Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Derajat Penetasan Telur Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diinkubasi dengan Kepadatan Berbeda Menggunakan Inkubator Sederhana (Zoug Jar) Anton, Anton; Kurniaji, Ardana; Rahmina, Rahmina
Jurnal Salamata Vol 6, No 1 (2024): Juni
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/salamata.v6i1.13552

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas budidaya air tawar yang bernilai ekonomis penting. Salah satu kendala dalam penyediaan benih adalah rendahnya derajat penetasan telur. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat penetasan telur adalah penggunaan inkubator. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji derajat penetasan telur ikan nila yang diinkubasi dengan kepadatan berbeda menggunakan incubator sederhana. Jumlah telur diatur berbeda pada tiap incubator sebagai perlakuan pada penelitian ini. Inkubator A (IA) berisi 2.700 butir/L dan incubator B (IB) berisi 2.600 butir/L (tanpa ulangan). Tahapan penelitian meliputi persiapan tandon air, pembuatan inkubator, pemijahan ikan nila, pemanenan telur, inkubasi penetasan telur, sampling kualitas air dan perhitungan larva. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan hasil interpretasi dibandingkan dengan literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat penetasan yang diperoleh yakni 88,3% I-A dan 87,7% I-B. Jumlah telur yang mentas pada I-A adalah 2385 butir dan yang tidak menetas adalah 315 butir. Jumlah telur yang menetas pada I-B adalah 2270 butir dan tidak menetas adalah 330 butir. Kualitas air yang diperoleh yakni debit air 0,2 L/detik, pH 6,5-6,6, DO 5-6,7 ppm dan suhu 28-30oC. Berat induk sebelum pengambilan telur adalah 259,67±50,74 dan setelah pengambilan telur adalah 257,83±50,08, sehingga berat telur 1,83±0,98 gram dengan jumlah 900,83±215,77 butir. Penggunaan incubator pada penelitian ini direkomendasikan untuk meningkatkan derajat penetasan telur.
Pengaruh pemberian bioimun® terhadap pertumbuhan dan status kesehatan ikan nila (Oreochromis niloticus) Najli, Najli; Kurniaji, Ardana; Supryady, Supryady; Yunarty, Yunarty; Renitasari, Diana Putri; Hardi, Esti Handayani
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 8, No 1 (2024): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v8i1.21618

Abstract

Ikan nila telah menjadi komditas budidaya air tawar yang produksinya terus meningkat. Kendala yang dihadapi budidaya ikan nila adalah serangan penyakit. Bioimun® adalah salah satu produk komersial imunostimulan yang dapat digunakan dalam budidaya ikan. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh Bioimun® terhadap pertumbuhan dan status kesehatan ikan nila. Aplikasi Bioimun® melalui pakan dosis 40 mL/Kg pakan. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 60 hari. Rancangan penelitian adalah ikan nila yang dipelihara dan diberikan produk Bioimun® (K1) dan ikan nila yang dipelihara tanpa pemberian Bioimun® atau kontrol (K2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang dan berat ikan nila terus meningkat selama masa pemeliharaan. Laju pertumbuhan harian ikan K1 cenderung lebih tinggi dibandingkan K2 (kontrol). Jumlah ertirosit dan leukosit meningkat selama pemeliharaan mengindikasikan bahwa Bioimun® dapat menstimulasi sistem imun ikan. FCR berada pada kisaran 1,2-1,4. FCR pada K1 (Bioimun®) cenderung lebih rendah dibandingkan K2 (kontrol). Populasi bakteri pada kisaran 101-109 CFU/mL yang secara fluktuatif berbeda pada K1 dan K2 (kontrol). Populasi bakteri pada K1 relatif lebih rendah dibandingkan K2. Aplikasi Bioimun® dapat meningkatkan pertumbuhan dan status kesehatan ikan ikan nila (O. niloticus).
PENGARUH INTERVAL PERENDAMAN Eucheuma denticulatum DALAM PUPUK PROVASOLI’S ENRICH SEAWATER (PES) TERHADAP PERTUMBUHAN SECARA IN VITRO Eriyanti Wahid; Ardana Kurniaji; Lideman Zawawi
Jurnal Perikanan Unram Vol 12 No 2 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i2.304

Abstract

Rumput laut menjadi salah satu komoditas perikanan penting di Indonesia. Pemupukan rumput laut dengan metode perendaman dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi interval perendaman rumput laut Eucheuma denticulatum menggunakan pupuk PES secara “in vitro”. Rancangan percobaan penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan interval perendaman 0, 6, 12, 18, 24, dan 30 hari sekali. Perendaman dengan 0 jam adalah kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interval perendaman dalam larutan PES memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap laju pertambahan panjang dan bobot rumput laut E. denticulatum. Interval perendaman dalam larutan PES pada perlakuan D (24 hari sekali) dapat memberikan pertumbuhan maksimal dengan laju pertambahan bobot mutlak 92,8% dan laju pertambahan panjang mutlak 43,8 %, laju pertumbuhan bobot relatif 1,37% dan laju pertumbuhan panjang relatif 0,76%. Rumput laut yang direndam dengan PES 24 hari sekali memiliki pertumbuhan terbaik dibanding dengan perlakuan lainnya.
MONITORING PEMELIHARAAN UDANG VANAME (Litopeneus vannamei) SUPER INTENSIF DI PT MAKMUR PERSADA, BULUKUMBA Budiyati Budiyati; Diana Renitasari; Siti Aisyah Saridu; Ardana Kurniaji; Anton Anton; Supryady Supryady; Muhammad Syahrir; Ihwan Ihwan; Rahmat Hidayat
Jurnal Perikanan Unram Vol 12 No 3 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i3.309

Abstract

Pembesaran udang vaname secara super internsif merupakan teknologi terkini dan terdepan dengan lahan sempit dan padat tebar yang tinggi sehingga meningkatkan produktivitas suatu perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah monitoring pertumbuhan dan pengelolaan kualitas air udang vaname superintensif. Lokasi penelitian di PT Makmur Persada, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Metode penelitian secara surve dengan mengambil data yang ada dilapangan. Hasil penelitian menunjukan pemberian pakan DOC 1-4 diberikan sebanyak 4 kali, dan DOC 5 sampai panen sebanyak 5 kali sehari, dosis pakan perhari menurun seiring masa pemeliharaan. DOC 35 mulai diberikan feed addictive. Kadar suhu 28 - 32º C, kecerahan 20 - 40 cm, salinitas 25 - 27 ppt, pH 7,5 – 8,1, NO3 stabil selama masa pemeliharaan yakni 23ppm, NO2 tertinggi 1 ppm, NH3 tertinggi 0,141, NH4 7,8 ppm tertinggi, alkalinitas 168 ppm, TOM tertinggi mencapai 133,98 ppm. ADG 0,265 dan ABW 9,40 gram. Panen yang dihasilkan adalah sebanyak 2,935 ton/kg.
STUDI KUALITAS AIR PADA PEMELIHARAAN LARVA UDANG PUTIH (Penaeus indicus) DENGAN KEPADATAN BERBEDA Ardana Kurniaji; Eriyanti Wahid; Siti Aisyah Saridu; Anton Anton; Maula Arif Rosyidi Hanafi
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 2 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i2.499

Abstract

Udang putih (Penaeus indicus) termasuk udang yang potensial dibudidayakan. Ketersediaan benih yang berkualitas merupakan fakor utama dalam mendukung peningkatan produktivitas budidaya udang putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi kualitas air pada pemeliharaan larva udang putih dengan kepadatan berbeda. Perlakuan penelitian merupakan perbedaan kepadatan larva yakni K1: 47 ekor/L, K7: 49 ekor/L dan K8: 58 ekor/L. Tahapan penelitian meliputi persiapan air, pemijahan induk, penetasan dan pemeliharaan larva hingga PL 8. Pengukuran suhu, DO, pH dan salinitas dilakukan setiap hari dan TAN, NO2, NO3, TOM, populasi bakteri dan kelangsungan hidup udang dilakukan pada akhir pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pada semua perlakuan mengalami fluktuasi. Nilai pH, DO dan salinitas cenderung menurun pada semua perlakuan terutama DO pada K1 sehingga berada pada kondisi tidak optimal untuk pertumbuhan larva. TAN lebih baik pada K8 dengan kondisi NO3 lebih tinggi diikuti dengan populasi bakteri Vibrio sp. yang rendah. Kelangsungan hidup yang diperoleh lebih baik pada K7 dan K8. Tidak teramati adanya kelainan pada perkembangan morfologi larva. Penelitian ini merekomendasikan adanya perlakuan pengelolaan kualitas air terutama untuk mengoptimalkan nilai pH, DO, salinitas dan bakteri Vibrio sp. pada pemeliharaan larva.
EVALUASI KEGIATAN BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SECARA INTENSIF DI PT. DEWI LAUT AQUACULTURE GARUT, JAWA BARAT Ardana Kurniaji; Irzal Effendi; Diana Putri Renitasari; Supryady Supryady; Yunarty Yunarty; Muhammad Iswan Awaluddin
Jurnal Perikanan Unram Vol 13 No 4 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i4.654

Abstract

PT. Dewi Laut Aquaculture (DLA) adalah salah satu perusahaan yang menjalankan produksi udang vaname menggunakan teknologi terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem produksi budidaya udang vaname di PT. DLA pada aspek ekologi, biologi, ekonomi dan sosiologi. Metode penelitian dilakukan dengan observasi kegiatan produksi dan wawancara pada karyawan perusahaan. Analisis data dikerjakan secara deskriptif dengan menggunakan referensi sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan budidaya udang vaname di PT. Dewi Laut Aquaculture telah dilaksanakan sesuai SNI 8008-2014 terutama pada persiapan wadah, pengelolaan air, lama pemeliharaan dan kondisi kualitas air. Secara ekologi, pengolahan kualitas air perlu diefektifkan dengan redesain IPAL, monitoring kualitas air berbasis website dan penambahan lahan hijau. Pada aspek biologi perlu optimasi padat tebar dan penerapan prinsip teknis sesuai BAP-GAA. Pada aspek ekonomi perlu menjaga kestabilan produktivitas > 6 siklus. Pada aspek sosiologi perlu optimasi waktu dan upah kerja, serta meningkatkan pelatihan karyawan dan membentuk sistem evaluasi kinerja.
Kinerja Produksi Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Yang Dipelihara Pada Sistem Intensif Dengan Kepatadan Berbeda Toto Hardianto; Yunarty Yunarty; Siti Aisyah Saridu; Diana Putri Renitasari; Ardana Kurniaji; Andika Ramadani; Fanggi Fanggi
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 4 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i4.1241

Abstract

Vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) is a significant aquaculture commodity experiencing rapid global growth, including in Indonesia, to address the decline in production of tiger shrimp. This study aims to evaluate the impact of stocking density on vannamei shrimp production in an intensive aquaculture system. Conducted over four months at PT. Laut Biru Lombok’s intensive pond, the research compared two stocking densities (211 and 189 shrimp/m²) and assessed parameters such as growth, survival rate, feed conversion ratio, and productivity. Results indicated that a lower stocking density (189 shrimp/m²) generally provided better growth, survival, and feed conversion ratio, though productivity differences were not significant. In conclusion, a lower stocking density enhances the performance of vannamei shrimp in intensive aquaculture systems
Hubungan Bahan Organik dengan Kelimpahan Bakteri Vibrio sp pada Tambak Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Skala Intensif Yunarty Yunarty; Diana Putri Renitasari; Ardana Kurniaji; Muhammad Hery Riyadi Alauddin; Rahmina Rahmina; Siti Aisyah Saridu
Jurnal Perikanan Unram Vol 14 No 4 (2024): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v14i4.1257

Abstract

The cultivation of vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) requires attention to the quality of the rearing water to prevent the occurrence of Vibrio sp. bacterial infections. This study aims to analyze the abundance of Vibrio sp., Total Organic Matter (TOM), and the relationship between organic matter and the abundance of Vibrio sp. in the cultivation media. The research stages include sample preparation, KMnO4 standardization, TOM measurement, equipment sterilization, TCBS media preparation, bacterial inoculation, and the enumeration of Vibrio sp. The data obtained were analyzed for correlation using the SPSS26 application. The results showed that TOM levels in the water samples increased as the cultivation period progressed, with the lowest TOM level being 105 ppm at the early DOC and the highest 223 ppm at the late DOC. The abundance of Vibrio sp. fluctuated, with the lowest being 2,0×102 CFU/mL at DOC 54 and the highest at DOC 89, reaching 3.0×103 CFU/mL. The correlation value between organic matter and Vibrio sp. abundance was 0.486, indicating a moderate relationship and showing a positive linear correlation, meaning the relationship was directly proportional. This study shows that TOM positively correlates with the abundance of Vibrio sp. bacteria in intensive vannamei shrimp farming.
Characteristics of seaweed caraginan Kappaphycus alvarezii on cultivation system with different seed weight Rasnijal, Muhammad; Kurniaji, Ardana; Anton, Anton; Budiyati, Budiyati; Putri Renitasari, Diana; Suhermanto, Achmad; Mulyono, Mugi; Djunaidah, Iin Siti; Rahardjo, Sinung; Sektiana, Sinar Pagi; Ridwan, Ridwan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 23 No. 1 (2024): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.23.1.71-78

Abstract

Seaweed (Kappaphycus alvarezii) could be a source of carrageenan needed for industrial sector. The purpose of this study to analyze the characteristics of carrageenan seaweed cultivated with bag and non-bag cultivation systems and different seed weights. The research was conducted in the waters of Bone Bay and the Laboratory of the Indonesian Center for Brackish Water Cultivation and Fisheries Extension in Maros. This study used a factorial completely randomized design (CRD) consisting of factor A (using bags and non-bags), and factor B (seed weight 15, 50, 75, 100, and 125 g). The results showed that the cultivation method factor, seed weight factor, and their interaction had an effect on carrageenan yield, gel strength, ash content and water content (P <0.05). Different cultivation systems with different initial seed weight combinations showed different best results for each parameter. The highest value of yield of carrageenan was observed in the bag culture system with a seed weight of 100 g, namely 29.18 ± 1.10%. The highest value of gel strength was observed in the non-bagged cultivation system with a seed weight of 75 g, namely 1344.69 ± 18.43 g/cm2. The highest value of ash content was found in the non-bagged cultivation system with 125 g of seed weight, namely 30.02 ± 0.13%. The highest value of water content was found in the bag culture system at a seed weight of 15 g, namely 38.63 ± 0.26%. Different cultivation methods and seed weight resulted in other carrageenan characteristics of seaweed for each parameter. Keywords: gel strength, ash content, moisture content, yield ABSTRAK Rumput laut (Kappaphycus alvarezii) memiliki potensi sebagai sumber karaginan yang banyak dibutuhkan untuk bidang industri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik karaginan rumput laut yang dibudidayakan dengan sistem budidaya kantong dan non kantong serta berat bibit yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di perairan Teluk Bone dan Laboratorium Balai Riset Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Peikanan Maros. Percobaan penelitian dilakukan melalui rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri faktor A (memakai kantong dan non kantong), faktor B (berat bibit 15, 50, 75, 100, dan 125 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor metode budidaya, berat bibit dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap rendeman karaginan, kekuatan gel, kadar air, kadar abu (P<0,05). Penggunaan sistem budidaya yang berbeda dengan kombinasi berat awal bibit berbeda menunjukkan hasil terbaik yang tidak sama pada tiap parameter. Nilai tertinggi rendeman keraginan teramati pada sistem budidaya kantong dengan berat bibit 100 g yakni 29,18 ± 1,10 %. Nilai tertinggi kekuatan gel teramati pada sistem budidaya non kantong dengan berat bibit 50 g yaitu 1344,69 ± 18,43 g/cm2. Nilai kadar abu tertinggi pada sistem budidaya non kantong dengan berat bibit 125 g yaitu 30,02 ± 0,13%. Nilai kadar air tertinggi pada sistem budidaya kantong dengan berat bibit 15 g yaitu 38,63 ± 0,26 %. Penggunaan metode budidaya dan berat bibit yang berbeda menghasilkan karakteristik karaginan rumput laut yang berbeda pada tiap parameter. Kata kunci: kekuatan gel, kadar abu, kadar air, rendemen
ECONOMIC FISH LANDED AT THE NUSANTARA FISHERY PORT (PPN) AWANG BAY Yunarty, Yunarty; Renitasari, Diana Putri; Kurniaji, Ardana; Syahrir, Muhammad; Alauddin, Muhammad Hery Riyadi; Risman, Risman; Kusuma, Ni Putu Dian; Amalia, Ayu Rizki
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 1 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i1.1102

Abstract

Stocking density plays a very important role in the process of Whiteleg shrimp seeding. High stocking density in Whiteleg shrimp larvae will affect the growth and survival of the shrimp. This study aims to analyze the growth and survival of whiteleg shrimp larvae with different stocking densities. The research method used is experimental. This study consists of 1 stocking density treatment with a stocking density of 115 fish/L (treatment A) and 176 fish/L treatment (D) which is repeated 3 times. This study consists of 6 tanks with a volume of 13,000 liters. During the maintenance period, the larvae were given natural feed and artificial feed. The parameters tested were water quality (temperature, pH, DO and salinity), survival and growth parameters. Data analysis used ANOVA. The results of the study showed that the population in the form of a presentation of each larval stage of treatment A was significantly different from treatment D. Likewise, the results of the survival analysis of treatment A were significantly different from treatment B. This means that treatment A with a density of 115 fish/L had better survival compared to a density of 176 fish/L. However, the results of the analysis in treatment A were not significantly different from treatment D. This means that the stocking density does not affect the growth of post larvae. The recommendation for proper stocking density in larval maintenance to produce high survival is to use a stocking density of 115 fish/L
Co-Authors Aisyah Saridu, Siti Alauddin, Muhammad Hery Riyadi Amalia, Ayu Rizki Andi Sulistiawati Andika Ramadani Ani Leilani Anja Meryandini Anja Meryandini Anton Anton Anton Anton Anton Anton Anton Anton Anton Anton Awaluddin, Muhammad Iswan Budiyati Budiyati Budiyati Budiyati Budiyati Budiyati Budiyati Budiyati, Budiyati Dendi Hidayatullah Diana Putri Renitasari Diana Putri Renitasari Diana Putri Renitasari Diana Renitasari Dinamella Wahjuningrum Eriyanti Wahid Eriyanti Wahid Eriyanti Wahid Esti Handayani Hardi Eudry Deasty Fanggi Fanggi Fanggi Fanggi Fanggi, Fanggi Hanafi, Maula Arif Rosyidi Hardianto, Toto Heni Pujiastuti Iba, Wa Ihwan Ihwan Ihwan Ihwan Ihwan Ihwan IIN SITI DJUNAIDAH Irzal Effendi Karina Prisilia Kristomy Rama Kusuma, Ni Putu Dian Lideman Zawawi Maula Arif Rosyidi Hanafi Muhammad Hery Riyadi Alauddin Muhammad Idris Muhammad Iswan Awaluddin Muhammad Rasnijal Muhammad Resa Muhammad Subhan Hamka Muhammad Syahrir Muhammad Syahrir Muliani Muliani, Muliani Mulyono, Mugi Najli, Najli Nursakinah Nursakinah Nurul Hikmah Prama, Ega Aditya Putri Renitasari, Diana Rahardjo, Sinung Rahma Mulyani Rahmat Hidayat Rahmat Hidayat Rahmina Rahmina Rahmina, Rahmina Ramadani, Andika Rasnijal, Muhammad renitasari, diana Renitasari, Diana Putri Ridwan, Ridwan Risman Risman RR. Ella Evrita Hestiandari Saridu, Siti Aisyah Sektiana, Sinar Pagi Siti Aisyah Saridu Siti Aisyah Saridu Siti Aisyah Saridu Sri Nuryati Suhermanto, Achmad Sukenda Sukenda Supryady Supryady Supryady Supryady Supryady Supryady Supryady, Supryady Syafitrah Rahman Wahid, Eriyanti Wellem H. Muskita WIDANARNI WIDANARNI Yip Regan Yunarty Yunarty Yunarty Yunarty Yunarty Yunarty Yunarty Yunarty Yunarty Yunarty Yunarty Yunarty, Yunarty Zainal Usman Zainal Usman Zawawi, Lideman Zulhelmi, Arif