Claim Missing Document
Check
Articles

FAKTOR IMBUHAN UNTUK KEBERLANJUTAN AKUIFER BEBAS Muhammad, Juandi
SEMIRATA 2015 Prosiding Bidang Fisika
Publisher : SEMIRATA 2015

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.741 KB)

Abstract

Analisa keberlanjutan akuifer bebas Kota Pekanbaru harus mempertimbangkan faktor imbuhan karena dapat memberikan perbaikan akuifer bebas dalam kondisi aman. Faktor imbuhan 5 %  memberikan perbaikan akuifer bebas untuk tahun 2013, 2014 dan 2015 dalam kondisi aman dengan persentase penyimpangan berturut - turut 40,57% dan 11,02%. -29,62%. Faktor imbuhan 8% memperbaiki kondisi akuifer bebas tahun 2016 dari kondisi rawan menjadi aman (-29,41%), tahun 2017 dari kondisi kritis menjadi rawan (-48,97%) dan tahun 2018 dari kondisi rusak menjadi kritis (-63,76%). Kata Kunci :Keberlanjutan, akuifer bebas, imbuhan.
Karakterisasi Pengaruh Suhu Terhadap Parameter Fisis Biji Pinang Hasil Pengeringan Menggunakan Alat Tipe Kabinet Dengan Limbah Tempurung Kelapa Sebagai Sumber Panas M, Juandi; Haekal, M Ridwan
Jurnal Ilmu Fisika Vol 8, No 1 (2016): JURNAL ILMU FISIKA
Publisher : Jurnal Ilmu Fisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.452 KB) | DOI: 10.25077/jif.8.1.38-44.2016

Abstract

Telah berhasil dimodifikasi alat pengering tipe cabinet untuk menentukan karakteristik suhu, dan efisiensi waktu pengeringan pada biji pinang muda dan tua dengan menggunakan energi biomassa tempurung kelapa. Pengeringan dilakukan dengan alat pengering tipe kabinet dengan ukuran panjang 130 cm, lebar 90 cm dan tinggi 120 cm. Ruang pengering dibentuk sedemikian rupa yang dilengkapi dengan cerobong, 2 tingkat rak pengering dan 2 buah drum sebagai ruangtempatpembakaran. Dinding ruangan terbuat dari triplek dengan ketebalan 8 mm dan dilapisi plat seng yang dicat warna hitam. Pengeringan dilakukan selama 100 menit dengan interval waktu 10 menit. Karakteristik suhu pada alat pengeringan bertenaga energy biomassa ini menunjukkan bahwa alat telah mampu digunakan untuk mengeringkan biji pinang muda dengan efesiensi 65,75% dan untuk biji tua dengan efesiensi 78,07%.  Nilai suhu di rak 1 terhadap waktu pengeringan biji pinang menunjukkan nilai minimum pada waktu t = 0 dengan suhu di rak pada posisi 1, 2, dan 3 nilainya 30oC, 30oC, dan 30oC. Pembakaran biomassa pada menit 30 sampai 100 terus naik dengan nilai suhu akhir 80,83oC. Karakteristik naiknya suhu akan berlanjut sampai bara dari tempurung kelapa telah terbakar sempurna artinya semua bara dari tempurung kelapa telah terbakar. Analisa perbedaan suhu di rak 1, rak 2 dan suhu lingkungan yang di catat dari suhu pada masing-masing termometer pada setiap posisi menunjukkan suhu di rak 2 lebih tinggi nilainya dibandingkan di rak 1.
Interpretation Geothermal Energy Using Geoelectric Method with Dipole-Dipole in Pawan Village, Rokan Hulu Regency Riski Febriani; Juandi M; Nur Islami
Journal of Aceh Physics Society Volume 9, Number 2, May 2020
Publisher : PSI-Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jacps.v9i2.15304

Abstract

Pawan, sebuah kabupaten yang terletak di cekungan busur belakang Sumatera, memiliki potensi yang ditunjukkan oleh penampilan mata air panas. Penelitian ini dilakukan dengan konfigurasi Dipol-dipol. Metode Geolistrik dilakukan dalam lima jalur dengan panjang antara 78 - 108 m. Panjang lintasan bervariasi karena lokasi penelitian terdapat banyak bangunan yang menjadi tempat wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur lapisan bawah permukaan dalam manifestasi panas bumi Pawan terdiri dari Lanau, Sandstone dan Meta Sedimen. Jalur 1 ke Jalur 4 memperoleh distribusi manifestasi air panas pada kedalaman sekitar 2,61 - 5,12 m dengan nilai resistivitas 2,6 - 10,4 μm yang ditemukan di lapisan lanau dari lumpur basah yang lembut. Pola distribusi manifestasi air panas di wilayah studi adalah aliran luapan dimana wilayah penelitian ini memiliki zona patahan yang mengendalikan manifestasi panas bumi dan arah aliran ini adalah arah barat aliran sungai. Pawan, a district located in the Sumatera back arc basin, possesses a potential indicated by appearance of hot springs. This research was carried out using the Dipole-dipole configuration. Geoelectric method was done in five lines with length between of 78 to 108 m. The length of the track varies because of the location of the study there are many buildings that become tourist attractions. Research result showed that structure of the subsurface layer in Pawan geothermal manifestation consist of Lanau, Sandstone and Meta Sediments. Line 1 to Line 4 obtained the distribution of hot water manifestations at a depth of about 2.61 to 5.12 m with resistivity values of 2.6 to 10.4 μm found in the silt layer of soft wet silt. The distribution pattern of the manifestation of hot water in the study area is an outflow flow where this research area has a fault zone that controls the manifestation of geothermal heat and the direction of this flow is the direction of the west direction of the river flow.Keywords: Dipole-dipole, Geoelectric, Resistivity, Panas Bumi, Pawan
ANALISA INTERPRETASI POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI PEKANBARU MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER Krisman Krisman; Citra Siti Fatimah Julianti; Juandi M
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 16, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.098 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.16.1.1-7

Abstract

Underground water is one of the important component sources for human being. Study on interpretation of underground water flow has been carried out using Geoelectric Schlumberger Electrode Configuration in Labuh Baru Barat Village, Payung Sekaki District, Pekanbaru. The range measurement was chosen to be 240 meter. The output of measurement  arecurrent and voltage. The data, then was inputed into software progress and surfer 11. The output of this computer program is a map of underground waterflow  pettern and underground lithology. The results of mapping of the pattern of underground water flow indicate that the direction of water flow from North to South direction, or from Pinang street to Payung Sekaki street. The thickness of the layer start  from the first layer that is 4.05 meters and 5.4 meters is a layer of silt- clay, the second layer is 13.07 meters and 14.3 meters is a layer of mud stone, the third layer is 13.07 meters and 15.2 meters is a layer of sand and alluvial and the fourth layer is 51.1 meters and 79.2 meters is layer of gravel sand.
MENENTUKAN KUALITAS AIR BAWAH TANAH DISEKITAR SPBU RIMBO PANJANG KAMPAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DAN GEOKIMIA Fia Firdahlia; Juandi Muhammad
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jkfi.18.2.93-98

Abstract

Pertumbuhan industri yang sangat pesat di Desa Rimbo Panjang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Industri SPBU dapat menimbulkan dampak pada pencemaran air bawah tanah karena peristiwa kebocoran pada penampungan  maupun tumpahan. Tingkat pencemaran air akan beresiko lebih besar karena di daerah Rimbo Panjang berlitologi gambut. Metode yang dilakukan adalah survei geolistrik aturan Schlumberger dengan dua lintasan sedangkan untuk menentukan kualitas air bawah tanah digunakan metode geokimia dengan menganalisis parameter kekeruhan, pH, TDS, konduktivitas dan salinitas. Hasil yang  diperoleh dari geolistrik menunjukkan bahwa Desa Rimbo Panjang memiliki lima lapis dengan akuifer berada di lapisan ke lima pada lintasan satu dan lapisan ke tiga pada lintasan dua. Sedangkan nilai parameter kimia, nilai kekeruhan, TDS, konduktivitas dan salinitas tergolong baik namun parameter pH tergolong asam. Sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas air di Desa Rimbo Panjang masih belum layak dikonsumsi karena litologi yang gambut dan kegiatan di SPBU tidak berdampak pada lingkungan.
ANALISA TINGKAT RESAPAN TANAH BERDASARKAN PENGUKURAN PERMEABILITAS TANAH (Studi Kasus Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru) Usman Malik; Indra Gunawan; Juandi M
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.504 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.15.1.51-55

Abstract

Research was conducted to analyze the soil absorption level based on measurements of soil permeability in District Tampan Pekanbaru City, by taking soil samples for 16 units in four villages namely Simpang Baru, Delima, Tuah Karya, and Sidomulyo Barat which consists of four research blocks. Data inputted into the surfer’s software 11 to be processed so as to produce a contour map of soil absorption level. The results that highest soil absorption of the land in Tuah Karya Village of 108,090.50 m3/year whereas lowest soil absorption of the land in Simpang Baru Village of 91,149.35 m3/year. High soil absorption level caused by open spaces area was large and the amount of rainfall that absorbed into the soil and soil absorption coefficient was high. While the low soil absorption level caused by open spaces area was small and the least rainfall that absorbed into the soil and the soil absorption coefficient is low.
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING SISTEM ISOLATOR BERLAPIS PAPAN BATU KERIKIL SEBAGAI PENYIMPAN PANAS Juandi M; Ismawan Ismawan; Usman Malik
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.856 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.15.2.170-174

Abstract

Research on the design of a dryer with an insylation system made of pebble and board for heat storage. This research as conducted using experimental method by making a dryer using biomass energy sources . The objectives of the study were to measurins the heat rate lost from each side of the dryer, the heat energy generated from the combustion of the coconut shell  the moisture content of drying wet clothing, the efficiency of the drying time The results showed the design of a dryer with an insylation system made of pebble and board for heat storage works well. The temperature inside the room is ranges from (40-68°C). The total rate of heat energy lost in the 10th minute is 6,527.54 J/s and continued to decrease to 60th minute by 3263.77 J/s. The heat energy rate resulting from the combustion of coconut shells at 10th mins is 10520 J/s and continued to decrease to 60th minute by 1753.33 J/s. Reduced moisture content of wet clothes reached 2.439% at 60 minutes. Efficiency of drying time reaches 85.7%. The efficiency of the average biomass energy source is 90%.
ESTIMASI DISTRIBUSI KLOROFIL-a DI PERAIRAN SELAT MALAKA MENGGUNAKAN DATA LIPUTAN CITRA SATELIT FY-1D Riad Syech; Juandi .M; Martin '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 8, No 3 (2011)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.207 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.8.3.%p

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi distribusi nilai klorfil-a menggunakanmetodologi interpretasi data digital . Pengolahan citranya menggunakan programErmapper versi 5.5 dan arc view.Data yang digunakan adalah citra satelit FY_ID di perairan Selat Malaka yang sudahterkorekasi secara geometric dan radiometric pada bulan Juli 2007 sapai bulanSeptember 2007.Hasil penelitian untuk bulan Juli 2007, klorofil-a yang dominan pada awal bulan 0,89 –1,48 mg/m3, untuk bulan Agustus 2007, klorofil-a yang dominan pada pertengahan bulan0,20 – 0,80 mg/m3 dan untuk bulan September 2007 , klorofil-a yang dominan pada akhirbulan 1,06 – 1,62 mg/m3.
PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI Saktioto '; Irvan Rahmat; Juandi '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 13, No 13 (2016)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.812 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.13.13.896-900

Abstract

Penentuan rugi-rugi kelengkungan fiber optik mode tunggal secara komputasi telah dilakukan. dengan menggunakan fiber optik G.652.D oleh software optifiber dengan panjang gelombang 1310 nm, 1383 nm, 1550 nm, dan kelengkungan dengan jari-jari 2 mm hingga 60 mm. Hasil menunjukkan rugi fiber optik tergantung pada panjang gelombang yang digunakan, dimana rugi bahan terbesar dimana rugi bahan terjadi pada λ = 1383 nm dengan nilai 0,843 dB/km, rugi absorpsi ultraviolet pada λ = 1310 nm dengan nilai 0,306 dB/km, rugi absorpsi infra merah pada λ = 1550 nm dengan nilai 2,037 x 10-2 dB/km, rugi absorpsi resonansi ion pada λ = 1383 nm dengan nilai 0,572 dB/km, dan rugi hamburan rayleigth pada λ = 1310 nm dengan nilai 2,968 x 10-2 dB/km. Rugi , rugi kelengkungan pada jari-jari kelengkungan 2 mm yang semakin menurun dengan bertambahnya jari-jari kelengkungan, semakin besar panjang gelombang yang digunakan, semakin besar rugi pelengkungannya.
MENENTUKAN LAPISAN AKUIFER DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) SIAK DENGAN MEMBANDINGKAN HASIL UKUR METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER DAN KONFIGURASI SCHLUMBERGER Riad Syech; Juandi '; M .Edizar '
Komunikasi Fisika Indonesia Vol 11, No 9 (2014)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.58 KB) | DOI: 10.31258/jkfi.11.9.601-611

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan akuifer dan lapisan litologi bawah permukaan diJembatan Siak 1, 2, dan 3 Pekanbaru dengan menggunakan metode geolistrik dalam konfigurasielektroda Wenner dan konfigurasi Schlumberger. Data tersebut diproses menggunakan exceluntuk memperoleh resistivitas semu. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak Res2Dinv3.56 dan VES, hasil pengolahan data diperoleh nilai resistivitas batuan dan litologi lapisanbatuan bawah permukaan tanah. Interpretasi dari software Res2Dinv 3.56 dan VES menunjukkanbahwa di Jembatan Siak 1, Jembatan Siak 2, dan Jembatan Siak 3 Pekanbaru litologinya berupapasir berlempung, pasir, pasir kerikil, dan batuan keras seperti granit, gamping. Akuifer tertekanteridenfikasi di Jembatan Siak 1 dan 3 Pekanbaru dan Jembatan Siak 2 Pekanbaru diidentifikasimerupakan lapisan akuifer bebas. Kedalaman akuifer yang di peroleh dengan menggunakanperangkat lunak VES dan Res2Dinv memiliki perbedaan kedalaman hanya berkisar 4 m.
Co-Authors Abdullah, Hewa Yaseen Adrianto Ahmad Afriyunita, Dini Alifia Putri Yasmin Amiruddin, Erwin ANDRINI, ROZI Anisa, Hijrah Septia Annisa Alqorina Antonius Surbakti Asih Apri Manelsa Awaludin Rakhmat Ayu Permatasari Budi Azwar Citra Siti Fatimah Julianti Citra, Theodora Defrianto Defrianto Devi Arvianti Dewi Kurnia Dewi Kurnia Dewi Muliana Dodi Irwan Siregar Edisar Edisar Erman Taer Erwin ' Erwin Amiruddin Fanrico Sanjaya Tambunan Febrianti, Ade Fia Firdahlia Firmansyah, Restu Gimin Gimin Gimin HAMDALAH, AHMAD Hamdi, Muhammad Herman Herman Indah Tamara Sitorus Indra Gunawan Ira Triswiyana Irvan Rahmat Ismawan Ismawan Jasmareni Sri Kurniati Baalijas Krisman Krisman ' Krisman Krisman Kurniawan, Joko Lestari, Fitra Liana Zamri Listia Damayana M .Edizar ' M Ridwan Haekal Mandasari Sibarani , Oktavia Martin ' Melki Leonardo Melyna Handayani Mhd Edisar Mohamad Safrin Muh Sarkowi Muhammad Edisar Muhammad Hamdi Muhammad Hamdi Muhammmad Hamdi Muhd Fachrewa Almarsya Mutia Febri Irdayanti Nasib ' Nur Islami Pangesti, Winda Peri Ridwan Nurhedi Pertiwi, Meryati Purwoko, Agus Putra Ramadani Rahmad Sujud Hidayat Rahmalia, Anisa Rahmi Dewi Rahmi Saputri Rahmiati Rahmiati Rahmondia Nanda Setiadi Rakhmawati Farma Ray Afriando Riad Syech Riduan Alvinsen Sirait Rigia Givanny Pritamara Rika Taslim Risanto, Joko Riska Fitriani Riski Febriani Rizki Fadilah Rofeah ' Ruzi Andriani Saberina Hasibuan Saktioto Saktioto Salomo Salomo Sari Agriona Setiawati Setiawati Sherly Mutiara Silaban, Intan Silvia Noviana Sinuraya, Salomo Sitinjak, Tumbur Marudut Tua Sugianto ' Sulistyo Rini, Ari Sutan Saladin Syahril Syahril Syamsulduha ' Syamsulduha Syamsulduha Taufik Arianto Tiana Rahmadani Usman Malik Usman Malik Usman Usman Yohanes Dwi Saputra, Yohanes Dwi Yugo Setiawan Yupapin, Preecha Zainudin Hasan Zulfa Zulfa Zulfa