Claim Missing Document
Check
Articles

PEMBENTUKAN PROVINSI MADURA DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Tauran, Tauran; Rahaju, Tjitjik; Raditya, Ardhie; Pradana, Galih W.
CAKRAWALA Vol 11, No 1: Juni 2017
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1467.366 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v11i1.9

Abstract

Kajian ini bertujuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan wacana pembentukan Provinsi Madura berdasarkan pendekatan kebijakan publik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan studi dokumentasi. Para informan penelitian meliputi para kepala daerah dan jajaran pimpinan di bawahnya, tokoh agama, kalangan akademisi dari dua kampus ternama di Madura (Universitas Trunojoyo Madura dan Universitas Madura), dan Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Madura (P4M). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik analisis data interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wacana pembentukan provinsi Madura belum memenuhi berbagai persyaratan secara memadai. Baik persyaratan material kewilayahan, potensi anggaran, sumber daya manusia, dan pengelolaan sumber daya alamnya. Selain itu, komitmen kelompok elit baik pemerintah dan tokoh masyarakat menindaklanjuti wacana provinsi Madura masih belum solid dan massif hingga menyentuh akar rumput. Sementara, pemerintah Jawa Timur yang dapat melakukan langkah normatifguna mendorong terbentuknya provinsi Madura masih menunggu berbagai persyaratan pembentukan daerah baru dilengkapi terlebih dahulu. Berbagai kondisi ini membuat pembentukan provinsi Madura tampaknya sulit diwujudkan dalam waktu dekat, kecuali terdapat gerakan terobosan dari berbagai pihak yang berkepentingan bagi masa depan Madura.
PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA OASE DALAM PERSPEKTIF PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (STUDI PADA KAMPUNG ONDOMOHEN KOTA SURABAYA) Azizah Ghozali, Wanda Wafiq; Rahaju, Tjitjik
Publika Vol 11 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v11n1.p1409-1420

Abstract

Kampung wisata merupakan salah satu terobosan untuk mengatasi problematika kampung di wilayah perkotaan. Kampung wisata berdampak positif pada kualitas lingkungan, sumberdaya manusia serta perekonomian secara berkelanjutan. Kampung Ondomohen merupakan salah satu kampung yang berhasil menjadi kampung wisata edukasi berbasis pengelolaan lingkungan hidup yang terletak di Ondomohen Magersari V RT 08, RW 07 Kelurahan Ketabang, Genteng, Kota Surabaya. Kampung ini menjalin kolaborasi berkonsep sister kampung dengan Kampung Pintar Tembok Gede untuk menjadi satu manajemen bernama Kampung Wisata Oase Surabaya. Penelitian ini membahas tentang pengembangan Kampung Wisata Oase melalui perspektif pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan deskriptif-kualitatif. Fokus penelitian mencakup tiga proses pemberdayaan masyarakat yang meliputi enabling, empowering dan protecting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap tahap dalam proses pemberdayaan masyarakat telah memberikan implikasi positif yakni perubahan pola pikir yang semakin peduli lingkungan, meningkatnya rasa percaya diri, kreativitas serta produktifitas warga sehingga memperoleh penghasilan tambahan. Meski demikian, terdapat hal- hal yang perlu diperbaiki yakni minimnya partisipasi aktif masyarakat, keterbatasan dana, optimalisasi potensi setempat melalui pelatihan serta minimnya kontribusi para pemuda dalam mempertahankan keberlanjutan Kampung Ondomohen. Kata Kunci: kampung wisata, pemberdayaan masyarakat, pengelolaan lingkungan hidup Tourism village is one of the breakthroughs to overcome village problems in urban areas. Tourism villages have a positive impact on the quality of the environment, human resources and the economy in a sustainable manner. Ondomohen Village is one of the villages that has succeeded in becoming an educational tourism village based on environmental management, which is located in Ondomohen Magersari V RT 08, RW 07, Ketabang Village, Genteng, Surabaya City. This village collaborated with the concept of a sister village with Kampung Pintar Tembok Gede to become one management named Kampung Wisata Oase Surabaya. This study discusses the development of the Oasis Tourism Village through the perspective of community empowerment with a descriptive-qualitative approach. The focus of the research includes three processes of community empowerment which include enabling, empowering and protecting. The results showed that each stage in the community empowerment process has given positive implications, namely a change in mindset that is increasingly concerned with the environment, increasing self-confidence, creativity and productivity of residents so that they can earn additional income. However, there are things that need to be improved, namely the lack of active community participation, limited funds, optimizing local potential through training and the minimal contribution of youth in maintaining the sustainability of Ondomohen Village. Keywords: tourism village, empowerment, environmental management
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KAMPUNG PERIKANAN BUDIDAYA Di DESA KUPANG, KECAMATAN JABON, KABUPATEN SIDOARJO Putra, Trisnanto Setyo; Rahaju, Tjitjik
Publika Vol 11 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v11n1.p1643-1654

Abstract

Salah satu wilayah yang berpotensi kaya akan sumber daya alam laut adalah wilayah pesisir. Alhasil, banyak masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan atau petani tambak untuk memanfaatkan potensi tersebut. Pemberdayaan masyarakat dalam sektor perikanan biasanya berkembang ke arah agrobisnis. Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan yang tepat saat melaksanakan pemberdayaan masyarakat agar program berhasil dan membawa perubahan positif dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui program Kampung Perikanan Budidaya di Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan metode kualitatif. Fokus penelitian ini adalah pendekatan pemberdayaan masyarakat 5P (pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan, pemeliharaan). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan persiapan dan penyusunan data, pendalaman awal, koding, pengkategorian dan pemberian tema, serta interpretasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pemberdayaan masyarakat telah berjalan dengan baik dengan melibatkan masyarakat pembudidaya rumput laut untuk berpartisipasi dalam program Kampung Perikanan Budidaya. Walaupun, masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya seperti penyediaan fasilitas sarana, prasarana, pelatihan, serta perlindungan terhadap usaha budidaya rumput laut mengenai fluktuasi harga jual rumput laut maupun persyaratan kelayakan usaha untuk bisa ekspor secara mandiri. Maka dari itu, penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat pembudidaya rumput laut di Desa Kupang. One possible area rich in marine natural resources is the coastline region. As a result, many coastal communities work as fishermen or pond farmers to capitalize on this potential. Empowerment in the fishing sector typically progresses toward agrobusiness. Therefore, it is important to take the right actions when implementing community empowerment in order for the program to be successful and affect positive change in people's lives. This study aims to describe community empowerment through the Aquaculture Fisheries Village program in Kupang Village, Jabon District, Sidoarjo Regency. This research uses a descriptive research type with a qualitative method approach. The focus of this research is the 5P community empowerment approach (enabling, strengthening, protecting, supporting, nurturing). Data collection techniques using interviews, observation, and documentation. Data analysis was carried out by prepa ring and compiling data, initial insight, coding, categorizing and giving themes, and interpretation. The results of this study found that community empowerment had gone well by involving seaweed cultivators to participate in the Aquaculture Fisheries Village program. Although, there are still obstacles in its implementation such as the provision of facilities, infrastructure, training, and protection for seaweed cultivation businesses regarding fluctuations in the selling price of seaweed and business feasibility requirements to be able to export independently. Therefore, this study recommends that the government pay attention to the needs of the seaweed cultivating community in Kupang Village.
EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI GAPOKTAN (GABUNGAN KELOMPOK TANI) DI DESA KESAMBENWETAN KECAMATAN DRIYOREJO, KABUPATENGRESIK Mirna Indarti, Fais Ariska; Rahaju, Tjitjik
Publika Vol 11 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v11n1.p1669-1680

Abstract

Program pemberdayaan petani melalui GAPOKTAN (gabungan kelompok tani ) merupakan suatu bentuk kelembagaan yang dibentuk oleh pemerintah untuk dapat melakukan pemberdayaan pada petani melalui kegiatan-kegiatan yang akan meningkatkan pengetahuan serta keahlian dari petani. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendeskripsikan bagaimana program pemberdayaan petani melalui GAPOKTAN di Desa Kesambenwetan, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik ini dapat berjalan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini didapatkan dari kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan petani yang dilakukan oleh GAPOKTAN Kesambenwetan ini dikaji dengan melihat dari indikator pengukuran evaluasi kebijakan dari William N.Dunn yaitu Efektivitas, Efisiensi, Ketepatan, Pemerataan, Responsivitas, dan Ketepatan. Dari keenam indikator tersebut menunjukkan bahwa program pemberdayaan petani melalui GAPOKTAN ini telah berjalan dengan baik, dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh GAPOKTAN Kesambenwetan untuk meningkatkan keahlian serat pengetahuan dari petani. Kegiatan-kegiatan ini berupa penyuluhan serta sosialisasi oleh pihak profesional yaitu penyuluh dari Balai Penyuluh Pertanian Driyorejo. Selain itu GAPOKTAN Kesambenwetan ini juga membantu para petani mulai dari masa tanam awal hingga menjual hasil tani mereka dengan menyediakan sarana prasarana serta membantu petani untuk mengolah serta memasarkan hasil tani mereka. The farmer empowerment program through GAPOKTAN (combined farmer groups) is an institutional form formed by the government to be able to empower farmers through activities that will increase the knowledge and expertise of farmers. The purpose of this research is to describe how the farmer empowerment program through GAPOKTAN in Kesambenwetan Village, Driyorejo District, Gresik Regency can run. This research is a type of descriptive qualitative research. Data collection methods in this study were obtained from observation, interviews and documentation. The farmer empowerment activities carried out by GAPOKTAN Kesambenwetan are studied by looking at the policy evaluation measurement indicators from William N. Dunn namely Effectiveness, Efficiency, Accuracy, Equity, Responsiveness, and Accuracy. The six indicators show that the farmer empowerment program through GAPOKTAN has been going well, with the activities carried out by the GAPOKTAN Kesambenwetan to increase the skills and knowledge of farmers. These activities were in the form of outreach and outreach by professionals, namely extension workers from the Driyorejo Agricultural Extension Center. Apart from that, GAPOKTAN Kesambenwetan also helps farmers from the early planting period to selling their agricultural products by providing infrastructure and helping farmers to process and market their agricultural products.
IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PRODAMAS) PLUS PADA BIDANG EKONOMI DI KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI (STUDI PADA KOPERASI SEHAT SEJAHTERA ERWE 2 BANGSAL) Yulistya, Gebriel Irene; Rahaju, Tjitjik
Publika Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v11n2.p1697-1710

Abstract

IMPLEMENTASI OPEN PARLIAMENT PADA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Sasmita, Alvin Nanda; Rahaju, Tjitjik
Publika Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v11n2.p1723-1734

Abstract

Kebutuhan tentang adanya keterbukaan informasi publik dari lembaga negara di Indonesia telah menghasilkan UU no. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). DPR RI mengimplementasikan kebijakan keterbukaan informasi publik melalui Open Parliament yang bertujuan untuk memberikan informasi seputar parlemen serta menjaring aspirasi masyarakat melalui sarana teknologi informasi. Open Parliament merupakan perwujudan dari tiga indikator utama dalam parlemen modern, yakni transparansi, teknologi informasi, dan representasi. Untuk menganalisis keberhasilan kebijakan Open Parliament, digunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan menganalisis pencapaian hasil akhir (outcomes) yang didasarkan pada proses perumusan kebijakan hingga pelaksanaan kebijakan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi, studi literatur, dan wawancara mendalam dengan menggunakan pendekatan teori Merilee S. Grindle mengenai implementasi kebijakan. Bentuk realisasi kebijakan Open Parliament dapat ditinjau dari komitmen yang telah dibuat serta hasil yang telah terlaksana seperti beragam aplikasi penunjang keterbukaan informasi dengan berbasis teknologi. Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat mengetahui sejauh mana implementasi kebijakan yang telah dilakukan serta dapat memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai kebijakan ini. The need for public information disclosure from state institutions in Indonesia has passed Law no. 14 of 2008 concerning Public Information Disclosure. The House of Representatives of the Republic of Indonesia implements a public information disclosure policy through the Open Parliament program which aims to provide information about parliament and capture people's aspirations through information technology means. Open Parliament is a manifestation of the three main indicators in a modern parliament, namely transparency, information technology and representation. To analyze the success of the Open Parliament policy, descriptive qualitative research methods are used by analyzing the achievement of the final results (outcomes) based on the process of policy formulation to policy implementation. Collecting data in this study used observation methods, literature studies, and in-depth interviews using Merilee S. Grindle's theoretical approach regarding policy implementation. The realization of the Open Parliament policy can be seen from the commitments that have been made and the results that have been implemented, such as various technology-based supporting applications for information disclosure. The purpose of this research is to be able to find out the extent to which policy implementation has been carried out and to provide insight to the public regarding this policy.
IMPLEMENTASI SAKIP DALAM PERENCANAAN STRATEGIS DI DPMPTSP NAKER KOTA MOJOKERTO Putri, Rachmawati Herdianti; Rahaju, Tjitjik
Publika Vol 11 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v11n3.p2173-2186

Abstract

Systematic performance reporting in the form of the Government Agency Performance Accountability System (SAKIP) is a form of responsibility carried out by government agencies to the central government for their performance achievements during 1 period. In accordance with the Presidential Regulation of the Republic of Indonesia Number 29 of 2014, government agencies which are also regional apparatuses have an obligation to participate in the implementation of SAKIP. Strategic planning is the basis for implementing SAKIP as well as stated in the regulation. Then it was lowered into PAN-RB Ministry Regulation Number 88 of 2021, the AKIP evaluation was carried out to obtain information regarding the implementation of SAKIP. The standards for implementing SAKIP are clearly stated in these regulations. The purpose of this study was to obtain a description of the implementation of SAKIP at theDPMPTSP NAKER in Mojokerto City in determining strategic planning. The research will be studied using the top-down policy implementation model theory according to Van Meter and Van Horn. The research method used is descriptive with a qualitative approach. Data collected using observation techniques, interviews, and documentation. Determination of the informant sample using purposive sampling and snowball sampling techniques. The results of the study show that in the implementation of SAKIP DPMPTSP NAKER has implementation standards which have been clearly stated on the applicable legal basis. Communication and the existence of competent and quality resources are very important so that they can control the implementation of SAKIP properly and on target. The leadership's role in supporting the implementation of SAKIP DPMPTSP NAKER can affect agency performance. As well as support from experts for the implementation of SAKIP is also needed for the stability of the value of SAKIP at DPMPTSP NAKER Mojokerto City.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BUDIDAYA SORGUM DI DESA PUCAKWANGI KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN Matofani, Alif Ridho; Rahaju, Tjitjik
Publika Vol 11 No 3 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v11n3.p2283-2292

Abstract

Pemberdayaan masyarakat menjadi kunci dalam meningkatkan ekonomi masyarakat secara produktif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan. Kelompok masyarakat yang perlu diberikan perhatian ialah petani. Terdapat cukup banyak program pemberdayaan masyarakat yang diluncurkan pemerintah sebagai upaya dalam mengatasi kemiskinan petani. Desa Pucakwangi Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan terdapat proses pemberdayaan melalui Budidaya Sorgum. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan cara meningkatkan sumber daya manusia khususnya Kelompok Tani Desa Pucakwang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui program budidaya sorgum di Desa Pucakwangi Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan metode kualitatif. Fokus penelitian menggunakan teori pokok pemberdayaan meliputi bina manusia, bina usaha, bina lingkungan, bina kelembagaan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Budidaya Sorgum dalam upaya meningkatkan SDM, produktivitas sorgum, peningkatan harga jual dengan melakukan pengolahan serta membantu pembudidaya dalam melakukan pemasaran. Namun, masih terdapat kendala dalam pelaksanaanya seperti pelatihan yang jarang dilakukan, toko Sorghum Center yang kurang terawat, belum adanya kebijakan terkait penanaman sorgum hingga belum adanya kebijakan yang jelas. Maka dari itu, penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah dapat memperhatikan kebutuhan para pembudidayasorgum di Desa Pucakwangi. Kata Kunci: pemberdayaan, pertanian, sorgum Community empowerment is key in improving the community's economy productively so as to improve welfare. The community group that needs to be given attention is farmers. There are quite a number of community empowerment programs launched by the government as an effort to overcome poverty among farmers. Pucakwangi Village, Babat Sub-district, Lamongan Regency has an empowerment process through Sorghum Cultivation. This program is expected to improve the welfare of farmers by increasing human resources, especially the Pucakwang Village Farmer Group. The purpose of this research is to describe community empowerment through the sorghum cultivation program in Pucakwangi Village, Babat District, Lamongan Regency. This research uses descriptive research with a qualitative method approach. The research focus uses the main theories of empowerment including human development, business development, environmental development, institutional development. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Data analysis is done by data reduction, data presentation, conclusion drawing and data verification. The results showed that Community Empowerment through the Sorghum Cultivation Program in an effort to improve human resources, sorghum productivity, increase selling prices by processing and assisting cultivators in marketing. However, there are still obstacles in its implementation such as training that is rarely carried out, the Sorghum Center shop that is less well maintained, there is no policy related to sorghum cultivation until there is no clear policy. Therefore, this research recommends that the government can pay attention to the needs of sorghum cultivators in Pucakwangi Village. Keywords: empowerment, farmers, sorghum
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN PARIWISATA DESA WATUKARUNG KECAMATAN PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN (STUDI PADA POKDARWIS DESA WATUKARUNG) Ariani, Nindy Arista; Rahaju, Tjitjik
Publika Vol 11 No 4 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v11n4.p2415-2424

Abstract

Tourism is the biggest contributor that can boost the economy from regional to national. Watukarung Village is one of the villages in Pacitan Regency with the most tourism potential having around 14 tourist points that can be developed. Watukarung Village has Pokdarwis as community empowerment actors in developing tourism. The purpose of this research is to describe community empowerment efforts by Pokdarwis in developing tourism in Watukarung Village. This research uses descriptive research with a qualitative approach. The focus of this research is community empowerment efforts which include enabling, empowering, and protecting. Sources of data come from informants and supporting documents. Data collection techniques used are interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques used are data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study show that community empowerment through tourism development in Watukarung Village is going well. Enabling efforts by Pokdarwis Tirto Mukti and Pokdarwis Selogoni have been carried out with an analysis of tourism potential and community involvement, although improvements are still needed for Pokdarwis Selogoni. Empowering efforts are carried out by strengthening tourism branding, building facilities and infrastructure, as well as tourism awareness training for the community. Efforts to protect are carried out by safeguarding the interests of the weak community, as well as efforts to develop group legality. So that researchers provide suggestions, namely the need for continuation of the analysis of tourism potential that is being carried out, agency involvement in tourism development, and tourism promotion innovation. Pariwisata merupakan penyumbang pendapatan terbesar yang dapat mendongkrak perekonomian dari daerah hingga nasional. Pemanfaatan potensi wisata dapat diterapkan guna meningkatkan perekonomian suatu daerah. Desa Watukarung merupakan salah satu desa di Kabupaten Pacitan dengan potensi wisata terbanyak memiliki sekitar 14 titik wisata yang dapat dikembangkan. Pengembangan pariwisata tentu membutuhkan peran aktif masyarakat, dalam hal ini Desa Watukarung memiliki Pokdarwis sebagai aktor pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya pemberdayaan masyarakat oleh Pokdarwis dalam mengembangkan pariwisata di Desa Watukarung. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Fokus dari penelitian ini adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang meliputi enabling, empowering, dan protecting. Sumber data berasal dari informan dan dokumen pendukung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata Desa Watukarung berjalan dengan baik. Upaya enabling oleh Pokdarwis Tirto Mukti dan Pokdarwis Selogoni sudah dilakukan dengan analisis potensi wisata dan pelibatan masyarakat meskipun masih dibutuhkan peningkatan pada Pokdarwis Selogoni. Upaya empowering dilakukan dengan penguatan branding wisata, pembangunan sarana dan prasarana, serta pelatihan sadar wisata kepada masyarakat. Upaya protecting dilakukan dengan menjaga kepentingan masyarakat lemah, juga adanya upaya pembangunan legalitas kelompok. Sehingga peneliti memberikan saran yaitu perlunya kelanjutan dari analisis potensi wisata yang di lakukan, keterlibatan dinas dalam pengembangan wisata, dan inovasi promosi wisata.
IMPLEMENTASI PROGRAM INOVASI APLIKASI KLAMPID NEW GENERATION (KNG) DI KELURAHAN WONOKROMO KOTA SURABAYA Manshuri, Sopyan; Rahaju, Tjitjik
Publika Vol 11 No 4 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/publika.v11n4.p2491-2504

Abstract

Innovative services are currently being discussed in various circles, especially in the field of government. With the rapid development of technology today, many application-based technological innovations have emerged. In the realm of governance, the government has launched numerous applications aimed at creating effective public services. This is due to societal progress and the increasing population, which necessitates public services that can accommodate everyone. Wonokromo Subdistrict is one of the subdistricts that has implemented the application-based innovation called Klampid New Generation in public service matters. Therefore, this study aims to analyze the implementation of the Klampid New Generation application-based innovation in Wonokromo Subdistrict. This research utilizes a descriptive method with a qualitative approach. The data collection techniques employed in this study include interviews, observations, and documentation. The data is then analyzed through the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The research focuses on four implementation indicators proposed by Edward III: communication, resources, disposition, and organizational structure. The results of the study indicate that the program implementation is progressing well according to the implementation indicators. This includes effective communication, adequate resources, and a wellstructured bureaucracy. However, in terms of the disposition indicator, specifically the intensive variable, it has not been implemented effectively by the government. Pelayanan yang inovatif kini tengah menjadi bahan diskusi di berbagai kalangan, utamanya di bidang pemerintahan. Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini, banyak muncul inovasi teknologi berbasis aplikasi. Dalam urusan pemerintahan, sudah banyak aplikasiaplikasi besutan pemerintah yang diluncurkan guna menciptakan pelayanan publik yang efektif. Hal ini disebabkan oleh perkembangan masyarakat serta semakin bertambahnya jumlah penduduk sehingga diperlukan pelayanan publik yang dapat mewadahi keseluruhannya. Kelurahan Wonokromo adalah salah satu kelurahan yang menerapkan inovasi berbasis aplikasi Klampid New Generation dalam urusan pelayanan publik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi inovasi berbasis aplikasi Klampid New Generation di Kelurahan Wonokromo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian dianalisis dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini berfokus pada empat indikator implementasi oleh Edward III yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur organisasi. Hasil penilitian menunjukkan implementasi program berjalan dengan baik sesuai dengan indikator implementasi. Diantaranya komunikasi berjalan dengan baik, sumber daya yang memadai, dan struktur birokrasi yang bijaksana. Namun pada indikator disposisi yaitu variabel intensif, belum diterapkan dengan baik oleh pemerintah.
Co-Authors Abdur Rohman Achmad Nur Taufik Agus Suryono Ahmad Rizal Wirawan ALDI PERMANA SANTOSO Alifvia Nanda Lutfiana Anisa Anggraeni Anisah Farras Nabilah ARDHIE RADITYA Ariani, Nindy Arista ARIC SAPUTRO Arinda Savitri ARVIN MAKSUM Asmaul Khusna Azizah Ghozali, Wanda Wafiq Badrudin Kurniawan BANGKIT KRISNADY BETTY ALFA ROSYDIANA Cahya Pratama, Andy DANNY SATRIA RACHMANSYAH DEBBY OLIVIA WULANDARI Deby Febriyan Eprilianto Desita Sukma Ramdhani DHIMAS ANDREAN F Dicky Yuda Erdy Permana Dika Yoga Pratama DINATUL MAJIDAH DINI WINANTASARI DISTANTI AYUNINGTIAS DWI ARIESKA SETYANINGRUM Elfrida Ratnawati Eli Kurniasari Eva Roziah FEMI YUNIA DARMASTUTI FERINDA ARDIYANTI FIKRI FANI AHMADI Galih W. Pradana Galih Wahyu Pradana Hanin Sajida, Rania HENDY BING PUTRA HERWINDA FEBRIANI Hiskia Renaldi Setiawan IKA AYU NURROHMAH Indah Prabawati Indriani, Shelvia Dwi INTAN FRIDAY PUSPA SAPUTRI IRFAN BAKHTIAR ISTIQOMAH MUJI NISAA Istiqomah, Nur Faizatul Kiswanto, Arizal LAILATUL FITRIA M Satria Artha Wahab M. Faisal Putra Alamsyah M.Noer Falaq Al Amin Manshuri, Sopyan Marganda, Iman Pasu MARITA DYAH AYU FATIMAH Marshanda, Nisa Aulia Matofani, Alif Ridho MEDRIK PATRIYA WATI Megawati, Suci MEIRINAWATI Meirinawati Meirinawati Melda Fadiyah Hidayat Mendyeta Wahyu Prasetya Meyga Hidayah Wiranti Mulya MIFTAHUL SOLIKHIN Mirna Indarti, Fais Ariska MITA DEVI SUKMAWATI MOCHAMAD DOHAN MOHAMAD ALFIAN ANWARI ARIFIN Mudzakkir, Moh Muhammad Alif Izzuddin Muhammad Annas Subakti Muhammad Farid Ma’ruf MUHAMMAD FATHUR ROSYID Muhammad Firdaus Alamsyah Mutiara Shofiyyahtusya'diah Nabilah Sukmawati NADILA AGITA VIONITA NI WAYAN YESSINTA ARTASARI NILA MAYA PUSPITA DEWI NILA PUTRI RAHAYU NORI KARTIKA TUNGGAL STELA DHARA Novia Agustyas Putri Novinda Dwi Setiawati Nur'aini, Afifah Afifah OLGA NORMALISTIA Paragra Duncan Sentausa Pradana, Galih W. Prameswari, Pradiptia Dwi Ayu Putra, Trisnanto Setyo Putri, Rachmawati Herdianti Qilva Amalia Putri Zainny Ridho Imam Rivaldi RIKO DWI RESTIANTO RIZA IMTIKHANA Rizla Saradia Agustina ROVIYANTI RAZALIA Salsa Izza Shafinaz Sukardi Sasmita, Alvin Nanda Sekardani, Puspita Sari SHAVIRA AYU WULANDARI SINCE PUSPITA DESIANA YANS KOLLY Sindika Ayu Tristiara Gani SITI ANNAFAAH Siti Rochmah Sitohang, Lidya Lestari Sofhiana Sinta Devi SUSIANAWATI Syarifah Nikmah Tauran Tauran Tauran, Tauran Trenda Aktiva Oktariyanda Trisnanto Setyo Putra Ulfa Rahma Hidayah Ulil Albab Nur WAHYU PUJI KURNIAWAN WAHYUNI ANDIATI WISNU YOLANDINI PUTRI YOSA ANGGRAENI YUDHA ERICHASARI Yulistya, Gebriel Irene Zaenal, Siradj Aqshal Raul