Claim Missing Document
Check
Articles

CHEMICAL BONDING DIAGNOSTIC TOOL (CBDT): INSTRUMEN EVALUASI PEMAHAMAN KONSEPTUAL MAHASISWA BERKONTEKS LAHAN BASAH Analita, Rizki Nur; Bakti, Iriani; Rohmah, Rosyidah Syafaatur; Pratiwi, Yunilia Nur
Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpk.v6i1.39820

Abstract

Pemahaman konseptual yang benar dari peserta didik merupakan tujuan utama dalam setiap pembelajaran kimia, terutama pada materi ikatan kimia. Oleh karena itu, perlu adanya instrumen evaluasi untuk menganalisis sejauh mana pemahaman konseptual yang dimiliki peserta didik. Penelitian berikut berupa pengembangan instrumen evaluasi bernama Chemical Bonding Diagnostic Tool (CBDT) yang berkonteks lahan basah. Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan suatu instrumen evaluasi yang valid dan reliabel, serta dapat memperkenalkan tentang pengertian lahan basah. Tahapan metode penelitian meliputi: (1) Peninjauan pustaka; (2) Pengembangan butir soal; (3) Uji validitas konstruk; (4) Revisi instrumen evaluasi; (5) Uji coba instrumen evaluasi; dan (6) Analisis butir soal dan instrumen evaluasi. Melalui penelitian yang dilakukan terhadap sampel 238 orang mahasiswa di enam perguruan tinggi negeri di Indonesia, diperoleh hasil berupa instrumen evaluasi yang sangat valid dan reliabel. Berdasarkan hasil tersebut, maka instrumen evaluasi CBDT dapat digeneralisasikan pada pembelajaran ikatan kimia di Indonesia.
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DIKOMBINASIKAN DENGAN MODEL TPS TERHADAP KEMAMPUAN KRITIS SISWA PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 BANJARMASIN Norshofiati Norshofiati; Abdul Hamid; Iriani Bakti
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 1 No 1 (2017): JCAE EDISI AGUSTUS 2017
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan agar mengetahui: (1) perbedaan model pembelajaran Cooperative Script dikombinasikan dengan model TPS dengan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan berpikir kritis (2) perbedaan model pembelajaran Cooperative Script dikombinasikan dengan model TPS dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar (3) respon siswa terhadap model pembelajaran CS dikombinasikan dengan model TPS pada materi Koloid. Penelitian ini menggunakan rancangan quasy experiment dengan nonequivalent control group design. Sampel penelitian terdiri dari 44 siswa, diambil dua kelas, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 dengan teknik Porposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan berpikir kritis, tes hasil belajar kognitif, observasi, dan angket. Teknik analisis menggunakan analisis inferensial dan deskriptif. Hasil yang didapatkan antara lain (1) adanya perbedaan kemampuan berpikirkritis yang signifikan siswa yang menggunakan model CS dikombinasikan dengan model TPS dengan pembelajaran Konvensional, yaitu nilai thitung > ttabel (2) adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan siswa yang menggunakan model CS dikombinasikan dengan model TPS dengan pembelajaran Konvensional, yaitu thitung > ttabel (3) respon positif yang diberikan siswa terhadap model pembelajaran CS dikombinasikan dengan model TPS pada materi Koloid.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HIBRID TIPE TRADITIONAL CLASSES – REAL WORKSHOP (TC-RW) BERBANTUAN CHEMSKETCH TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI BENTUK MOLEKUL KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARMASIN Alfi Syahrin; Mahdian Mahdian; Iriani Bakti
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 1 No 2 (2017): JCAE EDISI DESEMBER 2017
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: perbedaan motivasi belajar, hasil belajar (kognitif, afektif, psikomotor), dan respon siswa antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Hibrid tipe TC-RW dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran DI pada materi bentuk molekul. Penelitian ini menggunakan rancangan pretest-posttest nonequivalent control group design. Sampel penelitian sebanyak 64 siswa, yaitu kelas X MIA 4 sebanyak 31 orang dan X MIA 6 sebanyak 33 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar kognitif, observasi, dan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis inferensial (uji normalitas, uji homogenitas, uji-t dan anakova) dan analisis deskriptif (N-gain). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Hibrid tipe TC-RW lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan model pembelajaran DI pada materi bentuk molekul. Hasil belajar juga menunjukkan antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Hibrid tipe TC-RW dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran DI pada materi bentuk molekul. Siswa memberikan respon yang lebih positif terhadap model pembelajaran Hibrid tipe TC-RW pada materi bentuk molekul.
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBING PROMPTING BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI SMAN 6 BANJARMASIN Debora Novilia Pasaribu; Rilia Iriani; Iriani Bakti
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 1 No 2 (2017): JCAE EDISI DESEMBER 2017
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan model pembelajaran probing prompting berbantuan media audio visual pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Penelitian ini bertujuan (1) meningkatkan aktivitas siswa, (2) meningkatkan hasil belajar siswa mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan serta (3) mengetahui respon siswa. Penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 6 Banjarmasin dengan jumlah 36 orang. Instrumen penelitian berupa tes dan non tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aktivitas siswa meningkat dari 41,21 (cukup aktif) pada siklus I menjadi 52,53 (aktif) pada siklus II, (2) terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan jumlah berturut-turut sebesar 52,78%, 13,57 (cukup baik) dan 16,64 (cukup terampil) pada siklus I menjadi 88,89%, 16,24 (baik) dan 19,31 (terampil) pada siklus II dan (3) siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran probing prompting berbantuan media audio visual pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Anjar Trisnowati; Iriani Bakti; Arif Sholahuddin
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 3 No 3 (2020): JCAE EDISI APRIL 2020
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jcae.v3i3.427

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada materi laju reaksi melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing. Penelitian ini menerapkan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) aktivitas guru, (2) aktivitas siswa, (3) keterampilan proses sains, (4) hasil belajar siswa dan (5) respon. Penelitian dilaksanakan di Kelas XI SMA Negeri 1 Tapin Selatan sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 9 orang siswa dan 17 siswi. Hasil dari penelitian menyatakan terjadi peningkatan siklus I ke siklus II yang meliputi: (1) aktivitas guru dalam pembelajaran dari 72,6% dalam kategori baik pada siklus I menjadi 89,3% dalam kategori sangat baik pada siklus II; (2) aktivitas siswa dalam pelaksanaan tindakan dari 63% dalam kategori cukup aktif pada siklus I menjadi 86,7% dalam kategori sangat aktif pada siklus II; (3) keterampilan proses sains siswa dari kategori kurang terampil menjadi kategori terampil; (4) hasil belajar sikap siswa pada pelaksanaan tindakan dari 72% dalam kategori baik pada siklus I dan 80,3% dalam kategori baik pada siklus II; (5) hasil belajar ranah pengetahuan siswa pada siklus I 54% naik menjadi 81% pada siklus II; (6) hasil belajar ranah keterampilan siswa dalam pelaksanaan tindakan dari 67,3% dalam kategori cukup terampil dan 81% dalam kategori terampil pada siklus II; (7) siswa memberikan respon yang positif sebesar 96,16% terhadap pembelajaran ini.
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI REAKSI REDOKS DAN TATA NAMA SENYAWA MENGGUNAKAN MODEL ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL Trimah Semi Utami; Muhammad Kusasi; Iriani Bakti
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 4 No 2 (2020): JCAE EDISI DESEMBER 2020
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jcae.v4i2.622

Abstract

Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran rotating trio exchange (RTE) berbantuan media audio visual pada materi reaksi redoks dan tata nama senyawa di kelas X IPA 4 SMAN 8 Banjarmasin bertujuan untuk mengetahui motivasi, hasil belajar, dan respon peserta didik. Penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Instrumen penelitian berupa tes dan nontes. Data dianalisis dengan Teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan motivasi peserta didik dari kategori cukup tinggi menjadi tinggi, (2) terjadi peningkatan hasil belajar aspek pengetahuan sebesar 17% dengan rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 59% (tidak tuntas) dan pada siklus II sebesar 76% (tuntas), terjadi peningkatan hasil belajar aspek sikap peserta didik dari predikat cukup menjadi baik, dan (3) peserta didik memberikan respon positif terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran RTE berbantuan media audio visual pada materi reaksi redoks dan tata nama senyawa.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA KELAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTUAN PRAKTIKUM DENGAN KELAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI BERBANTUAN VIDEO Siti Arda Mauliti; Parham Saadi; Iriani Bakti
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 5 No 1 (2021): JCAE EDISI AGUSTUS 2021
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jcae.v5i1.1152

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar kelas penerapan model pembelajaran inquiri dengan berbantuan yang berbeda di MAN 1 Banjarmasin pada kelas XI IPA, Eksperimen Semu sebagai metode yang digunakan. Semua murid kelas XI IPA sebagai populasi penelitian, sebagai sampel kelas dua dari tiga kelas XI IPA MAN 1 Banjarmasin. Tes hasil belajar, observasi, dan angket sebagai teknik yang digunakan. Selain itu juga menggunakan uji sebaran data, uji kesamaan variansi-variansi distribusi, uji parsial, serta N-gain pada analisis data. Penelitian memberikan hasil adanya perbedaan pada hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Fikriatun Nisa; Iriani Bakti; Atiek Winarti
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 5 No 1 (2021): JCAE EDISI AGUSTUS 2021
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jcae.v5i1.1153

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan model Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending (CORE) pada materi hidrolisis garam. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan: (1) aktivitas guru, (2) aktivitas siswa, (3) keterampilan berpikir kritis siswa (4) hasil belajar siswa pada materi hidrolisis garam. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan di kelas XI IPA 4 SMAN 5 Banjarmasin dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang. Instrumen penelitian meliputI intrumen tes dan non tes. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan: (1) aktivitas guru (2) aktivitas siswa (3) keterampilan berpikir kritis siswa (4) hasil belajar siswa dari 71,05% menjadi 89,47% terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CORE.
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUIZ TEAM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Putri Alami; Iriani Bakti; Syahmani Syahmani
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 5 No 1 (2021): JCAE EDISI AGUSTUS 2021
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jcae.v5i1.1154

Abstract

Suatu penelitian dilakukan tentang efektivitas model pembelajaran aktif tipe Quiz Team pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA SMA Negeri 10 Banjarmasin untuk mengetahui perbedaan motivasi serta hasil belajar siswa antara kelas yang menerapkan model pembelajaran aktif tipe Quiz Team dan kelas yang menerapkan model pembelajaran Direct Instruction pada materi hidrolisis garam. Penelitian ini menggunakan quasi experiment design dengan rancangan nonequivalent control group design. Data didapatkan dengan menggunakan teknik tes, observasi dan kuesioner. Uji-t untuk menganalisis perbedaan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa antara kedua kelas yang diteliti, sedangkan perbedaan hasil belajar afektif dan psikomotor dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembelajaran aktif tipe Quiz Team secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan model pembelajaran Direct Instruction, (2) pembelajaran aktif tipe Quiz Team secara signifikan lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibandingkan model pembelajaran Direct Instruction.
ANALISIS KESIAPAN LABORATORIUM KIMIA DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI DI KOTA BANJARMASIN Larasati Milanie Dewi Sawitri; Bambang Suharto; Iriani Bakti
JCAE (Journal of Chemistry And Education) Vol 5 No 2 (2021): JCAE EDISI DESEMBER 2021
Publisher : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FKIP UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jcae.v5i2.1197

Abstract

Telah dilakukan penenelitian tentang analisis kesiapan laboratorium kimia dalam mendukung implementasi kurikulum 2013 (K-13) di SMA Negeri di Kota Banjarmasin. Penelitian ini untuk mengetahui (1) desain dan fasilitas, (2) administrasi dan organisasi, (3) peralatan dan bahan laboratorium kimia dalam mendukung implementasi K-13 di SMA Negeri di Kota Banjarmasin. Penelitian menggunakan metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random sampling. Teknik pengumpalan data berupa lembar observasi laboratorium kimia, lembar angket laboran, dan wawancara serta dokumentasi kegiatan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukan rata-rata persentase desain dan fasilitas laboratorium 80% dan 93%. administrasi laboratorium yaitu 64,16% dan peralatan dan bahan laboratorium kimia yaitu 73,17% dan 66,66%. Hal ini menunjukan bahwa desain dan fasilitas laboratorium sudah memadai, administrasi laboratorium sudah tersedia serta peralatan dan bahan laboratorium cukup lengkap. Kompetensi laboran SMA dengan rata-rata persentase kompetensi laboran yaitu 96,42%, menunjukan bahwa laboran sudah kompeten menjalankan tugasnya di dalam laboratorium kimia. Kesiapan laboratorium kimia secara seluruh yaitu SMA Negeri 1 dengan persentase 82,82% dengan kategori sangat siap; SMA Negeri 2 yaitu 81,20% dengan kategori sangat siap; dan SMA Negeri 7 yaitu 76,97% dengan kategori siap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laboratorium semua sekolah yang diteliti berkategori sangat siap dalam mendukung implementasi K-13.