Claim Missing Document
Check
Articles

PIRING KERAMIK SEBAGAI MEDIA ESTETIKA KOMUNIKASI BAGI MASYARAKAT MELAYU Pujiyanto Pujiyanto; Robby Hidajat; Andy Pramono; Ahamad Tarmizi Bin Azizan
JADECS (Journal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um037v4i22019p87-94

Abstract

Naskah ini merupakan hasil dari penelitian tentang sosial budaya rumpun melayu yang melekat pada piring keramik porselin buatan Cina yang tersimpan di museum di wilayah melayu. Benda tersebut menjadi penting karena sebagai artefak masa lalu sehingga menjadi bukti fisik adanya perkembangan sosiokultural pada masa abad 19 dikala rumpun melayu masih dikuasai Belanda. Bagaimana produk Cina dapat masuk dan diterima masyarakat yang sebagian besar beragama Islam, tentunya ada syarat-syarat khusus sehingga produk tersebut akrab masyarakat melayu. Bila diperhatikan, produk tersebut memiliki estetika dari model bentuknya maupun motif-motif yang terdapat pada ragam hias permukaan keramik. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengambil sampel artefak piring keramik di empat tempat yaitu di museum Adityawarman Provinsi Sumatera Barat, museum Sang Nila Utama Provinsi Riau, museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, dan muzium Negara Malaysia. Pengumpulan data melalui observasi, pengamatan, dan kepustaan, sedangkan analisisnya menggunakan pendekatan estetika, bahwa Louis Sullivan menatakan “bentuk mengikuti fungsi” dan Zhongxing Yu mengatakan “bentuk bermakna”. Hasilnya diperoleh bahwa bentuk piring keramik diciptakan untuk kebutuhan dan kesenangan yang berhubungan dengan aktifitas kehidupan, harapan, dan tujuan hidup manusia.Kata kunci: piring keramik, bentuk, fungsi, motif, makna.
KINERJA GURU SENI BUDAYA MENDORONG KEWIRAUSAHAAN MANDIRI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SE KOTA MALANG Muhammad ‘Afaf Hasyimy; Yuyun Nur Astuti; Dewi Jasmine; Robby Hidajat
JADECS (Journal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies) Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um037v5i12020p38-45

Abstract

This article examines the work of art and culture teachers applying entrepreneurship lessons in Vocational High Schools (SMK) throughout Malang, East Java. Entrepreneurship encourages student entrepreneurship from working in the industrial sector and government institutions. Receiving students to move industries that continue to improve The purpose of this study is to examine teacher performance Encouraging students to become entrepreneurs. This research method is descriptive quantitative. Data collection techniques through a questionnaire with Google Form on 11 art and culture teachers who are members of the Subject Teachers Association (MGMP) throughout Malang. Vocational Middle School (SMK) in Malang City is a school that is demanded from the implementation of entrepreneurship so that students have a great opportunity to utilize it as industrial technical personnel. The results showed more male teachers than female teachers, 54.5% male teachers, 45.5% educational background, as motivating students to produce applied art 81.8%. While male teachers are able to encourage students to practice as sellers of school work in markets close to the school. Key Words: Vocational High School, Entrepreneurship, Cultural Arts Teacher, Applied Arts
KONTINUITAS DAN DIS-KONTINUITAS SENI PERTUNJUKAN WAYANG TOPENG DI MALANG Robby Hidajat
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 7, No 1 (2009)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4118.28 KB) | DOI: 10.33153/glr.v7i1.1255

Abstract

Kontinuitas bersandar pada teori fungsional-struktural, yang menyatakan bahwa kesenian dalam masyarakat mempunyai fungsi tertentu dan sangat berkait dengan hajat hidup masyaraktnya. Tetapi tidak demikian dengan pandangan Des-Kontinuitas yang memandang bahwa seni pertunjukan hadir dari waktu-kewaktu berdasarkan kemampuan “negosiasi ruang-waktu”, sehingga hadir sebagai sebuah “frahmentasi” yang dari waktu kewaktu mempunyai “actor-aktor intelektual” yang mengimplementasikan hasrat, keinginan, motivasi, ilmu pengetahuan dan ketrampilan, dan berbagai kepentingan politis yang menggejala pada zamannya. Wayang Topeng di Malang jika dicermati dari prospeksif Des-Konstruksi akan menampakan sebagai mozaik, atau sebagai “laiyer” yang antar potongan satu dengan potongan lain sebenarnnya berdiri sendiri, satu sama lain tidak memiliki kaitan yang bersifat kontinuitas. Satu sama lain dapat disebut sebagai gejala adaptatif, difusi, atau kohesi budaya yang menggejala untuk membangun sebuah pengokohan. Tetapi pola-pola konstruksi sosial organisatoris tersebut tidak hadir sebagai sebuah diakronistik. Tetapi menunjukan sebuah potongan masa yang satu sama lain tidak saling berdiri atas kekuatan masing-masing.Keyword : Konstruksi, Seni pertunjukan, Wayang, Topeng.
REFLEKSI KONSEP MACAPAT PADA KARAKTERISTIK PENOKOHAN WAYANG TOPENG MALANG Robby Hidajat
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3794.681 KB) | DOI: 10.33153/glr.v9i2.1399

Abstract

Javanese cosmology called macapat, the awareness of the concept of the world (natural) consisting of macrocosm and microcosm. Cosmology that contains the values of local wisdom that forms the personality. Cosmological construct the world in the four winds, associated with the four central figures in Malang Mask Puppet serving Panji story. Linkage with Java cosmology living conception in the minds of his supporters. This understanding is intended to understand the value of education, personality, and culture, to do with the conception underlying the existence of the characters in the play Puppet Mask Malang. Findings in macapat concept is an understanding of the central figure, namely: Flag Asmarabangun, Galuh Candrakirana, Gunungsari, and Klana Sewandana.Key words : Characteristics, Concepts, Macapat, the play, Panji
BENTUK SIMBOLIS ESTETIKA JAWA PADA PERTUNJUKAN WAYANG PURWA Robby Hidajat
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 7, No 2 (2009)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6398.358 KB) | DOI: 10.33153/glr.v7i2.1289

Abstract

Javanese aesthetics is closely related to Javanese performing art, especially wayang. Due to that, “Javanese aesthetics” can be understood through the performing art in practice. The lesson that can be obtained is morality that can be completely understood in a cosmic sphere the nature of which is paradoxical  and opposing. It is still possible to carry out an in-depth study to Javanese aesthetics and this preliminary study puts an emphasis on symbolic aspects on wayang purwa performance. Key words : wayang, aesthetics, paradoxical, philosophy 
Transformasi Karakteristik Tokoh Gunungsari Pada Wayag Topeng Di Malang Jawa Timur Robby Hidajat
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v1n1.p32-38

Abstract

Penelitian ini mengarahkan secara khusus tentang transformasi karakter tokoh pada seni pertunjukan tradisional, mengingat kajian tentang transformasi karakter masih dibutuhkan pendalaman secara intensif, utamanya untuk kegiatan kreatif dan pengetahuan tentang identitas tokoh dalam sebuah lakon pertunjukan. Karakteristik tokoh pada seni pertunjukan wayang topeng di Malang Jawa Timur hingga saat ini masih belum dikaji secara mendalam. Beberapa tulisann hanya sebatas pada diskripsi informatif, utamanya yang dilakukan oleh para mahasiswa untuk penelitian skripsi. Penelitian menggunakan ancangan kualitatif dengan pendekatan transformasi. Data yang dikumpulan sepenuhnya berbasis pada keterangan berupa kata-kata hasil wawancara, sikap dan tindakan pelaku yang diamati dan dinterpertasikan maknanya,, dan kajian dokumen berupa foto dan literatur, baik yang berbentuk cetak atau catatan pribadi dari pelaku kesenian. Nara sumber kunci penelitian ini adalah Moch Soleh Adi Pramono (64 th) seorang dalang wayang topeng dari Tumpang, Kariyono (78 th.) penari anggota wayang topeng Karya Bakti dari Jabung (sekarang mendukung perkumpulan Dharmo Langgeng), dan Sumantri (63 th.) pengendang wayang topeng dan kompeser karawitan Malang. Analisis data menggunakan interpertasi dan hermeneutik. Hasil penelitian ini menunjukan (1) identitas tokoh Gunungsari, (2) kedudukan dan peran dalam lakon Panji, (3) karakteristik tokoh Gunungsari. Kesimpulan menunjukan tanda-tanda karakteristik Gunungsari merupakan transformasi dari Dewa Wisnu, yaitu sebagai pelindung, penjaga, dan memberikan berkah. Apabila diperhatikan melalui pertunjukan wayang purwa, Bethara Kresna (titisan Wisnu) selalu muncul menjadi pada bagian akhir pertunjukan, berfungsi sebagai tokoh pelerai. Tokoh yang mengatasi berbagai persoalan. Masing-masing tokoh yang bertikai dapat dikembalikan pada kedudukan semula, dan semuanya didoakan dengan dongo slamet tolak balakKata kunci: Transformasi, Karakteristik Tokoh, Wayang Topeng.
PERAN AKTOR DI BALIK PENGGUNG TERHADAP TANDHAK TAYUB DI MALANG JAWA TIMUR Robby - Hidajat
GETER : Jurnal Seni Drama, Tari dan Musik Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/geter.v3n1.p1-16

Abstract

Tandhak atau teledek di Malang Jawa Timur masih tergantung pada peran aktor di balik panggung,yaitu pelandang, Pengendang atau ketua Paguyuban. Peran yang dimainkan oleh para aktor di balik penggung  itu memiliki dampak tersendiri bagi tandhak. Penelitian ini mengkaji peran aktor di balik panggung dalam penyelenggaraan pementasan tayub. Metode penelitian menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan terdiri dari teknik wawancara, observasi, dan penumpulan dokumentasi. Data yang telah melalui seleksi, tabulasi, dan dilakukan uji trianggulasi untuk menentukan kebasahanan. Metode analisis dipergunakan diskriptif interpertatif. Hasil penelitian menunjukan (1) peran pelandang yang memiliki peringkat sangat dominan terhadap tandhak, (2) peranan pengendang bersifat melindungi tandhak, dan (3) ketua paguyuban tayub yang bersifat moderat. Karena ketua paguyuban mempertimbangkan kelangsungan para penggembar tayub.
Amanat Lakon Pusaka Gedhong Semara Dhenok pada Wayang Topeng Malang Robby Hidajat
SEMIOTIKA: Jurnal Ilmu Sastra dan Linguistik Vol 7 No 1 (2006): SEMIOTIKA: Edisi Dokumentasi Volume Lama
Publisher : Diterbitkan oleh Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember bekerja sama dengan Himpunan Sarjana - Kesusastraan Indonesia (HISKI), Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) dan Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.415 KB)

Abstract

Abstract Malang Mask Puppet show in Kedungmonggo has uniqueness in the development of Panji act. One of the acts performed prior to the evening of village-cleaning ceremony is Pusaka Gedhong Semara Dhenok. The massage of the act basically is associated with the fertility myth and the concept of duality. In addition to this massage the act tries to demonstrate the local wisdom of the people in that village. The act Pusaka Gedhong Semara Dhenok displays a complexity on the rhetoric of the community, which comprises of the recognition on sociocultural aspect and believe including the understanding of the society toward the character’s typology ang the characteristic of human being in general. Key words: Mask Puppet, structure, village-cleaning ceremony, sociocultural
Tafsir Tari Zapin Arab dan Melayu dalam Masyarakat Melayu Robby Hidajat; Suyono Suyono; Joko Sayono; Muhammad 'Afaf Hasyimy; Desy Ratna Syahputri; Syed Ahmad Iskandar; Iziq Eafifi Bin Ismail; Norliza Bt Mohd Isa
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 4, No 2 (2021): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), November
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.044 KB) | DOI: 10.34007/jehss.v4i2.935

Abstract

This article aims to describe and interpret the Zapin Arab and Zapin Malay dances. Zapin dance comes from Arabic and developed within the scope of the Malay community. At first the Zapin dance culture was brought by merchants from Gujarat to various regions in the archipelago in the XV century. Zapin dance has a heroic background, because the movement was originally a sense of uplifting the spirit of the companions of the prophet for war. The development of Zapin Arabic and Malay dances are both expressed in the form of performing arts. The problem in this research is focused on the structure of the Malay zapin dance. In order to approach this problem, the structuralism theory reference from Levi Strauss' model is used. Structural theory is applied to describe Malay society. The data were collected through statements and experiences of sources, observation, and document review, then analyzed descriptively qualitatively. Data analysis uses textual and contestual interpretations, namely interpreting denotative and connotative structures. This study concludes that, (1) the Arabic Zapin dance has Arabic cultural content, and (2) the Malay Zapin dance is an Islamic expression of Malay culture.
Pelatihan Koreografi Bagi Warga Kampung Budaya Palawijen untuk Meningkatkan Daya Tarik Wisata Robby Hidajat; Pujiyanto Pujiyanto; Hartono Hartono; Muhammad 'Afaf Hasyimy; Sri Wulandari
CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2021): April
Publisher : Ilin Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31960/caradde.v3i3.709

Abstract

The purpose of this PkM is to provide tourism choreography training to realize local cultural branding in increasing tourist attraction. The activity is designed considering that so far there are no tourist attractions to welcome visiting guests, especially on special events. The method used in the form of choreography training is a special script in the form of a procession entitled Anoman Gandrung. This play is a development of the Panji play which is generally performed in Malang mask puppets. As a result of training and mentoring for 3 months, KBP residents were able to present an attraction entitled Sesekaran Wayang Topeng through Virtual Culture Tourism.
Co-Authors A, Allfa Andranica Devya Adinda Nur Ramadhani Haris Agung Suharyanto Agus Cahyono Ahamad Tarmizi Bin Azizan Aini Nurul Allfa Andranica Devya A Allfa Andranica Devya Aprilyawati Amir Razak Andy Pramono Arief Ardiansyah Astuti, Yuyun Nur Baiq Widya Rahmasari Bazur, Rizkyatul Citra Kurniawan Desy Ratna Syahputri Desyandri Desyandri Dewi Jasmine DP. Muhammad Affaf Hasiymy DP., E. W. Suprihatin E. Wara Suprihatin DP E.W. Suprihatin Diah Pratamawati Endang Wara Suprihatin EW Suprihatin Gesang Bayu Pamungkas Hadiantika, Reza Adinda Hartono Hartono Hartono Hartono Hasiymy, Muhammad Affaf Hasyimy, Muhammad 'Afaf Hasyimy, Muhammad Afaf Heriyati Yatim Heriyati Yatim Ika Ratnawati, Ika ika wahyu widyawati Ike Ratnawati Imam Tri Laksono Iziq Eafifi Bin Ismail Joko Sayono Martiarto, Janri Setyo Muhammad 'Afaf Hasyimy Muhammad 'Afaf Hasyimy Muhammad Afaf Hasyimy Muhammad afaf hasyimy Muhammad Afaf Hasyimy Muhammad Afaf Hasyimy Muhammad Affaf Hasiymi Muhammad Jazuli Muhammad ‘Afaf Hasyimy Muhammad ‘Afaf Hasyimy Muhammad ‘Afaf Hasyimy Muklis Muklis Muniir, Muhammad Sirojul Mutiara Ramadhani Putri Supriadi Ni Wayan Mudiasih Norliza Bt Mohd Isa Ocha Denta Wijaya Pamungkas, Gesang Bayu Panji Suroso Ponimin Pristiati, Tutut Pujiyanto Pujiyanto Pujiyanto Pujiyanto Purwadita, Fika Ardelia Candra Rahman, Amalia Arifah Ratna Tri Maharani Retno Tri Wulandari Rully Aprilia Zandra Setyo Yanuartuti Shaari, Nazlina Siti Kholifatul Umaami Sri Linda Oktavia Sri Wulandari Sri Wulandari Sumarwahyudi Suprihatin DP, EW Suprihatin Dyah Pratamawati, Endang Wara Suprihatin, E. Wara Suprihatin, Endang Wara Surasak Jamnongsarn Surasak Jamnongsarn Surasak Jamnongsarn Surasak Jamnongsarn, Surasak Suyono Suyono Swastika Dhesti Anggriani Syamsul Hirdi Bin Muhid Syed Ahmad Iskandar Tri Wahyuningtyas Tri Wahyuningtyas, Tri Wathanan Srinin Wida Rahayuningtyas Wiflihani Wiflihani Yudha Prihantanto Yuyun Nur Astuti Yuyun Nur Astuti Zuhkhriyan Zakaria