Claim Missing Document
Check
Articles

PENTINGNYA PENGETAHUAN TENTANG MUATAN DAN STABILITAS KAPAL BAGI AWAK KAPAL RAKYAT PELABUHAN PAOTERE MAKASSAR DEMI KESELAMATAN PELAYARAN Rizky, Zakinah; Zulfikar, Zulfikar; Rachman, Taufiqur; Paotonan, Chairul
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v1i1.12998

Abstract

Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini harus menjadi perhatian seluruh pihak, bukan hanya pemilikkapal tetapi juga pemerintah, instansi terkait dan masyarakat yang harus lebih aktif dalam memberikan informasi.Pelabuhan Paotere adalah pelabuhan rakyat yang terletak di bagian Utara Kota Makassar dalam pengelolaannyaberada di bawah pengawasan PT. Pelindo IV. Pelabuhan ini sebagai salah satu pintu gerbang pembangunan kotaMakassar. Kecelakaan yang terjadi di Pelabuhan Paotere baru-baru ini adalah tenggelamnya kapal nelayan KM Aristayang rencananya akan berlayar ke Pulau Barrang Lompo pada Rabu, 13 Juni 2018. Kapal tersebut tenggelam akibatcuaca buruk dan kelebihan muatan. Sistem pemuatan yang tidak mempertimbangkan aspek-aspek keselamatantersebut akan berdampak pada stabilitas kapal yang menyebabkan kapal oleng hingga terbalik. Sangat disayangkanbahwa banyak korban jiwa hanya karena kurangnya perhatian dan pemahaman awak kapal terhadap hal krusial sepertiini. Cara yang baik untuk menghindari korban akibat insiden stabilitas adalah memahami konsep stabilitias itu sendiriterutama bagi pelayaran rakyat. Secara statistik persentase jumlah korban yang terjadi pada pelayaran rakyat terusmeningkat terlebih lagi bahwa konstruksi dan system pemuatan yang diterapkan sering tidak mempertimbangkanaspek-aspek keselamatan antara lain karena stabilitas yang cenderung kurang mendukung. Oleh karena itu,diperlukannya sosialisasi mengenai regulasi muatan kapal hingga pengetahuan tentang stabilitas kapal yangdiharapkan mampu menambah wawasan dan keterampilan awak kapal tentang keselamatan kerja dan diharapkandapat memperkecil resiko kecelakaan dini maupun kecelakaan yang telah terjadi terutama pada Pelabuhan RakyatPaotere Makassar.
TINJAUAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELABUHAN PAOTERE SEBAGAI IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NO 50 TAHUN 2012 Rahmat, Nabila Ainun Nur; Rachmi, Nur; Rachman, Taufiqur; Paotonan, Chairul
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v2i1.13222

Abstract

Kecelakaan yang sering terjadi di pelabuhan dipengaruhi oleh banyak hal, baik karena masalah teknis ataupun karena kesahalahan dari manusia itu sendiri. Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah terciptanya sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja semuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Hal itu sudah diatur oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.Implementasi Peraturan Pemerintah RI No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pelabuhan Paotere Kota Makassar masih terbilang lemah. Penerapan SMK3 di Pelabuhan Paotere dapat berjalan dan diterapkan sebagaimana mestinya jika segala pihak mau mematuhi aturan yang ditetapkan. Kurangnya kesadaran masyarakat di sekitar Pelabuhan Paotere tentang pentingnya K3 dalam bekerja danimplementasi peraturan K3 yang tidak tegas menyebabkan K3 di Pelabuhan Paotere tidak berjalan sepenuhnya. SMK3 sangat penting diterapkan dalam sebuah perusahaan untuk meningkatkan efiktifitas dalam perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Melalui SMK3, upaya pelaksanaan K3 dapat terencana, terstruktur, terukur, dan terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien, dan produktif.
IDENTIFIKASI KESELAMATAN KERJA KEGIATAN BONGKAR MUAT IKAN DI PELABUHAN PAOTERE Irfaniyanti, Irfaniyanti; Widianingrum, Windi; Rachman, Taufiqur; Paotonan, Chairul
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v2i1.13225

Abstract

Salah satu dermaga di Pelabuhan Paotere melayani aktivitas bongkar muat hasil tangkapan ikan nelayan di daerah sekitar perairan Makassar. Kegiatan bongkar-muat kapal ikan memiliki banyak potensi terjadinya kecelakaan kerja yang dikhawatirkan dapat menimbulkan korban jiwa. Kecelakaan yang paling sering terjadi yaitu terjatuhnya ABK akibat kondisi dek kapal yang licin. Setiap harinya pada proses kegiatan bongkar muat ikan terjadi kecelakaan kerja berupa terjatuhnya ABK pada saat proses bongkar muat ikan di kapal. Kondisi ini terjadi akibat kurangnya perhatian ABK dan pemilik kapal terhadap keselamatan kerja pada proses bongkar muatan kapal ikan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, yakni kewajiban pimpinan perusahaan terhadap pekerja dalam merealisasikan keselamatan kerja. Kajian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menimbulkan potensi kecelakaan kerja pada saat proses bongkar-muat ikan. Manfaat kajian ini adalah memberi pengetahuan dan pemahaman mengenai pentingnya keselamatan ABK dalam proses bongkar-muat ikan. Metode penelitian kualitatif diterapkan dengan melakukan pengamatan langsung objek penelitian dan wawancara denganpihak pengelola pelabuhan, pemilik kapal dan ABK. Angka kecelakaan kerja dalam proses aktivitas bongkar muat kapal ikan dapat diminimalisir dengan penggunaan perangkat keselamatan kerja, diantaranya rubber mat pada dek kapal dan pemakaian alat pelindung diri oleh ABK seperti sepatu karet dan sarung tangan. Potensi kecelakaan kerja lainnya yaitu cedera punggung akibat kesalahan dalam teknik mengangkat muatan hasil tangkapan ikan. Hal ini bisa dihindari dengan memperhatikan teknik mengangkat dan memindahkan barang yang benar, yakni diagonal lift.
TINJAUAN PERANGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA KAPAL PENUMPANG ANTAR PULAU DI PELABUHAN PAOTERE Nisa, Mu’minatung; Rachman, Taufiqur; Paotonan, Chairul
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v2i1.13226

Abstract

Kapal penumpang sebagai moda transportasi massal harus memenuhi syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam berbagai aspeknya. Selain untuk menjaga keselamatan dan kesehatan bagi semua penumpang dan awak kapalnya, penerapan K3 berfungsi utuk menjaga kehandalan sistem transportasi tersebut. Pelayanan terhadap pengguna jasa perairan di Indonesia haruslah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Penerapan peraturan ini memberikan perlindungan hukum khususnya terhadappenumpang dan ABK kapal. Penelitian ini mengkaji mengenai perangkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada kapal penumpang antar pulau di Pelabuhan Paotere. Kapal penumpang yang berlabuh di Pelabuhan Paotere terdiri dari berbagai jenis, salah satunya yaitu kapal kayu yang berkapasitas 10 hingga 35 GT dengan trayek penyeberangan dari Kota Makassar menuju Pulau Badi, Barang Lompo, Barang Caddi, dan pulau lain sekitarnya. Namun, dari sekian banyak kapal yang berlabuh ini tidak dilengkapi dengan perangkat keselamatan pelayaran yang memadai. Kajian ini meninjau seberapa besar perhatian pihak penyelenggara kapal dan pelabuhan terhadap perangkat kesalamatan pelayaran bagi kapal-kapal yang bersandar di Pelabuhan Paotere. Metode kajian yang digunakan adalah deskriptif, yakni memberikan gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek tertentu dari lokasi. Pemerintah Kota Makassar dapat lebih menggiatkan aktifitas sosialisasi keselamatan pelayaran dan penerapannya di lapangan sehingga akan meminimalisir korban dan resiko kecelakaan yang terjadi pada saat kapal berlayar bagi kapal-kapal yang bersandar di Pelabuhan Paotere.
ANALISA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT KAPAL PENUMPANG DI PELABUHAN PAOTERE Pata’dungan, Geby; Rachman, Taufiqur; Paotonan, Chairul
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 2, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v2i1.13227

Abstract

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di atas kapal penumpang merupakan hal yang sangat penting bagi penumpang dan ABK kapal dalam menjalankan aktifitas transportasi laut kepulauan. Kondisi minimnya peralatan keselamatan yang disediakan di atas kapal-kapal penumpang yang sandar di Pelabuhan Paotere akan berpengaruh terhadap aspek keselamatan penumpang dan ABK kapal. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau seberapa besar perhatian pihak pemilik kapal terhadap perangkat keselamatan pelayaran bagi kapal penumpang yang ada di Pelabuhan Paotere serta untuk meninjau seperti apa kesiapan pemilik kapal terhadap kesiapsiagaan tanggap darurat kapal saat terjadi keadaan darurat di kapal saat berlayar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Data primer didapatkan dari hasil pengamatan langsung dan wawancara terhadap beberapa pihak terkait dengan keselamatan kerja pada kapal penumpang di Pelabuhan Paotere. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti literatur dan dokumen yang ada pada instansi terkait. Ketersediaan peralatan keselamatan kapal penumpang yang tambat di Pelabuhan Paotere Kota Makassar masih terbatas dan ada yang tidak memenuhi standar kelayakan. Peralatan keselamatan ini meliputi pelampung, sekoci penyelamat, dan alat pemadam kebakaran.Beberapa pelampung yang diletakkan di atas kapal tidak layak digunakan karena terdapat beberapa komponen peralatan tidak lengkap, seperti tali yang rusak bahkan hilang, dapat mengakibatkan kurang berfungsinya alat pelampung pada saat digunakan. Penerapan simulasi kejadian darurat merupakan salah satu upaya preventif dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di atas kapal. Penetapan prosedur kesiapsiagaan tanggap darurat di atas kapal dapat mengurangi dampak resiko bahaya kecelakaan dan dapat mereduksi korban yang akan ditimbulkan. Penggalakan sosialisasi tentang penerapan K3 di atas kapal akan mendorong keberhasilan aktifitas moda transportasi laut yakni dengan terjadinya peningkatan indeks keselamatan pelayaran
IDENTIFIKASI KERUSAKAN PANTAI KAWASAN PESISIR KECAMATAN GALESONG UTARA, KABUPATEN TAKALAR, SULAWESI SELATAN Prasetyo, Adil Farhan; Rachman, Taufiqur; Paotonan, Chairul
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v3i1.13236

Abstract

Kawasan pantai merupakan wilayah pelindung antara lautan dan daratan dan banyak menyimpan potensi kekayaan alam yang layak untuk dimanfaatkan dan dikelola lebih lanjut dalam menunjang kesejahteraan masyarakat, baik sebagai pelabuhan, kawasan industri, maupun pariwisata. Berdasarkan penelitian terdahulu, dalam beberapa tahun terakhir, sepanjang pantai di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan telah megalami perubahan garis pantai yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh faktor alam maupun aktifitas manusia. Makalah ini menyajikan hasil identifikasi berbagai kerusakan yang terjadi di sepanjang pantai kawasan pesisir Kecamatan Galesong Utara dengan metode survei lapangan melalui pengamatan, pengukuran, kajian data pendukung maupun penelitian sebelumnya. Hasil penelitian diperoleh kerusakan pantai yang terbesar terjadi di 3 lokasi yaitu: abrasi dan kerusakan bangunan pantai yang terletak di koordinat S: 05o14'43,97'' dan E: 119o22'47,70''; hantaman gelombang S: 05o17'17,20'' dan E: 119o22'20,58''; dan pemukiman penduduk yang dekat dengan pantai sehingga banyak masyrakat yang beraktifitas disekitar pantai tanpa mengidahkan kaidah lingkungan yang berkelanjutan terletak di koordinat S: 05o17'37,87'' dan E: 119o22'15,92''.
PENANGANAN PERUBAHAN GARIS PANTAI KAWASAN PESISIR KECAMATAN MANGARABOMBANG KABUPATEN TAKALAR SULAWESI SELATAN Dundu, Denis Restuardi; Rachman, Taufiqur; Paotonan, Chairul
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v3i1.13237

Abstract

Perubahan garis pantai merupakan proses alami yang terjadi akibat pengaruh kondisi pantai dalam mencapai keseimbangan akibat aktiftas masyarakat pesisir. Secara fisik, wilayah pesisir Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan dipengaruhi oleh dinamika oseanografi Laut Flores dan Selat Makassar. Penelitian ini meninjau perubahan garis pantai, dampak dan penanggulangan yang dapat dilakukan di kawasan pesisir Kecamatan Mangarabombang. Kajian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan oleh pemerintah daerah dan masyarakat pesisir dalam penentuan kebijakan tentang pengendalian dan penanganan perubahan garis pantai. Data penelitian dihimpun melalui teknik observasi, interview, dan dokumentasi, serta dianalisis dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi degradasi lingkungan pesisir, seperti dijumpai di beberapa lokasi terjadi abrasi, akresi, kerusakan mangrove dan kerusakan beberapa bangunan pelindung pantai. Hal ini memberi dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat pesisir berupa hilangnya mata pencaharian dan terancamnya pemukiman mereka. Upaya penanganan kerusakan kawasan pesisir Kecamatan Mangarabombang di lokasi yang ditinjau dapat dilakukan dengan perbaikan infrastruktur pelindung pantai berupa rehabilitasi dan perencanaan seawall, perencanaan jetty, serta penanaman mangrove.
ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KALA ULANG GELOMBANG DI PERAIRAN SELATAN PULAU BALI Paotonan, Chairul; Fathurrahman, Ahmad
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v3i1.13238

Abstract

Secara geografis Indonesia terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Oleh sebab itu wilayah perairan indonesia memiliki karakteristik gelombang yang beragam. Perairan sebelah selatan pulau Bali kondisi gelombangnya dipengaruhi oleh kondisi perairan samudra Hindia yang merupakan laut lepas. Namun demikian, karakteristik gelombang di perairan tersebut belum diketahui. Oleh sebab itu, dilakukan kajian untuk mengetahui karakteristik yang meliputi peluang kejadian berdasarkan arah dan interval tinggi gelombang, tinggi dan periode gelombang rata-rata serta kala ulang gelombang di perairan selatan pulau Bali. Data yang digunakan adalah data gelombang 6 jaman yang bersumber dari European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) selama 15 tahun. Data tersebut dianalisis untuk mendapatkan kejadian gelombang, tinggi dan periode gelombang rata-rata serta kala ulang gelombang menggunakan metode Fisher Tippet-1 dan Weibull. Berdasarkan analisis data, diperoleh gelombang dominan dari arah Barat Daya dengan peluang kejadian 59,62% dengan tinggi dan periode gelombang rata-rata sebesar 2,49m dan 10,84s. Interval tinggi gelombang yang paling sering terjadi adalah 1-2 m dengan peluang kejadian 65,85%. Kala ulang gelombang 100 tahunan yang dihitung dengan metode weibull dan fisher Tippet-1 masing-masing adalah 7,82 meter dan 5,89 meter dari arah barat.
IDENTIFIKASI PERUBAHAN GARIS PANTAI KECAMATAN MAPPAKASUNGGU KABUPATEN TAKALAR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SETELIT Masri, Andi Muhammad Maulid; Rachman, Taufiqur; Paotonan, Chairul
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v3i1.13239

Abstract

Garis Pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan, di mana posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut. Perubahan ini disebabkan oleh adanya abrasi dan akresi yang dipengaruhi oleh kondisi hydro-oseonografi lokasi yang ditinjau. Teknologi penginderaan jauh sangat mendukung penelitian di wilayah pesisir dan lautan, karena memiliki keunggulan yaitu dapat meliputi daerah yang luas dengan resolusi spasial yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi perubahan garis pantai yang terjadi di sepanjang wilayah pesisir Kecamatan Mappakasunggu. Pengidentifikasian perubahan garis pantai dilakukan dengan menggunakan citra satelit yang berdasarkan analisis data dan literatur secara deskriptif dan kuantitatif. Estimasi perubahan garis pantai dibuat berdasarkan analisis citra satelit dengan menggunakan metode overlay data citra tahun 2000, 2005, 2010, 2015 dan 2020. Hasil analisa luasan abrasi yang terjadi selama kurun waktu 20 tahun dengan interval waktu perubahan 5 tahun, yaitu: tahun 2000-2005 sebesar 10,02 ha, tahun 2005-2010 sebesar 4,89 ha, tahun 2010-2015 sebesar 14,16 ha, dan tahun 2015-2020 sebesar 2,85 ha. Sedangkan luasan akresi selama kurun waktu 20 tahun dengan internal waktu perubahan 5 tahun adalah tahun 2000-2005 sebesar 1.39 ha, tahun 2005-2010 sebesar 0.34 ha, dan tahun 2015-2020 sebesar 1.35 ha. Perubahan garis pantai di wilayah pesisir Kecamatan Mappakasunggu didominasi oleh abrasi.
PEMILIHAN JENIS BANGUNAN PELINDUNG PANTAI BONTO BAHARI MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Paotonan, Chairul; Nurdin, Fajar Arif
Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 3, Nomor 1, Tahun 2020
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62012/sensistek.v3i1.13241

Abstract

Bonto Bahari coastline has two main problems namely erosion and wave attack to the publics housing. On that score, coastal protection is needed to protect the coastline. The approximation in coastal protection are soft and hard approach. Hard approach consist of revetment, seawall, groin, jetty and detached breakwater. The objective of this study is to determine the suitable coastal structure type in Bonto Bahari area. In this study, the method were used in determining of costal structure type is analytical hierarchy process (AHP). Parameters were considered in determined of costal structure type namely ability of structure in protect coastline by wave attract, ability of structure in reducing longshore sediment transport, cohesiveness of local community activity, cohesiveness of existing structure, esthetic, construction method, cost, maintenance, environment impact and availability local material. Based on data analysis, obtained that the structure type has highest score respectively are groin T (0.3189), seawall (0.1881), detached breakwater (0.1839), groin I (0.1627) and revetment (0.1464).
Co-Authors ., Ashury Achmad Yasir Baeda Agusdiansyah, Dwi Alie, Muh. Zubair Andriadi, Andi M. Rezky Arafah, Muhamad Arafat, Andi Muhammad Alfian Arsil Ashury, Ashury Assidiq, Fuad Mahfud Awal, Muhammad Andika Samudera Ayyub Ansyari B, Muhammad Azis, Arham Azisah, Nur Azwar, Ahmad Baeda A.Y . Baeda, Achmad Yasir Baeda Yasir Bulawan, Chofifah Datu Caronge, Muhammad Akbar Daeng Paroka Daeng Paroka Daeng Parokka Damayant, Riska Daniel Bara Padang Allo Dewi, Misfadillah Tribuana dj, ashury Djamaluddin, Ashury Dundu, Denis Restuardi F.M. Assidiq Fajar Arif Nurdin Farouk Maricar Fathurrahman, Ahmad Firman Husain Fitriyanti Fitriyanti Hasan, Wahyuni Hasdinar Umar Hatta, M P Herawati Herawati Hidayat Kasim, Alif Indah Pratiwi Irfaniyanti, Irfaniyanti Irma Handayani, Irma Jumadi Jumadi Juswan . Juswan Sade K, Riswal Kasba, Putri Sriwahyuni Kurniawan, Abdi M Nur, Fahrul Maghfira, Aqila Maming, Muhammad Idhil Masri, Andi Muhammad Maulid Muhammad Asdar Muhammad Zubair M Alie Muhammad Zubair Muis Alie Muhiddin, Amir H. Mulyawan, Deni Munadiah, Nurul Nadjmi, Nurul Nasir, Andi Mega Mustika Nisa, Mu’minatung Novriany Amaliyah Nur, Fahrul Muhammad Pairunan, Teguh Paroka D . Pata’dungan, Geby Prasetyo, Adil Farhan Pratama, Andhika Hayyu Prihatini, Wa Ode Zulia Puspa Wangi, Intan Rachmi, Nur Rahim, Fitri Ramadani Rahman S . Rahman, Sabaruddin Rahman Rahmat, Nabila Ainun Nur Reskiyanti, Reskiyanti Restuardi Dundu, Denis Rizky, Zakinah RR. Ella Evrita Hestiandari Rusvan, A. Aliffathur Sabaruddin Rahman Sabaruddin Rahmanr Sakinah Kasim, Wahyu Sakinah, Whina Sarah, Nurwani Savhanta Tonapa, Royh Sitti Hijraini Nur Suleman, Yuliani Sutopo, Raihan Firdaus Taufiqur Rachman Thaha, M A Thaha, M. Arsyad Thaha, Muhammad Arsyad Timang, Novrian Yosua Tri Mulyono TRI UTARI Tri Utari Umar H . Umar, Muh. Fitrah Ramadhan Vivian Karim Ladesi Widianingrum, Windi Yasir Baedah, Ahmad Yudha Pratama, Andi Zulfikar Zulfikar