Claim Missing Document
Check
Articles

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN PREVALENSI DISMENOREA PRIMER PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA Avissia Zivanna; Desak Made Wihandani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 5 (2017): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.41 KB)

Abstract

Dismenorea primer adalah rasa nyeri kram pada perut bagian bawah saat menstruasi tanpa adanya penyakit pada pelvis, yang dapat disebabkan oleh karena aktivitas prostaglandin, PGF2?. Prevalensi dismenorea di seluruh dunia adalah 90% remaja dan lebih dari 50% wanita menstruasi, sedangkan di Indonesia 54,89%. Dismenorea terbukti berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih besar karena adanya jaringan adiposa berlebih yang menyebabkan hiperplasia pembuluh darah pada organ reproduksi wanita sehingga menimbulkan gangguan pada aliran darah menstruasi dan muncullah dismenorea primer. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hubungan IMT dan dismenorea tidak konsisten. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan angka kejadian dismenorea berdasarkan IMT dan mendapatkan informasi tentang hubungan antara obesitas dan dismenorea. Penelitian ini menggunakan studi analytical case control dan dilakukan di Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia, mulai bulan Agustus hingga Desember 2014. Penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling sehingga terpilih 42 mahasiswi dengan IMT normal dan 42 mahasiswi obesitas dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2013 yang bersedia menjadi sampel dan mengisi kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan dismenorea primer lebih banyak terjadi pada mahasiswi obesitas (78,6%) dibandingkan pada IMT normal (71,4%). Penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara IMT dengan dismenorea primer (p>0,05) dan hanya riwayat dismenorea dalam keluarga yang memiliki hubungan secara signifikan dengan dismenorea primer (p<0,05). Kesimpulan yang didapatkan adalah IMT tidak mempengaruhi angka kejadian dismenorea primer (p>0,05).
HUBUNGAN LINGKAR PERUT TERHADAP KADAR GULA DARAH MENGGUNAKAN TES TOLERANSI GLUKOSA ORAL PADA REMAJA AKHIR Anak Agung Ngurah Krisnanta Adnyana; I Wayan Surudarma; Desak Made Wihandani; I Wayan Gede Sutadarma; I Nyoman Wande
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i10.P09

Abstract

Obesitas menjadi salah satu faktor utama dari peningkatan penyakit tidak menular secara global. Di Indonesia sendiri, prevalensi obesitas sentral pada umur 15 tahun ke atas terus mengalami peningkatan, secara berurutan pada tahun 2007, 2013, 2018 yaitu 18,8; 26,6; dan 31,0. Peningkatan lemak visceral berkaitan dengan terjadinya metabolik yang abnormal, seperti penurunan toleransi glukosa dan penurunan sensitivitas insulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang mana merupakan faktor risiko dari terjadinya diabetes. Dalam upaya memprediksi kejadian diabetes mellitus tipe 2, lingkar perut merupakan predictor yang lebih baik dibandingkan IMT terhadap kejadian dari diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar perut terhadap kadar gula darah pada remaja akhir. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan metode potong-lintang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan consecutive sampling, yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi pada populasi. Keseluruhan subjek penelitian berjumlah 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara lingkar perut terhadap kadar gula darah puasa (p=0,000) dengan korelasi sedang (r=0,440), dan adanya hubungan yang bermakna antara lingkar perut terhadap kadar gula darah 2 jam pasca pembebanan glukosa (p=0,030) dengan korelasi lemah (r=0,259). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan lingkar perut terhadap kadar gula darah menggunakan tes toleransi glukosa oral pada remaja akhir. Kata Kunci: lingkar perut, diabetes melitus, tes toleransi glukosa oral
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWI KELAS XI DI SMAN I ABIANSEMAL BADUNG Ketut Ayu Hartarani Prasetya; Desak Made Wihandani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.659 KB)

Abstract

Anemia masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia termasuk di Bali. Anemia defisiensi besi merupakan anemia defisiensi gizi yang paling lazim terjadi di negara-negara di dunia. Golongan yang rentan terhadap anemia adalah anak-anak, remaja putri, ibu hamil, pekerja rendahan dan penghuni lingkungan yang buruk. Defisiensi besi sebagai penyebab anemia terbanyak mengakibatkan kadar hemoglobin sebagai media transport oksigen dalam darah akan berkurang, sehingga bisa mengurangi laju metabolisme sel dan berpengaruh negatif terhadap perkembangan psikomotor serta intelektual seseorang sehingga terjadi penurunan produktivitas kerja maupun kemampuan konsentrasi belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara anemia dengan pengaruhnya terhadap indeks prestasi belajar siswi kelas XI SMAN I Abiansemal. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI SMAN I Abiansemal, berjumlah 213 orang. Kadar hemoglobin diperiksa dengan metode cyanmethHb dengan spectrophotometer. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah siswi yang mengalami anemia berjumlah 10 orang (4,7%) sedangkan yang tidak anemia berjumlah 203 orang (95,3%). Prestasi belajar 213 siswi ada pada kategori baik (66,2%) sedangkan sisanya pada kategori kurang (33,8%). Siswi yang mengalami anemia dengan prestasi kurang sebanyak 6 orang (5,3%) dan siswi dengan prestasi baik sebanyak 4 orang (3,5%), sedangkan siswi yang tidak anemia dengan prestasi kurang sebanyak 66 orang (30,9%) dan siswi dengan prestasi baik sebanyak 137 orang (64,3%). Didapatkan hubungan prestasi belajar yang sangat lemah antara siswi yang anemia dengan yang tidak anemia, tetapi secara statistik tidak bermakna dengan p=0,091 (p>0,05). Kata Kunci: Kadar Hemoglobin (Hb), Prestasi Belajar.
PROFIL GULA DARAH PARA ORANG DENGAN DIET VEGETARIAN DI KOTA DENPASAR Ni Made Ayu Adnyani; Desak Made Wihandani; Ida Ayu Dewi Wiryanthini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P14

Abstract

ABSTRAKz Gaya hidupzvegetarian telah berkembang pesatzselama bertahun-tahun yang berawalzdari suatuzkebutuhan seseorang baikzkarena agama maupun alasan kesehatan. Diet vegetarian disinyalir dapatzmempertahankan kadar gula (glukosa) zdarah dalam batas normal dan menurunkan beberapa komponenzsindrom metabolik karena polazkonsumsi jangka panjang pada penganut vegetarian biasanyaztinggi serat dan rendahzenergi. Penelitianzini bertujuan untuk mengetahuizkadar gula (glukosa) darahzpada orang dengan dietzvegetarian di KotazDenpasar. Penelitian ini dilakukan dengan metodezdeskriptif menggunakan studizcross-sectional, dengan sampel penelitian berjumlah 43 orang telah menjalani diet vegetarian lebih dari 1 tahun dari populasi terjangkau berdasarkan kriteriazinklusi danzeksklusi. Pengukuran kadar gulaz (glukosa) darah menggunakan alat glucometer, danzdilakukan sekali pengukuran. Pengolahan data dilakukan dengan program perangkat lunak komputer dan dianalisis secarazunivariat. Kadar gula (glukosa) darah puasa maksimum dari sampel adalah 145 mg/dl dan minimum 78 mg/dl. Rata-rata kadar gula (glukosa) darah puasa adalah 100,21±14,93 mg/dl. Sebanyak 25 orang (58,2%) sampel memiliki kadar gula (glukosa) darah puasa normal <100 mg/dl; 14 orang (32,5%) memiliki kadar gula (glukosa) darah pre-diabetes 100–125mg/dl dan 4 orang (9,3%) dengan kadar gula (glukosa) darah tinggi ?126 mg/dl. Asupan karbohidratzdengan rata-rata 1070,36±282,2 g. Padazpenelitian ini disimpulkan kadar gulaz (glukosa) darah puasa pada 58,2% dengan diet vegetarianzdi KotazDenpasar adalah normal. Kata Kunci: Diet Vegetarian, Glukosa Darah, Kadar Glukosa Darah Puasa
HUBUNGAN LINGKAR PERUT TERHADAP KADAR GULA DARAH MENGGUNAKAN TES TOLERANSI GLUKOSA ORAL PADA REMAJA AKHIR Anak Agung Ngurah Krisnanta Adnyana; I Wayan I Wayan Surudarma; Desak Made Desak Made Wihandani; I Wayan Gede Sutadarma; I Nyoman Wande
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i12.P03

Abstract

ABSTRAK Obesitas menjadi salah satu faktor utama dari peningkatan penyakit tidak menular secara global. DiIndonesia sendiri, prevalensi obesitas sentral pada umur 15 tahun ke atas terus mengalami peningkatan,secara berurutan pada tahun 2007, 2013, 2018 yaitu 18,8; 26,6; dan 31,0. Peningkatan lemak visceralberkaitan dengan terjadinya metabolik yang abnormal, seperti penurunan toleransi glukosa danpenurunan sensitivitas insulin sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang manamerupakan faktor risiko dari terjadinya diabetes. Dalam upaya memprediksi kejadian diabetes mellitustipe 2, lingkar perut merupakan predictor yang lebih baik dibandingkan IMT terhadap kejadian daridiabetes melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar perut terhadapkadar gula darah pada remaja akhir. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional denganmenggunakan metode potong lintang. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakanconsecutive sampling, yang diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi pada populasi.Keseluruhan subjek penelitian berjumlah 70 responden. Hasil penelitian menunjukkan adanyahubungan bermakna antara lingkar perut terhadap kadar gula darah puasa (p=0,000) dengan korelasisedang (r=0,440), dan adanya hubungan yang bermakna antara lingkar perut terhadap kadar gula darah2 jam pasca pembebanan glukosa (p=0,030) dengan korelasi lemah (r=0,259). Kesimpulan daripenelitian ini bahwa terdapat hubungan lingkar perut terhadap kadar gula darah menggunakan testoleransi glukosa oral pada remaja akhir.Kata Kunci: lingkar perut, diabetes melitus, tes toleransi glukosa oral
PERBANDINGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA KELOMPOK VEGETARIAN DAN NON-VEGETARIAN DI KOTA DENPASAR Andrean Heryanto; Desak Made Wihandani; Ida Ayu Dewi Wiryanthini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i2.P14

Abstract

ABSTRAK Penyakit metabolisme yang berkembang pesat, menyebabkan peningkatan kesadaran pola hidup sehat pada masyarakat saat ini. Salah satu contoh penerapan pola hidup sehat di bidang makanan adalah penerapan pola hidup vegetarian. Vegetarian memiliki risiko kekurangan asupan vitamin B12, kalsium, vitamin D, seng, zat besi, dan asam lemak ?-3 rantai panjang yang banyak diperoleh dari makanan hewani. Kurangnya asupan zat besi pada vegetarian menyebabkan terganggunya pembentukan hemoglobin pada kelompok vegetarian. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar hemoglobin antara kelompok vegetarian dan non-vegetarian. Penelitian ini memerlukan total 54 responden, yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 27 kelompok vegetarian dan 27 kelompok non-vegetarian. Sampel tersebut diseleksi menggunakan kriteria eksklusi dan inklusi. Penelitian dilakukan secara cross sectional. Pengukuran nilai Hb menggunakan alat HemoCue, dan dilakukan sekali ukur. Pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS ver. 22.0. Hasil penelitian menunjukan rerata hemoglobin pada kelompok vegetarian 13,852 g/dl dan pada kelompok non-vegetarian 13,611 g/dl. Kemudian uji statistik Mann-Whitney Test, ditemukan nilai p = 0,060. Hasil test menunjukan kadar hemoglobin pada kelompok vegetarian dan non-vegetarian tidak berbeda signifikan. Kata Kunci : Hemoglobin, Vegetarian, Non-Vegetarian
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN PROFIL LIPID PADA DIET VEGETARIAN DI KOTA DENPASAR Anak Agung Istri Shania Kemala; Desak Made Wihandani; Ida Ayu Dewi Wiryanthini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i7.P11

Abstract

ABSTRAK Vegetarian adalah diet yang tidak mengonsumsi daging, terdiri dari vegan, lacto vegetarian dan lacto-ovo vegetarian. Banyak penelitian yang menyebutkan penganut diet vegetarian mengonsumsi karbohidrat berlebih, berupa daging tiruan atau daging analog. Kebiasaan tersebut dapat mempengaruhi profil lipid. Karbohidrat berlebih akan diubah menjadi lemak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan asupan zat gizi dengan profil lipid pada diet vegetarian di Kota Denpasar. Metode yang digunakan adalah cross sectional study. Sampel pada penelitian ini sebanyak 31 anggota Pasraman Sri-sri Jagannath Gaurangga di Denpasar. Analisis hubungan asupan zat gizi dengan profil lipid menggunakan uji Pearson. Didapatkan rerata asupan zat gizi karbohidrat sebesar 1045,70±309,68, asupan protein 280,24±1129,22, asupan lemak 180,77±81,15, asupan serat 111,95±46,90. Pada pemeriksaan profil lipid didapatkan kadar kolesterol total sebesar 198,10±45,13, kadar trigliserida (TG) 419,90±111,61, kadar Low Density Lipoprotein (LDL) 53,18±29,87, kadar High Density Lipoprotein (HDL) 47,04±7,95. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan asupan protein dengan kadar kolesterol total berpengaruh signifikan p<0,05 (r= -0,376; p= 0,037) begitu pula terhadap kadar trigliserida (r= -0,402; p= 0,030). Hubungan asupan serat juga ditemukan berpengaruh signifikan dengan kadar kolesterol total p<0,05 (r=-0,427;p=0,016), namun tidak ditemukan adanya pengaruh signifikan antara asupan karbohidrat dengan kadar HDL (p=0,564) dan LDL (p=0,090), antara protein dengan kadar HDL (p=0,168) dan LDL (p=0,717), antara lemak dengan kadar HDL (p=0,921) dan LDL (p=0,932), antara serat dengan kadar HDL (p=0,996) dan LDL (p=0,546). Dapat disimpulkan bahwa asupan protein berpengaruh signifikan terhadap kadar kolesterol total dan TG; asupan serat berpengaruh signifikan terhadap kadar kolesterol total namun tidak pada kadar TG. Kata Kunci: vegetarian, asupan zat gizi, profil lipid
The Antioxidant Capacity of Peristrophe Bivalvis (L.) Merr. as Natural-Based Nephroprotection Ketut Agus Adrianta; Bagus Komang Satriyasa; Desak Made Wihandani; I Made Jawi
Majalah Obat Tradisional Vol 26, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mot.53861

Abstract

The kidneys as one of the important body organs have a very important role in maintaining a healthy body. The kidneys function to regulate fluid balance in the body the concentration of salt in the blood, acid-base balance in the blood, and excretion of waste materials such as urea and other nitrogenous waste in the blood. Magenta plants (Peristrophe bivalvis (L.) Merr.) contain secondary metabolites, namely alkaloids, saponins, triterpenoids, tannins, and flavonoids as antioxidants. The abundance of antioxidants sourced from natural sources for various diseases is often used as a complementary therapy and is one of the current therapeutic choices. However, the development of natural sources must also consider kidney function during an intervention. The incidence of kidney failure can be caused either by the occurrence of oxidative stress or exposure to drugs and other chemical compounds must also consider the physiological functions of important organs in the body such as the liver and kidneys. This study was conducted to determine the protective role of magenta leaves extract (Peristrophe bivalvis (L.) Merr.) on the kidneys after being given an acetaminophen hepatotoxic dose. In this study, the effectiveness of magenta leaves antioxidants and the safety of use was analyzed by looking at the kidney function in the experimental model of Wistar strain male white rats, using a Randomized Post Test Only Control Group Design. Four treatment groups showed that magenta leaves extract (Peristrophe bivalvis (L.) Merr.) at 125 and 250 mg/kg BW can protect the kidneys with average creatinine levels of 0.63 and 0.75 and with a normal range (0.7 - 1.2). It means that these two groups could protect the kidney function although in the histopathology test only the group administering extracts of 250 mg/Kg BW showed good results. It can be concluded that administration of the magenta leaves extracts at 250 mg/kg BW can protect renal function as seen from serum creatinine levels. Besides, histopathological features can provide a protective effect on the kidneys with the incidence of necrosis in the kidneys of less than 60% of the toxic dose of acetaminophen.
Kombinasi Nanopartikel Cisplatin-Withaferin Berbasis PEGylated Liposome Sebagai Terapi Alternatif Kanker Ovarium Made VW Yani; Ida Ayu W Anjani; I Gede S Narayana; Desak M Wihandani; I Gede P Supadmanaba
Journal of Medicine and Health Vol. 2 No. 5 (2020)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (820.434 KB) | DOI: 10.28932/jmh.v2i5.1129

Abstract

Ovarian cancer is one of the major health problems in gynecology worldwide. Globocan 2012 data shows that ovarian cancer occurs in 239.000 cases, and is placed fourth as the most malignancy occurred in Indonesia. So far, cisplatin is the most effective therapeutic agent, but the high dosage of administration often caused side effects. A new alternative therapy to overcome the problems by using withaferin-A and nanoparticle PEGylated liposome. WFA has the potential effect to reduce cisplatin resistance but has low bioavailability thus, it needs to be encapsulated. This review’s goal is to depict the potency of withaferin-A, cisplatin, and PEGylated liposome combination as a therapeutic agent to treat ovarian cancer. The combination of Cisplatin-Withaferin PEGylated Liposome is constructed by the modified thin lipid film hydration method then administered orally. This combination suppresses 70-80% of the ovarian cancer cell growth in vivo and inhibits NGFR from binding to TRKA, prevents cell migration as much as 50%. Nano-Cisferin-Liposome, inhibits migration of ovarian cancer cell significantly through ?-catenin signaling through ALDH1 that disturb the spheroid formation, and increase apoptosis event as much 70-80% by increasing ROS production up to 2,5 times. Thus, Nano-Cisferin-Liposome (NCL) has potential as a therapeutic agent for treating ovarian cancer. Keywords: Cisplatin; Ovarian Cancer; PEGylated Liposome; Withaferin A
Hubungan karakteristik pasien diabetes melitus dengan kejadian xerostomia di RSUP Sanglah Denpasar Made Ngurah Arya Diningrat Pinatih; Ni Kadek Fiora Rena Pertiwi; Desak Made Wihandani
Bali Dental Journal Vol. 3 No. 2 (2019): June 2019
Publisher : School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/bdj.v3i2.206

Abstract

Introduction: Diabetes mellitus patients usually experience various complicated healthiness problems in their oral cavity such as inflammation (infection) as in gingivitis, periodontitis, and some problems in their salivary flow secretion in the form of xerostomia, where the saliva flow will be decreased to equals or less than 0.15ml/minute, as the patients complain about having a hard time to chew, swallow, talk, problem in the sense of taste and pain in the tongue. The purpose of this research is to reveal the relation of characteristic of diabetes mellitus patients with xerostomia syndrome in Sanglah General Hospital Denpasar.Method: Simple random sampling was conducted on 45 patients of diabetes mellitus who get treatment in Sanglah General Hospital Denpasar and the analysis of data was using chi-square. This research shows that diabetes mellitus patients with age within 51-60 years old group have higher risk (OR=0.110; 95% CI= 0.028-0.434; p= 0.001) to experience xerostomia than age within 40-60 years old group, female group expose more risk (OR= 0.100; 95% CI= 0.025-0.408; p=0.001) to experience xerostomia than male group; patients who suffer diabetes mellitus for more than 8 years (OR= 0.100; 95% CI= 0.025-0.408; p=0.001) expose more risk than patients who suffer diabetes mellitus for less than 8 years, patients with fasting blood sugar level more than 126mg/dl group have higher risk (OR= 0.168; 95% CI= 0.043-0.654; p=0.007) to experience xerostomia than patients with fasting blood sugar level less than 126mg/dl group.Conclusion: There is significant corelation among age, gender, period of suffering, and fasting blood sugar level with xerostomia. Latar Belakang: Pasien penderita penyakit diabetes melitus akan mengalami berbagai macam komplikasi pada kesehatan rongga mulut berupa inflamasi (peradangan) seperti gingivitis, periodontitis, dan masalah terhadap sekresi aliran saliva berupa xerostomia. Xerostomia merupakan keluhan subjektif berupa mulut kering yang terjadi akibat penurunan laju aliran saliva yaitu kurang dari atau sama dengan 0,15 ml/menit, biasanya penderita mengeluh kesulitan mengunyah, menelan, berbicara, gangguan pengecapan serta rasa sakit pada lidah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien diabetes melitus dengan kejadian xerostomia di RSUP Sanglah Denpasar.Metode: pengambilan sampel menggunakan simple random sampling pada 45 orang pasien diabetes melitus yang berobat di RSUP Sanglah Denpasar dan dipilih menggunakan teknik simple random sampling dengan analisis data uji chi-square. Hasil: penelitian ini menunjukan bahwa pasien diabetes melitus dengan rentan 51-60 tahun lebih beresiko (OR=0,110; 95% CI= 0,028-0,434; p= 0,001) mengalami xerostomia dibandingkan dengan usia 40-60 tahun, pasien yang berjenis kelamin perempuan lebih berisiko (OR= 0,100; 95% CI= 0,025-0,408; p=0,001) mengalami xerostomia dibandingkan dengan pasien yang berjenis kelamin laki-laki, pasien yang menderita diabetes melitus >8 tahun (OR= 0,100; 95% CI= 0,025-0,408; p=0,001) lebih beresiko dibandingkan dengan pasien yang menderita diabetes melitus <8 tahun, pasien yang memiliki kadar gula darah puasa >126 mg/dl lebih beresiko (OR= 0,168; 95% CI= 0,043-0,654; p=0,007) mengalami xerostomia dibandingkan dengan pasien yang memiliki kadar gula darah <126 mg/dl.Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, lama menderita diabetes melitus dan kadar gula darah puasa dengan xerostomia.
Co-Authors Adi Saputra Adioka GM Agung Nova Mahendra AGUS BAGIADA NYOMAN Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma Anak Agung Gede Eka Septian Utama Anak Agung Istri Shania Kemala Anak Agung Ngurah Krisnanta Adnyana Ananta Kusuma, , I Komang Wira Andrean Heryanto Anjani, Ida AyuWidya Anthony Wijaya Arcana N Arim Sadeva, I Gede Krisna Artha, I Wayan Windi Atmaja, Made Ayu Kurniati Avissia Zivanna Bagus Komang Satriyasa Baiq Rissa Khaerawati Salim Bramantya, Putu Arya Rahadi Christian Chandra Christine Beatrice Amesiella Cokorda Bagus Jaya Lesmana Dady Iskandar Dhananjaya, I Gede Arya Diva Edgar, Christine Gede Andry Nicolas Andry Nicolas Halim, Wilson I A Md Dwi Purwitasari I Dewa Putu Sutjana I G. P. Supadmanaba I Gede Krisna Arim Sadeva I Gede Krisna Arim Sadeva I Gede S Narayana I Gede Wikania Wira Wiguna I Gusti Ayu Artini I Gusti Ayu Stiti Sadvika I Kadek Arya Gangga Permana I Ketut Agus Somia I Komang Wira Ananta Kusuma I Made Adi Widiantara I Made Angga Sayoga I Made Jawi I MADE MULIARTA . I Nyoman Wande I W. Sudarsa I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Gede Sutadarma I Wayan Surudarma I Wayan Weta I Wayan Windi Artha I.A. Pascha Paramurthi Ida Ayu Dewi Wiryanthini Ida Ayu W Anjani Ida Ayu Widya Anjani Ida Ayu Widya Anjani Ida AyuWidya Anjani Ida Sri Iswari Indra Lesmana Indrakusuma, Anak Agung Bagus Putra Janet Tee Jaya, Ni Komang Ayu Amanda Setiari Katrin ** Kausalya Neelamagam Ketut Agus Adrianta Ketut Ayu Hartarani Prasetya Ketut Tirtayasa Komang Erdwin Wicaksana Kusumadewi, Made Dea Avrilia Listya Triandari Luh Made Indah Sri Handari Adiputra Luh Made Mas Rusyanti Luh Made Mas Rusyati Luh Putu Ratna Sundari M.Ali Imron Made Ngurah Arya Diningrat Pinatih Made VW Yani Made Wahyu Krisnandewi Mamangdean, Christo Timothy Marcella, Marzha Muh. Ali Imron Muhammad Ali Imron Muhammad Irfan Muhammad Irfan Ni Kadek Fiora Rena Pertiwi Ni Kadek Yudit Erawati Ni Made Ari Purwaningrum Ni Made Ayu Adnyani Ni Made Dwi Putri Nadi Ni Made Suasti Wulanyani Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Nyoman Ayu Dewi Ni Putu Sri Indrani Remitha NN Ayu Dewi NYOMAN AGUS BAGIADA Nyoman Bayu Mahendra Parisya Sasmana, I Gede Aswin Prima Saraswati Sanjiwani Sudarsa Purwaningrum, Ni Made Ari Putri Ayu Wulandari Putri Ayu Wulandari Putri Ayu Wulandari, Putri Ayu Putu Anda Tusta Adiputra Putu Astawa Rubahshini Gunaseelan Ruma, I Made Winarsa Sabrina Annamma Philip Sasmana, I Gede Aswin Parisya Shenbagam Mahalingam Sinta Wiranata Sugijanto - Sugijanto - Surudarma, I Wayan Susy Purnawati Sutedja, Jane Carissa Tjokorda Gde Bagus Mahadewa Triana Devy, Anggi Amanda Widya Anjani, Ida Ayu Wijaya, Audrey Rachel Wijaya, Grace Veronika Wiranata, Sinta Yudha Anggoro Kawi