p-Index From 2020 - 2025
7.826
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : MUDRA Jurnal Seni Budaya

Peran Guru dalam Pengoptimalan Potensi Emosi Anak terhadap Peningkatan Kreativitas Ekspresi pada Pembelajaran Seni Rupa di SD Kota Semarang Mujiyono Mujiyono; Eko Haryanto; Gunadi Gunadi
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 2 (2021): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i2.1456

Abstract

Semua emosi dapat dipandang sebagai sumber informasi dan potensi untuk pemikiran dan produksi kreatif, tergantung pada keterampilan seseorang dalam mengenali, memahami, dan menyalurkan emosi-emosi itu secara efektif. Tujuan penelitian untuk menyelidiki metode pembelajaran dan hasil pembelajaran seni rupa yang dilakukan guru sekolah dasar di Kota Semarang dalam upaya mengoptimalkan kecerdasan emosional anak agar berperan menghasilkan kreativitas artistik. Pendekatan penelitian adalah deskriptif kualitatif yang bersifat eksplanatoris. Desain penelitian yang dipilih adalah studi kasus pada sekolah yang berkategori prestasi baik dengan melibatkan beberapa sekolah di wilayah yang berbeda dengan permasalahan atau unit analisisnya yang sama. Lokasi penelitian di SD Negeri Kota Semarang. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tahapan reduksi data, sajian data, dan diakhiri dengan penarikan simpulan. Hasil penelitian menujukkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, guru menggunakan strategi pendekatan inspiratif melalui stimulasi individual dan klasikal untuk membangunkan dan memperdalam pengalaman emosional rutin maupun isidental hingga perasaan anak tersentuh agar kreativitas gambar terbentuk melalui pengoptimalan potensi emosi siswa. Peranan ini dapat dimainkan guru, baik pada saat awal ataupun proses pembelajaran khususnnya saat menggambar sedang berlangsung. Guru meminta siswa berekpresi pada gambar dengan tema bebas berdasarkan pilihan siswa dengan alat atau crayon. Kedua, gambar yang dihasilkan siswa menunjukkan kecenderungan kreativitas siswa yang baik, terlihat tema yang bervariasi mulai, suasana liburan, cita-cita, orang yang disayang, keceriaan, kegiatan yang disukai, lingkungan alam dan sebagainya. Corak gambar relatif sama yaitu representatif namun belum menunjukkan tingkat realistik yang sempurna. Selain itu, bentuk figur/subjek, warna, goresan garis yang bervariasi, kuat dan spontan.
The Aesthetic Characteristics of Contemporary Art in Semarang Gallery, Sangkring Art Space and Kiniko Art Based on Practical Economic and Pure Aesthetic Values Mujiyono, Mujiyono; Eko Haryanto
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 40 No 2 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v40i2.2970

Abstract

The gallery will select various forms of contemporary artworks based on a range of aesthetic criteria preferences ranging from concept, form, subject matter, relevance to social issues, symbolism, shocking materials, personal feelings, craftsmanship, innovation, current popularity, and others. The selection process for each exhibition dynamically considers these criteria, allowing the gallery to cater to market demands and introduce new aesthetic perspectives to advance Indonesian art. Therefore, this study aims to identify the parameters of aesthetic values used in collecting and exhibiting contemporary art in various galleries in Semarang and Yogyakarta, Indonesia. A descriptive qualitative method with a case study design explored art criticism, formalism, and deconstructivism. The sample population comprised contemporary art created by professional and emerging artists, which was exhibited between 2012 and 2022. Data were obtained from art samples, artists, appreciators, gallery owners, curators, and critics. Owners and curators were required to complete the questionnaire, followed by interviews, documentation, and observation. Conclusions were then drawn by examining the conceptual relationships in each choice of aesthetic value parameters selected by the gallery to identify aesthetic characteristics. The results showed preferences for contemporary reality, uniqueness attached to complex and complicated form processing, technical skills, and exploration of local idioms. Semarang Gallery presented art with unique dimensions beyond mainstream aesthetics. Intellectual ideas can be seen in Andy Dewantoro's 'Isolation', a work demonstrating a metalinguistic concept. The convention of landscape painting, typically characterized by vibrant colours, is challenged and interrogated through scenes rendered solely in black, white, and grey. The artistic mode of art at Semarang Gallery was also more innovative than that of Sangkring Art Space and Kiniko Art, which had several repetitions. Meanwhile, Sangkring Art Space and Kiniko Art focused more on the beauty of visualization than the criticality of visualization. The visual aesthetic in Nurhidayat's "Erotique, Toxique, Exotique" and Anton Afganial's "Uncertainty" present a visual aesthetic that emphasizes poetic functions. These paintings are complex, unified, and intense.
Co-Authors Achmad Arifin Andriyanto, Novran Anggraini, Diva Puspa Angkasa, Projo Anie Yulistyorini Anif Budiyanto Anjani, Aisyahtun Ardyansah, Annas Azqiya, Durotul Bayu Rahmat Setiadi, Bayu Rahmat Cahjono, Mardanung Patmo Christianto, P. A. Christianto, Paminto Agung D., Zahra Aunurahma Darmawan, Januarico Alif Dewanti, Septa Kurnia Dewi, Ayu Nita Didik Nurhadiyanto Dini Rakhmawati Donant Alananto Iskandar, Donant Alananto Dwi Budi Santoso Eka Ary Wibawa Eko Hariyanto Eko Haryanto Eko Haryanto Eko Haryanto Eko Nusantoro Eko Sugiarto Eko Suwarno Endang Satyawati Fiyanto, Arif Fredy Surahmanto Gesit Wiji Pradana Gunadi Gunadi Gunadi Gunadi Guntara, Miko Hapsari, Pramudita Nur Anisa Hariani, Lilik Sri Heri Wibowo Hernawati Pramesti I Nyoman Sidi Astawa Imtikhanah, Sobrotul Jaino Jaino Jea Manurung, Felicia Feivel Jehadut, Mariana Julienjatiningsih, Jovitha kasih, Dona Mutiara Kuntoro, Adi Lasbudi Pertama Ambarita Latief, Vita Nur Latifatunnisa, Devy Luh Putu Ratna Sundari Magdalena Nany Majid, Maghfur Imam Abdul Maria Krisnawati Masri Bin Ardin Muh. Ibnan Syarif, Muh. Ibnan Muhammad Gunawan Assegab Muharrar, Syakir Munazil, Jamil Murtiyoso, Onang Nani Ratnaningsih Nany, Magdalena Nico Aryo Pradita Noresy, Marcellina Agni Novembry, Novan Dwi Nugroho, Welas Nuhayati, Siti Nur Rokhmat Pertiwi, Dian Ika Purwanto Purwanto Raharjo, Teguh Setiyo Rahmadani, Aga Rahmawati, Risca Ria, Fajar Dara Riyani Setiyaningsih Rizka Ariyanti Rosita, Andriani Ruliyandari, Rochana Sa’iidah, Alfu Sapari, Heri Saputra, Galan Raditya Saputra, Iqbal Khaerul Sartiman, Sartiman Setiyawati, Yuli Shinta Dewi Rismawati Sidiq Setyo Nugroho Siti Alfiah Siti Nurhayati Sjafi’i, Ahmad Soemowidagdo, Ariatno Leman Subekti, Dwi Wahyu Sugiarto, Arif Supanto, Muhammad Suryani Suryani Suwarno Widodo Suyudi, Danang syakir syakir Tarsena, Andryas Eka Candra Tri Adi Prasetya Tri Wahyuni Sukesi Trian Yosikawati, Gloria Paska Triwibowo Ambar Garjito Tutiek Rahayu Umar Samadhy Utomo, Yoga Wahyu Venty Venty Wicaksono, Prayogo Widhiharto, Argo Wulansari Prasetyaningtyas, Wulansari Yahya Yahya Yurnalia, Anita Yustiana Dwirainaningsih