Claim Missing Document
Check
Articles

KALAPAN SEBAGAI UNSUR EKONOMI KREATIF PADA JARANAN BROMO-TENGGER-SEMERU (BTS): TUMPANG E. Wara Suprihatin DP; Ika Wahyu Widyawati; Robby Hidajat
Jurnal Istiqro Vol 8 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Institut Agama Islam Darussalam Blokagung Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30739/istiqro.v8i1.1269

Abstract

Jaranan Bromo-Tengger-Semeru (BTS): Tumpang places the kalapan/trance session as the highlight of an attractive event and becomes an element of the creative economy that significantly contributes to the actors and their community. This research aims to describe how dancers can experience insanity and why the kalapan session is an element of the creative economy. The research method used is a qualitative approach with a multi-case study in two different settings. Collecting data through interviews, observation and documentation on two groups of jaranan, namely 1) Anusopati and 2) Tugu Sari Panggung Rejo. Data is verified by source triangulation data triangulation to obtain validity for efforts to prepare the episode of kalapan, the main attraction in Jaranan BTS: Tumpang. The results of the study: 1) some rituals must be carried out and followed to become a Jaranan dancer who can go crazy/trance, namely the nyetren ritual which is routinely carried out every Friday Legi, 2) the episode of kalapan/trance is a part that has extraordinary appeal, is magical, mystical and attractiveness that always manages to bring in many spectators and many traders in the venue. The trance dancer is not in a state of pretending, but is indeed possessed by a supernatural spirit invited and entered by the handler. This research is expected to be a helpful reference on the existence of a process for infatuation/introduction that can be an element of the creative economy for the community of actors, fans and the general public. This research also expected as supporting data for writing the E-Book Jaranan Bromo-Tengger-Semeru (BTS): Tumpang.
PEMBAGIAN KERJA BERDASARKAN GENDER PADA SENTRA GERABAH DESA PAGELARAN MALANG JAWA TIMUR Muhammad Afaf Hasyimy; Robby Hidajat
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 39, No 1 (2022): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v39i1.7002

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang pembagian kerja produksi gerabah di Desa Pagelaran Malang Jawa Timur. Desa Pagelaran adalah salah satu sentra produksi gerabah tradisional. Produksi gerabah, pada waktu lampau merupakan industri rakyat yang penting dalam menyangkal kehidupan ritual dan sosial. Pola kerja perajin gerabah di Desa Pagelaran memiliki keunikan khusus, yaitu laki-laki dan wanita ikut terlibat dalam produksi. Pembagian kerja mereka memiliki implikasi sosial kultural. Tujuan penelitian ini mengungkap dan mendeskripsikan pola kerja berdasarkan gender, antara laki-laki dan wanita. Pembagian itu berpengaruh pada jenis gerabah produksi grabah yang dihasilkan. Metode penelitian fungsional stuktural, data yang dikumpulkan adalah kata-kata dan tindakan masyarakat pelaku dengan cara wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Penelusuran data awal menggunakan rujukan narasumber kunci, Sutrisno (53 th) salah seorang perajin tradisional yang responsif terhadap progresivitas produksi sebagai produk komersial, dan Yatmono (57 th) ketua paguyuban perajin gerabah Pagelaran. Observasi mempertimbangkan pola interaksi sosial, hubungan kekerabatan, dan sistem pembagian kerja. Analisis data menggunakan interpretatif. Hasil kajian menunjukan, (1) pembagian genetik dan produk gerabah. (2) produksi gerabah memiliki makna keseimbangan peran, dan (3) produk gerabah menjadi komplementer oposisional antara peran wanita dan laki-laki.
Akulturasi Sekolah Bergaya Budaya Bali di Ogan Komering Ulu Timur Sumatra Selatan Yuyun Nur Astuti; Robby Hidajat
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 3 (2021): September
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i3.1241

Abstract

Artikel ini memaparkan tentang eksistensi budaya Bali yang menjadi suku pendatang di daerah Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumatera Selatan. Bali merupakan sebuah suku pendatang yang masih menjunjung tinggi adat budayanya dimanapun mereka tinggal. Nilai-nilai luhur yang dipertahankan dan terus dilaksanakan, membuat masyarakat Bali mampu saling bekerja sama dan menjadi sebuah tatanan masyarakat yang sangat solid. Tujuan penelitian ini adalah memahami dan mendeskripsikan bagaimana cara masyarakat Bali sebagai suku pendatang di Kabupaten OKU Timur mempunyai pengaruh terhadap pendidikan. Metode penelitian menggunakan teknik analisis diskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengambilan data adalah dengan observasi dan wawancara terhadap SMP Negeri 1 Belitang III di Kabupaten OKU Timur Sumatera Selatan yang arsitektur bangunannya mempunyai corak/gaya arsitektur masyarakat Bali. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa budaya Bali membawa pengaruh terhadap lingkungan disekitar. Hal ini dapat dilihat dari suku Bali yang merupakan suku pendatang, mereka tidak hanya membawa budayanya saja namun berpengaruh juga terhadap lingkungan sekitar termasuk lingkungan di SMP Negeri 1 Belitang III.
Implikasi Tata Kelola Produksi terhadap Kualitas pada Gerabah Desa Pagelaran Kabupaten Malang Jawa Timur Muhammad afaf hasyimy; Robby Hidajat
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 3 (2021): September
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i3.1391

Abstract

Artikel ini bertujuan mengkaji implikasi tata kelola produksi gerabah di Desa Pagelaran di Malang Jawa Timur. Tata kelola yang dimaksud adalah konsep, sistem, dan hasil produksi gerabah yang dilakukan oleh perajin di Desa Pagelaran. Mengkaji tata kelola tersebut, sebab adanya kecenderungan produksi gerabah semakin terdesak oleh benda-benda buatan pabrik. Hal ini secara perlahan dirasakan oleh para perajin sebagai ancaman. Pada tahun 2020, perajin gerabah di Desa Pagelaran mulai mengawali meningkatkan kualitas produk, yaitu dengan adanya paguyuban yang dipimpin oleh Yatmono (57 th). Upaya paguyuban masih mengalami hambatan, karena kebiasaan konvensional perajin, yaitu menggantungkan pada tengkulak. Sehingga upaya inovasi seringkali mengalami hambatan. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif yang difokuskan pada tata kelola produksi gerabah. Data menggunakan metode wawancara, observasi dan kajian dokumen. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data (sumber) melalui wawancara narasumber kunci, dan analisis data menggunakan teori fungsi dan tata kelola produksi. Hasil kajian menunjukan ada kecenderungan yang dapat diperhatikan dari aspek, (1) tata kelola konvensional dan progresif, (2) perlakukan kualitas untuk produksi bersifat kualitas dan kuantitas, dan (3) tata kelola gerabah yang berdampak ekonomi. Upaya menciptakan produk yang mempunyai dampak perluasan bisnis, sehingga penghargaan terhadap produk gerabah tidak lagi dihitung sebagai kuantitas, tapi barang selalu diposisikan dalam ukuran kualitas.
Transformasi Amanat Lakon Ramayana dalam Seni Pertunjukan Wisata Indonesia –Thailand Robby Hidajat; Surasak Jamnongsarn; Muhammad Afaf Hasyimy
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 37 No 2 (2022): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v37i2.1880

Abstract

The background of this research is to answer the hesitance regarding the moral messages in tourism performance art. The moral messages in tourism performance art that plays Ramayana story is then analyzed. Ramayana story is presented in tourism performance art in Indonesia and Thailand. In the beginning, Ramayana story is functioned to be the guidance for the audiences to learn about moral ethics from the character, structure, and appearance of the presentation. Ramayana story is now presented mostly for tourism entertainment but Educative Mandate is still conserved in tourism performance art. The design of this research is qualitative descriptive with functional approach. Data collection method involves interview and observation. Key informants are dancer, musician, tourism performance organizer, and art teacher in art school that represent Indonesia and Thailand. Observation was conducted on the centers of tourism performance art in Yogyakarta and Denpasar, Indonesia and also in Bangkok, Thailand. Results of research showed that (1) Mandate of Romance refers to the romance life of the characters in Ramayana story; (2) Mandate of Woman Paragon considers woman as both strength and weakness of man; and (3) Mandate of Causal Law emphasizes that the wrong is lost and the right is won.
Communication Presentation of Indonesian Identity Figures at the Ramayana Ballet at Prambanan Robby Hidajat; Pujiyanto Pujiyanto; EW Suprihatin; DP. Muhammad Affaf Hasiymy; Surasak Jamnongsarn
PERSPEKTIF Vol. 11 No. 4 (2022): PERSPEKTIF, October
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/perspektif.v11i4.7883

Abstract

This study focuses on the performing arts of tourism by examining the identity of performing arts that communicate local culture. Remembering the identity of a country becomes very quickly and easily captured through the performing arts of tourism. This article examines the identity of performing arts that tell the story of the Ramayana, which is characterized by Indonesia. In this communication process, there are two interactive paths, namely from the side of the performing arts as a carrier of information, and the audience or tourists who receive information. The process of interaction that is conveyed and received, is identity and culture. Thus, the interaction that occurs, can produce imaging through aesthetic transmission. In order to approach this problem, non-verbal communication theory is used as a reference. The data were collected through observation at the Ramayana tourist show center at Pangung open Prambanan. The data were analyzed through non-verbal communication theory aimed at the Yogyakarta style Ramayana ballet performance in the Hanoman Obong story as a local Indonesian cultural identity. Hanoman is an icon of the struggle that contains the ideology of heroism.
Implementasi Pembelajaran Seni Tari Secara Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 Robby Hidajat; Muhammad Affaf Hasiymi; Surasak Jamnongsarn
Jurnal Sitakara Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran seni tari secara daring pada masa pandemi covid-19, dengan fokus masalah meliputi (1) aktivitas pelaksanaan pembelajaran, (2) capaian kompetensi hasil belajar, dan (3) problematika pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Data penelitian berupa paparan verbal yang dikumpulkan melalui wawancara secara mendalam dengan 7 instruktur seni tari yang melaksanakan pembelajaran secara daring. Analisis data mencakup reduksi data, penyajian data, penafsiran data, dan penyimpulan. Temuan kajian ini menunjukkan bahwa pembelajaran tari secara daring dilakukan secara virtual dengan menggunakan media audio visual, baik dilaksanakan secara sinkronus dan asinkronus. Capaian kompetensi siswa rendah, yakni penguasaan hafalan gerak (Irama) mencapai 50%, kemampuan teknik menari (wiraga) 30%, dan penghayatan (wirasa) 20%. Problematika yang dihadapi oleh instruktur dalam pelaksanaan pembelajaran tari melalui daring ini meliputi: (1) fokus siswa terhadap model gerak instruktur, (2) peran orang tua atau pendamping belajar, (3) mengekspresikan isi tema tari. Temuan tersebut memberikan manfaat bagi pembelajaran tari, yakni sebagai rujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan pengembangan media pembelajaran tari dan mengoptimalkan teknologi komunikasi secara lebih efektif. Kata kunci: Gerak Tari, Pembelajaran Virtual, Sanggar Tari.
The Mask of Leadership: Reflection on Art-Based Learning for Preservice Teachers Zuhkhriyan Zakaria; Arief Ardiansyah; Wathanan Srinin; Citra Kurniawan; Robby Hidajat
Journal of Leadership in Organizations Vol 5, No 1 (2023): Journal of Leadership in Organizations
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jlo.75522

Abstract

Introduction/Main Objectives: Leadership and educators face numerous personal and professional challenges. The challenge for prospective teachers is to prepare themselves to be leaders in the classroom, but they still do not understand the true meaning of reflecting leadership. Background Problems: How do teacher candidates reflect on leadership? Novelty: This study seeks to find new ways to increase their understanding of their leadership. This hands-on learning approach is based on an online masking workshop that examines leadership styles and behaviors, reflection, and hidden agendas. Nineteen prospective elementary school teachers from Indonesia participated in the study. Research Methods: This study argues that this is a research descriptive qualitative study in which the researcher uses a mask maker to capture the expressions of prospective elementary school teachers. Finding/Results: The results of the workshops are fun and exciting. These activities encourage creative and lateral thinking, foster self-awareness, and can provide access to information beyond the goal through the expressive metaphor of the mask. Visual, emotional, and aesthetic development, when combined with non-directive professional dialogue, can result in more effective, authentic, and thus ethical and dynamic leadership. Conclusion: Participants indicated that exploring experiences through art-based methods is a rewarding process, as is creating work, taking a logical approach to reflective practice, and engaging in fruitful self-exploration. 
Pergeseran Fungsi Penyajian Tari Terbang Bandung di Sanggar Dharma Budaya Kota Pasuruan Mutiara Ramadhani Putri Supriadi; Robby Hidajat
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts Vol. 3 No. 6 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v3i62023p804-813

Abstract

Tari Terbang Bandung mengalami pergeseran bentuk dan fungsi mulai dari awal terbentuknya sampai sekarang. Dulu, kesenian ini dilakukan untuk mendukung perjuangan rakyat. Sedangkan di zaman setelah kemerdekaan, kesenian ini berunsur islami yang digunakan sebagai penguat hubung­an sosial antarmasyarakat muslim. Berdasarkan fakta tersebut, tidak menutup kemungkinan di masa kini Tari Terbang Bandung terus mengalami pergeseran fungsi. Penelitian ini mendeskrip­sikan bentuk pergeseran fungsi Tari Terbang Bandung yang dapat dilihat di Sanggar Dharma Budaya Kota Pasuruan Jawa Timur. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan data berupa hasil wawancara dan hasil observasi pementasan yang diselenggarakan oleh Sanggar Dharma Budaya. Untuk memperkuat temuan, dilakukan analisis dokumen berupa video YouTube. Data-data yang telah terkumpulkan dilakukan trianggulasi sumber dan metode. Hasil penelitian disajikan ke dalam tiga topik: sejarah Tari Terbang Bandung, bentuk penyajian Tari Terbang Ban­dung, dan per­geseran fungsi Tari Terbang Bandung. Terkait dengan pergeseran fungsi, kesim­pulan menun­jukkan bahwa fungsi Tari Terbang Bandung di Kota Pasuruan mengalami pergeseran dari hiburan dan dakwah menjadi hiburan dan pendidikan. Kata kunci: Tari Terbang Bandung; pergeseran fungsi; Pasuruan The Shifting of Function in Terbang Bandung Dance's Performance at the Dharma Budaya Studio, Pasuruan City Terbang Bandung dance has experienced a shift in form and function from its inception until now. In the past, this art was done to support the struggle of the people. Whereas in the post-independence era, this art had Islamic elements which were used to strengthen social relations between Muslim communities. Based on these facts, it is possible that at present the Terbang Bandung dance continues to experience a shift in function. This study describes the form of the shift in function of the Terbang Bandung dance which can be seen at the Dharma Budaya Studio, Pasuruan City, East Java. This re­search method uses a qualitative descriptive approach with data in the form of interview results and results of observations of performances held by the Dharma Budaya Studio. To strengthen the find­ings, an analysis of documents in the form of YouTube videos was carried out. The data that has been collected is triangulated with sources and methods. The results of the research are presented in three topics: the history of the Terbang Bandung dance, the form of presentation of the Terbang Bandung dance, and the shift in the function of the Terbang Bandung dance. Regarding the shift in function, the conclusion shows that the function of the Terbang Bandung dance in Pasuruan City has shifted from entertainment and preaching to entertainment and education. Keywords: Terbang Bandung dance; function shift; Pasuruan
Rekonstruksi Gerak Kembangan Pada Jaranan Kreasi BTS Berbasis Estetika Elemen Dasar Untuk Sajian Tari Wisata Endang Wara Suprihatin; Sumarwahyudi Sumarwahyudi; Robby Hidajat; Heriyati Yatim; Yuliati Yuliati
Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS) Vol 6, No 1 (2023): Journal of Education, Humaniora and Social Sciences (JEHSS), August
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jehss.v6i1.1854

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendiskripsikan proses rekontruksii terhadap gerak Kembangan Jaranan BTS (Bromo-Tengger-Semeru) kreasi Tugu Sari Panggung Rejo, sebagai sajian wisata.  Masalah difokuskan pada bagaimana melakukan rekontruksii terhadap gerak Kembangan pada kelompok Jaranan BTS kreasi, Tugu Sari Panggung Rejo sesi pertama untuk menjadi sajian tari wisata khas Kabupaten Malang. Guna merealisasikan  rencanan ini dipergunakan acuan teori Koreografi dari Sumandyo Hadi .  Adapun metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan model  4- D ( Four D)  yang dikembangkan S. Thiagarajan yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Hasil penelitian adalah: 1) terciptanya tari Kembangan kreasi Jaranan BTS untuk sajian wisata, dengan melakukan perombakan konsep elemen dasar; 2) pemadatan durasi waktu menjadi 10 menit; 3) menambah property sodoran dan 4) menerapkan tata rias serta tata kostum untuk memperkuat karakter tokoh.  Kesimpulannya, proses rekontruksii dapat dilakukan dengan melakukan tahapan penggalian terhadap: 1) gerak ; 2) pola lantai ; 3) property; 4) pemadatan ; 5) penerapan tata rias dan kostum untuk memperkuat karakter tokoh.
Co-Authors A, Allfa Andranica Devya Adinda Nur Ramadhani Haris Agung Suharyanto Agus Cahyono Ahamad Tarmizi Bin Azizan Aini Nurul Allfa Andranica Devya A Allfa Andranica Devya Aprilyawati Amir Razak Andy Pramono Arief Ardiansyah Astuti, Yuyun Nur Baiq Widya Rahmasari Bazur, Rizkyatul Citra Kurniawan Desy Ratna Syahputri Desyandri Desyandri Dewi Jasmine DP. Muhammad Affaf Hasiymy DP., E. W. Suprihatin E. Wara Suprihatin DP E.W. Suprihatin Diah Pratamawati Endang Wara Suprihatin EW Suprihatin Gesang Bayu Pamungkas Hadiantika, Reza Adinda Hartono Hartono Hartono Hartono Hasiymy, Muhammad Affaf Hasyimy, Muhammad 'Afaf Hasyimy, Muhammad Afaf Heriyati Yatim Heriyati Yatim Ika Ratnawati, Ika ika wahyu widyawati Ike Ratnawati Imam Tri Laksono Iziq Eafifi Bin Ismail Joko Sayono Martiarto, Janri Setyo Muhammad 'Afaf Hasyimy Muhammad 'Afaf Hasyimy Muhammad Afaf Hasyimy Muhammad afaf hasyimy Muhammad Afaf Hasyimy Muhammad Afaf Hasyimy Muhammad Affaf Hasiymi Muhammad Jazuli Muhammad ‘Afaf Hasyimy Muhammad ‘Afaf Hasyimy Muhammad ‘Afaf Hasyimy Muklis Muklis Muniir, Muhammad Sirojul Mutiara Ramadhani Putri Supriadi Ni Wayan Mudiasih Norliza Bt Mohd Isa Ocha Denta Wijaya Pamungkas, Gesang Bayu Panji Suroso Ponimin Pristiati, Tutut Pujiyanto Pujiyanto Pujiyanto Pujiyanto Purwadita, Fika Ardelia Candra Rahman, Amalia Arifah Ratna Tri Maharani Retno Tri Wulandari Rully Aprilia Zandra Setyo Yanuartuti Shaari, Nazlina Siti Kholifatul Umaami Sri Linda Oktavia Sri Wulandari Sri Wulandari Sumarwahyudi Suprihatin DP, EW Suprihatin Dyah Pratamawati, Endang Wara Suprihatin, E. Wara Suprihatin, Endang Wara Surasak Jamnongsarn Surasak Jamnongsarn Surasak Jamnongsarn Surasak Jamnongsarn, Surasak Suyono Suyono Swastika Dhesti Anggriani Syamsul Hirdi Bin Muhid Syed Ahmad Iskandar Tri Wahyuningtyas Tri Wahyuningtyas, Tri Wathanan Srinin Wida Rahayuningtyas Wiflihani Wiflihani Yudha Prihantanto Yuyun Nur Astuti Yuyun Nur Astuti Zuhkhriyan Zakaria