remote sensing technology is challenging because sugarcane is varies both spatially and temporally when compared to other crops. The utilization of Sentinel 2 imagery is expected to be an alternative in estimating sugarcane productivity. So, this study aims to estimate the growth and productivity of sugarcane using Sentinel 2 imagery in Dampit District, Malang Regency. The estimation of the sugarcane growth phase and productivity was carried out using the 10-day time-series NDVI parameter approach to determine the growth trend of sugarcane. NDVI extraction when it reaches 240 - 300 DAP is used to estimate sugarcane productivity. The estimation model was built using the random forest regression method. The results show that the sugarcane growth estimation model cannot accurately predict the sugarcane growth phase with low accuracy of -1.18 with RMSE 102 days, NRMSE 28 percent. While the productivity estimation model has a high accuracy of 0.94 with RMSE 7.23 Ton/Ha, NRMSE 18 percent, and an estimated productivity ratio of 1.02–1.05 which shows the average productivity of Sentinel 2 image is close to the productivity of the DTPHP. Tebu merupakan tanaman perkebunan yang menjadi bahan baku utama untuk produksi gula. Estimasi fase pertumbuhan dan produktivitas tebu sangat penting sebagai masukan dalam sistem pengelolaan perkebunan dan pengambilan keputusan. Estimasi fase pertumbuhan dan produktivitas tebu menggunakan teknologi penginderaan jauh memiliki tantangan karena tebu merupakan tanaman yang bervariasi baik secara spasial maupun temporal jika dibandingkan dengan tanaman lainnya. Pemanfaatan citra Sentinel 2 diharapkan mampu menjadi alternatif dalam estimasi produktivitas tebu. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi fase pertumbuhan dan produktivitas tebu menggunakan citra Sentinel 2 di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Estimasi fase pertumbuhan tebu dan produktivitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan parameter NDVI time series untuk mengetahui tren pertumbuhan tebu. Ekstraksi NDVI saat mencapai 240 - 300 HST digunakan untuk estimasi produktivitas tebu. Model estimasi dibangun menggunakan metode random forest regression. Hasil estimasi menunjukkan model estimasi pertumbuhan tebu tidak dapat melakukan estimasi fase pertumbuhan tebu secara akurat dengan akurasi yang rendah sebesar -1.18 dengan RMSE 102 hari, NRMSE 28 persen. Sedangkan, model estimasi produktivitas memiliki akurasi tinggi sebesar 0.94 dengan RMSE 7.23 Ton/Ha, NRMSE 18 persen, serta rasio produktivitas estimasi 1,02–1,05 yang menunjukkan rata-rata produktivitas citra Sentinel 2 mendekati produktivitas Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP).