Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)

Program Pendampingankader Lanjut Usia Melalui Kegiatan Bina Keluarga Lansia Di Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Richa Yuswantina; Rissa Laila Vifta; Jatmiko Susilo
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 1 No. 1 (2019): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.1 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.513 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v1i1.214

Abstract

Lansia atau lanjut usia merupakan individu yang berumur 60 tahun atau lebih. Penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia) diperkirakan meningkat menjadi 80 juta  pada 2030, atau  naik 23 sampai 24 persen.  Banyaknya lansia sebenarnya bukan suatu ancaman jika mereka produktif. Sektor seperti kesehatan merupakan komponen yang perlu mendapatkan perhatian lebih pada lansia.Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema Program Pendampingan Kader Lanjut Usia Melalui Kegiatan Bina  Keluarga Lansia Di Desa     Lerep Kecamatan Ungaran Barat diawali dengan perencanaan melalui survey lapangan. Survey lapangan dilakukan awal pada bulan Januari dengan menemui Kepala Desa Lerep. Program Kerja diawali dengan agenda sosialisasi.  Sosialisasi dilakukan pada tanggal 05 Februari 2019 bertempat di RW 02 Desa Lerep. Sosialisasi  kegiatan  bertujuan  untuk  memberikan  paparan  mengenai  program kerja yang akan dilakukan. Program Kerja dari tim pengabdian kami terdiri dari 3 materi pokok yaitu : Pengetahuan Lansia, Penyuluhan Lansia dan Pemberian Softskill pada Lansia.Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemberian pretest kepada  para peserta kemudian penyampaian materi dan dilanjutkan dengan evaluasi menggunakan postest untuk menganalisa sejauhmana pengaruh pemberian materi dapat meningkatkan pemahaman peserta mengenai pengetahuan lansia. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan penyampaian materi, dengan persentase pretest 75,2 dan posttest 85,6.  Kata kunci : Lansia, Pengabdian, Desa Lerep
Pencegahan Bahaya Narkoba Bagi Siswa Sma Negeri I Ungaran Melalui Edukasi Pathway Game “Anti Narkoba” Sikni Retno Karminingtyas; Nova Hasani Furdiyanti; Rissa Laila Vifta
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 2 No. 2 (2020): Indonesian Journal of Community Empowerment November Vol.2 No.2
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.247 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v2i2.762

Abstract

Drug abuse is currently a global emergency problem. World Drugs Reports 2018 published by the United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), said that as many as 275 million people in the world or 5.6% of the world's population (aged 15-64 years) have used drugs. The number of drug abuse among students in 2018 (from 13 provincial capitals in Indonesia) reached 2.29 million people. One of the groups of people who are prone to being exposed to drug abuse are those in the age range 15-35 years or the millennial generation. The purpose of this service is to increase students' knowledge about the types and types of drugs circulating in the community, so that students recognize the signs, characteristics and symptoms of people who are dependent on drugs, prevention and provide information about treatment measures if they have experienced drug dependence. The service activity was carried out in 2 stages, before the participants were given a questionnaire as a pretest and given education about drugs after the participants filled out the questionnaire as a postest. There were 37 students involved in the activity from SMA N 1 Ungaran Semarang Regency. The pretest results show that students' knowledge about the symptoms and effects of drug dependence, as well as information about how to overcome addiction is still lacking. However, the average student can answer the examples and types of drugs very well. After being given education about Drug Abuse in Adolescents, there was an increase seen from the pretest and posttest scores in terms of knowledge about drugs, symptoms and adverse effects of addiction, prevention and ways of overcoming drug dependence.abstrakPenyalahgunaan Narkoba saat ini menjadi masalah kedaruratan global. World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Angka penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar di tahun 2018 (dari 13 ibukota provinsi di Indonesia) mencapai angka 2,29 juta orang. Salah satu kelompok masyarakat yang rawan terpapar penyalahgunaan narkoba adalah mereka yang berada pada rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial. Tujuan dari pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai macam dan jenis Narkoba yang beredar di masyarakat, agar siswa mengenali tanda, ciri dan gejala dari orang yang mengalami ketergantungan terhadap Narkoba, pencegahan serta memberikan informasi mengenai tindakan penanganan bila sudah mengalami ketergantungan Narkoba. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam 2 tahap, sebelum kegiatan peserta diberikan kuesioner sebegai pretest dan diberikan edukasi mengenai Narkoba setelah kegiatan peserta mengisi kuesioner sebagai postest. Siswa yang terlibat dalam kegiatan sejumlah 37 orang berasal dari SMA N 1 Ungaran Kabupaten Semarang. Hasil Pretes menunjukkan bahwa pengetahuan siswa mengenai gejala dan efek ketergantungan Narkoba, serta info mengenai cara penanggulangan ketergantungan masih sangat kurang. Akan tetapi rata-rata siswa dapat menjawab mengenai contoh dan jenis Narkoba dengan sangat baik. Setelah diberikan edukasi mengenai Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja, terjadi peningkatan yang dilihat dari nilai pretes dan postes dalam hal pengetahuan tentang Narkoba, gejala dan efek buruk ketergantungan, pencegahan dan cara penanggulangan ketergantungan Narkoba.
Pencegahan Dini Bahaya Kolesterol dan Penyertanya Melalui Pengolahan Limbah Jelantah menjadi Waste Soap Serbaguna Sikni Retno Karminingtyas; Rissa Laila Vifta; Puji Lestari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei Vol.3 No.1
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.96 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i1.890

Abstract

Coronary heart disease (CHD) is a disease that is very frightening and is still a problem, both in developed and developing countries. In developing countries from 1990 to 2020, the death rate from coronary heart disease will increase by 137% in men and 120% in women. This community service aims to provide insight and knowledge to the people of Lerep Village about the prevention of the dangers of cholesterol and provide soft skills on the use of used used oil waste to become versatile waste soap. The results of surveys and interviews with target partners, namely residents of Lerep Village by random sampling, stated that the use of used cooking oil in Lerep Village, especially in the RT 3 area, was still high. Housewives use bulk cooking oil more often than packaged cooking oil, and use this cooking oil repeatedly. Data and information from Lerep Village officials also stated that the increase in the death rate from stroke had increased in the last two years. The results of the evaluation of participant knowledge before being given socialization (pretest) were 22% good category, 42% adequate category and 36% poor category. While the knowledge of the participants after being given counseling (posttest) had increased. Knowledge related to cholesterol and its companions, changes in the behavior of using used cooking oil and healthy living behavior and processing of used cooking oil after being given counseling were very good category 94.44% and good or poor category 2.78% each. This Community Service Program can be continued and developed with outputs in the form of soap packaging and branding that further increase the promotional value and selling price.AbstrakPenyakit jantung koroner (PJK) merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah, baik di negara maju maupun berkembang. Di negara berkembang dari tahun 1990 sampai 2020, angka kematian akibat penyakit jantung koroner akan meningkat 137 % pada laki-laki dan 120% pada wanita. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan wawasan serta pengetahuan masyarakat Desa Lerep tentang pencegahan bahaya kolesterol dan memberikan pembekalan softskill tentang pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi waste soap serbaguna. Hasil survey dan wawancara kepada mitra sasaran, yakni warga masyarakat Desa Lerep secara random sampling menyebutkan bahwa penggunaan minyak jelantah di Desa Lerep khususnya di wilayah RT 3 masih tergolong tinggi. Ibu rumah tangga lebih sering menggunakan minyak goreng curah dibandingkan minyak goreng kemasan, serta menggunakan minyak goreng tersebut secara berulang-ulang. Data dan informasi pejabat Desa Lerep juga menyebutkan bahwa kenaikan angka kematian akibat stroke meningkat dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Hasil evaluasi pengetahuan peserta sebelum diberikan sosialisasi (pretest) yaitu kategori baik sebesar 22%, kategori cukup 42% dan kategori kurang sebesar 36%. Sedangkan pengetahuan peserta setelah diberikan penyuluhan (postes) mengalami peningkatan. Pengetahuan terkait dengan kolesterol dan penyertanya, perubahan perilaku penggunaan minyak jelantah dan perilaku hidup sehat serta pengolahan minyak jelantah setelah diberikan penyuluhan yaitu kategori sangat baik 94,44% dan kategori baik maupun kurang masing-masing 2,78%. Program Pengabdian kepada Masyarakat ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan luaran berupa pembuatan kemasan sabun dan branding yang lebih meningkatkan nilai promosi dan harga jualnya.
Pengenalan Produk Mie Basah Kombinasi Tepung Labu Kuning dan Tepung Mocaf Sebagai Makanan Indeks Glikemik Rendah Pencegah Obesitas bagi Balita Rissa Laila Vifta; Fania Putri Luhurningtyas; Dyah Kartika Wening
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.383 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1621

Abstract

The tendency of modern society's lifestyle that demands fast food due to dense activities, noodles have been used as a substitute for rice. The raw material used in the manufacture of noodles is wheat flour which is still imported. So it is necessary to reduce the consumption of wheat flour by moving to pumpkin and mocap flour as alternative. Another analysis stated that noodles with wheat flour can increasing glycemic index and trigger the occurrence of obsession up to the prevalence of Diabetes Mellitus. The survey to target from Keji Village by random sampling stated that the consumption of instant noodles for toddlers is relatively high. The factor that cause the high consumption factor is the lack of education for housewives and also lack of skills of housewives in serving healthy on varied types of food for toddlers. The implementation of community service is education of the glycemic index and its effect on food, training on functional food processing of low glycemic index noodles from pumpkin and mocap flour and continued by discussion session. The activities carried out and received by the participants enthusiastically. Pretest and post-test were also carried out and results showed that 70.82% of participants could not answer correctly, but after a demonstration of making low glycemic index noodles, the results showed that 76.71% of participants had answered correctly according to the material presented, and the participant knowledge increase up to 72% after this service activities.ABSTRAKKecenderungan pola hidup masyarakat modern yang menuntut makanan siap saji akibat aktivitas yang padat, mie telah digunakan sebagai salah satu pangan pengganti nasi. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mie adalah tepung terigu yang selama ini masih impor. Sehingga perlu adanya pengurangan konsumsi tepung terigu dalam pembuatan mie yang salah satunya menggunakan alternatif tepung labu kuning dan tepung mocaf. Analisis lain menyebutkan bahwa mie dengan bahan baku tepung terigu dapat menyebabkan peningkatan indeks glikemik dan memicu terjadinya obsesitas sampai dengan prevalensi Diabetes Mellitus. Hasil survey kepada mitra sasaran di wilayah Dusun Suruhan-Desa Keji secara random sampling menyebutkan bahwa konsumsi mie instan bagi Balita masih tergolong tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya faktor konsumsi tersebut adalah kurangnya edukasi bagi ibu rumah tangga sekaligus kurangnya keterampilan Ibu rumah tangga dalam menyajikan jenis makanan sehat dan bervariasi bagi Balita. Adapun pelaksanaan pengabdian masyarakat berupa edukasi pentingnya mengetahui indeks glikemik dan pengaruh pada makanan, serta pelatihan pengolahan pangan fungsional mie rendah indek glikemik berbahan tepung ubi ungu dan labu kuning dan dilanjutkan dengan sesi diskusi. Kegiatan berjalan dengan baik dan diterima peserta dengan antusias. Selain edukasi, dilakukan juga tahapan pretes dan postest, sebagai evaluasi apakah pelaksanaan pengabdian ini dapat dipahami peserta setelah proses pemberian edukasi dan pelatihan. Hasil yang diperoleh sebanyak 70.82% peserta kegiatan tidak dapat menjawab dengan benar, namun setelah dilakukan demonstrasi pembuatan mie rendah indeks glikemik, didapatkan hasil 76,71% peserta telah menjawab dengan benar dan sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Pemahaman peserta meningkat sampai 72% setelah kegiatan pengabdian dilaksanakan.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Kemetul Melalui Pelatihan Soft Skill Pembuatan Produk Jamu Putri Naja Fadhilah; Hanifah Trisnaningsih; Anasthasia Pujiastuti; Rissa Laila Vifta
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.275 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i2.1961

Abstract

Medicinal Plants (TOGA) are widely grown in the community yards of Kemetul Village, Susukan District, Semarang Regency. The use of TOGA that is not optimal and the low selling price of these plants are the main problems faced by the Women Farmers Group (KWT) of Kemetul Village. This is the background for the implementation of Community Service activities carried out by the Himafarsi Service Team of Ngudi Waluyo University. The activity was carried out through training on making simplicia and herbal products with the target of the Women Farmers Group (KWT) in Kemetul Village. The method of implementing the program is done offline. Indicators of program success can be seen through the increase in participants' knowledge by 96.6%. Community Service Activities have produced activity outputs in the form of participants' abilities in making simplicia, herbal products in the form of W'dank Ginger Plus, Ready to Drink herbs Kunyit Asem and Kencur Rice as well as the opening of Cafe Jamoe Kemetul. The community can use TOGA as herbal products and sell it at Cafe Jamoe Kemetul so that it can increase the selling value of plant products.ABSTRAKTanaman Obat Keluarga (TOGA) banyak tumbuh di lahan pekarangan masyarakat Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Pemanfaatan TOGA yang kurang maksimal serta rendahnya harga jual hasil tanaman tersebut merupakan permasalahan utama yang dihadapi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Kemetul. Hal tersebut menjadi latar belakang pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Himafarsi Universitas Ngudi Waluyo. Kegiatan dilakukan melalui Pelatihan Pembuatan Simplisia dan Produk jamu dengan mitra sasaran Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Kemetul. Metode pelaksanaan program dilakukan secara offline. Indikator keberhasilan program dapat diketahui melalui persentase peningkatan pengetahuan peserta sebesar 96,6%. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat telah menghasilkan output kegiatan berupa kemampuan peserta dalam pembuatan simplisia, produk jamu berupa W’dank Ginger Plus, jamu Ready to Drink Kunyit Asem dan Beras Kencur serta pembukaan Cafe Jamoe Kemetul. Masyarakat dapat memanfaatkan TOGA menjadi produk jamu dan dijual di Cafe Jamoe Kemetul sehingga dapat meningkatkan nilai jual hasil tanaman.
Pelatihan Pembibitan dan Pembuatan Produk Minuman Jahe Bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) “Dewi Sri” Desa Kemetul Kecamatan Susukan Wahyudi, Avian Tri; Prasetyo, Damar Adi; Vifta, Rissa Laila; Pujiastuti, Anasthasia; Santoso, Wingit
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 3 No. 2 (2021): Indonesian Journal of Community Empowerment November
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.851 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v3i2.1297

Abstract

Ginger is a one of rhizome herbal plant that has many health benefits. Consumption of ginger both directly and through the manufacture of ginger-based products has also increased during the pandemic and after the pandemic. The utilization of yard land that is less than optimal and the low selling of ginger are the main problems faced by the Women Farmer Group "Dewi Sri" in Kemetul Village, which are the background for the implementation of Community Service activities carried out by the Himafarsi Service Team, Ngudi Waluyo University. The activity was carried out through Training on Breeding and Making Ginger Drink Products with the target partner of the Women Farmers Group (KWT) “Dewi Sri” Kemetul Village. The method of implementing the program is done offline and online. The results of the Service activities can be seen through the success indicators which show an increase in participants' knowledge by 64%. Community Service Activities have resulted in activity outputs in the form of ginger seeds in polybags on the pilot land and beverage products in the form of instant ginger powder with the basic ingredients of Red Ginger and Emprit Ginger which have been through hedonic tests by respondents. ABSTRAKJahe merupakan salah satu tanaman herbal jenis rimpang yang memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Konsumsi terhadap jahe baik secara langsung maupun melalui pembuatan produk berbahan dasar jahe juga meningkat selama pandemi berlangsung maupun pasca pandemi. Pemanfaatan lahan pekarangan yang kurang maksimal serta rendahnya harga jual jahe merupakan permasalahan utama yang dihadapi oleh Kelompok Wanita Tani Dewi Sri Desa Kemetul menjadi latar belakang pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Himafarsi Universitas Ngudi Waluyo. Kegiatan dilakukan melalui Pelatihan Pembibitan dan Pembuatan Produk Minuman Jahe dengan mitra sasaran Kelompok Wanita Tani (KWT) Dewi Sri Desa Kemetul. Metode pelaksanaan program dilakukan secara offline dan online. Hasil kegiatan Pengabdian dapat dilihat melalui indikator keberhasilan yang menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta sebesar 64%. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat telah menghasilkan output kegiatan berupa bibit jahe dalam polybag pada lahan percontohan dan produk minuman berupa serbuk jahe instan dengan bahan dasar Jahe Merah dan Jahe Emprit yang telah melalui uji hedonik oleh responden.
Edukasi tentang Pencegahan Stunting pada 1000 Hari Kehidupan Balita melalui Pemanfaatan Tanaman Herbal di Desa Kemetul Pujiastuti, Anasthasia; Rissa Laila Vifta; Tina Mawardika
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i1.3143

Abstract

Kemetul Village is one of the villages located in Susukan District, Semarang Regency. Based on the results of a survey from target partners, it is known that residents of Kemetul Village have never received information about stunting, causes and dangers. Target partners have never received education about the importance of preventing stunting during the 1000 days of a toddler's life and the use of herbal plants to improve toddler nutrition. This community service program was carried out using educational methods for housewives in Kemetul Village, Susukan District, Semarang Regency. The number of participants who took part in educational activities was 30 participants consisting of housewives and several elderly people. The percentage of participants' evaluation results before being given education fell into the category of less understanding at 56.6%, quite understanding 26.6%, good understanding 16.6% and very good 0%. Participants' understanding increased after being given education, namely being included in the very good category at 53.3%, good at 43.3%, fair at 3.3% and poor at 0%. Based on the participant understanding questionnaire, it was found that after being given education there was an increase in participants' understanding of stunting by 96.6%.   ABSTRAK                 Desa Kemetul merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil survey kepada mitra sasaran diketahui warga Desa Kemetul belum pernah mendapatkan informasi terkait stunting, penyebab dan bahayanya. Mitra sasaran belum pernah mendapatkan edukasi tentang pentingnya pencegahan stunting pada 1000 hari kehidupan Balita serta pemanfaatan tanaman herbal untuk meningkatkan gizi balita. Pelaksanaan kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode edukasi pada ibu rumah tangga di Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan edukasi yaitu 30 peserta yang terdiri dari ibu rumah tangga dan beberapa lansia. Persentase hasil evaluasi peserta sebelum diberikan edukasi masuk dalam kategori kurang paham sebanyak 56,6%, cukup paham 26,6%, pemahaman yang baik 16,6% dan sangat baik 0%. Pemahaman peserta mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi yaitu termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 53,3%, baik 43,3%, cukup 3,3% dan kurang sebanyak 0%. Berdasarkan kuesioner pemahaman peserta diketahui bahwa setelah diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman tentang penyakit stunting sebesar 96,6%.
Co-Authors Advistasari, Yustisia Dian Advistasari, Yustisia Dian Agitya Resti Erwiyani Alif Maulidya Aminah, Maulidahul Andi Pradana Anhuma Turaya, M.Ridho Anita Dwi Puspitasari Annisah Mahanani Arif Santoso Avian Tri Wahyudi Choirul Huda Damar Adi Prasetyo Della Jauharotus Sa’adah Dewi Purnamasari Diah Nurlaila Dyah Kartika Wening Eka Noviya Fuzianingsih Elvansi, M. Elvansi Faris Hermawan, Faris Fitria Mentari Hadi Nasbey Hakim, Abdillah Lukman Hanifah Trisnaningsih Hati, Anita Kumala Indah Hartati Indah Mahendra Wardani Indah Mahendra Wardani Istianatus Sunnah Jannah, Nadia Miftahul Jatmiko Susilo Komang Ana Pratiwi Lailatul Badriyah Lestari, Puji Luhurningtyas, Fania Putri M. Elvansi Elvansi Mafitasari, Dwi Mahardika Adhi Candra Mardiyanti, Devi Maria Ulfah Marini, Yeni Marlina, Lala Adetia Melati Aprilliana Ramadhani Melati Aprilliana Ramadhani, Melati Aprilliana Muhammad Alviyan Shutiawan Muhammad Andri Wansyah Munifilia Ekasari Nani Winarti Ni Putu Yunika Candra Riskiana Ni Putu Yunika Candra Riskiana Nova Hasani Furdiyanti Nur Syarohmawati Nurjanah, Mutia Hariani Nurul Chanifah Paonganan, Afner Otniel Pera Amelia Prasetyo, Damar Adi Puji Astutik Puji Astutik Pujiastuti, Anasthasia Putri Naja Fadhilah Rahma Diyan Martha Rahman, Erik Ramadhani, Melati Apriliana Reni Citra Agustina Richa Yuswantina Rilla Noor Farida Salsabiela Dwiyudrisa Suyudi Samsuri, Ahmad Santoso, Wingit Saputra, Yoga Sikni Retno Karminingtyas Siti Khusnul Khotimah Siti Khusnul Khotimah, Siti Khusnul Sri Mustika Ayu SULASTRI Sulastri Sulastri Supiani Rahayu Suyudi, Salsabiela Dwiyudrisa Tina Mawardika Tinasari, Niken Delvin Trisnaningsih, Hanifah Wahyudi, Avian Tri Wansyah, Muhammad Andri Winda Ayu Ningtyas Windi Susmayanti Wingit Santoso Yanti, Sahri Yurike Tatengkeng Yustisia Dian Advistasari Zikri, Adi Tiara