Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

HISTORITAS HADIS DALAM KACAMATA M. MUSTAFA AZAMI Isnaeni, Ahmad
Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : Episteme: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Problematika kesejarahan hadis masih tetap menjadi isu utama dalam pengkajian hadis modern. Urgensitas pengkajian historisitas hadis akan mengungkap sejauhmana keotentikan hadis dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berbagai pandangan yang ada dan berkembang dewasa ini perlu mendapat tanggapan serius, sebab di dalamnya ada pandangan yang tidak sesuai secara fakta historis-empiris. Problem utama tulisan ini menyangkut sejauhmana argumentasi pemikiran kesejarahan hadis benar-benar dapat diterima secara ilmiah. Sementara pendekatan yang dipakai lebih bersifat historis, dengan mengacu pada model sejarah pemikiran. Azami mencoba memberikan kritik dan pelurusan atas beberapa pandangan yang mencoba mendistorsi kesejarahan hadis. Bukan hanya kalangan orientalis semata yang mendapat kritik dari Azami, termasuk ulama sekaliber al-Asqalani dan al-Baghdadi juga mendapat sorotan. Ungkapan kodifikasi hadis seringkali diasumsikan semua proses penulisan hadis sejak masa awal. Sementara dalam lintasan sejarah kodifikasi hadis baru ada masa az-Zuhri. Azami menjelaskan bahwa penulisan (kitabah) hadis berbeda dengan kodifikasi (tadwin) hadis. The most interesting modern hadith study nowdays is historical problem of hadith. Because it will verify original or genuine hadith truely and scientifically. Many though must be respondsed seriously, nevertheless, it could not have based on the contex historically and empirically. Because some of distortion in historical hadith, Azami gives critical thought not only to orientalist thought but also to the popular scholar Asqalani and Albagdadi. In Azami’s thought differenciated between kitabah of hadith and tadwin of hadith.
PROBLEMATIKA PERILAKU BIDAH DALAM KRITIK HADIS Isnaeni, Ahmad
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol 6 No 1 (2016): JUNI
Publisher : Program Studi Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.537 KB)

Abstract

This article aims to discuss the heretic (bid‘ah) issues related to ḥadîth naration. It actually has been a topic of discussion among muslim scholars (ulama). Some of them refuse the reliability of those ḥadîth narrated by the heretics, but some others maintain to receive their narration. This topic has become a polemical disputatation for the heretics are usually labelled negatively as “ahl al-ahwâ’ wa al-bida‘”, which in turns, brings them into a low level of personal degree. Interestingly, some of the heretics narrators are quoted and narrated by the major ḥadîth scholars like al-Bukhârî and Muslim. This article argues that ḥadîth scholars have revealed a neutral and objective position in appraising the narration of ḥadîth from those accused as heretics.
PROBLEMATIKA PERILAKU BIDAH DALAM KRITIK HADIS Isnaeni, Ahmad
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 6 No. 1 (2016): JUNI
Publisher : Program Studi Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.537 KB)

Abstract

This article aims to discuss the heretic (bid?ah) issues related to ?adîth naration. It actually has been a topic of discussion among muslim scholars (ulama). Some of them refuse the reliability of those ?adîth narrated by the heretics, but some others maintain to receive their narration. This topic has become a polemical disputatation for the heretics are usually labelled negatively as ?ahl al-ahwâ? wa al-bida??, which in turns, brings them into a low level of personal degree. Interestingly, some of the heretics narrators are quoted and narrated by the major ?adîth scholars like al-Bukhârî and Muslim. This article argues that ?adîth scholars have revealed a neutral and objective position in appraising the narration of ?adîth from those accused as heretics.
PENGARUH PENURUNAN TARIF PAJAK PENGHASILAN UMKM TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK UMKM DITINJAU DALAM PERSPEKTIF ISLAM Ahmad Isnaeni; Liya Ermawati; Ainul Fitri
Jurnal Akuntansi dan Pajak Vol 22, No 2 (2022): JAP : Vol. 22, No. 2, Agustus 2021 - Januari 2022
Publisher : ITB AAS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/jap.v22i2.3696

Abstract

Indonesia saat ini masuk dalam kategori negara berkembang dikarenakan masih memiliki tingkat pendapatan yang rendah, kesempatan kerja yang minimal, dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, sehingga dibutuhkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan perekonomian. Adanya UMKM mampu mengurangi jumlah pengangguran di suatu negara karena dianggap mampu membantu pemerintah terkait mengurangi angka kemiskinan dan menstabilkan perekonomian Indonesia. Permasalahan yang selama ini terjadi yakni pebisnis masih tidak mematuhi kewajiban pajak, hal ini disebabkan oleh tarif pajak yang tinggi. Menyikapi ini, pemerintah mengeluarkan peraturan baru yaitu PP Nomor 23 Tahun 2018 dengan tujuan meringankan beban pajak untuk para pelaku UMKM. Sementara itu dalam persepektif Islam, kepatuhan membayar pajak merupakan kewajiban dari setiap wajib pajak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penurunan tarif pajak penghasilan UMKM terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM sebelum dan sesudah penerapan penurunan tarif pajak; serta mengkaji pandangan perspektif Islam terhadap kepatuhan wajib pajak. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif kausal karena penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis terkait pengaruh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan tarif pajak UMKM bepengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Pandangan Islam terkait kepatuhan wajib pajak yaitu pemerintah diperbolehkan dalam hal penarikan sebagian harta yang dimiliki oleh penduduknya dalam hal ini berupa pajak. Hal ini terdapat pada Al-Quran surah At-Taubah ayat 29 dan Hadist yang diriwayatkan oleh Fatimah binti Qais yang mendengar Rasullah SAW bersabda. Indonesia is currently included in the category of a developing country because it still has a low income level, minimal job opportunities, and a high population growth rate, so that micro, small and medium enterprises (MSMEs) are needed to improve the economy. The existence of MSMEs is able to reduce the number of unemployed in a country because they are considered capable of helping the government related to reducing poverty and stabilizing the Indonesian economy. The problem that has occurred so far is that business people still do not comply with tax obligations, this is caused by high tax rates. However, the government issued a new regulation, namely PP Number 23 of 2018 with the aim of easing the tax burden for MSME actors. In the Islamic perspective, compliance with paying taxes is the obligation of every taxpayer. This study aims to determine the effect of reducing MSME income tax rates on MSME taxpayer compliance before and after the application of lowering tax rates; and examine the views of the Islamic perspective on taxpayer compliance. The research method used is causal quantitative method because this study aims to test hypotheses related to influence. The results of the study indicate that the decrease in MSME tax rates has an effect on MSME taxpayer compliance. The Islamic view regarding taxpayer compliance is that the government is allowed to withdraw some of the assets owned by its residents in this case in the form of taxes. This is found in the Qur'an, surah At-Taubah verse 29 and the Hadith narrated by Fatimah bint Qais who heard the Messenger of Allah (PBUH) say.
Historisitas Hadis Menurut M. Mustafa Azami Ahmad Isnaeni
JOURNAL OF QUR'AN AND HADITH STUDIES Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Qur'an and Hadith Academic Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.664 KB) | DOI: 10.15408/quhas.v3i1.1166

Abstract

The historicity of hadith is still debated in modern hadith studies. The discussion of the historicity of hadith will demonstrate how far the authenticity of hadith can be upheld academically. Azami has responded to the views which question the historicity of hadith. He criticizes not only the Orientalists but also Muslims such as al-Asqalani and al-Baghdadi. Therefore, this paper will analyze the historicity of hadith according to Azami.  
Sikap Kritikus Hadis terhadap Periwayat Ahli Bid’ah Ahmad Isnaeni
AL-Fikr Vol 15 No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

A Study of heretics related to hadith naration is interesting, because hadith is a source of Islamic law which should be flawles. Besides, it had been a topic of discussion among muslim scholars (ulama). We can even find the heretics in shahih al-Bukhari dan shahih Muslim. Significance to discuss this topic is due to the polemic of the term it self. The polemic can be seen from the meaning of “ahl al-ahwa wa al-bida’ “ which  is negatif connotation. The historical Reality tells us that the muslim scholars have always been in neutral position to appraise the narration of hadith from those accused heretics. They are divided in two categories: the first is the infidels and the consequence is the unacceptability of their narration of hadith. The second category is the sinners. The narration of the sinners falls under two classifications; they are propagandist (da’iyah) and nonpropagandist (ghairu da’iyah). The first group’s narration is unacceptable which the second group’s narration depends on the individual credibility of the narrator.
HISTORITAS HADIS DALAM KACAMATA M. MUSTAFA AZAMI Ahmad Isnaeni
Epistemé: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman Vol 9 No 2 (2014)
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/epis.2014.9.2.233-248

Abstract

Problematika kesejarahan hadis masih tetap menjadi isu utama dalam pengkajian hadis modern. Urgensitas pengkajian historisitas hadis akan mengungkap sejauhmana keotentikan hadis dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Berbagai pandangan yang ada dan berkembang dewasa ini perlu mendapat tanggapan serius, sebab di dalamnya ada pandangan yang tidak sesuai secara fakta historis-empiris. Problem utama tulisan ini menyangkut sejauhmana argumentasi pemikiran kesejarahan hadis benar-benar dapat diterima secara ilmiah. Sementara pendekatan yang dipakai lebih bersifat historis, dengan mengacu pada model sejarah pemikiran. Azami mencoba memberikan kritik dan pelurusan atas beberapa pandangan yang mencoba mendistorsi kesejarahan hadis. Bukan hanya kalangan orientalis semata yang mendapat kritik dari Azami, termasuk ulama sekaliber al-Asqalani dan al-Baghdadi juga mendapat sorotan. Ungkapan kodifikasi hadis seringkali diasumsikan semua proses penulisan hadis sejak masa awal. Sementara dalam lintasan sejarah kodifikasi hadis baru ada masa az-Zuhri. Azami menjelaskan bahwa penulisan (kitabah) hadis berbeda dengan kodifikasi (tadwin) hadis. The most interesting modern hadith study nowdays is historical problem of hadith. Because it will verify original or genuine hadith truely and scientifically. Many though must be respondsed seriously, nevertheless, it could not have based on the contex historically and empirically. Because some of distortion in historical hadith, Azami gives critical thought not only to orientalist thought but also to the popular scholar Asqalani and Albagdadi. In Azami’s thought differenciated between kitabah of hadith and tadwin of hadith.
Problematika Perilaku Bidah dalam Kritik Hadis Ahmad Isnaeni
Mutawatir : Jurnal Keilmuan Tafsir Hadith Vol. 6 No. 1 (2016): JUNI
Publisher : Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.537 KB) | DOI: 10.15642/mutawatir.2016.6.1.135-159

Abstract

This article aims to discuss the heretic (bid‘ah) issues related to ?adîth naration. It actually has been a topic of discussion among muslim scholars (ulama). Some of them refuse the reliability of those ?adîth narrated by the heretics, but some others maintain to receive their narration. This topic has become a polemical disputatation for the heretics are usually labelled negatively as “ahl al-ahwâ’ wa al-bida‘”, which in turns, brings them into a low level of personal degree. Interestingly, some of the heretics narrators are quoted and narrated by the major ?adîth scholars like al-Bukhârî and Muslim. This article argues that ?adîth scholars have revealed a neutral and objective position in appraising the narration of ?adîth from those accused as heretics.
Pemberian Modal Usaha PEMBERIAN MODAL USAHA MELALUI PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DI BAZNAS PROVINSI LAMPUNG DAN LAZNAS DPU-DT CABANG LAMPUNG: Indonesia Is Susanto; Moh Mukri; Ahmad Isnaeni
Sebi : Studi Ekonomi dan Bisnis Islam Vol. 3 No. 2 (2021): Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam (SEBI)
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/sebi.v3i2.842

Abstract

Zakat memiliki peran penting dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat, dan mengandung hikmah yang besar dan mulia, tidak hanya bagi orang yang berzakat, dan penerimannya, namun juga bagi masyarakat sekitar secara keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah lebih dalam tentang pemberian modal usaha melalui pendayagunaan zakat produktif oleh Baznas Provinsi Lampung dan DPU-DT Cabang Lampung melalui berbagai program yang solutif untuk masyarakat dhuafa. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan data kepustakaan dan data lapangan. Pengumpulan data lapangan menggunakan metode interview, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan deskriptif komparatif analitik dengan membandingkan dua lembaga, pengambilan kesimpulan menggunakan kerangka berfikir induktif dan deduktif. Hasil penelitian ini yaitu pemberian modal usaha melalui pendayagunaan zakat produktif oleh Baznas dilaksanakan dengan menerapkan program Bina Ekonomi Terpadu. Ide dasar pendayagunaan tersebut adalah ketika menolong mustahiq maka jangan diberi “ikan”, namun diberi “kail”. Sedangkan Laznas DPU-DT melaksankan pendayagunaan zakat melalui Program Microfinance Syari’ah Berbasis Masyarakat (Misykat). Program ini bersifat produktif bukan charity, dengan menggunakan pola 2-2-1 dalam perguliran dana dan adanya sistem tanggung renteng. Program pendayagunaan zakat secara produktif tidak dilarang oleh Islam, sebab kemaslahatan yang dicapai dari program yang ada sesuai dengan tujuan ketetapan hukum Islam itu sendiri.
Model Manajemen Strategi Pembinaan Mental Spiritual Militer Dengan Pendekatan AP2EP Heru Sancoko; Siti Patimah; Koderi Koderi; Ahmad Isnaeni
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.4221

Abstract

Tujuan penelitian untuk menganalisis model manajemen strategi pembinaan mental spiritual Militer dengan pendekatan AP2EP. Jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan oleh institusi militer. Sumber data dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang kemudian hasilnya menggunakan analisis induktif dengan melakukan triangulasi sumber, teknik, dan waktu. Hasil penelitian (1) Hasil analisis lingkungan eksternal pembinaan mental spiritual militer ditemukan peluang dan ancaman dari aspek penerima manfaat, kolaborator, dan kompetitor. Sedangkan hasil analisis lingkungan internal pembinaan mental spiritual militer ditemukan kekuatan dan kelemahan dari aspek sumber daya manusia, sumber daya keuangan, kultur organisasi, dan sarana prasarana. (2) Memformulasikan strategi dalam pembinaan mental spiritual prajurit dengan menganalisis rumusan visi, misi, tujuan, strategi yang telah dilakukan. (3) Implementasi strategi dalam pembinaan mental spiritual prajurit dilakukan secara formal tanpa berbasis kurikulum, wajib diikuti setiap personel, adanya jadwal kegiatan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan, dilakukan oleh pihak staf personel melalui kasibinrohis, penggunaan metode ceramah, seminar keagamaan, bimbingan, penyuluhan dan perawatan. (4) Evaluasi kegiatan pembinaan mental spiritual militer ditemukan tingkat mental spiritual pada umumnya cukup baik, ditemukan hambatan atau kendala dalam pembinaan mental spiritual, pelaporan perkembangan dilakukan secara lisan dan tulisan. (5) Mengendalikan kegiatan pembinaan mental spiritual militer melalui tinjauan lapangan, pemantauan kasus mental spiritual militer dengan memantau persentase kasus, mengambil tindakan koreksi sebelum kegiatan selesai dikerjakan, dan mencegah masalah yang telah diantisipasi, serta memberikan perlindungan terhadap pola yang cocok untuk dilaksanakan secara berkesinambungan