Claim Missing Document
Check
Articles

Membaca Kolaborasi Seni Dan Spiritualitas: Pertunjukan Kecak Ramayana Di Pura Uluwatu Bali Hidajat, Robby; Suprihatin DP, EW; Hartono, Hartono; Hasyimy, Muhammad Afaf
Jurnal Antropologi Sumatera Vol 21, No 1 (2023): Jurnal Antropologi Sumatera, December 2023
Publisher : Program Studi Antropologi Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jas.v21i1.53953

Abstract

Artikel ini bertujuan memahami kolaborasi antara seni pertunjukan dan spiritualitas dalam Kecak Ramayana di Uluwatu, Bali. Seni Pertunjukan Kecak Ramayana merupakan representasi nilai budaya lokal, yang praktiknya menyatu erat dengan dimensi spiritual dalam kehidupan masyarakat pemangkunya. Melalui prosfektif antropologi, dengan pendekatan diskriptif kualitatif dikaji mendalam tentang hubungan simbiosis tersebut. Peneliti menggali data melalui eksplorasi langsung peristiwa seni pertunjukan wisata Kecak Ramayana di Uluwatu, wawancara dengan pengelola pertunjukan, penari, dan tokoh yang memerankan lakon Ramayana. Analisis data menggunakan fungsional terhadap peran Kecak Ramayana sebagai suatu bentuk ekspresi kreatif yang merefleksikan keyakinan, nilai-nilai, dan identitas masyarakat Bali. Melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif, penelitian ini menggambarkan bagaimana pertunjukan Kecak Ramayana menjadi sarana yang menghubungkan masyarakat dengan warisan budaya dan spiritualitas. Hasil kajian 1. Kreativitas Seni Wisata Kecak Ramayana, 2. Nilai lokal sebagai komoditas, dan 3 Seni, Hiburan, dan Pelestarian.
DARI RITUAL KE SENI PERTUNJUKAN PADA KECAK RAMAYANA DI ULUWATU BALI Hidajat, Robby; Hasyimy, Muhammad 'Afaf; Yanuartuti, Setyo; Jamnongsarn, Surasak
JADECS (Journal of Art, Design, Art Education & Cultural Studies) Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um037v8i12023p68-77

Abstract

Kasus transformasi seni pertunjukan di Bali, pada saat ini tidak lagi menarik bagi seniman. Karena karya-karya mereka setelah munculnya jenis kegebyaran. Karya tari Bali lebih mengacu pada penampilan yang bersifat metropolis, modis, dan glamor. Hal ini merupakan kasus, yang hadirnya tidak disadari banyak peneliti. Karena banyak yang menaruh perhatian pada tampilan yang mampu membuat penonton menjadi terangkat prestisenya menjadi warga dunia, contohnya adalah penampilan hiburan tari pada makan malam G20 pada bulan November 2022. Karya tari yang masih tampak sebagai hasil transformasi dari ritual ke seni pertunjukan adalah kecak Ramayana. Penelusuran kasus transformasi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan fokus pada wawancara mendalam, dan observasi secara langsung pada pertunjukan di Pura Uluwatu, selain dari pada itu membuat dokumentasi untuk memberikan penguatan dari data-data yang lain. Analisis data menggunakan teori Victor Turner; Rite de Passage, dan didasarkan pada tekstual dan kontestual. Hasil penelitian menunjukan bahwa transformasi ritual ke seni pertunjukan Kecak Ramayana sebagai simbol kekuatan dan kekokohan dari capaian pengalaman pengalaman sosial komunitas Sekaa Karang Boma di Uluwatu sebagai bentuk kekuatan kebersamaan yang mencapai pada kekokohan sosial.
KREATIVITAS MERANCANG LOGO BATIK MELAYU “ASIMILASI INDOLAYSIA” MELALUI PENGGABUNGAN BUDAYA DUA NEGARA Pujiyanto, Pujiyanto; Hidajat, Robby; Aini, Nurul; Anggriani, Swastika Dhesti; Shaari, Nazlina
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol. 6 No. 02 (2020): August 2020
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v6i02.3634

Abstract

AbstrakKlaim-mengklaim batik pernah terjadi antara Indonesia dengan Malaysia. Hal ini menyebabkan hubungan kedua negara kurang harmonis. Berdasarkan pengalaman ini, penulis Universitas Negeri Malang dan Universitas Putera Malaysia melakukan penelitian dan penciptaan motif batik serumpun Malayu yang dapat dimiliki bersama dan dapat dikembangkan bersama. Motif batik yang diciptakan tersebut hingga saat ini belum memiliki logo merek sebagai identitas diri. Maka dari itu perlu diciptakan logo merek yang didekatkan dengan budaya di kedua negara serumpun Melayu. Nilai-nilai budaya Melayu dan keIslaman sangat mendominasi pada logo tersebut secara visual maupun verbal. Sebelum menciptakan logo diperlukan penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskripstif kualitatif yang datanya diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumen, dan kepustakaan. Agar data valid lebih bermakna maka dilakukan proses triangulasi kemudian dianalisis yang hasilnya sebagai dasar untuk mendesain logo dengan menggunakan teori kreativitas dari Bryan Lawson bahwa dalam proses mendesain dapat dilakukan melalui first insight, preparation, incubation, illumination, dan verification. Melalui tahapan proses kreatif inilah tercipta logo merek batik “Asimilasi Indolaysia” sebagai hasil penggabungan artefak budaya Indonesia dengan Malaysia. Terciptanya logo ini diharapkan dapat peningkatan keharmonisan dua negara yang saling menghormati, memiliki, serta mengembangkan hasil budaya serumpun Melayu. Kata kunci: artefak Melayu, asimilasi budaya, deformasi bentuk, logo merek AbstractThe claim of batik has occurred between Indonesia and Malaysia. It causes the relations between the two countries to be less harmonious. Based on this experience, authors of Universitas Negeri Malang and Universitas Putera Malaysia conducted research and created a Malay cognate batik pattern that can be shared and developed together. The batik pattern created so far does not have a brand logo as their identity. Therefore, it is necessary to create a brand logo that is closer to the culture in the two countries of Malay cognate. Malay cultural values and Islamic values dominate the logo visually and verbally. Before creating a logo, field research needed by using a qualitative descriptive method, in which data obtained through observation, interviews, documents, and literature. To gain more meaningful valid data a triangulation process is analyzed. The results of which used as the basis for designing a logo using Bryan Lawson's theory of creativity that the process of designing can be done through first insight, preparation, incubation, illumination, and verification. Through the stages of this creative process, the batik brand logo "Asimilasi Indolaysia" was created as a result of the merging of Indonesian cultural artifacts with Malaysia. The creation of this logo expected to increase harmony between the two countries that respect each other, possess, and develop the Malay cognate's cultural output. Keywords: brand logo, cultural assimilation, deformation of forms, malay artifacts
The Character Adaptation of Masked Puppet Figures in Ruwatan Ritual Hidajat, Robby
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 16, No 2 (2016): December 2016
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v16i2.8770

Abstract

One myth that is believed by people living in Duwet village is distress that threatens human beings from when they are born till the day they die. As one way to overcome the distress, people, especially those who are living in Duwet village, hold ritual called as tolak bala. One step in the ritual is self-cleaning oneself from distress or sukerta. In addition to the ritual is a masked puppet as a means of the ritual execution. Thus, this study aims at finding out the functions of the Ruwatan masked puppet. Functional-structural perspective was adopted in the study by implementing observation, interview, and documentation study techniques. Results show that masked puppet has a special function which is to serve as a means of Ruwatan that is specifically to obtain society participation in order to give spiritual support to the process of ritual as a whole tolak bala or distress expulsion process.
The Popularity of Waranggana Tayub Malang through Body Exploitation Hidajat, Robby
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 14, No 2 (2014): December 2014
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v14i2.3288

Abstract

Tayub is a ronggeng type of dance performance. It is widely performed in Javanese regions.Originally, Tayub functioned as a fertility ritual; then it developed as entertainment. The growth of Tayub in Malang in the 1950s was intended for identity and the main dancer called tandak was changed to Waranggana. As a result, there was a transformation in the form of the dancer’s body: (1) exploring body-initiating identity, (2) manipulating the body through magical effect, and (3) body consumptive economization and love ruse. The qualitative method was used with an art phenomenological model in this study. The data were collected using interview and observation methods and was analyzed interpretatively. The result of the research was that female body interpretation is politicized to survive creatively, in order to maintain popularity and to support the lifestyle of the artist.
Semiotic Analysis of Artistic Expression and Social Criticism by Mural Masjo Ratna Tri Maharani; Pujiyanto Pujiyanto; Robby Hidajat
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 4 No. 12 (2024): Journal Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v4i12.33418

Abstract

Murals are often a medium for conveying people's aspirations. However, most people think that murals are just graffiti on the wall with no meaning. In this case, mural artists play a role in voicing aspirations, criticism, ideas and things that are bothering society. Because murals do not only focus on the beauty of the mural artwork, but also have meaning and messages. Masjo, as a mural artist, sees phenomena around him that he uses as topics for murals. As happened some time ago, the Covid-19 pandemic has had a real impact on society. Masjo sees this phenomenon as sad. This research uses a qualitative descriptive method, using iconography and iconology semiotics to obtain markers of meaning contained in mural images. So that this research can explain or describe Masjo's mural work in detail. The results of this research are the meaning of artistic expression and messages of social criticism in Masjo's mural entitled 'Just stay at home'. The meaning of artistic expression in mural works tells how to survive in the Covid-19 pandemic situation. The social criticism in the mural discusses the role of the government which only advises people to stay at home, while the government does not provide guarantees for people's lives
Proses Regenerasi Penari Jaranan Kelompok Anak di Grup Satrio Bokor Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Suprihatin, Endang Wara; Sumarwahyudi, Sumarwahyudi; Hidajat, Robby; Zandra, Rully Aprilia; Yatim, Heriyati; Rahman, Amalia Arifah
Jurnal Pendidikan dan Penciptaan Seni Vol 4, No 2 (2024): Jurnal Pendidikan dan Penciptaan Seni - November
Publisher : Mahesa Research Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34007/jipsi.v4i2.676

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses regenerasi penari Jaranan anak-anak dalam kelompok Satrio Bokor (SB). Pemilihan SB sebagai subjek penelitian didasarkan pada statusnya sebagai satu-satunya grup Jaranan di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, yang memiliki penari anak-anak berusia 4 hingga 15 tahun. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara terhadap lima informan, observasi, serta dokumentasi. Verifikasi data dilakukan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) proses regenerasi dilakukan dengan pola internal menggunakan sistem regenerasi horizontal transmission, di mana proses pengetahuan dan keterampilan diwariskan secara sejajar antar anggota kelompok; 2) pelatihan dilaksanakan melalui pembelajaran langsung dan terbimbing. Temuan ini memberikan pemahaman mengenai pentingnya strategi regenerasi dalam menjaga keberlanjutan tradisi Jaranan di kalangan anak-anak di wilayah Tumpang.
Pelatihan Membatik Bagi Pengembangan Jiwa Creativepreneur Santriwati Pondok Pesantren Nur Muhammad Landungsari Pujiyanto, Pujiyanto; Ratnawati, Ika; Hidajat, Robby; Hasiymy, Muhammad Affaf
Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Lembaga Dakwah dan Pembangunan Masyarakat Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (LDPM UCY)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47200/jnajpm.v9i2.2655

Abstract

This training program aims to develop the spirit of createvepreneur, and  cultural potential among santriwati in the art of batik at Nur Muhammad Landungsari Islamic Boarding Scholl, Karangploso District, Malang Regency, East Java. This program was carried out through training and evaluating of batik training for 40 santriwati’s. The training began with a welcome speech and continued with a basic presentation of batik making. The desired achievement is an increase in knowledge about batik and mastery of the basic skills of batik. Based on survey results, there is high enthusiasm and trust in social media adapting of batik motifs. The prospects for developing batik skills among santriwati’s are very promising and open up opportunities for creative entrepreneurship. Batik skills are part of a Muslim woman’s unique identity and show pride in local culture. By developing a curriculum that integrates entrepreneurship and the art of batik, santriwati’s are able to become a generation that has an entrepreneurial spirit and can develop cultural potential as part of their identity and at the same time their economic independence. The outputs of this training programs is to create unique products with high selling value and promote Indonesia culture and can have a positive impact on santriwati and the community at Nur Muhammad Landungsari Islamic Boarding Scholl.
Pengembangan Motif Cap untuk Keterampilan Membatik Bagi Perempuan Warga Desa Jatirejoyoso, Kepanjen Malang Jawa Timur Robby Hidajat; Pujiyanto Pujiyanto; Ike Ratnawati; Muhammad Afaf Hasyimy; Allfa Andranica Devya A; Gesang Bayu Pamungkas
Gayatri : Jurnal Pengabdian Seni dan Budaya Vol. 1 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20111/gayatri.v1i2.36

Abstract

Jatirejoyoso Village, Kepanjen District, Malang Regency is an agricultural village that still depends on selling agricultural products for its livelihood. Some other people work as factory, workshop and trader workers. As for women, after high school many get married and become housewives. Environmental analysis, Jatirejoyoso Village has potential that is very close to the development of the Malang Mask Wayag performance art. Typical performance art performed by masked dancers, presenting the story of Panji. The Research Team combined two conditions that can complement each other, namely that women who become housewives are able to develop skills without having to leave the house, namely developing stamped motifs from cardboard with wayang mask ornament patterns. This is an opportunity to make simple and cheap batik crafts. The method uses design, training and mentoring. The activity stages are carried out starting from subject analysis, development, ornament design, training, and evaluation of results. Indicators of the success of this activity are the enthusiastic involvement of participants, understanding of batik stamp design skills, and the process of stamping and coloring.
Peran Penari Patra dalam Penyajian Reyog Ki Onggopati Desa Plunturan Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo Purwadita, Fika Ardelia Candra; Hidajat, Robby
Journal of Language Literature and Arts Vol. 5 No. 8 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v5i82025p911-920

Abstract

Artikel ini membahas Reyog Ponorogo sebagai seni pertunjukan tradisional dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang merepresentasikan identitas budaya lokal dan telah mengalami berbagai perubahan seiring perkembangan zaman. Salah satu elemen penting dalam pertunjukan Reyog adalah tokoh Patra, yang kini semakin jarang ditampilkan dan berada di ambang kepunahan. Padahal, tokoh Patra memiliki kekhasan tersendiri dalam struktur pertunjukan Reyog. Saat ini, hanya satu grup yang secara konsisten menampilkan tokoh tersebut, yaitu paguyuban Reyog Ki Onggopati di Desa Plunturan, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi peran tokoh Patra dalam pertunjukan Reyog Ki Onggopati serta memahami perubahan fungsi dan makna penyajiannya dalam konteks budaya modern. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara dengan narasumber kunci, observasi langsung terhadap pertunjukan, serta kajian dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun peran tokoh Patra telah mengalami transformasi, ia tetap memegang peranan sentral dalam penyampaian cerita dan nilai budaya. Tokoh Patra menjadi simbol pelestarian tradisi yang mampu menjembatani antara nilai-nilai lama dan tuntutan zaman.
Co-Authors A, Allfa Andranica Devya Adinda Nur Ramadhani Haris Agung Suharyanto Agus Cahyono Ahamad Tarmizi Bin Azizan Aini Nurul Allfa Andranica Devya A Allfa Andranica Devya Aprilyawati Amir Razak Andy Pramono Arief Ardiansyah Astuti, Yuyun Nur Baiq Widya Rahmasari Bazur, Rizkyatul Citra Kurniawan Desy Ratna Syahputri Desyandri Desyandri Dewi Jasmine DP. Muhammad Affaf Hasiymy DP., E. W. Suprihatin E. Wara Suprihatin DP E.W. Suprihatin Diah Pratamawati Endang Wara Suprihatin EW Suprihatin Gesang Bayu Pamungkas Hadiantika, Reza Adinda Hartono Hartono Hartono Hartono Hasiymy, Muhammad Affaf Hasyimy, Muhammad 'Afaf Hasyimy, Muhammad Afaf Heriyati Yatim Heriyati Yatim Ika Ratnawati, Ika ika wahyu widyawati Ike Ratnawati Imam Tri Laksono Iziq Eafifi Bin Ismail Joko Sayono Martiarto, Janri Setyo Muhammad 'Afaf Hasyimy Muhammad 'Afaf Hasyimy Muhammad Afaf Hasyimy Muhammad Afaf Hasyimy Muhammad afaf hasyimy Muhammad Afaf Hasyimy Muhammad Affaf Hasiymi Muhammad Jazuli Muhammad ‘Afaf Hasyimy Muhammad ‘Afaf Hasyimy Muhammad ‘Afaf Hasyimy Muklis Muklis Muniir, Muhammad Sirojul Mutiara Ramadhani Putri Supriadi Ni Wayan Mudiasih Norliza Bt Mohd Isa Ocha Denta Wijaya Pamungkas, Gesang Bayu Panji Suroso Ponimin Pristiati, Tutut Pujiyanto Pujiyanto Pujiyanto Pujiyanto Purwadita, Fika Ardelia Candra Rahman, Amalia Arifah Ratna Tri Maharani Retno Tri Wulandari Rully Aprilia Zandra Setyo Yanuartuti Shaari, Nazlina Siti Kholifatul Umaami Sri Linda Oktavia Sri Wulandari Sri Wulandari Sumarwahyudi Suprihatin DP, EW Suprihatin Dyah Pratamawati, Endang Wara Suprihatin, E. Wara Suprihatin, Endang Wara Surasak Jamnongsarn Surasak Jamnongsarn Surasak Jamnongsarn Surasak Jamnongsarn, Surasak Suyono Suyono Swastika Dhesti Anggriani Syamsul Hirdi Bin Muhid Syed Ahmad Iskandar Tri Wahyuningtyas Tri Wahyuningtyas, Tri Wathanan Srinin Wida Rahayuningtyas Wiflihani Wiflihani Yudha Prihantanto Yuyun Nur Astuti Yuyun Nur Astuti Zuhkhriyan Zakaria