Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

GAYA BELAJAR GURU BERPERAN DALAM MENGAJUKAN THOUGHT-PROVOKING QUESTIONS Agustiani Putri; Abdur Rahman As'ari; Purwanto Purwanto; Sharifah Osman
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 11, No 4 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.943 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v11i4.5983

Abstract

Bertanya merupakan salah satu stimulus yang sering diberikan guru di dalam pembelajaran. Pertanyaan yang diajukan guru sangat berpengaruh terhadap level pemikiran siswa. Namun, guru memiliki referensi cara tersendiri untuk dapat menyerap informasi dari masalah numerasi sebelum mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya menyelidiki pengaruh gaya belajar guru terhadap cara guru dalam menyerap dan mengolah informasi yang bersumber dari masalah numerasi sebelum mengajukan thought-provoking questions. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif yang dikategorikan ex post facto dengan desain kausal komparatif. Instrumen yang dimanfaatkan dalam penelitian ini berupa kuesioner gaya belajar dan cara guru menyerap informasi sebelum bertanya, serta pedoman wawancara. Subjek dari riset ini berjumlah 72 orang yang berasal dari berbagai sekolah di beberapa daerah. Guru diminta mengisi kuesioner terkait gaya belajar dan cara guru menyerap informasi sebelum bertanya, kemudian guru yang mewakili masing-masing gaya belajar diwawancarai lebih lanjut terkait cara guru mengajukan pertanyaan dan bentuk pertanyaan yang dapat diajukan. Data kuesioner yang telah didapatkan selanjutnya dianalisis menggunakan uji regresi sederhana, sedangkan data wawancara yang telah didapatkan dianalisis secara kualitatif. Riset ini menemukan bahwa guru yang menjadi subjek penelitian ini dominan mempunyai gaya belajar visual. Hasil angket yang telah didistribusikan menunjukkan persentase guru visual sebesar 42%, guru auditori senilai 24%, dan guru kinestetik berjumlah 34%. Hasil dari uji normalitas membuktikan bahwa data yang ada mempunyai distribusi normal dengan nilai signifikansi 0.246 > 0.05, sedangkan uji linearitas memperoleh nilai signifikansinya sebesar 0.467 > 0.05, artinya terdapat hubungan antara gaya belajar dengan cara guru mengajukan thought-provoking questions. Selain itu, uji t menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 4.290 > 1.665 dengan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05. Dengan demikian, riset ini menemukan bahwa ada pengaruh antara gaya belajar dengan cara guru mengajukan thought-provoking questions. Gaya belajar dinilai mampu memberikan kontribusi terhadap cara guru mengajukan thought-provoking questions yang melalui proses menyerap dan mengolah informasi sebesar 69.2%. 
Estimasi fase pertumbuhan dan produktivitas tebu menggunakan citra sentinel 2 di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang Ayu Putri Wahyuni; Ike Sari Astuti; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sugarcane is the main raw material for sugar production. Estimation of the growth phase and sugarcane productivity is very important as input in the plantation management system and decision making. Estimating the growth phase and productivity of sugarcane using remote sensing technology is challenging because sugarcane is varies both spatially and temporally when compared to other crops. The utilization of Sentinel 2 imagery is expected to be an alternative in estimating sugarcane productivity. So, this study aims to estimate the growth and productivity of sugarcane using Sentinel 2 imagery in Dampit District, Malang Regency. The estimation of the sugarcane growth phase and productivity was carried out using the 10-day time-series NDVI parameter approach to determine the growth trend of sugarcane. NDVI extraction when it reaches 240-300 DAP is used to estimate sugarcane productivity. The estimation model was built using the random forest regression method. The results show that the sugarcane growth estimation model cannot accurately predict the sugarcane growth phase with low accuracy of -1.18 with RMSE 102 days, NRMSE 28 percent. While the productivity estimation model has a high accuracy of 0.94 with RMSE 7.23 Ton/Ha, NRMSE 18 percent, and an estimated productivity ratio of 1.02–1.05 which shows the average productivity of Sentinel 2 image is close to the productivity of the DTPHP. Tebu merupakan tanaman perkebunan yang menjadi bahan baku utama untuk produksi gula. Estimasi fase pertumbuhan dan produktivitas tebu sangat penting sebagai masukan dalam sistem pengelolaan perkebunan dan pengambilan keputusan. Estimasi fase pertumbuhan dan produktivitas tebu menggunakan teknologi penginderaan jauh memiliki tantangan karena tebu merupakan tanaman yang bervariasi baik secara spasial maupun temporal jika dibandingkan dengan tanaman lainnya. Pemanfaatan citra Sentinel 2 diharapkan mampu menjadi alternatif dalam estimasi produktivitas tebu. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi fase pertumbuhan dan produktivitas tebu menggunakan citra Sentinel 2 di Kecamatan Dampit Kabupaten Malang. Estimasi fase pertumbuhan tebu dan produktivitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan parameter NDVI time series untuk mengetahui tren pertumbuhan tebu. Ekstraksi NDVI saat mencapai 240-300 HST digunakan untuk estimasi produktivitas tebu. Model estimasi dibangun menggunakan metode random forest regression. Hasil estimasi menunjukkan model estimasi pertumbuhan tebu tidak dapat melakukan estimasi fase pertumbuhan tebu secara akurat dengan akurasi yang rendah sebesar -1.18 dengan RMSE 102 hari, NRMSE 28 persen. Sedangkan, model estimasi produktivitas memiliki akurasi tinggi sebesar 0.94 dengan RMSE 7.23 Ton/Ha, NRMSE 18 persen, serta rasio produktivitas estimasi 1.02–1.05 yang menunjukkan rata-rata produktivitas citra Sentinel 2 mendekati produktivitas Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP).
Asesmen potensi geopark untuk pengembangan geotourism berbasis edukasi pada Goa Lowo Trenggalek Robby Hilmi Rachmadian; Tasya Khairunisa; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Goa Lowo Tourism Object, Trenggalek Regency, East Java is one of the geosites with its own charm in the form of karst rock morphology which produces a spectacular karst cave display case. Improving the quality of tourism objects with the potential for education-based geotourism is one way to develop natural potential that has yet to be maximized. This study aims to conduct a geodiversity study on geological elements, examine the value of science, education, tourism, to the risk of degradation in the Goa Lowo area, and a geotourism development strategy based on Research Area Education. This research is expected to be the basis for developing geoparks in the Goa Lowo area. The research method used includes an assessment of the potential of geological sites, measured through several criteria, parameters, and indicators quantitatively, with the reference standard used to conduct this assessment based on a quantitative assessment conducted by the Center for the Geological Survey. The criteria used in this assessment are the parameters of science value, education value, tourism value, and degradation risk value with a predetermined weight. Based on the results of the assessment carried out, the weight value of science is 65 percent, education is 72.5 percent, tourism is 87.5 percent, and the risk of degradation is 58.75 percent. Based on the final results of the quantitative assessment, the total value of the assessment on the Goa Lowo geosite is 283.75 percent, which is between 201-300 which can be interpreted as having a medium category. Kawasan Objek Wisata Goa Lowo Kabupaten Trenggalek Jawa Timur merupakan salah satu geosite dengan daya tarik tersendiri berupa morfologi batuan karst yang menghasilkan etalase goa karst yang spektakuler. Meningkatkan kualitas objek pariwisata dengan potensi geotourism berbasis edukasi adalah salah satu cara mengembangkan potensi alam yang belum maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian geodiversity pada unsur geologi, mengkaji nilai ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata, hingga risiko degradasi di kawasan Goa Lowo, dan strategi pengembangan geotourism berbasis Edukasi Daerah Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan geopark di kawasan Goa Lowo. Metode penelitian yang digunakan meliputi asesmen potensi situs geologi, diukur melalui beberapa kriteria, parameter, serta indikator secara kuantitatif, dengan standar acuan yang digunakan untuk melakukan asesmen ini adalah berdasarkan penilaian kuantitatif yang dilakukan oleh Pusat Survei Geologi. Kriteria yang digunakan dalam asesmen ini adalah parameter nilai sains, nilai pendidikan, nilai pariwisata, dan nilai risiko degradasi dengan bobot yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan, bobot nilai sains 65 persen, pendidikan 72,5 persen, pariwisata 87,5 persen, dan risiko degradasi 58,75 persen. Berdasarkan pada hasil akhir asesmen kuantitatif, maka didapatkan total nilai asesmen pada geosite Goa Lowo sebesar 283,75 persen yaitu antara 201-300 yang dapat diartikan memiliki kategori sedang.
Pengaruh model project based learning berbantuan story maps terhadap kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran Geografi siswa SMAN 7 Malang Feny Panjerina; Fatiya Rosyida; Rudi Hartono; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The learning model that will be applied to students should be effective and interesting. One of the effective and interesting geography learning models is the project based learning model. The project based learning model is a learning model that makes products (projects) in a structured manner. This model can trigger students' curiosity to solve a problem at hand and can also develop students' creative thinking skills. This study aims to determine the effect of the project-based learning model assisted by story maps on the ability to think creatively in the geography subject of SMAN 7 Malang students. This research is a type of experimental quantitative research. Subjects in this study consisted of two classes, namely the experimental class and the control class XI IPS SMAN 7 Malang. The new thing in this research is the use of story map in this project based learning model, students can make maps in a simple and interesting way so as to improve students’ creative thinking skills. The results of the t-test (independent sample t-test) show that the significance value is 0.000 less than 0.05, which means that there is a significant affect of story map-assisted project based learning models on the ability to think creatively in geography subjects. A project based learning model assisted by a story map is better than students who only use a project based learning model. Model pembelajaran yang akan diterapkan kepada siswa sebaiknya efektif dan menarik. Salah satu model pembelajaran geografi yang efektif dan menarik ialah model project based learning. Model project based learning adalah model pembelajaran yang membuat produk (proyek) secara terstruktur. Model ini dapat memicu rasa ingin tahu siswa untuk memecahkan sebuah masalah yang dihadapi dan juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui pengaruh model project based learning berbantuan story map terhadap kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran geografi siswa SMAN 7 Malang. Riset ini merupakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Subjek pada riset ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol XI IPS SMAN 7 Malang. Hal baru pada riset ini yaitu penggunaan story map pada model project based learning ini siswa dapat membuat peta secara sederhana dan menarik sehingga meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil uji t (independent sample t-test) menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 kurang dari 0,05 yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan model project based learning berbantuan story map terhadap kemampuan berpikir kreatif pada mata pelajaran geografi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dengan model project based learning berbantuan story map lebih baik daripada siswa yang hanya menggunakan model project based learning.
Pengaruh model project based learning berbantuan Tik Tok terhadap kemampuan berpikir kreatif Geografi siswa SMAN 7 Malang Maria Yovita Evinsia; Fatiya Rosyida; Budijanto Budijanto; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The project-based learning model uses problems as the first step in gathering and integrating new knowledge based on hands-on experiences and activities. This model has the advantage of being able to stimulate students to think creatively. This is because with broad knowledge, students are easy to give ideas to problems. This study aims to determine the effect of the Tik Tok-assisted project-based learning model on students' creative thinking skills. This research is a quasi-experimental type of research (quasi-experimental) using Post-test Only Control Group Design. The subjects of this study consisted of one experimental class and one control class of class X students of SMAN 7 Malang. The results of the analysis show that the ability to think creatively with the project-based learning model assisted by tik tok is better than the students using the project-based learning model. It can be seen from the significance value of 0.000 less than 0.05, it can be concluded that there is a significant effect of the Tik Tok-assisted project- based learning model on students' creative thinking skills. Model project based learning menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan aktivitas langsung. Model ini memiliki keunggulan mampu merangsang siswa untuk berpikir kreatif. Hal ini dikarenakan dengan pengetahuan yang luas siswa mudah memberikan gagasan terhadap permasalahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran project-based learning berbantuan tik tok terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan menggunakan rancangan Post-test Only Control Group Design. Subjek penelitian ini terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol siswa kelas X SMAN 7 Malang. Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif dengan model project-based learning berbantuan tik tok lebih baik daripada siswa yang menggunakan model Project based learning. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 <0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikansi model pembelajaran project-based learning berbantuan tik tok terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
Pemetaan tingkat risiko bencana tanah longsor di Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Muhammad Sauki Al Farisy; Rudi Hartono; Purwanto Purwanto; Bigharta Bekti Susetyo
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 5 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um063v3i5p461-471

Abstract

The Wonosalam District, located in Jombang Regency, East Java Province, has a history of multiple landslides in the last 5 years. This is because the district is situated in the Mount Anjasmara Area which is part of a steep mountain range, resulting in a distinct geological structure and high degree of slope. This makes the district highly susceptible to landslides, particularly due to its location. To mitigate potential losses from disasters, a mapping of the landslide risk level has been created to proactively address the issue. The landslide risk mapping is based on a geographic information system that incorporates scoring, weighting, and overlay techniques. The scoring and weighting process is in accordance with Perka BNPB No. 2 of 2012 and has been modified to suit the local conditions on the ground. The landslide disaster risk mapping produced results indicating the risk levels in 9 villages in the Wonosalam District. Out of these, Galengdowo, Distance, and Carangwulung Villages were classified as having a medium risk level, while the remaining 6 villages (Wonomerto, Sambirejo, Wonosalam, Panglungan, Wonokerto, and Sumberjo) were considered to have a low risk level. Kecamatan Wonosalam yang terletak di Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, memiliki sejarah longsor dalam 5 tahun terakhir. Hal ini karena kabupaten ini terletak di Kawasan Gunung Anjasmara yang merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang terjal, sehingga menghasilkan struktur geologi yang khas dan kemiringan lereng yang tinggi. Hal ini membuat kabupaten ini sangat rentan terhadap tanah longsor, terutama karena lokasinya. Untuk memitigasi potensi kerugian akibat bencana, pemetaan tingkat risiko tanah longsor telah dibuat untuk secara proaktif mengatasi masalah tersebut. Pemetaan resiko tanah longsor didasarkan pada sistem data geografis yang mencampurkan metode skoring, pembobotan, serta overlay. Proses kajian serta pembobotan cocok dengan Perka BNPB Nomor. 2 Tahun 2012, serta sudah dimodifikasi cocok dengan keadaan setempat di lapangan. Pemetaan risiko bencana tanah longsor menghasilkan tingkat risiko di 9 desa di Kecamatan Wonosalam. Dari jumlah tersebut, Desa Galengdowo, Jarak, dan Carangwulung tergolong memiliki tingkat risiko sedang, sedangkan 6 desa lainnya (Wonomerto, Sambirejo, Wonosalam, Panglungan, Wonokerto, dan Sumberjo) tergolong memiliki tingkat risiko rendah.
Pengembangan media pembelajaran aplikasi ECCJ (Education Cultural Central Java) pada materi keragaman budaya Geografi Muhammad Afkaar Aafaani; Fatiya Rosyida; Djoko Soelistijo; Purwanto Purwanto
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 6 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um063v3i6p559-572

Abstract

The renewal of learning media in the world of education functions to make it easier for teachers to convey messages or information to students. To convey messages in the application of the 2013 curriculum learning, it is expected that teachers need to use technology and information to fulfill educational attainment in the cognitive, affective, and psychomotor domains. Utilization of learning media at SMAN 1 Pangkah that teachers in the learning process still have limitations in using media, so that students become less enthusiastic and reduce learning motivation. The purpose of this development study is to use flash player software on cultural diversity materials to create applications in the form of animation, text, images, video, and audio. The research design used Sugiyono's methodology which was modified into seven stages. The results of the validation by the media and materials show that they have met the eligibility criteria. The results of the due diligence at SMAN 1 Pangkah in the small group test averaged 82 percent with a teacher response of 89 percent and in the large group test with an average of 90 percent with a teacher response of 96 percent. Based on the results of the eligibility criteria for the responses of media experts, materials, teachers, and students stated that learning application media developed on cultural diversity material could increase student activity and interest in the learning process. The developed learning application media still has deficiencies in aspects of evaluation appearance and graphic design that are not yet 3D. It is hoped that future researchers can improve and maximize the appearance of evaluation and graphic design. Pembaharuan media pembelajaran dalam dunia pendidikan berfungsi untuk mempermudah guru dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada peserta didik. Untuk menyampaikan pesan dalam penerapan pembelajaran kurikulum 2013 diharapkan bahwa guru perlu menggunakan teknologi dan informasi untuk memenuhi tercapainya pendidikan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pemanfaatan media pembelajaran di SMAN 1 Pangkah bahwa guru dalam proses pembelajaran masih terdapat keterbatasan penggunaan media, sehingga peserta didik menjadi kurang semangat dan menurunkan motivasi belajar. Tujuan dari kajian pengembangan ini adalah menggunakan software flash player pada materi keragaman budaya untuk membuat aplikasi berupa animasi, teks, gambar, video, dan audio. Desain penelitian menggunakan metodologi dari sugiyono yang dimodifikasi menjadi tujuh tahapan. Hasil validasi oleh media dan materi menunjukan telah memenuhi kriteria kelayakan. Hasil uji kelayakan di SMAN 1 Pangkah pada uji kelompok kecil rata-rata 82 persen dengan tanggapan guru 89 persen dan uji kelompok besar dengan rata-rata 90 persen dengan tanggapan guru 96 persen. Berdasarkan hasil kriteria kelayakan tanggapan ahli media, materi, guru, dan peserta didik menyatakan media aplikasi pembelajaran yang dikembangan pada materi keragaman budaya dapat meningkatkan keaktifan dan ketertarikan sisiwa terhadap proses pembelajaran. Media aplikasi pembelajaran yang dikembangkan masih mempunyai kekurangan pada aspek tampilan evaluasi dan desain grafis yang belum 3D. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya bisa memperbaiki dan memaksimalkan pada tampilan evaluasi dan desain grafis.
Building Creativity in Students’ Spatial Thinking Skills using ArcGIS Story Maps Wisang Elang Fajar Nisnala; Purwanto Purwanto; Didik Taryana
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 23, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v23i1.49421

Abstract

Knowledge of spatial concepts, the process of reasoning, and the use of representational tools are characteristics of cognitive skills from spatial thinking abilities that students should master. This study aims to determine the effect of using ArcGIS Story maps in collaboration with a challenge-based learning model on the creativity of students' spatial thinking skills. Quasi Experiment with a quantitative approach is a research method used in research. The subjects of the research analysis were high school students, with 68 students consisting of two homogeneous classes. The creative essay test of spatial thinking ability and questionnaire were chosen as data collection techniques. And data analysis using a t-test. Statistical tests prove that using ArcGIS Story maps affects the creativity of spatial thinking skills manifested in the mastery of spatial perception, spatial visualization, spatial relations, spatial orientation, and mental rotation, which increases students' posttest scores. Meanwhile, there are inconsistencies in the skills of using ArcGIS Story maps with posttest scores.
Pemetaan tingkat risiko bencana tanah longsor di Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Muhammad Sauki Al Farisy; Rudi Hartono; Purwanto Purwanto; Bigharta Bekti Susetyo
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial Vol. 3 No. 7 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um063v3i7p773-783

Abstract

The Wonosalam District, located in Jombang Regency, East Java Province, has a history of multiple landslides in the last 5 years. This is because the district is situated in the Mount Anjasmara Area, part of a steep mountain range, resulting in a distinct geological structure and high slope. This makes the district highly susceptible to landslides, particularly due to its location. To mitigate potential losses from disasters, a mapping of the landslide risk level has been created to proactively address the issue. The landslide risk mapping is based on a geographic information system that incorporates scoring, weighting, and overlay techniques. The scoring and weighting process is in accordance with Perka BNPB No. 2 of 2012, and has been modified to suit the local conditions on the ground. The landslide disaster risk mapping produced results indicating the risk levels in 9 villages in the Wonosalam District. Out of these, Galengdowo, Distance, and Carangwulung Villages were classified as having a medium risk level, while the remaining 6 villages (Wonomerto, Sambirejo, Wonosalam, Panglungan, Wonokerto, and Sumberjo) were considered to have a low risk level. Kecamatan Wonosalam yang terletak di Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, memiliki sejarah longsor dalam 5 tahun terakhir. Hal ini karena kabupaten ini terletak di Kawasan Gunung Anjasmara yang merupakan bagian dari rangkaian pegunungan yang terjal, sehingga menghasilkan struktur geologi yang khas dan kemiringan lereng yang tinggi. Hal ini membuat kabupaten ini sangat rentan terhadap tanah longsor, terutama karena lokasinya. Untuk memitigasi potensi kerugian akibat bencana, pemetaan tingkat risiko tanah longsor telah dibuat untuk secara proaktif mengatasi masalah tersebut. Pemetaan resiko tanah longsor didasarkan pada sistem data geografis yang mencampurkan metode skoring, pembobotan, serta overlay. Proses kajian serta pembobotan cocok dengan Perka BNPB Nomor. 2 Tahun 2012, serta sudah dimodifikasi cocok dengan keadaan setempat di lapangan. Pemetaan risiko bencana tanah longsor menghasilkan tingkat risiko di 9 desa di Kecamatan Wonosalam. Dari jumlah tersebut, Desa Galengdowo, Jarak, dan Carangwulung tergolong memiliki tingkat risiko sedang, sedangkan 6 desa lainnya (Wonomerto, Sambirejo, Wonosalam, Panglungan, Wonokerto, dan Sumberjo) tergolong memiliki tingkat risiko rendah.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS PEMINATAN IPS DENGAN LINTAS MINAT BERDASARKAN PERSEPSI DAN MINAT SISWA TERHADAP GEOGRAFI Muhammad Ayub Djoda; Yusuf Suharto; Purwanto Purwanto; Didik Taryana
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 11, No 2 (2023): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v11i2.15219

Abstract

Abstrak: Penelitian terdahulu menyebutkan jika kelas peminatan IPS memiliki hasil belajar geografi yang lebih rendah daripada kelas Lintas Minat. Perbedaan hasil belajar terjadi karena terdapat perbedaan faktor internal, seperti persepsi dan minat siswa terhadap geografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar geografi kelas peminatan IPS dengan Lintas Minat berdasarkan persepsi dan minat siswa terhadap geografi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan statistik inferensial. Populasi berasal dari siswa kelas XI peminatan IPS dan Lintas Minat geografi di SMA Negeri Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar geografi kelas peminatan IPS dengan Lintas Minat berdasarkan persepsi dan minat siswa. Siswa kelas peminatan  IPS dengan persepsi positif dan minat tinggi memiliki hasil belajar yang lebih rendah daripada siswa Lintas Minat dengan persepsi negatif dan minat rendah. Hal tersebut menunjukkan bagaimana rendahnya aspek pengetahuan siswa peminatan IPS dibandingkan Lintas Minat. Berdasarkan penelitian ini, pemangku kebijakan kurikulum dan guru geografi perlu menelaah kembali terkait pembelajaran geografi. Abstract: Previous studies stated that Social Science Specialization class had lower geography learning outcomes than Cross-Interest class. The difference in learning outcomes occurs due to differences in internal factors, such as students’ perception and interest of geography. This paper aims to determine the difference of geography learning outcomes of Social Science Specialization and Cross-Interest based on students’ perception and interest of geography. This research was conducted with a quantitative approach using inferential statistics. The research population was XI-grade students from the Social Science Specialization and geography Cross-Interest program at Malang City Public Senior High School. The results showed significant differences in geography learning outcomes of Social Science Specialization and Cross-Interest based on students’ perception and interest. Social Science Specialization students with positive perception and high interest had lower learning outcomes than Cross-Intrest students with negative perception and low interest. This showed how low the cognitive aspect of Social Science Specialization students compared to Cross-Interest. Based on this study, curriculum policy makers and geography teachers need to re-examine geography learning.