Claim Missing Document
Check
Articles

Formulasi Sirup Antimalaria Ekstrak Kulit Batang Kayu Susu (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) Elsye Gunawan; Eva Susanty Simaremare
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 13 No. 01 Juli 2016
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Malaria merupakan penyakit endemik di Papua. Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa pada tahun 2030 Papua bebas dari malaria. Timbulnya masalah baru, yaitu banyaknya resistensi plasmodium terhadap obat antimalaria membuat penyakit ini semakin sulit diberantas. Banyak peneliti mencari senyawa baru sebagai alternatif antimalaria, salah satunya kayu susu Papua (Alstonia scholaris (L.) R.Br.). Dari hasil isolasi kulit batang kayu susu diperoleh bahwa tanaman ini mengandung senyawa aktif golongan alkaloid, flavonoid, polifenol, dan terpenoid/steroid yang efektif sebagai antimalaria. Penelitian lain yang menguji aktifitas senyawa kulit batang kayu susu secara in vitro dan in vivo menyatakan bahwa senyawa ini sangat berpotensi digunakan sebagai obat antimalaria. Sampai saat ini belum ada formulasi sediaan ekstrak kulit batang kayu susu yang digunakan sebagai obat antimalaria. Tujuan penelitian ini adalah membuat formulasi sirup dari ekstrak kulit batang kayu susu dan menguji kualitas sirup ekstrak kulit batang kayu susu. Pengujian kelayakan sediaan sirup ekstrak kulit batang kayu susu menggunakan beberapa jenis pengujian yaitu uji organoleptik, homogenitas, dan pH. Dari hasil penelitian ini didapatkan formula sirup ekstrak kulit batang kayu susu yang kualitasnya baik yaitu homogen, bau khas aromatik kayu susu, warna kuning muda, rasa manis-pahit, dan pH 7. Kata kunci: sirup, antimalaria, kulit batang kayu susu. ABSTRACT Malaria is an endemic disease in Papua. Indonesia’s goverment established that in 2030 Papua will be free from malaria. There was a new problem of plasmodium resistance to antimalarial drugs had made this disease is more difficult to be overcome. Researches discover new active compounds that could be used as alternative for antimalarial drug, one of them milkwood (Alstonia scholaris (L.) R.Br.) from Papua. The screening photochemical showed that this plant contained active compounds alkaloids, flavonoids, polyphenols, and terpenoids/steroids that were effective as antimalarial. The other in vitro and in vivo research resulted that this plant was potential as antimalarial drug. To date, there was not research on formulation of extract of milkwood bark as antimalarial. The aim of this study was to formulate extract of milkwood bark as syrup and test its quality. The test consist of organoleptic, homogenity, and pH test. The result showed that syrup of milkwood’s bark extract had good quality i.e: homogen, aromatic smell, light yellow, bitter-sweet, and had pH 7. Key words: syrup, antimalarial, milkwood bark.
Studi Etnobotani Daun Gatal oleh Masyarakat Kiwirok Papua Eva Susanty Simaremare; Erianus Uopmbin; Elsye Gunawan
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 16 No. 01 Juli 2019
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.784 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v16i1.4411

Abstract

Daun gatal, tanaman endemik Papua, telah digunakan sebagai obat untuk menghilangkan sakit nyeri dan pegal-pegal setelah beraktivitas secara turun-temurun pada masyarakat. Pemanfaatan dan pengujian aktivitas kepada manusia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis daun gatal yang digunakan oleh masyarakat dan mengetahui aplikasi penggunaan daun gatal di Desa Pelebib, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, pengisian kuesioner, dan analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis tanaman daun gatal yang dikenal di Desa Pelebib, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang  yaitu Laportea decumana (Roxb.) Wedd (Beep Bangii), Laportea interrupta (L.) Chew (Beep Hitomko) dan Dendrocnide peltata (Blume) Miq. (Beep Ngalngol). Tanaman daun gatal dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pengobatan beberapa penyakit, kegiatan berburu, dan bahan sandang tradisional.
Aktivitas Sitotoksik dan Analisis Fitokimia Myrmecodia beccarii Hook.f. Asal Papua Yuli Astuti; Septriyanto Dirgantara; Elsye Gunawan; Komar Ruslan Wirasutisna
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 3 (2016): Spesial Issue of Mulawarman Pharmaceuticals Conference Proceeding (Prosiding Semnas T
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.33 KB) | DOI: 10.25026/mpc.v3i2.147

Abstract

Latar belakang dan tujuan : Tumbuhan sarang semut Myrmecodia beccari Hook.f., (family Rubiaceae) adalah tumbuhan obat asli dari Papua yang memiliki potensi secara tradisional sebagai penguat kekebalan tubuh, mengatasi nyeri otot dan mengobati peradangan. Namun, bukti penelitian ilmiah mengenai tumbuhan ini masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas sitotoksik dan analisis fitokimia tumbuhan sarang semut. Metode: Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan metanol. Fraksinasi dengan ekstraksi cair-cair menghasilkan fraksi n-heksana,fraksi etil asetat dan fraksi metanol. Penapisan fitokimia dan pengujian aktivitas sitotoksik dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi aktif dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Fraksi aktif sitotoksik selanjutnya dilakukan analisis dengan Kromatografi Cair- Spektrometer Massa (LC-MS) untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang memiliki potensi aktivitas sitotoksik tertinggi. Hasil dan Pembahasan: Fraksi etil asetat memberikan potensi aktivitas sitotoksik tertinggi dibandingkan dua fraksi lainnya. Fraksi aktif etil asetat mengandung senyawa golongan flavonoid, fenolik dan tanin. Tiga senyawa berhasil diidentifikasi dari fraksi etil asetat yang dianalisa dengan LC-MS. Kesimpulan : Penelitian tentang aktivitas sitotoksik dan analisis senyawa aktif untuk tumbuhan Myrmecodia beccarii Hook.f. ini adalah yang pertama kali untuk spesies tanaman ini dan berhasil diidentifikasi tiga senyawa dari fraksi etil asetat dengan berat molekul senyawa berurutan 291; 563 dan 385.
IDENTIFIKASI MAKANAN BERESIKO DI SMK KESEHATAN JAYAPURA: EDUKATOR KESEHATAN TEMAN SEBAYA Eva Susanty Simaremare; Allowisya Futwembun; Rusnaeni Rusnaeni; Elsye Gunawan; Rani Dewi Pratiwi; Septriyanto Dirgantara
JURNAL PENGABDIAN PAPUA Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : LPPM Uncen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2941.228 KB) | DOI: 10.31957/.v2i1.637

Abstract

Food is all products consumed by humans either in the form of raw, semi-finished, or finished materials which include industrial products, restaurants, catering, traditional food or snacks. Students are often wrong to choose the healthy foods or snacks in schools.  This  study aims  to  support  students  of  SMK  Kesehatan  Jayapura  in identifying hazardous food in school or at home. Therefore they became health educator for others students. This  activity was conducted at SMK Health Analysis Jayapura on September 14, 2017 with several methods that were: 1). Lectured in small group; 2). Preparation administration at FMIPA Uncen and SMK, 3). activities lectured and discussions of risky food, (3) evaluation and data analysis through questionnaires istributed. The number of participants were 134 people. From the results showed that 8.2% of students know how to choose healthy food. About 5.2% of participants had been got the same activity. And 90.3% of the students committed to assist others in choosing good food.Keywords: Identification, food, SMK Health, Jayapura, snacks
PELATIHAN BUDIDAYA DAUN GATAL KMIWIE ARSO, KABUPATEN KEEROM-PAPUA Yuliana Ruth Yabansabra; Elsye Gunawan; John Dominggus Kalor; Eva Susanty Simaremare; Felycitae Ekalaya Appa; Andre Anusta Barus; Mustika Endah Pratiwi; Claudius Hendraman Tobi
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v4i1.2393

Abstract

Kampung Wubur, Kmiwie berada di Arso II Kabupaten Keerom dimana hutan di daerah Arso banyak ditumbuhi daun gatal yang bermanfaat sebagai obat tradisional sebagai analgesik, antinyeri, anticapek, dan antipegal. Daun gatal banyak terdapat di hutan tetapi sering hanya dibiarkan kering, layu, mati, bahkan dibuang. Padahal nilai dari daun ini sangat besar jika dikembangkan, tidak hanya lembaran daun gatal yang hanya dijual Rp 10 ribu/20 lembar, tetapi produk farmasi jauh lebih mahal. Di sisi lain, daerah ini banyak lahan kosong juga yang hanya ditumbuhi ilalang dan rumput liar. Jika ilmu pengetahuan, teknologi farmasi, dan budidaya daun gatal dapat dikembangkan, maka nilai jual daun gatal bertambah dan perekonomian masyarakat dapat ditingkatkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk membuat produk farmasi dari tanaman gatal (Laportea decumana) dan bagaimana memasarkannya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode workshop/ ceramah, diskusi dan pelatihan. Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan, sosialisasi, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, laporan, dan publikasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah tingkat pengetahuan pembuatan produk tanaman obat khususnya daun gatal meningkat menjadi 83% dan semua dari peserta menyatakan kegiatan ini sangat bermanfaat dan mau berbagi ilmu yang diperoleh kepada masyarakat lain
PRODUK TANAMAN OBAT KAMPUNG WUBUR Yuliana Ruth Yabansabra; Elsye Gunawan; John Dominggus Kalor; Eva Susanty Simaremare; Nur Fadilah Bakrie
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i1.186-191

Abstract

Kampung Wubur, Kmiwie berada di Arso II Kabupaten Keerom. Hutan di daerah Arso banyak ditumbuhi daun gatal yang bermanfaat sebagai obat tradisional sebagai analgesik, antinyeri, anticapek, dan antipegal. Daun gatal banyak terdapat di hutan di daerah Arso tapi sering sekali hanya dibiarkan kering, layu, mati, bahkan dibuang. Padahal nilai dari daun ini sangat besar jika dikembangkan, tidak hanya lembaran daun gatal yang hanya dijual Rp 10 ribu/20 lembar, tetapi produk simplisa daun, simplisia halus, dan bedak yang jauh lebih mahal. Di sisi lain, daerah ini banyak lahan kosong juga yang hanya ditumbuhi ilalang dan rumput liar. Jika ilmu pengetahuan, teknologi farmasi, dan budidaya daun gatal dapat dikembangkan, maka nilai jual daun gatal bertambah dan perekonomian masyarakat dapat ditingkatkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk membuat produk farmasi dari tanaman gatal (Laportea decumana) dan bagaimana memasarkannya. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode workshop/ ceramah, diskusi dan pelatihan. Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan, sosialisasi, pelaksanaan kegiatan, evaluasi, laporan, dan publikasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah tingkat pengetahuan pembuatan produk tanaman obat khususnya daun gatal meningkat menjadi 83% dan semua dari peserta menyatakan kegiatan ini sangat bermanfaat dan mau berbagi ilmu yang diperoleh kepada masyarakat lain
Aktivitas Antikoagulan dari Tumbuhan Kayu Ular (Strychnos lucida R.Br.) Elsye Gunawan; Aris A.L. Toruan; Rusnaeni Rusnaeni; Felycitae E. Appa
Jurnal Biologi Papua Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.726 KB) | DOI: 10.31957/jbp.1494

Abstract

The stem of the snakewood plant (Strychnos lucida) has been used empirically as a malaria drug, relieves fever, treats stomach pain, hemorrhoids, rheumatism, stroke symptoms, and improves blood circulation. Tannins as one of the secondary metabolites of snakewood stems contain gallic acid compounds which are known to thin the blood. The purpose of this study was to determine the anticoagulant activity of the ethanolic extract of snakewood stems on blood group samples, namely A, B, AB, and O. The method used for extraction was maceration, for testing anticoagulants used method modified Lee-White and blood smears, as well as for data analysis carried out descriptively. The results obtained by the Lee-White modification method on blood group samples were visually not clotting. For anticoagulant activity by blood smear method, it was shown that microscopically snakewood bark extract prevented the presence of blood clots which could be observed with unrelated blood cells, intact and separated from each other.Key words: S. lucida; Lee-White modification; blood smear; anticoagulants
Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Sentani dan Puskesmas Waena, Provinsi Papua Ega Riana; Elsye Gunawan; Nur F. Bakrie
Jurnal Biologi Papua Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.055 KB) | DOI: 10.31957/jbp.1356

Abstract

Patient satisfaction is a level of patient feeling that arises as a result of the performance of health services that their received after compared to the expectation. Pharmaceutical service is a form of direct and responsible service to patients related to pharmaceutical preparations with the aim of achieving definite results to improve the  quality of life of patients. This research was conducted at the Sentani Health Center and Waena Health Center in July-August 2020,This study used descriptive survey method, sampling with purposive sampling method. Data will be obtained through questionnaires which distributed to respondents who meet the research inclusion criteria. The results showed that as many as 200 respondents are satisfied with the quality of pharmaceutical services at the Sentani Health Center and the Waena Health Center, for the five consecutive dimensions as follows Reliability with a score of 4.05 and 4.15, Responsiveness with a score of 4.07 and 4.20, Confidence with a score of 4.11 and 4.00, Empathy with a score of 4.07 and 4 .00, and Tangible 4.17 and 4.18, respectively. This means that patients and their families are satisfied with pharmaceutical services at the Sentani and Waena health centers in Jayapura, Papua.Key words: patient satisfaction; pharmaceutical services; Sentani Health Center; Jayapura. 
Phytochemical Screening, Antibacterial and Cytotoxic Activity of Dendobium lasianthera J.J.Sm. from Papua Verena Agustini; Eva S. Simaremare; Elsye Gunawan; Jane Awom; Susan Wopi
Jurnal Biologi Papua Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.079 KB) | DOI: 10.31957/jbp.1289

Abstract

The aims of the study are to evaluate bioactive compounds, antibacterial and cytotoxic potential of D. lasianthera. This orchid grows well all over New Guinea Island as an ornamental plant because of their beautiful flowers. Orchids also known rich of its phytochemical compounds which already used as a traditional medicine in many countries around the world. However, research in pharmacological fields is still limited. In this study, leaves and stem of D. lasianthera were powdered and extracted with ethanol followed by fractionated using n-hexane, ethyl acetate, and ethanol solvent. Extract as well as fraction were tested for phytochemical screening and determined antibacterial activity against Escherichia coli and Staphylococcus aureus using Disc Diffusion Method. Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) was used to observe cytotoxic potential of leaves and stem extract and fraction at 10, 50, 100, 250, 500, 750, and 1000 ppm. The results showed that the leaves and stem extract contained tannin and alkaloids, separately. The ethanol extract of D. lasianthera showed 7.35 mm (leaves) and 7.43 mm (stem) inhibition zone against S. aureus Furthermore, the maximum inhibition zone of ethanol fraction of leaves and n-hexane fraction of stem were 8.42 mm and 8.10 mm separately. The LC50 of stem extract and fractions in these study were 699.3 ppm (ethanol extract), 602.1 ppm (ethyl acetate), 329.6 ppm (n-hexane fraction) and 676 ppm (ethanol fraction), whereas for leaves, only ethyl acetate fraction has toxict activity with an average LC50 833.2 ppm. Key words: D. lasianthera; phytochemical screening; antibacterial; cytotoxicity; Papua. 
Uji Aktivitas Sitotoksik Fraksi Daun Matoa (Pometia pinnata) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Risma Payung; Elsye Gunawan; Rani D. Pratiwi
Jurnal Biologi Papua Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.484 KB) | DOI: 10.31957/jbp.1358

Abstract

Matoa (Pometia pinnata) is parts of Sapindaceae family widely spread in tropical areas, especially in Papua. Several studies mentioned the use of its parts as antioxidants and contain phenolic compounds and flavonoids. This study aim(s) to conduct a phytochemical screening test as well as a cytotoxic test for Pometia pinnata leaves fraction using the BSLT method. The research series began with the extraction process using 96% ethanol, then fractionated using three solvent variations: n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. Further, the phytochemical screening test was carried out for cytotoxic testing in order to see the mortality rate of shrimp larvae Artemia salina Leach. The result of the phytochemical showed that the secondary metabolite compounds on the ethanol and ethyl acetate fraction were alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and terpenoids compounds meanwhile the n-hexane fraction contained terpenoids. The results of cytotoxic testing BSLT showed the LC50 value in the n-hexane was 7029.10 ppm, 406.07 ppm for ethyl acetate and 614.47 ppm for ethanol. Thus, it could be said that ethyl acetate and ethanol fractions were classified as a toxic category, while n-hexane was classified as a non-toxic category.Key words: matoa; fraction; phytochemical screening; cytotoxic.
Co-Authors Agustina Ruban Akrom, Akrom Allowisya Futwembun Andre Anusta Barus Andre M. Worabai Anisa Nurhidayah Aris A.L. Toruan Aurina Megawati Numberi Awuy, Jessy Alfritha Basmindah Basmindah Cakranegara, Pandu Adi Claudius Hendraman B. Tobi de Fretes, Christina Deshinta S. Natalia Desky Kondolele Dimas A. Syafrudin Dina Ayomi Dyah A. Perwitasari Ega Riana Eka Febri Rahmawati Elfride Irawati, Elfride Elizabeth Hole Elizabeth Hole Enjeline Siregar Erianus Uopmbin Eva S. Simaremare Eva S. Simaremare Eva Simaremare Eva Susanty Simaremare Fadhilah, Nabila Nur Fadil M. Al Ridha Fadilla, Izmaya Nur Febrianty, Silva Dewi Felycitae Ekalaya Appa Gerson Andrew Warnares Hasnawati Irene Sondang Lingga Jane Awom Jessy Alfritha Awuy John Dominggus Kalor John Dominggus Kalor Juniarto Mende Karlin Mansumber Khoirul Huda Komar Ruslan Wirasutisna Krisna Dewi Krisna Dewi Kristina I. Rahail Lia Rahmadiyani Yustina Manemi, Putri Winduri Marselina E. Koten Maulana, Yusuf Eka Megawati Samosir, Sylvia Muhammad M. Khalil Muhammad Munawar Khalil Mustika Endah Pratiwi Noviana Hallik Nur F. Bakri Nur F. Bakrie Nur Fadilah Bakri Ota M. Rumainum Perwitasari, Dyah A. Pitera Wenda Qonita A. Nisa Rani D. Pratiwi Rani D. Pratiwi Rani D. Pratiwi Rani Dewi Pratiwi Risma Payung Rizka Agustine Rosye H.R. Tanjung Ruban, Agustina Rusnaeni Rusnaeni Rusnaeni Rusnaeni Rusnaeni Rusnaeni Sarce M. Sasarari Sarhana R.A. Said Sarhana Sarhana Rassya Aulyah Said Sawaki, Yuliana Simaremare, Eva Sitti Khairul Bariyyah Soltief, Sitti Nurdjaja Susan Wopi Tatang Sutarman Valerie Palege Verena Agustini Verena Agustini Yabansabra, Yuliana Y. Yuli Astuti Yuliana R. Yabansabra Yuliana Ruth Yabansabra Yuliana Sawaki Yuliana Y. Yabansabra