Claim Missing Document
Check
Articles

FORMULASI KRIM PENYEMBUH LUKA TERINFEKSI Staphylococcus aureus EKSTRAK DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet PADA TIPE A/M The, Falles Raintung; Edy, Hosea Jaya; Supriati, Hamidah Sri
PHARMACON Vol 2, No 3 (2013): pharmacon
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.2.2013.2316

Abstract

ABSTRACTBeach Morning Glory is a plant that grew around the beach which has purple flower. BeachMorning Glory leaves contains chemical compounds such Flavonoids, Hydroquinonephenolic, alkaloids, and Tannins. Beach Morning Glory leaves has known as the medicine ofacne and furunkulosis that caused by Staphylococcus aureus. The topical product is needed toheal the skin infection. The purpose of this research were to test about physical quality ofcream based and Beach Morning Glory cream extract at the concentration between 2,5 %, 5%, and 7,5%. The result shows the cream base and Beach Morning Glory cream withconcentration of 2,5 %, 5 %, and 7,5 % fulfilled the Organoleptic and Homogenity test butwas not fulfilled in the standart parameter of pH and spreadabillity.Keywords : Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet, W/O Cream.
REVIEW ARTIKEL: FORMULASI DAUN JERUK PURUT DAN SERAI SEBAGAI TABLET ANTIFEEDANT Pongsapan, Abdul David; Prayoga, Deshanda Kurniawan; Hisan, Annisa Khoirotun; Rambi, Salfa Efata Glory; Edy, Hosea Jaya
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pmj.v4i2.37789

Abstract

Penyimpanan padi didalam gudang rentan terhadap serangan hama seperti kutu beras (Sitophilus oryzae) yang menyebabkan kualitas beras buruk karena remuknya butiran beras. Sebagai insektisida nabati yang berefek antifeedant, minyak atsiri yang terdapat pada daun jeruk serta serai memiliki kandungan sitronellol dan citronella yang bersifat repellent terhadap serangga. Aktifitas antifeedant daun jeruk dapat menolak rayap tanah (Coptotermes sp.) paling tinggi pada konsentrasi 20% dan 25% dalam waktu uji selama kurang dari 5 hari. Serai mampu mengendalikan beberapa hama, diantaranya Helicoverpa armigera, Plutella xylostella, nyamuk Aedes (Anopheles dan Culex), Dasynus piperis (hama penghisap buah lada), Helopeltis antonii (hama penghisap buah kakao), Noorda albizonalis (hama penggerek buah mangga), lalat buah, dan kutu putih pada daun papaya. Perpaduan daun jeruk dan serai dibuat dalam sediaan tablet yang berfungsi sebagai antifeedant kutu beras karena mengandung senyawa citronella dan geraniol. Konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut dibuat 4 ml/g, 8 ml/g, 12 ml/g, dan 16 ml/g yang berpengaruh nyata terhadap mortalitas S. oryzae. Indeks Repellent bertahan pada rentang waktu 3 jam dan setelah waktu 24 jam, Indeks Repellent menurun.
FORMULASI DAN PENENTUAN NILAI SPF KRIM TABIR SURYA EKSTRAK KULIT BUAH LEMON SUANGGI (Citrus limon (L.) Burm. f.) SECARA IN VITRO Valencia Lumantow; Hosea Jaya Edy; Jainer Pasca Siampa
PHARMACON Vol. 12 No. 3 (2023): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.12.2023.49023

Abstract

Kulit buah Lemon Suanggi (Citrus limon (L.) Burm. f.) mengandung senyawa metabolit sekunder salah satunya flavonoid, yang memiliki aktivitas antioksidan yang dapat berperan menangkal radikal bebas seperti sinar ultraviolet(UV). Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas tabir surya dan mengevaluasi sifat fisik sediaan krim ekstrak kulit buah Lemon Suanggi. Sampel diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak kental diformulasikan kedalam sediaan krim kemudian dilanjutkan dengan evaluasi sediaan dan penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan krim tabir surya ekstrak kulit buah Lemon Suanggi memenuhi syarat pengujian homogenitas, organoleptik, daya sebar, daya lekat, pH dan uji stabilitas mekanik. Hasil penentuan nilai SPF sediaan krim pada formula 3 memiliki nilai SPF tertinggi yaitu 39,79 ± 0,10 dengan tipe proteksi ultra. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa krim ekstrak kulit buah Lemon Suanggi memiliki aktivitas tabir surya serta memenuhi persyaratan parameter sifat fisik sediaan.
Uji Aktivitas Antijerawat Ekstrak Daun Bandotan (Ageratum Conyzoides L) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat Staphylococcus Epidermidis Ekadelania Buyung; Hosea Jaya Edy; Karlah Lifie Mansauda
PHARMACON Vol. 13 No. 1 (2024): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.13.2024.49088

Abstract

Berbagai macam tumbuhan dipercaya memiliki khasiat dalam pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat aktivitas anti jerawat dari ekstrak daun Bandotan (Ageratum Conyzoides L) bakteri terhadap penyebab jerawat yaitu Staphylococcus epidermidis dengan 5 konsentrasi yaitu 0,5;1;1,5;2;2,5%. Pengamatan yang dilakukan dengan membuktikan adanya aktivitas antibakteri yang ditemui pada ekstrak daun bandotan. Ekstrak dengan konsentrasi terendah menghasilkan diameter zona hambat sebesar 6,5 mm, ikuti ekstrak dengan konsentrasi 1% menghasilkan diameter zona hambat sebesar 10 mm, ekstrak 1,5% diameter menghasilkan zona hambat 12,5 mm, ekstrak 2% diameter menghasilkan zona hambat sebesar 16,16 mm dan ekstrak dengan konsentrasi tertiggi yaitu 2,5% menghasilkan diameter zona hambat 17,5 mm.
UJI KANDUNGAN DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN LEILEM (Clerodendrum minahassae) SEBAGAI KANDIDAT ZAT AKTIF SUNSCREEN Pongsapan, Abdul David; Prayoga, Deshanda Kurniawan; Hisan, Annisa Khoirotun; Rambi, Salfa Efata Glory; Edy, Hosea Jaya; Abdullah, Surya Sumantri
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol. 7 No. 1 (2024): Volume 7, No 1, Tahun 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pmj.v7i1.45700

Abstract

Tanaman Leilem (Clerodendrum minahassae) merupakan tanaman endemik di Sulawesi Utara dan telah lama digunakan oleh masyarakat adat Minahasa sebagai sayur dan ramuan kuliner berbagai jenis resep daging. Hal ini dikarenakan selain dapat memberi rasa yang enak, daun leilem dipercaya mengandung antioksidan alami mampu menangkal efek buruk lemak hewani bagi kesehatan. Pada umumnya genus Clerodendrum mengandung senyawa antioksidan seperti senyawa-senyawa fenol dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi senyawa metabolit sekunder secara kualitatif dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak daun leilem (C. minahassae) yang diduga dapat berperan sebagai agen fotoprotektif. Penelitian yang dilakukan meliputi ekstraksi, skrining fitokimia, dan uji aktivitas antioksidan. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak daun leilem mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, dan steroid. Nilai IC50 ekstrak sebesar 54,75 ppm dikategorikan aktivitas antioksidan kuat. Oleh karena kandungan senyawa flavonoid dan polifenol yang terkandung serta aktivitas antioksidan kuat sehingga ekstrak etanol daun lelem dapat dijadikan zat aktif produk tabir surya alami.
FORMULASI SEDIAAN KRIM ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Agnes S. G. Sahuleka; Hosea Jaya Edy; Surya Sumantri Abdullah
PHARMACON Vol. 10 No. 4 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.37414

Abstract

ABSTRACTWater hyacinth (E. crassipes) leaves contain alkaloids, flavonoids, polyphenols, and saponins which have antibacterial properties. The aim of this study was to formulate an ethanol extract cream from the leaves of Eceng Gondok (E. crassipes) and to test the antibacterial activity of cream preparations with concentrations of 5%, 10%, and 15%. This study uses a laboratory experimental method. The formulation of the Eceng Gondok (E. crassipes) leaf ethanol extract cream was tested for organoleptic, pH, homogeneity, dispersion, and adhesion, the results were in accordance with predetermined conditions, namely having a distinctive water hyacinth odor, green color, and no grains. coarse, has a pH value of 5.58-6.33, dispersion of 5.7 cm for F1, 5.58 cm for F2, and 5.03 cm for F3, adhesion to F1 6.34 seconds, F2 5, 25 seconds, and F3 4.20 seconds. Testing of antibacterial activity against the growth of S. aureus was carried out by the diffusion method. The results of the antibacterial activity test of the ethanol extract of the Eceng Gondok (E.crassipes) leaf extract were able to inhibit S. aureus bacteria, with concentrations of 10% and 15% which had moderate inhibitory power with diameters of 6.5mm and 7.8mm.Keywords:Cream, Water Hyacinth Leaves, Antibacterial.  ABSTRAKDaun Eceng Gondok (E. crassipes) memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, dan saponin yang bersifat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan krim ekstrak etanol daun Eceng Gondok (E. crassipes) serta menguji aktivitas antibakteri sediaan krim dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental laboratorium. Formulasi sediaan krim ekstrak etanol daun Eceng Gondok (E. crassipes) ini dilakukan pengujian organoleptik, pH, homogenitas, daya sebar, dan daya lekat yang hasilnya sesuai dengan syarat yang telah ditentukan yaitu memiliki bau khas eceng gondok, berwarna hijau, tidak memiliki butiran-butiran kasar, memiliki nilai pH 5,58-6,33, daya sebar sebesar 5,7 cm untuk F1, 5,58 cm untuk F2, dan 5,03 cm untuk F3, daya lekat pada F1 6,34 detik, F2 5,25 detik, dan F3 4,20 detik. Pengujian aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan S. aureus dilakukan dengan metode difusi. Hasil uji aktivitas antibakteri krim ekstrak etanol daun Eceng Gondok (E. crassipes) yang diperoleh dapat menghambat bakteri S. aureus, dengan konsentrasi 10% dan 15% yang memiliki daya hambat sedang dengan diameter 6,5mm dan 7,8mm. Kata Kunci: Krim, Daun Eceng Gondok, Antibakteri.
FORMULASI SEDIAAN OBAT KUMUR EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (Areca catechu L.) Vyta N Sari Sinrang; Hosea Jaya Edy; Surya Sumantri Abdullah
PHARMACON Vol. 11 No. 1 (2022): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.11.2022.39147

Abstract

ABSTRACTAreca Nut (Areca catechu L.) is a plant that contains many active compounds, one of them is alkaloid compound that has efficacy as an antifungal. This study aimed to formulate a mouthwash of areca nut ethanol extract that was physically good and to test the antifungal activity of the mouthwash of areca nut ethanol with concentrations 5%, 7,5%, 10% and 15% against the Candida albicans The conclusion were the ethanol extract of Areca nut could be formulated into a mouthwash preparation that was physically good and had the most significant antifungal activity at 15% concentration (F4) with a diameter of 25,4 mm.Keywords: areca nut (Areca catechu L.), mouthwash, antifungal.ABSTRAKPinang (Areca catechu L.) merupakan tanaman yang mengandung banyak senyawa aktif, salah satunya senyawa alkaloid yang berkhasiat sebagai antijamur. Penelitian bertujuan untuk memformulasikan obat kumur ekstrak etanol biji pinang yang baik secara fisik dan menguji Aktivitas Antijamur Obat Kumur Ekstrak Etanol Biji Pinang dengan konsentrasi 5%, 7,5%, 10% dan 15% terhadap jamur Candida albicans. Kesimpulannya, ekstrak etanol biji pinang dapat diformulasikan menjadi sediaan obat kumur yang baik secara fisik dan memiliki aktivitas antijamur paling nyata yaitu pada konsentrasi (F4) dengan diameter 25,4 mm.Kata kunci: pinang (Areca catechu L.), obat kumur, antijamur
POTENSI SENYAWA BIOAKTIF DARI GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) SEBAGAI INHIBITOR TERHADAP BAKTERI RESISTEN ANTIBIOTIK Sergio Christiano Mandagi Jr; Jonathan Christofel Rumangkang; Ciptanti Putri Prakarsa; Santika Angela Van Gobel; Arsianita Ester Wawo; Marko Jeremia Kalalo; Hosea Jaya Edy
PHARMACON Vol. 11 No. 2 (2022): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.11.2022.41730

Abstract

ABSTRACTThe cases of antibiotic resistance have started to emerge in Indonesia with the finding of antibiotic- resistant bacteria isolates. Green gedi (Abelmoschus manihot) is a plant that has been used by the Minahasanese as a daily diet. It has been shown to have high antibacterial activity against gram-negative and gram-positive bacteria. This study aims to find out the inhibition activity of Green gedi (A. manihot) against several proteins which are critical in the life cycle of the antibiotic-resistant bacteria Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Carbapenem-Resistant Pseudomonas Aeruginosa (CRPA), Carbapenem- Resistant Acinetobacter baumannii (CRAB), and Carbapenem-Resistant Enterobacteriaceae (CRE) using in silico approach. This study used an in silico method with a molecular docking approach to see the inhibitions of the bioactive compounds against Penicillin Binding Protein 2a (PBP2a) of MRSA, LasR of CRPA, 3- deoxymanno-octulosonate cytidylyltransferase (kdsB) of CRAB, and NDM-1 of CRE. The in silico test results showed that Myricetin is the compound that has the best inhibitory activity against PBP2a of MRSA, Quercitrin has the best inhibition value against LasR of CRPA and NDM-1 of CRE, while Quercetin-3-O-glucoside has the best binding energy against kdsB of CRAB. Through this in silico approach, the bioactive compounds from green gedi (A. manihot) were predicted to a have greater potential of antibacterial activity against MRSA, CRAB, CRPA, and CRE compared to the antibiotics Ampicillin and Carbapenem. Keywords: Antibiotic-Resistant Bacteria, Green gedi, Bioactive compounds, Molecular docking. ABSTRAKKasus resistensi antibiotik di Indonesia telah mulai bermunculan ditandai dengan ditemukannya beberapa isolat bakteri yang tidak sensitif terhadap antibiotik. Gedi hijau (Abelmoschus manihot) merupakan tanaman yang banyak dimaanfaatkan sebagai sayur oleh masyarakat Minahasa. Daun gedi hijau (A. manihot) memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hambatan daun gedi hijau (A. manihot) terhadap protein yang berperan penting dalam siklus hidup bakteri resisten Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA), Carbapenem-Resistant Pseudomonas Aeruginosa (CRPA), Carbapenem-Resistant Acinetobacter baumannii (CRAB), dan Carbapenem-Resistant Enterobacteriaceae (CRE) secara in silico. Penelitian ini menggunakan metode in silico dengan pendekatan penambatan molekuler terhadap Penicillin Binding Protein 2a (PBP2a) dari MRSA, LasR dari CRPA, 3- deoxy- manno-octulosonate cytidylyltransferase (kdsB) dari CRAB, dan NDM-1 dari CRE. Hasil pengujian in silico menunjukkan Myricetin merupakan senyawa yang memiliki aktivitas hambatan terbaik terhadap PBP2a dari MRSA, Quercitrin memiliki nilai inhibisi terbaik terhadap LasR dari CRPA dan NDM-1 dari CRE, sedangkan Quercetin-3-O-glucoside memiliki energi ikatan yang paling baik terhadap kdsB dari CRAB. Melalui pendekatan in silico, senyawa- senyawa bioaktif dalam gedi hijau (A. manihot) diprediksi memiliki potensi aktivitas antibakteri terhadap MRSA, CRAB, CRPA, dan CRE yang lebih besar dibandingkan dengan antibiotik Ampicillin dan Carbapenem Kata kunci: Bakteri resisten antibiotik, Gedi hijau, Senyawa bioaktif, penambatan molekuler.
FORMULASI SEDIAAN KRIM DENGAN EKSTRAK ETANOL DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot L.) TERHADAP Propionibacterium acnes Missyeling Fransisca Saerang; Hosea Jaya Edy; Jainer Pasca Siampa
PHARMACON Vol. 12 No. 3 (2023): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.12.2023.49075

Abstract

Daun Gedi Hijau (Abelmoschus manihot L.) memiliki potensi sebagai senyawa aktif dalam sediaan. Daun gedi hijau mengandung flavonoid, saponin, kuinon, dan tanin yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan krim dengan kandungan ekstrak etanol daun gedi dengan konsentrasi 15% serta menguji efektivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimental laboratorium. Uji mutu sediaan krim dilakukan dengan Uji Organoleptis, Homogenitas, Daya Sebar, Daya Lekat, pH, dan Uji Sentrifugasi. Hasil penelitian yang dilakukan Uji mutu sediaan krim menunjukkan sediaan krim yang dibuat memenuhi persyaratan sediaan krim yang baik yakni memiliki penampilan visual yang baik, homogen, pH (6,3 ± 0,115) yang tidak menyebabkan iritasi maupun kulit bersisik, daya sebar 5,233 ± 0,153 cm, daya lekat 6,160 ± 0,447, dan tidak terjadi pemisahan fase pada uji sentrifugasi. Uji efektivitas terhadap Propionibacterium acnes menunjukkan hasil daya hambat sedang dengan diameter hambat 8,33 ± 1,527.
UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN PATCH EKSTRAK ETANOL DAUN SESEWANUA (CLERODENDRON SQUAMATUM VAHL.) Mallaka, Indriyani; Mansauda, Karlah Lifie Riani; Edy, Hosea Jaya
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.33954

Abstract

Clerodendron squamatum Vahl. atau biasa dikenal dengan tumbuhan Sesewanua mengandung banyak metabolit sekunder seperti saponin, alkaloid, tanin, dan flavonoid serta memiliki aktivitas antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan. Pengembangan sediaan obat dari bahan alam daun sesewanua menjadi sediaan untuk menangani permasalahan kulit masih terbatas, sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan patch ekstrak etanol daun sesewanua sehingga dapat mengembangkan sediaan patch berbahan aktif ekstrak kental daun sesewanua, penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi serta menguji stabilitas fisik sediaan patch yang diformulasikan. Daun sesewanua diekstraksi dengan metode maserasi kemudian ekstrak kental yang didapatkan dari hasil maserasi diformulasikan menjadi sediaan patch dengan 15% konsentrasi ekstrak daun sesewanua, selanjutnya dievaluasi dan diuji stabilitas selama 28 hari penyimpanan pada dua suhu berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan patch yang diformulasikan memenuhi persyaratan parameter evaluasi fisik sediaan patch, juga memenuhi persyaratan uji stabilitas penyimpanan suhu ruang 29°±2°C dan suhu dingin 4°±2°C selama 28 hari penyimpanan yaitu untuk uji organoleptik (warna, bau dan tekstur sediaan), uji susut pengeringan, uji pH, uji ketebalan dan uji daya tahan lipatan sediaan patch. Kesimpulannya formulasi sediaan patch ekstrak etanol daun sesewanua dengan 15% konsentrasi ekstrak daun sesewanua stabil dalam penyimpanan selama 28 hari pada suhu ruang 29°±2°C dan suhu dingin 4°±2°C