Infeksi konjungtiva sering disebabkan oleh berbagai mikroorganisme patogen, termasuk Staphylococcus aureus dan Fusarium sp. Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder yang berpotensi sebagai agen antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antimikroba dari kombinasi ekstrak Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea terhadap Staphylococcus aureus dan Fusarium sp., yang berpotensi menyebabkan infeksi konjungtiva secara in vitro. Kombinasi ekstrak kedua tanaman dibuat dalam formulasi 1:1, dengan mencampurkan 50% ekstrak Isotoma longiflora dan 50% Clitoria ternatea. Formulasi kombinasi ini diuji pada konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90%, dengan waktu pengamatan selama 72 jam. Hasil uji statistik menggunakan One-Way ANOVA menunjukkan pengaruh signifikan dari kombinasi ekstrak terhadap pertumbuhan kedua mikroba (p=0,001; p<0,05). Kombinasi ekstrak Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea memiliki efektivitas penghambatan lebih tinggi terhadap Staphylococcus aureus dibandingkan Fusarium sp., terutama pada konsentrasi 50%. Diduga dipengaruhi kandungan senyawa seperti flavonoid, tanin, dan saponin yang merusak dinding sel dan membran bakteri. Sebaliknya, efektivitas penghambatan terhadap Fusarium sp. relatif lebih rendah karena struktur dinding sel jamur yang lebih kompleks. Simpulan bahwa efek kombinasi ekstrak Isotoma longiflora dan Clitoria ternatea lebih besar sebagai antibakteri bakteri Gram-positif seperti S. aureus, dibandingkan terhadap Fusarium sp., sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk memvalidasi temuan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Clitoria ternatea, Isotoma longinflora, S. aureus, Fusarium sp. Conjunctival infections are often caused by various pathogenic microorganisms, including Staphylococcus aureus and Fusarium sp. Isotoma longiflora and Clitoria ternatea are known to contain secondary metabolites with potential as antimicrobial agents. This study aimed to test the antimicrobial effects of a combined extract of Isotoma longiflora and Clitoria ternatea against Staphylococcus aureus and Fusarium sp., which can potentially cause conjunctival infections, in vitro. The combined extract of the two plants was formulated in a 1:1 ratio, mixing 50% Isotoma longiflora extract and 50% Clitoria ternatea. This combination was tested at concentrations of 50%, 60%, 70%, 80%, and 90%, with an observation period of 72 hours. Statistical testing using One-Way ANOVA showed a significant effect of the combined extract on the growth of both microorganisms (p=0.001; p<0.05). The combined extract of Isotoma longiflora and Clitoria ternatea exhibited a higher inhibitory effect against Staphylococcus aureus than Fusarium sp., especially at the 50% concentration. This effect is thought to be influenced by compounds such as flavonoids, tannins, and saponins that can damage bacterial cell walls and membranes. Conversely, the inhibition effect on Fusarium sp. was relatively lower, possibly due to the more complex structure of fungal cell walls. In conclusion, the combined extract of Isotoma longiflora and Clitoria ternatea demonstrates a stronger antibacterial effect against Gram-positive bacteria like Staphylococcus aureus compared to Fusarium sp., indicating a need for further research to validate these findings.