Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari 255,88 juta jiwa pada tahun 2015 menjadi 281,6 juta jiwa pada tahun 2024 telah mendorong pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga secara signifikan. Sektor ini menyumbang sekitar 42% dari total konsumsi listrik nasional, menjadikannya sasaran strategis dalam upaya efisiensi energi. Namun, pertumbuhan konsumsi tersebut belum sepenuhnya diiringi oleh praktik penggunaan energi yang efisien, sehingga berpotensi menimbulkan krisis energi dan tekanan terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran manajemen energi dalam meningkatkan efisiensi konsumsi listrik di sektor rumah tangga melalui pendekatan studi literatur. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka dengan penelusuran berbagai sumber ilmiah, data statistik nasional, serta laporan kebijakan energi. Hasil kajian menunjukkan bahwa konsumsi listrik per kapita Indonesia meningkat dari 0,84 MWh pada tahun 2013 menjadi 1,20 MWh pada tahun 2023, namun masih tertinggal dibandingkan negara-negara anggota G20, seperti Korea Selatan (11 MWh) dan Jepang (8,2 MWh). Penerapan manajemen energi melalui edukasi literasi energi, pemanfaatan peralatan hemat energi, penerapan teknologi rumah pintar, sistem tarif berbasis waktu, serta integrasi energi terbarukan seperti panel surya atap terbukti mampu menekan pemborosan energi secara signifikan. Meski demikian, implementasi strategi ini masih menghadapi tantangan berupa rendahnya kesadaran masyarakat, keterbatasan infrastruktur, dan kendala finansial. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mewujudkan ekosistem energi rumah tangga yang cerdas, efisien, dan berkelanjutan sebagai bagian dari upaya mencapai ketahanan energi nasional.