Claim Missing Document
Check
Articles

Implementation of Mindfulness in 66-years-old Female with Diabetic Post Surgery: A Case Report to Inform Nursing Role to Deliver Holistic Care Widaningsih, Ida; Kurniawan, Titis; Ibrahim, Kusman; Nursiswati, Nursiswati
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No S6 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6iS6.5291

Abstract

Currently, there are no suggested psychological interventions or outcomes in the diabetic management guidelines. This case report presents the management of a 66-year-old female patient, Mrs. R, with diabetes mellitus, hypertension, and gastroesophageal reflux disease (GERD) who underwent exploratory laparotomy for retained stone exploration in the common bile duct (CBD). This Case report aimed to explore the implementation of mindfulness in patients post-operative. The patient experienced significant hyperglycemia, with blood glucose levels peaking at 436 mm Hg. Psychological assessment revealed a severe anxiety score of 31, which likely contributed to her unstable glycemic control. Throughout her unstable glycemic control. Throughout her severe condition, the patient was managed with total parenteral nutrition (TPN) due to fasting and green gastric contents, as part of the nursing intervention. Comprehensive nursing interventions, including regular blood glucose monitoring, insulin administration, and psychological support were employed. Mindfulness techniques such as guided meditation and breathing exercises have been introduced to alleviate hospital-induced distress and manage blood glucose levels. Following these interventions, her blood glucose level decreased to 167 mmHg, and the patient reported feeling calmer and more spiritually connected (Hamilton Rating Scale/ HARS 18). This case describes the management of post-surgical diabetic patients, highlighting the benefits of integrating psychological interventions to improve glycemic control and overall patient outcomes. Therefore, psychological interventions, particularly mindfulness, are needed for integration in diabetes management, especially in hospitals.
PENGELOLAAN PADA PASIEN DM TIPE 2 DENGAN LUKA ABSES DI LABIO SUPERIOR SINISTRA : LAPORAN KASUS Alviani, Eka Turjanah; Pebrianti, Sandra; Kurniawan, Titis
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 3 No. 2 (2024): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, February 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v3i2.2320

Abstract

Tingginya kadar glukosa darah menyebabkan tubuh mengalami penurunan sistem imunitas sehingga terjadi gangguan pada skin barrier serta vaskularisasi yang buruk. Penyebaran abses pada daerah rongga mulut diakibatkan dari tingginya virulensi bakteri yang bisa berkembang secara luas ke segala arah, ketahanan jaringan yang lemah dan rusak serta kadar glukosa yang tidak terkontrol. Dan sebaliknya respon inflamasi pada pasien dengan abses orofasial dapat menyebabkan hiperglikemia. Tujuan: Menjelaskan kasus mengenai intervensi pengelolaan pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan luka abses di labio superior sinistra. Metode: penelitian ini dimuat dalam bentuk Case Report. Dilaksanakan disalah satu Rumah Sakit Kabupaten Sumedang pada tanggal 21 – 25 Juni 2023. Subjek dalam penelitian ini seorang dengan masalah keperawatan ketidakstabilan kadar gula darah pada luka abses bibir kiri atas. Hasil: Hasil penelitian menunjukan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 hari mengenai manajemen hiperglikemia dengan memonitor kadar glukosa darah bahwa gula darah masih mengalami ketidakstabilan. Untuk kondisi luka masih mengalami peradangan dan terdapat push, warna kulit merah muda. Kesimpulan: Peneliti menyimpulkan bahwa ketidakstabilan kadar glukosa bisa menyebabkan terhambatnya penyembuhan luka dan respon inflamasi akan membuat kadar glukosa darah meningkat sehingga penatalaksanaan nya harus dilakukan secara bersamaan serta factor kepatuhan pasien terhadap pengobatan sangat penting untuk diperhatikan.
GAMBARAN KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN LUKA KRONIK DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Karina, Grashiva Putri; Kurniawan, Titis; Fitri, Siti Ulfah Rifa'atul
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 19, No 2 (2023): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v19i2.1099

Abstract

Luka kronik merupakan cedera kulit berkepanjangan yang menimbulkan gangguan fisik, psikologis, aktivitas sehari-hari, dan finansial. Faktor demografi dan karakteristik luka dapat mempengaruhi tingkat kualitas hidup pasien luka kronik. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kualitas hidup pasien luka kronik di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian merupakan deskriptif kuantitatif menggunakan kuesioner Wound-QoL 17 item dengan nilai validitas 0.44 – 0.72 dan Cronbach’s Alpha 0.91.  Sampel penelitian melibatkan 189 pasien luka kronik dipilih melalui teknik purposive sampling. Analisis data secara deskriptif univariat dengan interpretasi tingginya skor menandakan tingkat kualitas hidup pasien semakin rendah. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien berusia 40-65 tahun (65,6%), perempuan (65,1%), pendidikan terakhir SMP/SMA (59,7%), finansial rendah (58,7%), dan memiliki jenis luka kanker (30,2%). Sebanyak 59,2% pasien memiliki kualitas hidup rendah dengan rerata skor domain psikologis (3,02), kehidupan sehari-hari (2,52), finansial (2,42), dan fisik (2,34). Domain psikologis merupakan domain dengan tingkat kesejahteraan terendah disebabkan peningkatan emosi negatif dan ketidakadaptifan koping pasien. Sedangkan domain fisik merupakan domain dengan tingkat kesejahteraan tertinggi disebabkan perbedaan gejala luka yang dialami pasien. Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan intervensi pada pasien dengan/berisiko mengalami masalah psikologis bertujuan untuk meningkatkan kemampuan koping. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menganalisis terkait hubungan karakteristik responden dengan kualitas hidup pasien dengan luka kronik.
PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN DIRI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 BESERTA FAKTOR – FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI Fadilah, Tria Nurhayyu; Kurniawan, Titis; Pebrianti, Sandra
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 19, No 2 (2023): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26753/jikk.v19i2.1100

Abstract

Diabetes melitus (DM) dikenal sebagai penyakit kronik yang menimbulkan banyak komplikasi. Pengetahuan merupakan kunci sukses manajemen diri dan pencegahan komplikasi terkait DM. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengetahuan pasien DM tipe 2 dalam menjalankan manajemen diri beserta faktor yang berkontribusi. Penelitian deskriptif correlational  ini melibatkan 188 DM tipe 2 yang ditentukan menggunakan teknik consecutive sampling. Kuesioner karakteristik responden, Diabetes Self-Care Knowledge Questionnaire (DSCKQ-30) digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini lebih dari setengah responden pengetahuan dengan kategori rendah (55,3%) dan domain terendah berada pada domain kepatuhan manajemen diri. Pengetahuan yang rendah tersebut berhubungan dengan usia (p = 0,033, OR = 2,377, 95%CI = 2,296 – 2,459) pendidikan (p=0,001 OR = 1,856, 95%CI = 1,707 – 2,004), lama terdiagnosa DM (p= -0,034 OR = 95%CI =), riwayat edukasi (p=0,001, t = 3,071 OR = 5,820, 95%CI = 1,897 – 8,716). Pasien DM tipe 2 pada penelitian ini memiliki pengetahuan yang rendah dan cenderung dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, lama terdiagnosa DM, dan riwayat edukasi. Penting bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan upaya pengetahuan pasien DM tipe 2 terutama kepatuhan manajemen diri dengan memperhatikan faktor – faktor tersebut.
Kombinasi Sinar Inframerah, Cadexomer Iodine Powder, dan Zinc Cream Pada Diabetic Foot Ulcer (DFU): Sebuah Case Report Rustianti; Nursiswati, Nursiswati; Kurniawan, Titis; Setiawan, Cencen Hendra
Lentera : Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Keperawatan Vol. 7 No. 1 (2024): LENTERA: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Keperawatan
Publisher : Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37150/jl.v7i1.2776

Abstract

The management of Diabetic Foot Ulcer (DFU) infections has undergone many developments. Some of therapies used, namely infrared, cadexomer iodine, and zinc cream as single therapies that have been proven effective. However, the combinations of these therapy is not yet known whether it’s more effective or not than single or double therapy. It’s important to know the outcome of combination of these therapys on the wound healing process. This case report was applied to DM Type 2 patient with DFU score 47 from Bates-Jansen Wound Assessment Tool (BJWAT) and hyperglycemic condition (355 mg/dL). Wound treatment was carried out using the TIME Concept and applying 3M principles which were repeated in 4 home visits for 11 days. The result showed wound improvement as indicated by decrease in BJWAT score from 47 to 38. The improvement in this case was supported by the strength of each therapy which is combined in the wound healing process compared to single or double therapy. The client's wound care has the potential to address bacterial colonization and prevent biofilm formation, maintain wound moisture, and autolysis of necrotic tissue in a faster time. However, there are several complicating factors of client’s wound healing process, namely hyperglycemia, non-adherence of insulin injection, infection, hypertension, and hyperurisemia. The combination of these three therapies was shown to wound healing in terms of wound depth, type and amount of necrotic tissue, peripheral edema, granulation, and epithelialization and accelerate wound repair compared to single or double combinations.
Epidural Haemorrhage Pada Pasien dengan Riwayat Penggunaan Zat Adiktif Tramadol di Sebuah Rumah Sakit Jawa Barat: Sebuah Studi Kasus Putri, Silvi Riana; Kurniawan, Titis; Nursiswati, Nursiswati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 12 (2023): Volume 3 Nomor 12 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i12.11495

Abstract

ABSTRACT Epidural hemorrhage is bleeding that occurs due to rupture of an artery with symptoms of gradually decreasing consciousness, headache, battle sign, and racoon eyes (a sign of basilar skull fracture). Treatment of patients with epidural haemorrhage is craniotomy. Her nursing diagnosis was ineffective cerebral perfusion. This study aims to describe the provision of nursing care to epidural haemorrhage patients with ineffective cerebral perfusion problems. The research design used is a case report. The sample of this study was a man in the surgical ward. Data collection was carried out using observation and interview methods. A man came to the ER with GCS 10 (E2V3M5), MAP 93 and had racoon eyes, the family said that the patient had an accident a week ago. Based on the results of the study, the nursing problem in these patients was ineffective cerebral perfusion. The interventions provided are management of intracranial elevation including observation of causes of increase, monitoring of MAP, monitoring of respiratory status, head up 30o, and collaboration of drug administration. A 30o head up intervention is given to reduce increased intracranial pressure by elevating the limbs above the heart so that oxygen flow to the brain increases. The results of treatment showed that after being given an intervention for 6 days, the patient was conscious on the third postoperative day (GCS 8: E4M5V1), MAP 66, the patient could answer questions related to pain by nodding his head, and the client's urine results showed negative results for drug use. At the 11th week after the craniotomy, follow-up care was carried out with the results of the patient's progress getting better. Keywords: Epidural Haemorrhage (EDH), Tramadol, Cerebral Perfusion  ABSTRAK Epidural haemorrhage merupakan perdarahan yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah arteri dengan gejala kesadaran menurun secara bertahap, sakit kepala, battle sign, dan racoon eyes (tanda fraktur basila tengkorak). Penanganan pasien dengan epidural haemorrhage adalah kraniotomi. Diagnosa keperawatannya yaitu perfusi serebral tidak efektif. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan pemberian asuhan keperawatan pada pasien epidural haemorrhage dengan masalah perfusi serebral tidak efektif. Desain penelitian yang digunakan adalah case report. Sampel penelitian ini adalah seorang laki-laki di ruang rawat bedah. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode observasi dan wawancara. Seorang laki-laki datang ke IGD dengan GCS 10 (E2V3M5), MAP 93 serta terdapat racoon eyes, keluarga mengatakan bahwa pasien mengalami kecelakaan seminggu yang lalu. Berdasarkan hasil pengkajian, masalah keperawatan pada pasien tersebut yaitu perfusi serebral tidak efektif. Intervensi yang diberikan yaitu manajemen peningkatan intrakranial meliputi observasi penyebab peningkatan, monitor MAP, monitor status pernapasan, head up 30o, dan kolaborasi pemberian obat. Intervensi head up 30o diberikan untuk mengurangi peningkatan tekanan intrakranial dengan meninggikan anggota tubuh di atas jantung agar aliran oksigen ke otak meningkat. Hasil perawatan menunjukkan bahwa setelah diberikan intervensi selama 6 hari, pasien sadar pada hari ketiga post operasi (GCS 8: E4M5V1), MAP 66, pasien dapat menjawab terkait nyeri yang ditanyakan dengan menganggukan kepala, dan hasil urin klien menunjukkan hasil negatif penggunaan narkoba. Pada minggu ke-11 pasca kraniotomi, dilakukan follow up care dengan hasil perkembangan pasien semakin membaik. Kata Kunci: Epidural Haemorrhage (EDH), Tramadol, Perfusi Serebral
Pencegahan Kekambuhan Asma dan Pengelolaan Cushing Syndrome: Studi Kasus Tsauroh, Salsabila Fiqrotu; Kurniawan, Titis; Sari, Eka Afrima
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.14076

Abstract

ABSTRACT Iatrogenic cushing syndrome is a complication for asthma patients due to long-term use of steroid drugs. This risk is increasingly higher as the recurrence rate in increases asthma patients (poor asthma control). Asthma management has been shown to be effective in reducing asthma recurrence, there’s limited literature how to manage asthma in patients with cushing’s syndrome. This study aims to explain how to implement management and prevention of asthma recurrence in cushing syndrome patients undergoing treatment at one of regional general hospitals in the West Java. This case study uses a descriptive design described narratively. A woman (56) was admitted to the adult internal medicine room with weakness, breathlessness and itching. The face looks round (moonface), there’s fat on the shoulder (buffalo hump), lines (striae) appear on abdomen. Patients has history of asthma since kid. Family said patient had been taking corticosteroid medication for± 10 years. Patient claimed unaware about managing asthma. Asthma Control Test score before intervention was given 11 (not controlled). During treatment, patient and their families receive nursing intervention, pharmacology therapy, education and discussion about asthma management and how to prevent asthma recurrence that can reduce of using corticosteroid. At the end of intervention, patient and their family expressed better knowledge about asthma management. Symptoms of weakness, breathlessness, and itching had subsided by the end of treatment period. Patient had started asthma management after being discharged from hospital, but the smoke-free home had not been implemented optimally so patient relapsed once on the fourth day of discharged from hospital. Asthma management education is an effective strategy in prevention and management of cushing syndrome in asthma patients, however management will not be optimal without family support and those closest to them. Education provided during treatment needs to be followed up during the post-treatment period through regular follow up to ensure that programmed treatment can run as it should  Keywords: Asthma, Asthma Management, Case Study, Cushing Syndrome  ABSTRAK Iatrogenic cushing syndrome adalah salah satu komplikasi bagi pasien asma akibat penggunaan obat steroid jangka panjang. Resiko ini semakin tinggi seiring tingginya angka kekambuhan pasien asma (asma kontrol buruk). Manajemen asma telah terbukti efektif dalam mengurangi kekambuhan asma, sedikit literatur mendiskusikan bagaimana manajemen asma pada pasien dengan cushing syndrome. Case study ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana implementasi pengelolaan dan pencegahan kekambuhan asma pada pasien cushing syndrome yang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit umum daerah di wilayah Jawa Barat. Studi kasus ini menggunakan desain deskriptif dan diuraikan secara naratif. Seorang perempuan (56 thn) dirawat di ruang penyakit dalam dewasa dengan keluhan lemas, sesak, dan gatal. Wajah tampak bulat (moonface), pada daerah bahu terdapat penumpukan lemak (buffalo hump), tampak guratan garis (striae) pada abdomen. Pasien memiliki riwayat asma sejak kecil. Keluarga mengatakan bahwa pasien mengkonsumsi obat kortikosteroid ketika asma kambuh selama ± 10 tahun. Pasien mengatakan belum mengetahui terkait mengelola asma yang baik agar tidak kambuh. Skor Asthma Control Test sebelum diberikan intervensi adalah 11 (tidak terkontrol). Selama dirawat pasien dan keluarga diberikan intevernsi keperawatan, terapi farmakologi dan menerima edukasi dan diskusi mengenai manajemen asma yang baik dan cara pencegahan kekambuhan asma sehingga dapat mengurangi penggunaan obat kortikosteroid. Diakhir masa perawatan, pasien dan keluarga menyatakan paham mengenai manajemen asma. Keluhan lemas sudah tidak ada, sesak dan gatal berkurang. Setelah pulang dari rumah sakit, keluarga mengatakan telah mengurangi faktor pencetus kekambuhan asma pada pasien, namun rumah bebas asap rokok belum dilakukan secara maksimal oleh keluarga sehingga pasien kambuh satu kali di hari keempat pulang rawat. Edukasi manajemen asma merupakan strategi yang efektif dalam pencegahan dan pengelolaan cushing syndrome pada pasien asma, namun meski dimikian pengelolaan tidak akan maksimal tanpa dukungan keluarga dan orang terdekat. Edukasi yang diberikan selama dirawat perlu untuk ditindak lanjuti selama masa pasca rawat melalui follow up secara berkala untuk menjamin perawatan yang diprogramkan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Kata Kunci: Asma, Cushing Syndrome, Manajemen Asma, Studi Kasus
Hubungan Kesiapan dengan Frekuensi Penggunaan Evidence-Based Practice dalam Laporan Kasus pada Mahasiswa Praktik Profesi Ners Setiani, Haniifah; Sari, Eka Afrima; Harun, Hasniatisari; Kurniawan, Titis; Nursiswati, Nursiswati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.13926

Abstract

ABSTRACT Evidence-Based Practice (EBP) is an important aspect for students to become professional nurses. In implementing EBP, self-assessment regarding readiness is needed to evaluate themselves in using EBP. One factor that influences the use of EBP is students' readiness to use EBP. Having a strong belief in readiness to use EBP results in higher implementation of EBP use in practice.This research aims to see whether students' better readiness in using EBP is in line with the high frequency of EBP use, uses a correlative descriptive research design using the Chi-Square test, the sample was 102 students from the 45th professional nursing program at the Faculty of Nursing, Padjadjaran University by using the total sampling technique. The instrument for assessing readiness uses Upton's (2006) EBPQ questionnaire. Assessment of the frequency of EBP use by calculating the number of EBP uses in each case report. The results of this study show that 80.4% of respondents are ready, and respondents use EBP at a high frequency, 38.2%. This study shows a significant relationship between readiness and the frequency of EBP use in case reports with a p-value 0.012. This research finds that having a strong belief in readiness to use EBP results in higher levels of implementation. Therefore, habituation in applying EBP is necessary in order to become a professional nurse Keywords: Evidence-Based Practice, Frequency of Use, Readiness  ABSTRAK Evidence-Based Practice (EBP) merupakan salah satu aspek penting agar mahasiswa kelak menjadi perawat yang profesional. Dalam menerapkan EBP, dibutuhkan self-assessment mengenai kesiapan agar mahasiswa dapat mengevaluasi diri untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam penggunaan EBP. Salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan EBP pada mahasiswa adalah keyakinan mahasiswa dalam kesiapan penggunaan EBP. Memiliki keyakinan yang kuat dalam kesiapan penggunaan EBP menghasilkan implementasi penggunaan EBP dalam praktik yang lebih tinggi  Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah dengan semakin baiknya kesiapan mahasiswa dalam penggunaan EBP sejalan dengan tingkat frekuensi penggunaan EBP yang tinggi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelatif menggunakan uji Chi-Square. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa program profesi Ners angkatan 45 Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 102 mahasiswa. Instrumen dalam menilai kesiapan menggunakan kuesioner EBPQ milik Upton (2006). Penilaian frekuensi penggunaan EBP dengan menghitung jumlah penggunaan EBP dalam masing-masing laporan kasus.Hasil penelitian ini gambaran kesiapan 80,4% siap, dan responden menggunakan frekuensi EBP yang tinggi yaitu sebanyak 38,2%. Studi ini menghasilkan ada hubungan yang signifikan antara kesiapan dengan frekuensi penggunaan EBP pada laporan kasus dengan p-value 0,012. Temuan pada penelitian ini adalah memiliki keyakinan yang kuat dalam kesiapan penggunaan EBP menghasilkan implementasi penggunaan EBP dalam praktik yang lebih tinggi sehingga pembiasaan dalam menerapkan EBP perlu dilakukan agar menjadi perawat yang profesional. Kata Kunci: Evidence-Based Practice,  Frekuensi Penggunaan, Kesiapan
Penyiapan Pengelolaan Pasca Rawat pada Pasien Stroke Hemoragik dengan Riwayat Peb: Case Report Mutiarasani, Anjani; Kurniawan, Titis; Pratiwi, Sri Hartati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.14077

Abstract

ABSTRACT Post-hospitalization stroke patients include assessing and preparing patients and families to meet post-treatment needs is important. Aims to explain the needs of post-stroke patients with a history of preeclampsia along with efforts to prepare patients and their families to meet these needs. Case report used Morse fall scale, Braden scale, Readiness for hospital discharge scale (RHDS) and Barthel indeks instruments to identify the post- treatment needs od stroke patients with a history of preeclampsia who were undergoing treatment in the inpantient room of a Regional Hospital in West Java. Educational topics include: ROM (range of motion), personal hygiene, pressure ulcer prevention, and fall risk prevention and danger signs. One month after being discharged from the hospital, the patient has implemented ROM (range of motion), personal hygiene is fulfilled, there is no risk of pressure sores/falls. The Barthel index score one month after discharge from the hospital improved to 6 (severe dependence). Preparations for the postpartum period with a history of PEB are fulfilled by taking regular medication and caring for the baby. Post-treatment education and follow-up are activities that have the potential to be effective in improving the patient's ability to meet post-treatment needs. It is important for hospitals to maintain continuity of care through regular follow-up and coordination with families to ensure that post-treatment needs are met and anticipate complications due to stroke.  Keywords: Case Report, Continue of Care, Post Treatment, , Preeclampsia, Stroke Hemoragic  ABSTRAK Pasca rawat pada pasien stroke meliputi pengkajian dan penyiapan pasien dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pasca rawat merupakan hal yang penting. Bertujuan untuk memaparkan kebutuhan pasien pasca stroke dengan riwayat preeklampsia beserta upaya penyiapan pasien beserta keluarganya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Case study ini dengan instrument Morse fall scale, Braden scale, Readiness for hospital discharge scale (RHDS) dan Barthel indeks digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pasca rawat pasien stroke dengan riwayat preeklampsia yang menjalani perawatan di Ruang Rawat Inap salah satu RS Daerah di Jawa Barat. Topik edukasi mencakup : ROM (range of motion), personal hygiene, pencegahan dekubitus, dan pencegahan risiko jatuh serta tanda bahaya. Satu bulan setelah keluar dari rumah sakit, pasien telah menerapkan ROM (range of motion), personal hygiene terpenuhi, tidak terdapat risiko dekubitus/jatuh. Skor Barthel indeks satu bulan setelah keluar dari rumah sakit membaik menjadi 6 (ketergantungan berat). Penyiapan pada postpartum dengan Riwayat PEB terpenuhi dengan minum obat rutin dan perawatan bayi. Edukasi dan follow up pasca rawat merupakan kegiatan yang berpotensi efektif memperbaiki kemampuan pasien memenuhi kebutuhan pasca rawat. Menjadi penting bagi rumah sakit untuk menjaga continue of care melalui follow up secara reguler serta koordinasi dengan keluarga untuk menjamin keterpenuhan kebutuhan pasca rawat dan antisipasi komplikasi akibat stroke. Kata Kunci: Case Report, Continue Of Care, Pasca Rawat, Preeklampsia, Stroke Hemoragik
Topik dan Metode Pencarian Sumber Pada Laporan Evidence-Based Practice Mahasiswa Program Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah: Studi Dokumen Fadillah, Jasmine Fasya; Sari, Eka Afrima; Harun, Hasniatisari; Kurniawan, Titis; Nursiswati, Nursiswati
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i3.13978

Abstract

ABSTRACT Evidence-Based Practice (EBP) is one of the important aspects in creating competent nurses. In realizing this, in the nursing education program at the bachelors level, students need to practice in honing the ability to make and report EBP reports. From the results of previous studies, further research is needed that looks at concrete evidence in the form of document studies of EBP work made by students compared to just conducting surveys with questionnaires. So that the institution has a strong foundation in the development of the next EBP curriculum. The purpose of this study is to determine the description of topics and methods of searching for EBP sources chosen during the practice of the undergraduate students in Medical Surgical Nursing unit. This research uses a quantitative descriptive research plan by looking at the overview of the topic and the method of searching for EBP resources used from the results of the document study of the EBP report of PPN students. The sample of this study was 32 EBP reports of nursing professional program students from a nursing education institution in West Java using the total sampling technique. Data analysis on the three variables in this research uses the frequency distribution method which looks at the percentage in each category that exists in each variable. Result Of the 32 EBP reports obtained, it was found that the topic most raised by the undergraduate students in the EBP report based on Problem / Person (P) items was about stroke as many as 6 reports (18.75%). If based on the Intervention item (I), the most raised topic is interventions that can overcome diagnoses related to activity and rest as many as 10 reports (31,25%) and based on the Outcomes (O) item the most raised topic is about the outcome of patient hemodynamic status as many as 6 reports (18.75%). From the study of this document, it was also found that most respondents (62.5%) have used the EBP source search method well. Students' ability to explore the topic of the EBP report and the EBP source search method used is well applied by most students. It is hoped that these results can be a reference for educational institutions regarding the next teaching methods that will be developed related to EBP learning, especially at the KMB station. Keywords: Evidence-Based Practice, Undergraduate Nursing Program, Document Study  ABSTRAK Evidence-Based Practice (EBP) merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan perawat yang kompeten. Dalam mewujudkan hal tersebut, pada program pendidikan keperawatan jenjang profesi Ners, mahasiswa perlu berlatih dalam mengasah kemampuan membuat dan melaporkan laporan EBP. Dari hasil studi terdahulu, diperlukan penelitian lanjutan yang melihat bukti konkrit berupa studi dokumen hasil pengerjaan EBP yang dibuat oleh mahasiswa dibandingkan hanya dengan melakukan survey dengan kuesioner, sehingga institusi memiliki landasan yang kuat dalam pengembangan kurikulum EBP selanjutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran topik dan metode pencarian sumber EBP yang dipilih selama praktik Program Profesi Ners (PPN) stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif dengan melihat gambaran topik dan metode pencarian sumber EBP yang digunakan dari hasil studi dokumen laporan EBP mahasiswa PPN. Sampel penelitian ini adalah laporan EBP mahasiswa PPN di sebuah institusi pendidikan di Jawa Barat dengan jumlah sampel sebanyak 32 laporan dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data pada ketiga variabel dalam penelitian ini menggunakan metode distribusi frekuensi yang melihat persentase dalam setiap kategori yang ada pada setiap variabel. Dari 32 laporan EBP yang didapatkan, menunjukkan bahwa topik yang paling banyak diangkat oleh mahasiswa PPN dalam laporan EBP berdasarkan item Problem/Person (P) adalah mengenai penyakit stroke sebanyak 6 laporan (18,75%). Jika berdasarkan item Intervention (I), topik yang paling banyak diangkat adalah intervensi yang dapat mengatasi diagnosis terkait aktivitas dan istirahat sebanyak 10 laporan (31,25%) dan berdasarkan item Outcomes (O) topik yang paling banyak diangkat adalah mengenai luaran status hemodinamik pasien sebanyak 6 laporan (18,75%). Dari studi dokumen ini juga didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden (62,5%) sudah menggunakan metode pencarian sumber EBP dengan baik.Kemampuan dalam mengeksplorasi topik laporan EBP dan metode pencarian sumber EBP yang digunakan sudah baik diterapkan oleh sebagian besar mahasiswa. Diharapkan hasil tersebut dapat menjadi acuan bagi institusi pendidikan mengenai metode ajar selanjutnya yang akan dikembangkan terkait pembelajaran EBP terutama pada stase KMB. Kata Kunci: Evidence-Based Practice, Program Profesi Ners, Studi Dokumen.
Co-Authors Aisyah, Iis Alviani, Eka Turjanah Andini, Nathania Putri Arseda, Astuti Aushaf, Inka Fadilla Nur Bambang Aditya Nugraha Chandra Isabella Hostanida Purba Dewi, Rahma Dian Adiningsih Edi Mustamsir Eka Afrima Sari, Eka Afrima Elsa Pudji Setiawati Ernawati Ernawati Fa'izah, Bella Nadia Fadilah, Tria Nurhayyu Fadillah, Jasmine Fasya Fauzia, Salwa Ghaida Firdaus, Rose Maryana Fitri, Siti Ulfah Rifa'atul Harun, Hasniatisari Haruni, Hasniatisari Heliani, Yusshy Kurnia Helwiyah Ropi Hesti Platini Ikawati, Dewi Karina, Grashiva Putri Kusman Ibrahim Lestari, Ranti Asri Lumbantobing, Valentina Mira Trisyani Musyaffa, Najwa Aufa Muta'aliyah, Hikmah Mutiarasani, Anjani Nentika, Rindayu Bidara Caela Nurfuadah, Irfani Nurrofiqoh, Malihatunnisa Nursiswati Nursiswati Nurwijayanti Olivia, Claudia Pratiwi, Atlastieka Puspaningrum, Sepdian Putri, Nova Belinda Putri, Silvi Riana Rahmawati, Dedah Rahmawati, Syifa Eka Rasyiddin, Gyan Reyza, Muhammad Fakhrul Robiul Fitri Masithoh Rustianti Salwa, Tetalia Sandra Pebrianti Santoso, Nilam Cahya Ressawati Sari, Citra Windani Mambang Sari, Eka Afirma Sari, Nur Puspita Setiani, Haniifah Silmi, Reina Zahira siti romadoni Sri Hartati Sri Hartati Pratiwi Sri Suparti Sunandari, Nissa Fauziyah Susilaningsih, Fransisca Sri Taty Hernawaty Tsauroh, Salsabila Fiqrotu Tuti Pahria Virssyani, Khansa Auliya Vitniawati, Vina Wati, Irma Widaningsih, Ida Wijayanti, Niken Ayu Wongchan Petpichetchian Yanti Hermayanti Yudiana, Zahra Haurannisa Yutantri, Savitri Kartika Zahirah, Esa