Claim Missing Document
Check
Articles

DAYA ANTAGONISME TRICHODERMA SPP. TERHADAP BEBERAPA SPESIES KAPANG PATOGEN DARI RHIZOSFER TANAH PERTANIAN KEDELAI Hastuti, Utami Sri; Aisaroh, Siti; Najib, Ahmad
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.344 KB)

Abstract

Pengendalian hayati kapang  patogen pada tanaman dapat dilakukan dengan memanfaatkan kapang antagonis. Beberapa spesies kapang yang bersifat antagonis telah ditemukan dalam rhizosfer tanah pertanian kedelai, yaitu: Trichoderma artroviride, T. viride,  dan  T. harzianum. Selain itu telah ditemukan juga beberapa spesies kapang patogen, yaitu:  Fusarium verticillioides, F. equiseti, F. avenaceum, Geotrichum candidum, Alternaria tenuis. Tujuan penelitian ini ialah : 1) menguji daya antagonisme Trichoderma spp. terhadap beberapa spesies kapang patogen tular tanah di rhizosfer tanah pertanian kedelai; 2) menentukan spesies kapang  Trichoderma  yang mempunyai daya antagonisme  tertinggi terhadap kapang patogen uji; 3) meneliti mekanisme antagonisme antara kapang Trichoderma  terhadap kapang patogen uji. Sampel tanah diambil dari tanah pertanian kedelai di Genteng, Banyuwangi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang. Metode pengujian dilakukan dengan metode dual culture dengan menggunakan medium lempeng Czapek Agar (CA), kemudian diinkubasikan pada suhu 250-270C dalam waktu 4x24 jam, kemudian dilakukan perhitungan daya antagonisme. Analisis mekanisme antagonisme antara kapang  Trichodrma  terhadap kapang patogen dilakukan berdasarkan hasil pengamatan makroskopis dan mikroskopis.  Analisis data dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa : 1) ada perbedaan daya antagonisme Trichoderma spp. terhadap kapang patogen Fusarium verticillioides, F.equeseti, F. avenaceum,  Alternaria tenuis,  dan tidak ada perbedaan daya antagonisme  Trichoderma  spp. terhadap kapang patogen  Geotrichum candidum;  2)  spesies kapang  Trichoderma  yang mempunyai daya antagonisme tertingggi terhadap beberapa spesies kapang patogen ialah  Trichoderma artroviride;  3)  mekanisme antagonsime antara Trichoderma spp. dengan cara mikoparasitisme, yaitu hifa Trichoderma membelit atau menempel pada hifa kapang patogen sehingga menyebabkan kerusakan struktur dari hifa dan penghambatan pertumbuhan kapang patogen. Kata Kunci : Daya Antagonisme, Trichoderma Spp., Kapang Patogen, Tanah Rhizosfer
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKOFLORA KAPANG KONTAMINAN PADA KUE PIA YANG DIJUAL DI KOTA MALANG Hastuti, Utami Sri; Dipu, Yulia Venicreata; Mariyanti, Mariyanti
Prosiding Seminar Biologi Vol 8, No 1 (2011): Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.168 KB)

Abstract

ABSTRAK Kue pia merupakan salah satu macam makanan yang cukup dikenal oleh masyarakat. Kue pia yang tidak langsung dikonsumsi, seringkali disimpan selama beberapa hari oleh para konsumen. Lama waktu penyimpanan dapat mempengaruhi kerusakan kue pia akibat aktivitas kapang kontaminan. Hal ini dapat mengakibatkan kue pia ditumbuhi oleh kapang, sehingga tidak layak dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui spesies-spesies kapang kontaminan yang tumbuh pada kue pia; 2) mengetahui kualitas mikrobiologi kue pia yang disimpan selama 5 x 24 jam berdasarkan Angka Lempeng Total (ALT) koloni kapang. Sampel kue pia diperoleh dari toko kue di kota Malang. Sebelum diberi perlakuan sampel kue pia disimpan dalam botol selai steril selama 5 x 24 jam. Sampel kue pia sebanyak 10 gram dihaluskan dan dilarutkan dalam 90 ml larutan air pepton 0,1% sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-1. Kemudian suspensi diencerkan lagi dalam larutan air pepton 0,1% secara bertahap sehingga diperoleh suspensi dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6. Suspensi pada masing-masing tingkat pengenceran diinokulasikan pada medium Cazpek Agar (CA) sebanyak 0,1 ml dan diinkubasikan pada suhu 250C selama 7 x 24 jam. Perlakuan sampel dilakukan dalam 3 ulangan. Selanjutnya dilakukan penghitungan Angka Lempeng Total (ALT) koloni kapang pada kue pia yang disimpan selama 5 x 24 jam dan penentuan kualitas mikrobiologi kue pia berdasarkan ALT koloni kapang kemudian dirujukkan pada ketentuan dari DIRJEN POM ; selain itu dilakukan pula isolasi, deskripsi ciri-ciri morfologi dan mikroskopis, serta identifikasi terhadap tiap-tiap spesies kapang kontaminan yang tumbuh pada medium lempeng CA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) terdapat 11 spesies kapang kontaminan dalam sampel kue pia, yang termasuk dalam 6 genus, yaitu : Penicillium, Aspergillus, Fusarium, Cladosporium, Trichoderma, Eurotium, dan ordo khusus Mycelia sterilia.; 2) ALT koloni kapang dalam sampel kue pia yang disimpan selama 5 x 24 jam ialah 1,7 x 105 cfu/gram sampel. Hal ini menunjukkan bahwa sampel kue pia yang disimpan selama 5 x 24 jam tidak layak dikonsumsi.   Kata kunci: Mikoflora, kapang kontaminan, kue pia.
Identifikasi dan Uji Kemampuan Hidrolisis pada Bakteri Amilolitik dan Proteolitik yang Diisolasi dari Wadi, Makanan Khas Kalimantan Tengah Choirunnisa, Hesti Nur; Sari, Ria Yustika; Hastuti, Utami Sri; Witjoro, Agung Witjoro
bionature Vol 18, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Fakultas MIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.895 KB) | DOI: 10.35580/bionature.v18i2.6138

Abstract

Abstract. Wadi is a sort of traditional foods that made of fish from Dayak tribe in Central Kalimantan. Wadi is made by the addition of salt and lumu. People make wadi as a supply of side dishes during difficult seasons of fish and stock for farming, hunting, or collecting forest products. In wadi, there are several bacteria species that capable in degrading amylum and protein. The bacteria capability in amylum and protein degradation can be determined by calculating the hydrolysis index. The aims of this study are to: (1) identify the amylolytic bacteria and proteolytic bacteria species from wadi, (2) determine the amylum and protein hydrolysis index on each amylolytic bacteria and proteolytic bacteria species isolated from wadi, and (3) determine the amylolytic bacteria and proteolytic bacteria species that have the highest hydrolysis index. This research is descriptive explorative research. The research results showed that: (1) there were four isolates of amylolytic bacteria isolated from wadi, i.e: Enterobacter agglomerans, Pseudomonas fluorescens, Acinetobacter baumannii, and Micrococcus varians, and there were five species of isolated proteolytic bacteria from wadi, i.e: Enterobacter agglomerans, Pseudomonas fluorescens, Nitrococcus mobilis, Acinetobacter baumannii, and Micrococcus varians, (2) the amylum hydrolysis index of Enterobacter agglomerans is 3.77; on Pseudomonas fluorescens is 3.00; on Acinetobacter baumannii is 4.16; and on Micrococcus varians is 7.23. The protein hydrolysis index of Enterobacter agglomerans is 3.22; on Pseudomonas fluorescens is 2.25; on Nitrococcus mobilis is 1.67; on Acinetobacter baumannii is 3.42; and on Micrococcus varians is 3.45, (3) Micrococcus varians has the highest amylum, i.e:  7.23 and protein hydrolysis index is 3.45.Keywords: hydrolysis index, amylolytic bacteria, proteolytic bacteria, wadi.
Identifikasi Uji Kemampuan Hidrolisis Lemak Dan Penentuan Indeks Zona Bening Asam Laktat Pada Bakteri Dalam Wadi Makanan Traditional Kalimantan Tengah Rizky, Mirza Yanuar; Fitri, Rizka Diah; Hastuti, Utami Sri; Prabaningtyas, Sitoresmi
bionature Vol 18, No 2 (2017): Oktober
Publisher : Fakultas MIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.629 KB) | DOI: 10.35580/bionature.v18i2.6137

Abstract

Abstract. Wadi is a sort of fermented fish product from Dayak tribe in Central Kalimantan. Wadi is made with the addition of lumu, sugar, and salt, and fermented for 7-10 x 24 hours. During the fermentation process, there are microflora from fish, and microflora from lumu that play a role in fermentation process. Some species of bacteria that play a role in the wadi fermentation process are lipolytic bacteria and Lactic Acid Bacteria (LAB). This research aims to: (1) identify the species of lipolytic bacteria and LAB that present in the wadi, (2) determine the lipid hydrolysis index and lactic acid clearance zone index of lipolytic bacteria and LAB that present in the wadi, and (3) determine the species of lipolytic bacteria and LAB which have highest ability to hydrolyze lipid and have the highest ability to produce lactic acid based on lipid hydrolysis index and lactic acid clearance zone index. The results showed that, (1) there are four species of lipolytic bacteria and LAB present in wadi: Lactobacillus coryniformis, Lactobacillus casei, Nitrococcus mobilis and Streptococcus lactis; (2) the four species of bacteria have  different lipid hydrolysis index and lactic acid clearance zone index which are Lactobacillus coryniformis has a lipid hydrolysis index of 1.63 and lactic acid clearance zone index of 3.31; Lactobacillus casei has index of 1.94 and 3.96; Streptococcus lactis has index of 1.51 and 1.54 and Nitrococcus mobilis has index of 0.98 and 1.52; (3) Lactobacillus casei is a species of lipolytic bacteria and LAB which has the highest ability to hydrolyze lipid and to produce the highest lactic acid based on the lipid hydrolysis index and lactic acid clearance zone index, which are 1.94 and 3.96. Keywords: lipolitic bacteria, LAB, lipid hydrolysis index, lactic acid clearance zone, wadi.
PENGARUH BERBAGAI DOSIS CITRININ TERHADAP KERUSAKAN STRUKTUR HEPATOSIT MENCIT (Mus musculus) PADA TIGA ZONA LOBULUS HEPAR Hastuti, Utami Sri
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 22, No 3 (2006)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1373.747 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2006.022.03.6

Abstract

Citrinin is a sort of mycotoxin which caused mycotoxicosis. Citrinin is produced by Penicillium citrinum mold that can contaminate sort of food especially damaged beans.  Citrinin is known as nephrotoxic as well as hepatotoxic mycotoxin and caused hepatocite structure damage. This research was done: 1) to know the effect of citrinin to hepatocite structure damage; 2) to know the effect of citrinin dose difference to the value of the hepatocyte structure damage; 3) to know the effect of citrinin to the value of hepatocyte structure damage on three zones of hepar lobulus. The samples of this research were male mice (Mus musculus) var. BALB-C  at the age of three months. The experiment group of  mice was orally administered with citrinin in three doses, i.e: dose-1: 1 mg/kg BW; dose-2: 1,75 mg/kg BW; dose-3: 2,5 mg/kg BW. Hepatocyte structure damage is observed on centrilobular zone, midzone, and perifer zone. The hepatocyte structure damage examination is done by histopathologycal andultra structural examination by electron microscope.
PEMBERIAN PATULIN MENYEBABKAN KERUSAKAN STRUKTUR DAN ULTRA STRUKTUR HEPATOSIT MENCIT Hastuti, Utami Sri
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1309.345 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.02.8

Abstract

Patulin ialah sejenis mikotoksin yang terutama dihasilkan oleh kapang Aspergillus clavatus dan dapat mengkontaminasi beberapa macam biji-bijian, seperti: kacang tanah, kedelai, merica, terutama biji-biji yang telah mengalami kerusakan dan bersifat nephrotoksik maupun hepatotoksik. Penelitian eksperimental ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh patulin dalam berbagai dosis terhadap kerusakan struktural dan ultra struktural hepatosit mencit dengan menggunakan 24 ekor mencit (Mus musculus) jantan var. BALB-C umur 3 bulan. Mencit kelompok eksperimen diberi patulin per oral dengan 3 macam dosis, terdiri dari dosis 1, yaitu: 1mg/kg BB; dosis 2, yaitu: 1,75mg/kg BB; dosis 3, yaitu: 2,5mg/kg BB. Kerusakan struktur hepatosit diperiksa pada zona-zona centrilobular, midzonal, dan perifer. Kerusakan struktur hepatosit diperiksa secara histopatologi dan kerusakan ultra struktur diperiksa dengan Transmission Electron Microscope (TEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) patulin dapat menyebabkan kerusakan struktur maupun ultra struktur hepatosit mencit; 2) ada pengaruh perbedaan dosis patulin terhadap tingkat kerusakan struktur hepatosit mencit; makin tinggi dosis patulin, makin tinggi tingkat kerusakan yang diakibatkannya;  3) dosis patulin ke III (2,5mg/kg BB) merupakan dosis tertinggi yang menyebabkan kerusakan struktur hepatosit mencit; 4) ada perbedaan pengaruh patulin terhadap kerusakan struktur hepatosit pada ketiga zona lobulus hepar mencit; 5) zona lubulus hepar mencit yang  mengalami kerusakan struktur hepatosit tertinggi ialah zona perifer.Kata Kunci: Dosis patulin, kerusakan struktur hepatosit, kerusakan ultra struktur hepatosit, zona-zona lobulus hepar
EFEK ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BIJI DAN DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss.) TERHADAP PERTUMBUHAN Malassezia globosa Hastuti, Utami Sri
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 23, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2007.023.02.2

Abstract

Neem (Azadirachta indica A. Juss.) is a sort of a useful plant especially for health. Antimicrobial compounds in seed and leaf of neem especially are: azadirachtin, fenol, quinon, alkaloid, nimbin, nimbidin and gedunin. Malassezia globosa is a pathogenic yeast that cause dandruff on head skin.  This research is done on behalf to know: 1) the inhibition of neem seed extract to the growth of M. globosa in vitro;2) the difference of the effect of neem seed extract concentration to the growth inhibition of M. globosa in vitro; 3) the  inhibition of neem leaf extract to the growth of M.globosa; 4) the difference of the effect of leaf neem extract concentration to the growth inhibition of M. globosa in  vitro. Neem seed and neem leaf extract made in some sort of concentration, i.e: 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, and 100%. The growth inhibition of M. globosa was measured by  measuring the inhibition zone diameter of the yeastgrowth on Sabouroud’s Dextrosa Agar.
DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN DAN KULIT BATANG SAWO KECIK (Manilkara kauki L Dubard)TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Prayudhani, Maya Firdausi; Hastuti, Utami Sri; Suarsini, Endang
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.631 KB)

Abstract

Potensi Sawo kecik (Manilkara kauki  L. Dubard) sebagai sumber obat alami untuk diare belum terbukti secara ilmiah.Sawo kecik mengandung flavonoid yakni senyawa yang bersifat sebagai antibakteri, sehingga sawo kecik diasumsikan dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare Escherichia coli. Tujuan dari penelitian ini ialah: 1) untuk menganalisis pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun dan kulit batang sawo kecik terhadap penghambatan pertumbuhan Escherichia coli secara in vitro, 2) untuk menentukan kombinasi ekstrak etanol daun dan kulit batang sawo kecik dengan variasi konsentrasi yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Escherichia coli    secara  in vitro. Daya antibakteri ekstrak etanol daun dan kulit batang sawo kecik dalam konsentrasi 0%, 5%, 15%, 25%, 35%, 45%,  55%, 65%, 75%, 85%, 95% dan 100% diuji terhadap bakteri Escherichia coli secara in vitro dengan metode difusi agar dengan cara Kirby Bauer Test. Antibiotik Levofloxacin  digunakan sebagai kontrol positif.  Data yang diperoleh dibandingkan dengan kontrol positif dan  dianalisis menggunakan analisis varian ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) perbedaan konsentrasi ekstrak etanol daun dan kulit batang sawo kecik berpengaruh terhadap penghambatan pertumbuhan  Escherichia coli  secara in vitro, 2) ekstrak etanol kulit batang sawo kecik pada konsentrasi  55% merupakan kombinasi yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan  Escherichia coli  dengan rerata diameter zona hambat yang dihasilkan sebesar 12.3 mm (51% terhadap Levofloxacin). Kata kunci: Daya antibakteri, Metode difusi agar, Ekstrak etanol, Sawo kecik (Manilkara kauki  L  Dubard), Escherichia coli.
Observasi Histologik dan Identifikasi Fungi Endofit yang Diisolasi dari Cananga odorata (Lam.) Hook.F. & Thomson Hastuti, Utami Sri; Rakhmawati, Dwi; Sari, Ria Yustika
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 15, No 1 (2018): Proceeding Biology Education Conference
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Some endophytic fungi live in medicinal plant tissue, include medicinal plant. This research was done to: 1) determine the endophytic fungi position in the Cananga odorata  plant tissue by histological observation; 2) identify the endophytic fungi species isolated from the leaf, twig, and petal flower of C. odorata. The position determination of endophytic fungi in the C. odorata plant tissue is done by microscopic observation. The endophytic fungi were isolated from the leaf, twig, and flower petal of C. odorata  plant by cutted these plant parts, then inoculated on Potato Dextrose Agar (PDA) medium and incubated in 27oC during 7 x 24 hours, each fungi that grow on the PDA medium were isolated, then the morphology and microscopic characteristic of each fungi colony isolates were described. Each endophytic fungi isolates were identified. The research result were:  1) the endophytic fungi position are on the epidermis cell wall and on the stomata guard cell wallof the leaf tissue, on the parenchymal cell wall of the twig tissue, and on the epidermis cell wall of the flower tissue; 2) Nine endophytic fungi species were isolated from the C. odorata leaf, twig, and flower petal are: Nigrospora sphaerica, Colletotrichum alienum,Mycellia sterilia1, C. kahawae, Rhizoctonia sp., C. aotearoa, Micellia sterilia2, C. alatae, dan C. queenslandicum
Kajian Antagonis Trichoderma Spp. terhadap Fusarium Solani Penyebab Penyakit Layu Pada Daun Cabai Rawit (Capsicum frutescens) Secara in Vitro Ningsih, Husdiani; Hastuti, Utami Sri; Listyorini, Dwi
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 13, No 1 (2016): Prosiding Seminar Nasional XII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui daya antagonis dari beberapa spesies kapang Trichoderma yaitu T. harzianum, T. viride dan T. koningii dalam menghambat pertumbuhan kapang patogen Fusarium solani penyebab penyakit layu pada daun cabai rawit (Capsicum frutescens). Penelitian ini dilakukan secara in vitro di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Negari Malang (UM) pada bulan November 2015 sampai dengan Mei 2016 menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Pengujian antagonis dilakukan dengan metode dual culture pada medium PDA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kapang antagonis yang diujikan memiliki daya antagonis yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan kapang F. solani. Daya antagonis tertinggi dimiliki oleh kapang T. harzianum dengan rata-rata persentase daya antagonis sebesar 60,00%, diikuti oleh kapang T. viride sebesar 52,00%, dan kapang T. koningii dengan daya antagonis terkecil yaitu sebesar 43,33%.Kata kunci:        Kajian Antagonis, T. harzianum, T. viride, T. koningii, F. solani, Patogen pada Cabai Rawit
Co-Authors Abdini, Aulia Abdul Fattah Noor Abdul Ghofur Abdul Gofur Abdul Gofur Abdul Gofur Abdul Gofur Agung Witjoro Ahmad Najib Ajeng Daniarsih Ali Mustofa Ali Mustofa Ana Syarifatun Nisa Anggia Oktantia Anindya Nirmala Permata Arif Rahman Arini Zahrotun Nasichah Ary Maf’ula Aswal Salewangeng Aziz Tanama Balqis Balqis Betty Lukiati Chandra Kirana Chandra Kirana Chandra Kirana Choirunnisa, Hesti Nur Chomisatut Thoyibah Dina Istia’nah Dwi Listyorini Dwi Rahmawati Dwi Rahmawati Dwi Rakhmawati Dwi Rakhmawati Endang Suarsini Erna Wijayanti Faiza Nur Imawati Ningsih Fatchur Rohman Fatchur Rohman Fatchur Rohman Febriani Sarwendah Asri Nugraheni Febriani Sarwendah Asri Nugraheni Fitri, Rizka Diah Fitria Maulita Fitria Maulita Frida Kunti Setiowati Galina Istiqhfarini Hadi Suwono Hamidah, Rodiah Amin Hendra Susanto Henny Nurul Khasanah Henny Nurul Khasanah Henny Nurul Khasanah Herawati Susilo Herdina Rahma Zalita Hesti Nur Choirunnisa Ibrohim Imam Mudakir Indah Sari Dewi Indriana Rahmawati Indriana Rahmawati Indriana Rahmawati Intan Rezki Kuniasari Intan Rezki Kurniasari Istamar Syamsuri Izzalqurny, Tomy Rizky Izzatinnisa’ Izzatinnisa’ Khusnul Khotimah La Arlan Labibah, Sylvana Bilqis Laily Maghfiro Kamil Mastika Lely Hermawati Linda Hapsari Linda Hapsari M. Ainur Yaqin M. Amin M. Nidhamul Maulana Mafluhah, Luluk Rofiatul Mahesti, Tika Maknuna, Durrotul Mareta Arisswara Edy Mariyanti Mariyanti Mashuri Saputra Maya Firdausi Prayudhani Muhammad Andry Prio Utomo Muhammad Syamsussabri Murni Sapta Sari Natalia Rosa Keliat Naufal Wima Al Fahri Ningsih, Husdiani Nugraheni, Febriani Sarwendah Asri Nur Laila Syafitri Nursyahbani Saraha Nurul Yanuarsih Nuzalifa, Yossie Ulfa Otavia Dewi Permata Ika Hidayati Pratama, Ade Wahyu Pratama, Aris Yudha Puspitasari, Dela Reni Putri M. Al Asna Putri Moortiyani Al Asna Putri Moortiyani Al Asna Qorry Aulya Rohmana Rahel Natalia Saragih Munthe Rahmadyah Kusuma Putri Ria Yustika Sari Ria Yustika Sari Ria Yustika Sari Rina Kristina Maria Rizky, Mirza Yanuar Rofiqoh Lailatul Fitriyah Rozana, Kennis Safrudin M. Abidin Saidil Mursali Saidil Mursali Sari, Ria Yustika Siti Aisaroh Siti Annisaa'ul Kariimah Siti Hartina Pratiwi Siti Zubaidah Sitoresmi Prabaningtyas Sueb Sugeng Handiyanto Sugi Hartono Suhadi Suhadi Sulisetijono Sulisetijono Syifa Sundari Umi Lestari Umu Fatonatul Hidayah W. F. Edi Hanzen W.F Edi Hanzen W.F Edi Hanzen Wa Ode Nurhawa Yahmi Ira Setyaningrum Yessi Hermawati Yesy Maulina Nadhifah Yheni Sapitri Yulia Venicreata Dipu Yulia Venicreata Dipu Yunita Putri Irsadul Ummah Yunita Rakhmawati Zahida, Nadila Sekar