Claim Missing Document
Check
Articles

pengembangan model pembelajaran jasmani adaptif untuk optimalisasi otak anak tunagrahita Sumaryanti, Wara Kushartanti, Rachmah La Sumaryanti
Jurnal Kependidikan Vol. 40, No. 1 (2010)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jk.v40i1.404

Abstract

The purpose of this study is to set adapted physical learning model for optimize mental retarded brain. This objectives achieved in two stages, for two years.Research and Development approach are applied in this research in two stages. Phase I conducted literature review and field observations. Data that obtained in this phase are analyzed and are used to set a draf of adapted physical learning model to optimize mental retarded brain. The result of Phase I (2009) includes the literature review about the characteristics of mental retarded children, the motion effects on the brain, gestures to the brain. Field observation that carried out in this phase obtain that motor skill of mental retarded child are good running, lack of balance, less category in cognitive abilities. The ability to read, write, and arithmetic are in moderate category. Affective abilities in self-control is in moderate category, but the empathy and cooperation into well category. Psychomotor ability to perform activities of daily life in the good category. The model of motion exercises and songs combined with circuit activities to optimize the mental retarded brain. The entire 40-minute duration of learning, with 9 minutes of the first and last songs of the motion and shape of gymnastics and the remaining circuit events consisting of 6 stations that include trampoline, crawling, climbing beam bridges, rolling over, facedown on the medicine ball, and crawling in the aisle.Keywords: adapted physical learning model, optimization of brain, mental retarded
Nutritional status of Bali Rugby Team athletes preparing for PON Papua 2021 I Putu Agus Dharma Hita; B.M. Wara Kushartanti; Doni Pranata; Widiyanto Widiyanto
MEDIKORA Vol 20, No 1 (2021): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/medikora.v20i1.38565

Abstract

Nutritional status is an important factor in maintaining body immunity. Poor nutritional status is one of the causes of degenerative diseases caused by a damaged lifestyle. This study aims to determine the nutritional status of Bali Rugby team athletes in preparation for the 2021 National Sports Week (PON) held in Papua Province. The type of research used is descriptive quantitative research with a survey method. The sample of this study was 14 athletes from the Bali Rugby Team, with an average age of 20 years. The data collected were height and weight and then analyzed using the Body Mass Index (BMI) formula. The results of this study are the average nutritional status of the Bali Rugby team athletes in preparation for PON Papua 2021, namely in the obesity category I, with details of the normal category as many as 5 athletes (35.7%), overweight category as many as 3 athletes (21.4%), and obesity category I as many as 6 athletes (42.9%). The conclusion in this study is that the average nutritional status of Bali Rugby team athletes in preparation for the 2021 National Sports Week (PON) held in Papua Province shows that athletes are in the obesity category I. From these results, it is hoped that the coach can use it as information to face PON 2021. by evaluating a training program that is tailored to the condition of the athlete so that it can produce maximum performance in the Rugby sport in Bali Province. STATUS GIZI ATLET TIM RUGBY BALI PERSIAPAN PON PAPUA 2021 AbstrakStatus gizi merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga imunitas tubuh. Status gizi yang buruk adalah salah satu penyebab timbulnya penyakit-penyakit degeneratif yang disebabkan oleh rusaknya gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status gizi atlet tim Rugby Bali dalam persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 yang dilaksanakan di Provinsi Papua. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Sampel penelitian ini merupakan atlit Tim Rugby Bali yang berjumlah 14 orang wanita dengan rata-rata usia 20 tahun. Data yang terkumpul yaitu tinggi badan dan berat badan dan kemudian dianalisis menggunakan rumus Indeks Massa Tubuh (IMT). Hasil dari penelitian ini yaitu rata-rata kondisi status gizi atlet tim Rugby Bali dalam persiapan PON Papua 2021 yaitu dalam kategori obesitas I, dengan rincian kategori normal sebanyak 5 atlet (35,7%), kategori overweight sebanyak 3 atlet (21,4%), dan kategori obesitas I sebanyak 6 atlet (42,9%). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu rata-rata status gizi atlet tim Rugby Bali dalam persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 yang dilaksanakan di Provinsi Papua menunjukan bahwa atlet termasuk kategori obesitas I. Dari hasil tersebut, diharapkan pelatih dapat menjadikannya sebagai informasi untuk menghadapi PON 2021 dengan cara mengevaluasi program latihan yang disesuaikan dengan kondisi atlet sehingga dapat menghasilkan prestasi yang maksimal pada cabang olahraga Rugby di Provinsi Bali.
TERAPI LATIHAN PASCACEDERA BAHU BM. Wara Kushartanti
MEDIKORA Vol. V, No. 2, Oktober 2009
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2997.155 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i2.4685

Abstract

Cedem merupakan masalah yang sulit dihindari oleh olahragawan, baikdi dalam kompetisi maupun di saat latihan. Beberapa kasus, cedera membuatseorang olahragawan terpaksa harus pensiun dini dari dunia olahraga prestasi.Cedera diakibatkan oleh kekuatan luar yang menimpa tubuh, melebihidaya tahan jaringan tubuh. Cedera bisa mengenai otot dan tendon, sendidan ligamen, tulang, serta saraf.Berbagai model terapi latihan unmk rehabilitasi cedera sudah diteliti.Model Terapi Larihan untuk cedera bahu dan lengan telah banyak ditelitidan terbukd bermanfaat dalam memulihkan cedera, baik secara subjektifmaupun objektif komponen dasar terapi latihan melipuri latihan fleksibiiitasdan ROM, latihan kekuatan dan daya tahan otot, serta latihan proprioseptif,koordinasi, dan kelincahan.Hasil Latihan dapat diketahui adanya peningkatan fleksibiiitas atauRange of Movement (ROiVI), kekuatan, dan daya tahan otot. Untuk unsur kekuatandapat dinilai dari kemampuannya melawan beban, baik mendorong,menarik, mengangkat, maupun menekan. Untuk daya tahan otot dapat dinilaidari kemampuannya melakukan usaha secara berulang-ulang, sedangkanuntuk fleksibiiitas dinilai dari kemampuannya menusuri kisaran gerak sendi.Besarnya kisaran gerak sendi pada saat tidak cedera dapat menjadi targethasil latihan, dan secara rinci tersaji sebagai berikut: (1) fleksi ke depan: 0 -180 derajat, (2) ekstensi: 0 - 7 0 derajat, dan (3) adduksi: 0 - 4 5 derajatKata kunci: Cedera, Terapi Latihan
EFEKTIVITAS TERAPI MASASE TERHADAP NYERI GERAK DAN FUNGSI GERAK SENDI ANKLE PASCA CEDERA ANKLE Setiawan Jodi; B.M. Wara Kushartanti
MEDIKORA Vol 18, No 2 (2019): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.022 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v18i2.29202

Abstract

Salah satu ancaman cedera yang kerap kali membayangi seseorang dengan aktivitas fisik yang tinggi adalah cedera sendi ankle, cedera  sendi ankle umumya merupakan gangguan pada bagian ligamen sendi yang diakibatkan oleh tarikan berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi masase terhadap nyeri gerak dan fungsi gerak sendi ankle pasca cedera ankle. Terapi masase yang digunakan dalam penelitian adalah soft tissue release dan deep tissue massage yang dilengkapi dengan reposisi gerak. Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design dengan metode one-group pre-test – post-test design. Populasi sample penelitian ini adalah pasien Lab/Klinik Terapi Latihan FIK UNY yang selama tiga bulan (Februari – April 2019) diperkirakan sejumlah 100 orang. Teknik sampling data menggunakan insidental sampling dengan rumus Slovin (nilai kritis 20%) sehingga diperoleh subjek sebanyak 20 orang. Instrumen yang digunakan berupa catatan medis hasil dari anamnesa dan pemeriksaan yang dibuat dengan memodifikasi Lower Extremity Functional Scale (Binkley et al, 1999) yang telah di uji validitas menggunakan Pearson correlation dan reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha. Nyeri gerak dan fungsi gerak sebelum dan sesudah perlakukan dianalisis dengan menggunakan uji beda dua kelompok berpasangan non- parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test. Data pre dan post ini digunakan dalam uji efektivitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi masase yang meliputi pelemasan otot dengan soft tissue release dan deep tissue massage dan ditambah dengan reposisi gerak dapat mengurangi nyeri gerak dan meningkatkan fungsi gerak dari sendi ankle pasca cedera ankle (p 0,05), dengan efektivitas penurunan nyeri gerak sebesar 70,31% dan peningkatan fungsi gerak sebesar 20,62%. Dapat disimpulkan bahwa perlakuan massage tersebut efektif dalam memperbaiki nyeri gerak dan fungsi ankle paska cedera. EFFECTIVENESS OF MASSAGE THERAPY ON MOTION PAIN AND FUNCTION OF ANKLE JOINTS AFTER ANKLE INJURYAbstractOne of the threat of injury that often overshadows someone with high physical activity is ankle joint injury, ankle joint injury is generally a disruption in the ligament of the joint caused by excessive traction. This study aims to determine the effectiveness of massage therapy for motion pain and ankle joint function after ankle injury. Massage therapy used in this research is soft tissue release and deep tissue massage which is equipped with motion repositioning. This research is a pre-experimental design research with one-group pre-test - post-test design method. The population of this study sample is the patients of the Lab / Clinical Training Clinic of FIK UNY which for an estimated three months (February - April 2019) amounted to 100 people. Data sampling technique used incidental sampling with the Slovin formula (critical value of 20%) to obtain as many as 20 subjects. The instrument used in the form of medical records from the history and examination made by modifying the Lower Extremity Functional Scale (Binkley et al, 1999) that has been tested for validity using Pearson correlation and reliability with Cronbach's Alpha. Motion pain and motion function before and after treatment were analyzed using a two-group non-parametric paired Wilcoxon Signed Ranks Test. This pre and post data is used in the effectiveness test. The results showed that massage therapy which includes muscle relaxation with soft tissue release and deep tissue massage and coupled with motion repositioning can reduce motion pain and improve motion function of the ankle joint after ankle injury (p 0.05), with the effectiveness of decreasing motion pain by 70.31% and an increase in motion function by 20.62%. It can be concluded that the massage treatment is effective in improving postoperative pain and ankle function.
MANIPULASI TOPURAK (TOTOK, PUKUL, GERAK) UNTUK PENYEMBUHAN NYERI DAN KETEGANGAN OTOT LEHER Ela Yuliana; B.M. Wara Kushartanti
MEDIKORA Vol 17, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.873 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v17i2.29182

Abstract

Nyeri dan ketegangan otot leher merupakan keluhan muskuloskeletal umum yang sering dirasakan setiap orang (prevalensi 30%-50%). Topurak (Totok, Pukul, Gerak) merupakan salah satu terapi manipulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas manipulasi Topurak untuk penyembuhan nyeri dan ketegangan otot leher pasien Klinik Olahraga Terapi dan Rehabilitasi FIK UNY. Rancangan Pre-experimental dengan One Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling yang dihitung dengan rumus Slovin didapatkan quota sebesar 15 orang. Data yang dikumpulkan adalah ROM, skala nyeri, dan skala fungsi baik sebelum maupun sesudah perlakukan. Paired Samples t Test digunakan untuk menganalisis data ROM dan uji Wilcoxon untuk data skala nyeri maupun skala fungsi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan ROM pada gerakan fleksi, ekstensi, left lateral flexion, right lateral flexion, left rotation, dan right rotation. Didapatkan juga adanya penurunan skala nyeri serta peningkatan skala fungsi leher setelah manipulasi Topurak (p0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manipulasi Topurak efektif untuk penyembuhan nyeri dan ketegangan otot leher. TOPURAK MANIPULATION (TOUCH, PUNCH, MOTION) FOR HEALING OF PAIN AND NECK MUSCLE TENSIONAbstractNeck pain and muscle tension is a common musculoskeletal complaint that is often felt by everyone (prevalence of 30% -50%). Topurak (Touch, Pukul, Motion) is a manipulation therapy. and neck muscle tension of FIK UNY Sports and Therapy Sports and Rehabilitation Clinic patients. Pre-experimental design with One Group Pretest-Posttest Design. The sampling technique uses quota sampling which is calculated by Slovin formula obtained quota of 15 people. Data collected were ROM, pain scale, and function scale both before and after treatment. Paired Samples t Test is used to analyze ROM data and Wilcoxon test for pain scale and function scale data. The results showed an increase in ROM in flexion, extension, left lateral flexion, right lateral flexion, left rotation, and right rotation. There was also a decrease in pain scale and an increase in the scale of neck function after Topurak manipulation (p 0.05). Based on these results, it can be concluded that Topurak manipulation is effective for healing neck pain and muscle tension.
PENGARUH KOMPRES ES DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENYEMBUHAN CEDERA ANKLE PASCA MANIPULASI TOPURAK PADA PEMAIN FUTSAL Queen Syafaati Hakiki; B.M. Wara Kushartanti
MEDIKORA Vol 17, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.922 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v17i2.29185

Abstract

Cedera ankle merupakan cedera terbanyak dalam olahraga futsal (Junge Drovak, 2010: 1091). Terapi manipulasi merupakan salah satu cara nonfarmakologi yang sering digunakan, meskipun terkadang memberi efek nyeri setelah terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kompres (es dan hangat) dalam mengurangi nyeri dan menambah ROM serta fungsi gerak sendi ankle setelah terapi manipulasi (teknik Topurak). Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental Design dengan pretest-posttest control group design digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian dengan 15 pemain yang mengalami cedera ankle kronis dan masuk dalam kriteria inklusi dari 30 pemain GPS Futsal Bantul. Subjek penelitian dibagi menjadi tiga kelompok dengan dua kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Sebelum dan sesudah pemberian kompres (es dan hangat) dilakukan pengukuran skala nyeri, range of motion (ROM), dan skala fungsi pada seluruh subjek. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, dan uji t berpasangan untuk data ROM, serta uji Wilcoxon untuk data skala nyeri dan skala fungsi. Uji Anova juga digunakan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dari ketiga variable independent. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompres es dan kompres hangat pasca manipulasi Topurak dapat mengurangi nyeri tekan dan menambah ROM. Disamping itu kompres es dapat meningkatkan fungsi gerak (jinjit dan lompat) secara signifikan (p jinjit= 0,03 dan p lompat= 0,04). Perlakuan istirahat juga dapat menurunkan skala nyeri tekan dan menambah ROM kecuali pada inversi ankle (p= 0,06). Selain itu, istirahat juga dapat meningkatkan skala fungsi lari dan lompat. Tidak ada perbedaan signifikan pada ketiga perlakuan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kompres dan istirahat sama-sama dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan ROM serta fungsi gerak sendi ankle pasca manipulasi Topurak. EFFECT OF WARM COMPRESSES AND WARM COMPRESSES ON HEALING OF POST MANAKULASI ANKLE INJURIES IN FUTSAL PLAYERS AbstractAnkle injuries are the most injuries in futsal (Junge Drovak, 2010: 1091). Manipulation therapy is one of the non-pharmacological methods that is often used, although sometimes it gives pain effects after therapy. This study aims to examine the effect of compresses (ice and warm) in reducing pain and increasing ROM and ankle joint function after manipulation therapy (Topurak technique). This research is a Quasi Experimental Design study with pretest-posttest control group design used as an approach in research with 15 players who suffered chronic ankle injuries and included in the inclusion criteria of 30 Bantul GPS Futsal players. The research subjects were divided into three groups with two experimental groups and one control group. Before and after applying compresses (ice and warm) the pain scale, range of motion (ROM), and function scale were measured on all subjects. The collected data were analyzed descriptively, and paired t tests for ROM data, and Wilcoxon tests for pain scale and function scale data. Anova test was also used to find out the significant differences of the three independent variables. The results showed that ice compresses and warm compresses after Topurak manipulation can reduce tenderness and increase ROM. Besides that, ice packs can improve the function of motion (tiptoes and jumps) significantly (paws = 0.03 and p jumps = 0.04). The resting treatment can also reduce tenderness scale and increase ROM except for ankle inversion (p = 0.06). In addition, rest can also increase the scale of the function of running and jumping. There were no significant differences in the three treatments, so it can be concluded that compressing and resting both can reduce pain and improve ROM and ankle joint function after Topurak manipulation.
PENGARUH TERAPI MASASE, TERAPI LATIHAN, DAN TERAPIKOMBINASI MASASE DAN LATIHAN DALAM PENYEMBUHANCEDERA BAHU KRONIS PADA OLAHRAGAWAN Nova Anggriawan , BM. Wara Kushartanti
MEDIKORA Vol. XII No. 1 April 2014
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.808 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v0i1.4582

Abstract

Keluhan cedera akibat aktivitas olahraga yang dikeluhkan oleh banyakolahragawan adalah cedera bahu. Terdapat berbagai pilihan jenis dan teknik fisioterapiyang dapat digunakan dalam penanganan cedera bahu. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui seberapa besar pengaruh terapi masase, terapi latihan, dan terapikombinasi masase dan latihan dalam penyembuhan cedera bahu kronis dengan indikasiluas gerak sendi atau range of movement (ROM) dan persepsi nyeri.Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design dengan desain tigakelompok dengan tes awal dan tes akhir yang mengukur ROM fleksi, ekstensi,abduksi, dan adduksi menggunakan jangka dan busur dan persepsi nyeri yang diukurdengan skala rating sebelum dan sesudah terapi masase, terapi latihan serta terapikombinasi masase dan latihan. Subjek dalam penelitian ini adalah olahragawan yangmengalami cedera bahu saat latihan maupun bertanding. Sampel penelitiansebanyak 40 orang yang dibagi menjadi 3 kelompok: 10 orang diberi perlakuan terapimasase, 10 orang terapi latihan, dan 20 orang diberi terapi kombinasi masase danlatihan. Analisis data ROM penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, uji-tdilanjutkan uji anova, analisis data persepsi nyeri menggunakan uji Wilcoxon SignedRank Test dilanjutkan uji Kruskall Wallis dengan taraf signifikansi 5 %.Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa terapi masase, terapi latihan, danterapi kombinasi masase dan latihan berpengaruh signifikan terhadap kesembuhancedera bahu (p0,05) yang ditunjukkan dengan meningkatnya ROM dan menurunnyapersepsi nyeri. Persentase peningkatan ROM dan penurunan persepsi nyeri akibatterapi masase rata-rata 25,416 %, terapi latihan rata-rata13,568 %, dan terapi kombinasi masase dan latihan rata-rata 38,004 %. Dari ketigajenis terapi didapatkan bahwa terapi kombinasi masase dan latihan paling efektif,disusul terapi masase dan yang terakhir terapi latihan.Kata Kunci: terapi masase, terapi latihan, cedera bahu, olahragawan
PENGARUH LATIHAN PERNAPASAN BUTEYKO TERHADAP ARUS PUNCAK EKSPIRASI (APE) PADA PENDERITA ASMA Dandy Prastyanto; Wara Kushartanti
MEDIKORA Vol 15, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.023 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v15i2.23199

Abstract

Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini adalah banyaknya penderita asma berdasarkan prevalensi asma di Indonesia. DI Yogyakarta menempati posisi ketiga terbanyak dan pada usia 15-24 tahun menempati posisi kedua terbanyak penderita asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan pernapasan buteyko terhadap Arus Puncak Ekspirasi (APE) pada penderita asma mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen dengan desain penelitian pretest and posttest. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang menderita asma. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menderita asma berjumlah 12 orang. Subjek diberikan perlakuan dengan metode latihan pernapasan buteyko, perlakuan (treatment) dilakukan 3 kali sehari (pagi, siang, malam) selama 4 minggu pertemuan, kemudian sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan tes APE dengan satuan liter/menit (l/min). Instrumen pengambilan data menggunakan tes peak flow meter. Teknik analisis data menggunakan uji-t, setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan pernapasan buteyko terhadap APE dengan p value 0,000 0,05. Rerata kenaikan APE setelah mendapatkan perlakuan dengan latihan pernapasan buteyko sebesar 89,17 l/min. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan pernapasan buteyko dapat meningkatkan APE pada penderita asma.
Effect of exercise on lipid peroxidation in student soccer players Desty Ervira Puspaningtyas; Yuni Afriani; Silvi Lailatul Mahfida; Wara Kushartanti; Arta Farmawati
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 50, No 1 (2018)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.726 KB) | DOI: 10.19106/JMedSci005001201811

Abstract

Training is conducted to improve physiological functions that can support improvementof cardio-respiratory function (O2max). However, intensive training can lead to oxidativestress, which can contribute to health problems. The purpose of this study was to evaluatethe effect of training on serum lipid peroxidation levels in student soccer players. Thestudy was pre-experimental study with a one-shot case design conducted in April 2014.Twelve student soccer players from UGM who chosen by purposive sampling and metthe inclusion and exclusion criteria were involved in the study. Each subject receivedtraining in the form of O2max measurements using the yo-yo intermittent recovery test.Plasma malondialdehyde (MDA) levels were measured using the thiobarbituric acidmethod 30 min after O2max measurement. Pearson correlation was used to analyzethe correlation between O2max and plasma MDA levels. The mean age of subject was19.25±1.06 years old. Subjects had normal nutritional status (body mass index 20.99± 1.65) with mean body weight of 58.13±3.76 kg and mean height of 166.2±3.40cm. The mean O2max score was 49.56±0.61 mL/kg/min. The mean plasma MDA levelwas 4.32±2.09 μmol/L. There was no significant correlation between O2max and plasmaMDA levels (p=0.7717). In conclusion, training does not negatively impact oxidativestress conditions in student soccer players.
PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN TOGOK DAN KESEIMBANGAN DINAMIS ATLET Agung Muladi; B.M. Wara Kushartanti
MEDIKORA Vol 17, No 1 (2018): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1017.415 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v17i1.23490

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh core stability exercise terhadap peningkatan kekuatan togok dan keseimbangan dinamis atlet UKM Pencak Silat UNY.Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Lokasi penelitian di GOR dan Hall Beladiri Universitas Negeri Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet UKM Pencak Silat Universitas Negeri Yogyakarta yang berjumlah 40 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan menggunakan perhitungan rumus Slovin. Berdasarkan perhitungan ditentukan jumlah sampel sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling yang diambil secara acak dari 22 orang yang masuk kriteria inklusi dan eksklusi. Latihan diberikan 3 kali per minggu selama 16 kali pertemuan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kekuatan togok menggunakan back dynamometer dengan validitas 0,82 dan reliabilitas 0,93. Instrumen keseimbangan dinamis menggunakan modified bass test dengan validitas 0,46 dan reliabilitas 0,75. Teknik analisis data menggunakan uji-t.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kekuatan togok dan keseimbangan dinamis setelah atlet mengikuti program latihan core stability exercise. Hal ini ditunjukkan dengan hasil paired sample t-test kekuatan togok dan keseimbangan dinamis nilai probabilitasnya adalah p = 0.025 dan p = 0.018, yang berarti dari 0.05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh perlakuan core stability exercise terhadap peningkatan kekuatan togok dan keseimbangan dinamis yang bermakna pada atlet UKM Pencak Silat UNY.
Co-Authors Abdul Hafidz Abiyyu Amajida Agung Muladi Ahmad Nasrullah Ana Prasetya Andi Sultan Brilin Susandi Eka Wahyudhi Andika Triansyah Antonius Tri Wibowo Ardi Utomo Arta Farmawati Bambang Soempeno Bernadette Josephine Istiti Kandarina Danang Supratmanto Dandy Prastyanto Desty Ervira Puspaningtyas Dian Ika Purba Ratna Wijayanti Dian Listiarini Doni Pranata Enggista Hendriko Delano Erna Kristin Fendi Nugroho Guntur Guntur Harun Harun Harun Harun Heesch, Kristiann C Hocheng Chen I Putu Agus Dharma Hita Intan Imawati Joner Lumban Toruan Kandarina, BJ Istiti Krisnanda Dwi Apriyanto Kristiann C Heesch Kusumawati M Lailla Affianti Fauzi Luis Carrasco Páez M, Kusumawati Marsiline Pieter Maya Kurnia Mochammad Noerhadi Muhammad Fatih Humam Muhammad, Dikri Nanda, Fitri Agung Noerhadi, Mochammad Nofa Anggriawan Nourzad, Fatemeh Novita Intan Arovah Nur Rizal Afandi Panggung Sutapa Putu Ayu Widiastuti Putu Widiyatmoko Queen Syafaati Hakiki Rachmah Laksmi Ambardini Ratna Endi Yanuita Rina Yuniana Rita Eka Izzati Rizaldy Taslim Pinzon Rohim, Muhammad Fathur Sabda Hussain As Shafi Sarah Ulliya Setiawan Jodi Setyawan Widyarto Silvi Lailatul Mahfida Sukadiyanto Sukadiyanto Sumarjo Sumaryanti Sumaryanti Sumaryanto Sumaryanto Toruan, Joner Lumban Tracy L Washington Tutiek Rahayu Untung Widodo Untung Widodo, Untung Wallapa Choeibuakaew Washington, Tracy L Wawan Sundawan Suherman Widiastuti, Putu Ayu Widiyanto Widiyanto Wirastyawan, Ajitama Yuliana, Ela Yuni Afriani Yuni Afriani Yuni Afriani, Yuni Yustinus Sukarmin