Diah Nugrahani Pristihadi
Divisi Farmakologi Dan Toksikologi Veteriner, Sekolah Kedokteran Hewan Dan Biomedis, IPB University, Bogor

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Effect of subacute administration of orange juice (Citrus sinensis) on duodenal structure in paediatric Sprague-Dawley rats (Rattus novergicus) Teo Qin Yan; Altaff Hendry; Daniel Latief Andre; Muhammad Luthfi Rahman; Win Satya Rudramurti; Nadine Hanifa Permana; Dian Maulia Utami; Diah Nugrahani Pristihadi; Agus Setiyono
ARSHI Veterinary Letters Vol. 8 No. 3 (2024): ARSHI Veterinary Letters - August 2024
Publisher : School of Veterinary Medicine and Biomedical Sciences, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avl.8.3.69-70

Abstract

This research investigates the impact of orange juice consumption on the histological structure of the duodenum, a critical site for nutrient absorption and digestion. Focusing on pediatric animals, orange juice (with a pH of 3) was administered to post-weaning rats aged 4 weeks to 6 weeks at dosages ranging from 0g/kg BW to 20g/kg BW over two weeks. Duodenal histopathology was assessed, focusing on parameters such as the quantity of crypts of Lieberkuhn, as well as the length, height, width, and depth of villi (measured in μm). Anatomical pathology examination included measurements of the length and width of the duodenum (also in μm), as well as the color mean (OD). The research findings indicate no significant changes in histo-pathology or anatomy pathology of the duodenum. This suggests that young individuals can adapt to acidic challenges without compromising gastrointestinal health. These findings offer reassurance regarding the short-term consumption of acidic orange juice (with a pH of 3) with minimal risks to intestinal integrity, both during growth and development.
EVALUASI DOSIS EFEKTIF ANESTESI KOMBINASI KETAMINE-XYLAZINE PADA TIKUS PEDIATRI Pristihadi, Diah Nugrahani
Jurnal Sain Veteriner Vol 43, No 2 (2025): Agustus
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.99829

Abstract

Anestesi efektif mengurangi stres dan rasa sakit pada tikus dengan menghilangkan kesadaran. Kombinasi yang umum digunakan dalam penelitian adalah Ketamine dan Xylazine. Kombinasi ini telah banyak digunakan pada tikus dewasa dengan berbagai dosis, tetapi belum ada acuan dosis tepat untuk tikus pediatri. Penelitian ini bertujuan mendapatkan dosis anestesi dari kombinasi Ketamine-Xylazine yang efektif dan aman untuk tikus pediatri. Penelitian menggunakan 25 ekor tikus berumur 3 minggu yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok negatif dan 4 perlakuan dosis Ketamine (25, 50, 75, dan 100 mg/kg BB) dikombinasikan dengan Xylazine 4 mg/kg BB. Hasil penelitian menunjukkan efek anestesi tikus pediatri baru mulai muncul setelah pemberian dosis Ketamine 50 mg/Kg BB. Kondisi fisiologis (frekuensi jantung, frekuensi napas, dan suhu tubuh) mengalami penurunan pada 10 menit setelah injeksi anestesi dan seiring waktu berangsur kembali ke normal. Pada dosis yang tinggi (100 mg/kg BB), terjadi kematian pasca injeksi dengan tingkat kematian 40%. Dosis anestesi Ketamine-Xylazine yang disarankan adalah 50–75/4 mg/kg BB.
Perbandingan Tingkat Kematian Daphnia magna yang Dipapar Aspirin, Parasetamol, dan Kombinasinya pada Berbagai Dosis Sajidah, Halilah Wafa’; Pristihadi, Diah Nugrahani; Fadholly, Amaq; Firdaus, Munira Laeli; Saragih, Mariah Mada Rahma Nauli; Hanum, Nur Aisah; Iryanto, Anetonia Felicia; Putri, Imelya Andira; Putri, Ramadita Aisyah
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 3 No. 2 (2025): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.3.2.%p.

Abstract

Aspirin memiliki efek analgesik, tetapi sifat asamnya dapat merusak saluran cerna, sehingga aspirin dikombinasikan dengan parasetamol untuk meningkatkan efek analgesik sekaligus menurunkan dosis. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi toksik dan nilai lethal concentration 50 (LC50) setelah paparan 24 jam kombinasi aspirin-parasetamol dibanding kedua obat tunggalnya pada Daphnia magna. Uji menggunakan media air hijau dengan 11 konsentrasi bertingkat sampai 1.800 ppm. Parameter yang diamati meliputi jumlah individu immobile, jumlah kematian, pH air, dan kadar oksigen terlarut pasca paparan. Angka kematian diuji Probit untuk mendapatkan nilai LC50 dan dilanjutkan dengan ANOVA serta Uji Tukey untuk membandingkan potensi toksisitas antar kelompok. Parameter lingkungan dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa aspirin, parasetamol, dan kombinasinya dapat menyebabkan imobilisasi dan kematian pada Daphnia magna. Aspirin dan kombinasi aspirin-parasetamol menurunkan pH air hingga di bawah ambang toleransi Daphnia, tetapi tidak mempengaruhi kadar oksigen terlarut pada media air hijau. Aspirin memiliki LC50 sebesar 164,79 ppm dan secara signifikan lebih toksik dibandingkan parasetamol (LC50 = 657,34 ppm; p < 0,05). Kombinasi aspirin-parasetamol menghasilkan LC50 sebesar 403,94 ppm yang tidak berbeda nyata dibandingkan keduanya. Berdasarkan hasil ini, paparan sediaan aspirin, parasetamol, dan kombinasi aspirin-parasetamol secara akut dikategorikan sebagai sediaan praktis tidak toksik pada Daphnia magna.