Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Upaya Menumbuhkan Karakter Kemandirian Pada Pendidikan Anak Usia Dini di TK Mahmuda Kecamatan Talang Muandau Kabupaten Bengkalis Erlina Erlina; Kartini Marzuki; Ita Rostia Ichsan
Jurnal Profesi Kependidikan Vol 4, No 1 APR (2023)
Publisher : Jurnal Profesi Kependidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan karakter sebagai salah satu alternatif yang dianggap mampu mengatasi atau paling tidak mengurangi masalah-masalah yang terjadi karena adanya krisis karakter di Indonesia. Pendidikan karakter merupakan sebuah proses pembiasaan, yaitu pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan untuk berkata jujur; permbiasaan untuk malu berbuat curang; pembiasaan untuk malu bersikap malas dan sebagainya. Penumbuhan karakter kemandirian pada anak usia dini di PAUD TK Mahmuda Tasik Serai Barat dilakukan dengan metode bercerita dan pembiasaan. Kemandirian yang ditumbuhkan meliputi: kemandirian makan dan minum sendiri, kemandirian memakai pakaian dan sepatu sendiri, kemandirian merawat dirinya sendiri, kemandirian menggunakan toilet, kemandirian memilih kegiatan yang disukai, kemandirian tidak mau ditunggui saat di sekolah dan kemandirian untuk membereskan mainan sendiri setelah selesai bermain. Faktor yang mendukung dalam penumbuhan karakter kemandirian pada anak usia dini di PAUD TK Mahmuda antara lain terdapat berbagai fasilitas yang memadai, adanya guru yang berkompeten dan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara pihak sekolah, guru dan orang tua. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah masih adanya anak yang kurang memperhatikan guru bercerita dan masih adanya orang tua yang memanjakan anak di rumah, sehingga terjadi pola penumbuhan karakter yang tidak sama ketika anak berada di lingkungan sekolah dengan anak berada di lingkungan rumah.Kata Kunci : Pendidikan karakter, Kemandirian, Penumbuhan karakter.
Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Bentuk dan Ukuran Pada Kelompok A Melalui Media Papan Geometri Khoirun Nisa’; Kartini Marzuki; Ita Rostia Ichsan
Jurnal Profesi Kependidikan Vol 4, No 1 APR (2023)
Publisher : Jurnal Profesi Kependidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari pengamatan di lapangan yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa secara umum pemahaman konseb bentuk dan ukuran anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan Tarik masih rendah. Dalam penelitian ini dilakukan pemecahan masalah tersebut dengan strategi media papan geometri. Berdasarkan paparan tersebut, tujuan penelitian yang akan dicapai adalah mengetahui aktifitas siswa kelompok A selama pembelajaran dengan menggunakan papan geometri dan mendiskripsikan pemahaman konsep bentuk dan ukuran anak melalui papan geometri. Untuk pengumpulan data digunakan teknik lembar pengamatan siswa, lembar pangamatan media dan penilaian kemampuan bidang pengembangan meningkatkan pemahaman konsep bentuk dan ukuran yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan selama dalam proses pembelajaran, analisa data dilakukan secara diskriptif baik secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan analisa data ini menunjukkan perolehan bahwa pada siklus I sebesar 68,5% dan meningkat pada siklus II sebesar 87,5%. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas penggunaan papan geometri dapat meningkatkan pemahaman konsep bentuk dan ukuran pada anak kelompok A di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Persatuan Desa Tarik, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.Kata kunci: Pemahaman Konsep, Bentuk dan Ukuran, Papan Geometri, usia 4-5 tahun
Implementasi Kepemimpinan Pembelajaran Kepala Sekolah Berbasis Digital di SMAN 2 Makassar Ansar Ansar; Kartini Marzuki
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2022 : PROSIDING EDISI 9
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.703 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Implementasi kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah berbasis digital di SMA Negeri 2 Makassar. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan kunci adalah kepala sekolah, sedangkan guru dan staf sebagai informan sekunder. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah berbasis digital dilakukan dengan penerapan presensi digital, pembagian tugas mengajar secara by system, pengumpulan silabus dan rencana pembelajaran guru memanfaatkan penyimpanan google drive yang memudahkan kepala sekolah dalam melakukan pengawasan. Kepala sekolah juga senantiasa membimbing dan mengarahkan guru dalam memecahkan masalah-masalah kerjanya, dan bersedia memberikan bantuan secara proporsional dan profesional melalui kegiatan supervisi secara terstruktur mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan tindak lanjut, serta pembinaan langsung dalam kegiatan-kegiatan workshop terkait peningkatan kompetensi guru dalam pemanfaatan IT. Melakukan pemantauan nilai yang dilakukan oleh guru secara by system dan melakukan kegiatan peringatan bahkan visiting bagi peserta didik yang memiliki nilai di bawah standar. Sikap dan perilaku kepala sekolah yang memperhatikan kedisiplinan waktu, peduli dengan lingkungan, menghargai prestasi guru, komunikatif dan sikap keteladanan lainnya sehingga dapat ditiru oleh seluruh warga sekolah. Optimalisasi kegiatan kelompok kerja guru dan kelompok paguyuban sekolah serta penyediaan WiFi sebagai sumber belajar bagi seluruh warga sekolah. Kata Kunci: Kepemimpinan, Digital, Kepala Sekolah
Kepuasan Belajar Warga Belajar Pada Program Kesetaraan Paket C Kartini Marzuki; Rudi Amir
Seminar Nasional LP2M UNM SEMNAS 2019 : PROSIDING EDISI 6
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.565 KB)

Abstract

Abstract. The equality program as an alternative in solving school problems In addition to economic factors, besides the economic factors, one of the factors that influence the dropout rate is about the low learning motivation of students who are the target group of equality programs.. This study aims to reveal: (1) the level of learning satisfaction related to teacher competence in the learning process, (2) the level of learning satisfaction of the learning population towards teacher competence in the application of learning methods. This research is an ex-post facto research using correlational techniques. The research population was 176 people that studying in the equivalency learning group of package C guided by the non-formal education unit of the Sawerigading Study Program in Makassar. Sampling through the stratified random sampling technique which was subsequently determined was 88 people. The results of data analysis show that: (1) the level of learning satisfaction is calculated with the ability of the tutor to understand the students in the learning process by 47%. (2) learning satisfaction related to the application of learning methods by tutors by 71%. Thus, it can be denied that learning satisfaction related to Andragogical Tutor's competency is still in the fairly temporary category in applying the learning method that already in the Good category Keywords: Equality Program, Learning Satisfaction, tutor competence 
Model Project Based Learning dalam Setting Pembelajaran Daring Pada Pebelajar Orang Dewasa (Studi Pada Program Kesetaraan Satuan Pendidikan Nonformal) Kartini Marzuki; Suardi Suardi; Nasrah Natsir
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 9
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.915 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini akan mengkaji pelaksanaan model pembelajaran Project Based learning (PjBL) dalam setting pembelajaran daring bagi peserta didik orang dewasa. Hal ini berangkat dari permasalahan di masa pandemi yang menuntut pembelajaran tetap berlangsung namun disisi lain warga belajar dihimbau untuk tidak melaksanakan pembelajaran secara tatap muka langsung. Progrsam kesetaraan Paket C merupakan program pendidikan nonformal dimana peseerta belajarnya terdiri dari orang dewasa pekerja. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dianggap sangat tepat bagi karakteristik pebelajar dewasa adalah model based learning. Penelitian ini merupakan peneltian kualitatif. Penelitian di laksanakan di satuan pendidikan nonformal sanggar kegiatan belajar (SKB) Sawerigading pada program kesetaraan. Informan penelitian adalah kepala SKB, tutor dan 3 orang warga belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan prject based learning pada pebelajar orang dewasa di program kesetaraan dideskripsikan sebagai berikut: 1)Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan pada kategori rendah karena tutor belum menyampaikan pertanyaan menantang, 2) Merencanakan proyek pada kategori tinggi karena perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dengan peserta didik dan  berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung untuk menyelesaikan proyek. 3)Mengawasi jalannya proyek mash pada kategori rendah karena  projek yang dilaksanakan di rumah tidak dapat dimonitor secara maksimal dengan memanfaatkan aopliasi daring. 4) Penilaian terhadap produk yang dihasilkan pada kategori sedang. Karena telah dilaksanakan namun belum memiliki instrumen yang valid. Kata Kunci: Project Based Learning, Pembelajaran Daring, Pebelajar Orang Dewasa
Penyelenggaraan Program Keaksaraan Dasar Terintegrasi Vokasional Skill Di Desa Tukamasea Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Fatmawati Gaffar; Rudi Amir; Kartini Marzuki
JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah Ilmu Kependidikan Vol 7, No 2 (2023): MEI (JIKAP PGSD)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jkp.v7i2.46831

Abstract

Implementation of the Vocational Skills Integrated Basic Literacy Program, consisting of: 1) Strategies for integrating vocational skills in the basic literacy program  ; 2) Factors affecting the implementation of basic literacy program learning.  Thestrategies applied in the integration  of vocational skills in thebasic literacy program are: a) Determinationof program progress; b) Identification; c) Implementation of learning; d) Learning outcomes. Meanwhile, the factors supporting the implementation of basic literacy in mastering the literacy of residents studying in Tukamasea Village, Bantimurung District, Maros Regency, include: 1) Indonesian Bugis-Makassar dialect as the native mother tongue used as the main communication of learning residents, 2) The quality of literacy tutors, 3) Positive responses of learning residents to basic literacy programs, 4) Motives of residents to learn and family support,  10) Community support for the program, as well as 5) Good coordination ability between parties related to program implementation.
STRATEGI PENGEMBANGAN KARAKTER ANAK PADA KOMUNITAS PEDULI ANAK JALANAN (KPAJ) DI KELURAHAN BARA-BARAYA UTARA KECAMATAN MAKASSAR KOTA MAKASSAR Inayah Nur Wulandari; Kartini Marzuki; Rudi Amir
JAPPA: Jurnal Andragogi Pedagogi dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 1, No 3 (2023): JAPPA
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.348 KB)

Abstract

This study examines the Strategy for Children's Character Development in the Community Care for Street Children (KPAJ) in Bara-Baraya Utara Village, Makassar District, Makassar City. The purpose of this study was to determine the strategies used by educators in developing the character of the foster children. The subjects of this study were 6 people consisting of 3 educators and 3 fostered children. Data were collected through interviews, observation and documentation. Data is processed through data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that there were 3 character development strategies used by educators, namely 1) Exemplary with the way educators behaved well in their activities such as speaking good words, saying help to fostered children when asking for help and saying thank you if they were helped 2) Cultivating discipline by making unwritten rules and giving rewards in the form of praise and punishment in the form of direct reprimands to the fostered children. 3) Habituation consists of activities carried out routinely such as greeting when entering the study house, reading prayers before and after studying, reading the Qur'an before learning begins, memorizing surahs every Saturday, shaking hands with educators and spontaneous activities by giving advice to foster children who do bad behavior, say tabe' when walking in front of older people, say please, sorry and thank you and say good.
Model kemitraan lembaga pendidikan nonformal dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini Kartini Marzuki; M. Ali Latif Amri
Seminar Nasional LP2M UNM Prosiding Edisi 3
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The general objective of this study is to reveal the partnership model of non-formal education in the implementation of early childhood education. This research is qualitative research that seeks to explore deeply the stages in establishing partnerships as well as supporting and inhibiting factors for partnership implementation among non-formal educational institutions. Informants in this study were the head of the Panre Tanrara ECD Center, integrated service post manager and Toddler Family Development and a community leader. To test the validity of the research data, triangulation was used both in the form of source triangulation and methods. The results of the study indicate that the partnership model undertaken by non-formal education institutions in delivering early childhood education is a Topdown partnership model. Where the World Bank as the organizing center designs and forms partnerships since PAUD centers are formed by forming and directly involving integrated service posts and Toddler Family Development as partners. Posyandu provides health services to children, Bina Keluarga Balita (BKB) as an organizer of parenting programs for childcare and PAUD as providers of education services for early childhood. The supporting factors for implementing the partnership are systematic planning, the availability of educated staff and the environmental conditions of the institutions that support the implementation of partnerships
Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar pada Satuan Pendidikan Nonformal Kartini Marzuki; Rudi Amir; Fatmawati Gaffar
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2022 : PROSIDING EDISI 9
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Secara yuridis dan faktual  pengakuan akan pentingnya pendidikan nonformal tidak diragukan lagi. Masyarakat sebagai stakeholder telah banyak merasakan betapa besar peran pendidikan nonformal dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Kurikulum merdeka saat ini menjadi suatu yang menarik menjadi kajian karena sejak setahun lalu mulai di sosialisaikan dan diterapkan secara bertahap. Namun pemerhait pendidikan lebih fokus pada pendidikan formal. Penelitian ini mengungkap sejauh mana pendidikan nonformal dalam menginplementasikan kurikulum merdeka.dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Implementasi merdeka belajar pada satuan pendidikan nonformal dilaksanakan pada pokja PAUD dan Kesetaraan, dengan meninjau perangkat pembelajaran yang digunakan pelaksanaan pembelajaran. Kemudian dicocokkan dengan Kompetensi di yang harus dicapai oleh peserta didik, setelahnya peserta didik akan mengikuti sepenuhnya rule yang ada; (2) Factor pendukung keterlaksanaan merdeka belajar pada satuan Pendidikan nonformal adalah: 1) memonitoring, 2) mengevaluasi, dari kedua tahapan tersebut akan menentukan berhasil tidaknya program merdeka belakar dilaksanakan. Oleh karena itu perlu dilakukan secara serius, terukur, transparan, dan akuntabel. 3) Peningkatan yang merupakan tahapan ketika standar tercapai kemudian ditingkatkan secara berkala dan berkelanjutan. Namun untuk tahap peningkatan ini biasanya berada pada level kebijakan; (3) Adapun factor penghambat yang dihadapi dalam pelaksanaan merdeka belajar meliputi: 1) proses adaptasi kurikulum dengan program merdeka akan berdampak pada peserta didik dan tutor. Kata Kunci: Pendidikan Nonformal, Kurikulum Merdeka, Merdeka Belajar
Pengaruh Pelatihan Vokasional Terhadap Sikap Kemandirian Peserta Di Balai Besar Pelatihan Vokasi Dan Produktivitas Fatmawati Gaffar; Rudi Amir; Kartini Marzuki; Untung Untung
Jambura Journal of Community Empowerment Volume 4 No. 2: Desember 2023
Publisher : Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37411/jjce.v4i2.2702

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh pelaihan vokasional terhadap sikap kemandirian peserta di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas. Pelatihan sebagai salah satu kegiatan nonformal, diselenggarakan melalui Lembaga yang diberikan kewenangan dengan memberikan pengetahuan serta pengalaman bagi setiap individu sebagai peserta pelatihan dalam bidang vokasi dengan keterampilan tertentu menyiapkan peserta didik menjadi tenaga terampil yang siap pakai sehingga output dari lulusan tersebut dapat terserap oleh dunia kerja atau membuka lapangan kerja buat diri sendiri melalui pemanfaatan keilmuan selama mengikuti pelatihan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survei. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelatihan vokasional berada pada kategori baik dengan nilai 83%. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pelatihan vokasional baik untuk diberikan bagi peserta pelatihan agar mereka menjadi lebih produktif; (2) Sikap kemandirian berada kategori baik dengan nilai 86% termasuk kategori baik. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa peserta memiliki sikap baik serta mandiri selama mengikuti pelatihan vokasional di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas; (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan vokasional terhadap sikap kemandirian peserta pelatihan di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas.