Claim Missing Document
Check
Articles

PERBEDAAN MOTIVASI DAN PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN LABORATORIUM RIIL DENGAN LABORATORIUM VIRTUAL Yulia Anggraeni; Iriani Bakti; Mahdian Mahdian
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 5 No 2 (2021): JCAE EDISI DESEMBER 2021
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jcae.v5i2.1200

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang perbedaan motivasi dan perbedaan hasil belajar pada materi hidrolisis garam antara model Problem Based Learning menggunakan laboratorium riil dengan laboratorium virtual di SMAN 4 Banjarmasin. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui perbedaan motivasi dan perbedaan hasil belajar antara model Problem Based Learning menggunakan laboratorium riil dengan laboratorium virtual. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu dengan pre-test post-test control group design. Sampel diambil dari kelas XI MIPA 3 sebagai kelas eksperimen serta XI MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Data dikumpulkan menggunakan teknik tes, observasi dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan uji-t dan analisis deskriptif. Uji-t digunakan dalam menganalisis perbedaan motivasi dan hasil belajar pengetahuan peserta didik kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk mengetahui adanya pengaruh model Problem Based Learning menggunakan laboratorium virtual. Penelitian menunjukkan hasil (1) motivasi belajar memiliki perbedaan yang signifikan, (2) hasil belajar pengetahuan memiliki perbedaan yang signifikan.
PENERAPAN KEEFEKTIFAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM SOLVING PADA SUB MATERI POKOK REAKSI REDOKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI BANJARMASIN Hana Yuliana; Muhammad Kusasi; Iriani Bakti
QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains Vol 6, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/quantum.v6i1.3220

Abstract

Abstract. Has done research on the effectiveness of the application of model-based teaching materials on problem solving sub subject matter of redox reactions. This study aims to (1) determine differences in cognitive achievement between students with learning students with conventional and model-based learning teaching materials problem solving, (2) determine differences in the activity of students, between students and students with learning and conventional learning models of problem-based teaching materials solving, (3) determine students' response to the model-based learning teaching materials problem solving. This research method is a quasi-experiment. Samples were students of class X-3 and X-5 SMAN 12 totaling 44 people, class X-1 and X-2 SMAN 4 amounted to 74 people as well as the class X-1 and X-3 SMAN 2 Banjarmasin numbered 76 people. The research design used was a nonequivalent pretest-posttest control group design. Collecting data using tests of student learning outcomes, student activities and questionnaire responses. Data analysis using t-test with a significance level of 5%. Techniques used for the activity and the percentage of response analysis. Calculation of the t-test showed that t > t table therefore concluded that there is a significant difference in learning outcomes yng between the experimental and control classes, there is a difference in activity between the experimental class students and classroom control, whereas for the students' response to instructional materials as much as 88,79% at SMAN 2, as much as 77,46% at SMAN 4 and as much as 79,74% at SMAN 12 Banjarmasin.Keywords: effectiveness, problem solving, teaching materials, redox reactions
EFEKTIFITAS MODUL ELEKTRONIK SOUTH KALIMANTAN FOODY DALAM MELATIHKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Nita Maulida; Parham Saadi; Iriani Bakti
QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains Vol 13, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/quantum.v13i1.11538

Abstract

Kebermaknaan pembelajaran menjadi faktor utama dalam memperbaiki kemampuan literasi sains peserta didik, tetapi kenyataannya guru sulit menghubungkan pengetahuan di kehidupan sehari-hari dengan teori yang dipelajari di kelas. Modul Elektronik South Kalimantan Foody (E- Modul South Kalimantan Foody) berbasis Flip HTML 5 merupakan inovasi dalam mewujudkan pembelajaran yang bermakna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas E-Modul South Kalimantan Foody dalam melatihkan kemampuan literasi sains peserta didik. Penelitian berlandaskan model pengembangan 4D (Define, Design, Development, dan Dissemination) yang dimodifikasi menjadi 3D (Define, Design, dan Development), dan metode eksperimen One Group Pretest Posttest. Pertemuan dilaksanakan 4 kali pertemuan di kelas XI MIPA 1 berjumlah 35 orang peserta didik. Pertemuan meliputi, 1 kali Pretest, 2 kali kegiatan pembelajaran yang berlandaskan Pendekatan Etnosains, dan 1 kali Posttest. Hasil penelitian memperoleh nilai N-Gain dari pengerjaan 20 soal tipe pilihan ganda dan 5 uraian bernilai 0,71 dengan kategori tinggi, dan persentase angket daya tarik sebesar 86,9% dengan kategori sangat tertarik. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan E-Modul South Kalimantan Foody efektif digunakan dalam melatihkan kemampuan literasi sains peserta didik.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN DIAGRAM VEE PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA Normita Elprianti; Iriani Bakti
QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains Vol 7, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/quantum.v7i1.3541

Abstract

Abstract. Has done research on the use of models guided inquiry in the learning material buffer solution. This study was aimed to (1) determine the activities of teachers, (2) determine the activities of students, (3) improve science process skills, (4) improve student learning outcomes and (5) evaluate the response of the students. The study design was a classroom action research (PTK) with two cycles. The subjects were students of class XI IPA 2 SMA Negeri 5 Banjarmasin with the number 38. The research instrument is a test and non test. The results showed that (1) the activities of teachers showed good category in the first cycle and excellent category in the second cycle, (2) the activity of students show category is active in the first cycle and the category of very active in the second cycle, (3) an increase in science process skills based on the results of the evaluation in the classical style of 65,78% in the first cycle to 89,47% in the second cycle and observations from the category of being the first cycle to the high category in the second cycle, (4) an increase in the thoroughness of the cognitive learning classical of 73,68% in the first cycle to 92,10% in the second cycle, an increase in affective learning outcomes of the category enough the first cycle to both categories at the second cycle, and increased psychomotor learning outcomes of the category enough the first cycle to both categories at the second cycle, (5) students responded positively to learning with guided inquiry model aided Vee diagram.Keywords: guided inquiry, Vee diagrams, buffers, science process skills, learning outcomes
MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN STRATEGI PROBLEM SOLVING BERORIENTASI TAI PADA MATERI STOIKIOMETRI Puput Rahayu; Iriani Bakti; Parham Saadi
QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains Vol 11, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/quantum.v11i1.8293

Abstract

Penelitian untuk meningkatkan keterampilan metakognisi dan hasil belajar peserta didik menggunakan strategi problem solving berorientasi TAI  pada materi stoikiometri di SMAN 5 Banjarmasin tahun pelajaran 2018/2019 ini bertujuan untuk mengetahui (1) aktivitas guru, (2) aktivitas peserta didik, (3) keterampilan metakognisi, (4) hasil belajar pengetahuan (5) respon peserta didik menggunakan strategi problem solving berorientasi TAI. Penelitian ini menggunakan rancangan PTK yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitiannya yaitu peserta didik kelas X MIPA 3 dengan jumlah 35 peserta didik. Instrumen penelitiannya yaitu instrumen aktivitas guru, aktivitas peserta didik, instrumen tes keterampilan metakognisi, instrumen tes hasil belajar pengetahuan dan angket respon. Adapun hasil penelitian yaitu (1) aktivitas guru meningkat dari kategori baik dengan persentase 72,32% menjadi sangat baik dengan persentase 87,77%; (2) aktivitas peserta didik meningkat dari kategori cukup aktif dengan persentase 68,25% menjadi aktif dengan persentase 89,50%; (3) keterampilan metakognisi peserta didik meningkat dari kategori mulai berkembang dengan baik dengan persentase 49,70% menjadi sudah berkembang dengan baik dengan persentase 75,22%; (4) hasil belajar peserta didik meningkat dari 68,88% menjadi 91,03% (5) respon peserta didik menunjukkan respon yang baik dengan persentase 76,79%.
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COLLABORATIVE TEAMWORK LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON DI KELAS X 3 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN Raihanah Raihanah; Parham Saadi; Iriani Bakti
QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains Vol 9, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/quantum.v9i1.4861

Abstract

Abstract. This study aims to know increasing teacher activity, student activity, cognitive and affective learning outcomes, and students response. This study used a classroom action research design (CAR) and each cycles consisting of planning, action, observation and evaluation, analysis and reflection. The subjects of this study were students of X 3 SMA Negeri 12 Banjarmasin with 28 people. Research instruments are test and non test. Data were analysis by quantitative and qualitative analysis. The results showed that there was an increase of teacher activity from 47,67 (active enough) in cycle I to 52,83 (active) in cycle II, student activity increase from 37,57 (less active) in cycle I to 42,93 (active enough) in cycle II, cognitive learning outcomes increase from 68,56 (less) in cycle I to 81,03 (good enough) in cylcle II. There was an increase student affective learning outcomes from 9,02 (good enough) in cycle I to 10,48 (good) in cycle II. Student give positive response to learning by using collaborative teamwork learning model on hydrocarbons material. Keywords: learning outcomes, collaborative teamwork learning model, hydrocarbons
MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Shella Malisa; Iriani Bakti; Rilia Iriani
Vidya Karya Vol 33, No 1 (2018): April 2018
Publisher : FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.556 KB) | DOI: 10.20527/jvk.v33i1.5388

Abstract

Abstract. The ability to think creatively is one of the 21st century skills that students must possess. This ability can be improved by using a learning model that exposes students to problems directly. This research aims to increase teacher activity, student activities, creative thinking skills, and student academic achievement by implementing Creative Problem Solving (CPS) learning model in class XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin. The research applied classroom action research (CAR) design with 2 cycles. The subjects were 39 eleventh grade students of natural science class. The data were analyzed by percentage and descriptive quantitative technique. The results showed that the teacher's activity in the implementation of the action increased from 70.15% (good) to 85.46% (very good). Student activity in cycle I 67.27% (quite active) to 85% in cycle II (active). Students' creative thinking ability for fluency indicators was originally 59.25% to 77.42%, flexibility which was originally 37.25% to 55.03%, elaboration which was originally 39.75% to 69.75%. Classical cognitive of students with a percentage of 69.23% increased to 87.17%. Students’ affective increased from 53.35% to 70.15% in cycle II and students' psychomotor learning outcomes were originally 59.69% to 69.4% in cycle II.  Keywords: creative thinking ability, academic achievement, creative problem solving                          Abstrak. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu dari keterampilan abad 21 yang harus dimiliki siswa. Kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah secara langsung. Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, kemampuan berpikir kreatif, dan hasil belajar siswa di kelas XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin dengan menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Penelitian menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI IPA berjumlah 39 orang. Data dianalisis menggunakan teknik persentase dan deskriptif kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan meningkat dari 70,15% (baik) menjadi 85,46% (sangat baik). Aktivitas siswa pada siklus I 67,27% (cukup aktif) menjadi 85% pada siklus II (aktif). Kemampuan berpikir kreatif siswa untuk indikator fluency, semula 59,25% menjadi 77,42%, flexibility yang semula 37,25 % menjadi 55,03%, elaboration yang awalnya 39,75% menjadi 69,75%. Hasil belajar kognitif siswa secara klasikal  dengan persentase 69,23% meningkat menjadi 87,17%. Hasil belajar afektif siswa meningkat dari 53,35% menjadi 70,15% pada siklus II dan hasil belajar psikomotorik siswa yang semula 59,69% menjadi 69,4% pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran CPS dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, creative problem solving
CHEMICAL BONDING DIAGNOSTIC TOOL (CBDT): INSTRUMEN EVALUASI PEMAHAMAN KONSEPTUAL MAHASISWA BERKONTEKS LAHAN BASAH Rizki Nur Analita; Iriani Bakti; Rosyidah Syafaatur Rohmah; Yunilia Nur Pratiwi
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v6i1.39820

Abstract

Pemahaman konseptual yang benar dari peserta didik merupakan tujuan utama dalam setiap pembelajaran kimia, terutama pada materi ikatan kimia. Oleh karena itu, perlu adanya instrumen evaluasi untuk menganalisis sejauh mana pemahaman konseptual yang dimiliki peserta didik. Penelitian berikut berupa pengembangan instrumen evaluasi bernama Chemical Bonding Diagnostic Tool (CBDT) yang berkonteks lahan basah. Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan suatu instrumen evaluasi yang valid dan reliabel, serta dapat memperkenalkan tentang pengertian lahan basah. Tahapan metode penelitian meliputi: (1) Peninjauan pustaka; (2) Pengembangan butir soal; (3) Uji validitas konstruk; (4) Revisi instrumen evaluasi; (5) Uji coba instrumen evaluasi; dan (6) Analisis butir soal dan instrumen evaluasi. Melalui penelitian yang dilakukan terhadap sampel 238 orang mahasiswa di enam perguruan tinggi negeri di Indonesia, diperoleh hasil berupa instrumen evaluasi yang sangat valid dan reliabel. Berdasarkan hasil tersebut, maka instrumen evaluasi CBDT dapat digeneralisasikan pada pembelajaran ikatan kimia di Indonesia.
Penguatan Kompetensi Profesional Guru MGMP Kimia: Pengembangan Instrumen Evaluasi Diagnostik Multi–tier Arif Sholahuddin; Rizki Nur Analita; Syahmani Syahmani; Atiek Winarti; Abdul Hamid; Bambang Suharto; Iriani Bakti
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i2.2809

Abstract

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran merupakan salah satu kompetensi profesional guru yang penting untuk mengukur kualitas hasil belajar siswa. Pada mata pelajaran kimia, evaluasi pembelajaran tersebut perlu dilakukan secara detil hingga diketahui sejauh mana pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Salah satu instrumen evaluasi pembelajaran yang dapat digunakan adalah tes diagnostik bentuk bertingkat atau multi–tier. Beberapa penelitian di Indonesia melaporkan bahwa guru cenderung mengalami kesulitan dalam mengembangkan instrumen evaluasi yang berbasis diagnostic multi–tier. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berikut bertujuan untuk membantu guru menjadi terampil dalam mengembangkan instrumen evaluasi diagnostik multi–tier. Peserta kegiatan adalah seluruh guru kimia dari MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Kimia Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Kegiatan PkM dilaksanakan sebanyak dua kali secara daring. Metode kegiatan meliputi: (1) Penyampaian materi oleh narasumber; (2) Diskusi dan tanya–jawab antara narasumber dengan peserta; (3) Penugasan kepada peserta; dan (4) Evaluasi hasil penugasan. Instrumen evaluasi diagnostik multi–tier yang telah dikembangkan oleh peserta kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat diharapkan dapat menguatkan kompetensi profesional guru Kimia Implementation of learning evaluation is one of the teacher's professional competence that is important to survey students' quality of learning outcomes. The evaluation in chemistry subject needs to be done detailly in determining how students understand the concepts. One of the learning evaluation instruments that can be used is multi-tier diagnostic. Several studies in Indonesia reported that teachers experience difficulties developing evaluation instruments based on multi-tier diagnostic. The following community service activities aimed to help teachers become skilled in developing multi-tier diagnostic evaluation instruments. Participants in the activity were all chemistry teachers from the MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) of Barito Kuala Regency, South Kalimantan. The activity was carried out twice online. Methods of activity included: (1) Delivering material by the speakers; (2) Discussions between speakers and participants; (3) Assigning participants; and (4) Evaluating the assignment's result. There was expected that the multi-tier diagnostic evaluation instruments developed by participants of community service could strengthen their professional competence.
Sosialisasi Pembelajaran Inovatif Abad 21 yang Berorientasi Keterampilan Metakognisi pada MGMP Kimia se-Kalimantan Selatan Syahmani - Syahmani; Rusmansyah Rusmansyah; Leny Leny; Rilia Iriani; Mahdian Mahdian; Iriani Bakti
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i2.2869

Abstract

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang implementasi model pembelajaran inovatif abad 21 berbasis keterampilan metakognisi pada pembelajaran kimia. Sasaran kegiatan ini adalah guru-guru MGMP Kimia yang berada pada wilayah Kalimantan Selatan, yang berjumlah 132 orang. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, presentasi, dan diskusi/tanya jawab. Data diperoleh melalui kuesioner dan angket. Materi sosialisasi terdiri dari: (1) pembelajaran abad 21, (2) model pembelajaran yang berorientasi keterampilan metakognisi, (3) desain perangkat pembelajaran meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan alat evaluasi, dan (4) contoh video implementasi pembelajaran yang berorientasi keterampilan metakognisi. Berdasarkan hasil sosialisasi yang dilaksanakan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta tentang model pembelajaran inovatif abad 21 berorientasi keterampilan metakognisi, dan implementasinya. Selain itu kegiatan berjalan lancar dan besarnya antusias peserta terhadap kegiatan ini. Melalui kegiatan sosialisasi ini peserta dapat menggunakan model pembelajaran inovatif berorientasi metakognisi sebagai alternatif pembelajaran kimia di kelas. This community service activity aims to increase teachers' understanding of the application of innovative 21st-century learning models based on metacognition skills in chemistry learning. The target of this activity is 132 MGMP Chemistry teachers throughout South Kalimantan. This activity is carried out through lectures, presentations, discussions, and questions and answers. The socialization material consists of: (1) 21st-century learning, (2) learning models oriented towards metacognition skills, (3) design of learning tools which include syllabus, lesson plans, student worksheets, and evaluation tools, (4) video examples of learning applications metacognition skills. Based on the socialization results, it showed an increase in students' knowledge and understanding of the learning model, the design of chemistry learning tools oriented to metacognition skills, and examples of its application. Besides that, the activity went well, and the participants were very enthusiastic about participating in this activity. Through this socialization activity, participants can use an innovative learning model oriented towards metacognition as an alternative to learning chemistry in the classroom.