Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Optimalisasi Politik Pendidikan Nasional melalui Manajemen Berbasis Sekolah Irjus Indrawan
INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies Vol 18 No 1 (2018)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.35 KB) | DOI: 10.30631/innovatio.v18i1.35

Abstract

Centrally system of education which implemented by the government does not address the needs of the community and students and hinders the occurrence of democracy in the implementation of education, this is because the centralized system forces and applies uniform policies nationally, therefor the target of the central education policy does not reach the target and not as expected because each region has different diversity, interests and potential of human resources and natural resources. In the current education policy, the autonomy of education is one of the positive policies, because it does not stop in districts and cities, but this policy is directly to schools as the spearhead of the implementation of education. One policy system that is considered good at the school level is what is known as the School Based Management Model (SBM). SBM is one model of education management based on school autonomy or independence in determining the direction, policy and course of education. In the process of implementing SBM education, the community must be included, because the community is the first and foremost layer of the education process. This means that the process of education, quality of education, facilities, and goals of education are also the responsibility of the community.
Konsep Dasar Ekonomi Pendidikan pada Tataran Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia Irjus Indrawan
INNOVATIO: Journal for Religious Innovation Studies Vol 19 No 1 (2019)
Publisher : Postgraduate Studies UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.945 KB) | DOI: 10.30631/innovatio.v19i1.80

Abstract

Education is a conscious and planned effort to create an atmosphere of learning and learning process so that students actively develop their potential. Education is a basic need factor for every human being so that efforts to educate the life of the nation, because through education efforts to improve people's welfare can be realized. The politics of education is all efforts, policies and strategies related to the problem of education. The politics of education is a general explanation or understanding determined by the highest education authority to direct ideas and determine actions with educational devices in various similarities and diversity along with the objectives and programs to realize them. The politics of education contains the policies of a country's government regarding education. The politics of education is not only in the form of written laws and regulations, but also includes other policies relating to education. The politics of education is aimed at the success of education providers that are run for the achievement of the goals of the state, because the goals of the state are the main targets in the administration of education.
Pelaksanaan Kebijakan Akreditasi PAUD Irjus Indrawan
Mitra Ash-Shibyan: Jurnal Pendidikan dan Konseling Vol. 3 No. 01 (2020): Januari - Juni: Mitra Ash-Shibyan: Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : STAI Auliaurrasyidin Tembilahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.399 KB) | DOI: 10.46963/mash.v3i01.116

Abstract

Early childhood education is a coaching effort for children (0-6 years old) by providing education to grow and develop students’ physical and spiritual, so they are able to step forwards to the next level of education. Having a qualified institution, there should be well-managed and be accredited. Accreditation is crucial for the institutional quality. The qualified institution is greatly expected to creat qualified generation in the future.
EMPOWERING LECTURERS IN MANAGEMENT ONLINE JOURNAL SYSTEM Indra Mukhlis Adnan; Nur Komariah; Wandi Wandi; Ahmad Rifa’i; Bayu Fajar Susanto; Dewi Murni; Irjus Indrawan
KARYA ABDI Vol 2 No 2 (2021): Article
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32520/karyaabdi.v2i2.1286

Abstract

The lack of lecturer mastery in managing the Online Journal System (OJS) is one of the factors that slows the journal accreditation process. Empowerment of lecturers in the management of OJS aims to increase the role of lecturers as journal managers according to journal accreditation standards. This empowerment method is carried out by means of webinars, workshops, training, and OJS assistance both online and offline. Through workshops, lecturers as journal managers open their mindsets about the importance of managing OJS in accordance with journal accreditation standards, through workshop activities, lecturers are able to design journals and complete journal managers in accordance with accreditation standards, then in training activities, lecturers practice the functions of each manager. OJS and in mentoring activities, lecturers receive assistance for DOI activation, indexation and registration for journal accreditation through the arjuna application. Through lecturer empowerment activities in managing OJS, the number of accredited journals can be increased.
Model Pembelajaran Nabi Muhammad SAW (Hiwar , Analogi , Tashbih, dan Amtsal) Irjus Indrawan
Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban Vol 1 No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3731.14 KB) | DOI: 10.28944/afkar.v1i2.43

Abstract

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Adapun untuk menerapkan model tersebut dijabarkan kedalam bentuk metode pembelajaran yang merupakan prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Maka dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan, yang mana satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT kepada umatnya untuk menanamkan ilmu sekaligus mensucikan jiwa. Mensucikan berarti membersihkan dari sifat buruk dengan pengajaran dan pendidikan serta memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat. Nabi Muhammad apabila dikaitkan dalam dunia pendidikan, beliau adalah sosok pendidik yang sempurna dalam segala aspek. Beliau adalah pendidik yang telah memberikan contoh atau model pembelajaran yang sangat akurat, dengan memperhatikan situasi dan kondisi. Model pembelajaran Nabi Muhammad terhadap para sahabat adalah Hiwar, Analogi, Tashbih, dan Amtsal .
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF ISLAM Irjus Indrawan
Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.757 KB) | DOI: 10.28944/afkar.v2i1.90

Abstract

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan budi pekerti, sehingga karakter bangsa identik dengan budi pekerti bangsa. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berbudi pekerti. Dengan demikian, pendidikan karakter adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami, membentuk, memupuk nilai-nilai etika, baik untuk diri sendiri maupun untuk semua warga masyarakat atau warga negara secara keseluruhan. Pendidikan karakter dalam perspektif pendidikan agama Islam adalah agar seseorang terbiasa melakukan perbuatan baik, agar interaksi manusia dengan Allah SWT dan sesama makhluk lainnya senantiasa terpelihara dengan baik dan harmonis. Pendidikan karakter seharusnya berangkat dari konsep dasar manusia: fitrah. Setiap anak dilahirkan menurut fitrahnya, yaitu memiliki akal, nafsu (jasad), hati dan ruh. Pendidikan agama Islam adalah untuk kemajuan masyarakat baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial sehingga dalam agama Islam memandang pendidikan sebagai suatu aspek yang memegang peranan penting dalam memanusiakan manusia
Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Metode E-Learning Irjus Indrawan
Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.919 KB) | DOI: 10.28944/afkar.v2i2.94

Abstract

E-learning merupakan suatu model pembelajaran yang dibuat dalamformat digital melalui perangkat elektronik. Tujuan digunakannya E-learningdalam sistem pembelajaran adalah untuk memperluas akses pendidikan kemasyarakat luas.E-learning semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negaranegara maju maupun di negara yangsedang berkembang. E-learning merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif barudi Indonesia.E-learningadalah pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkatelektronika. Jadi dalam pelaksanaannya E-learning menggunakan jasa audio,video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Banyak hal yang mendorong mengapa E-learning menjadi salah satu pilihanuntuk peningkatan mutu pendidikan, antara lain pesatnya fasilitas teknologiinformasi, dan perkembangan pengguna internet di dunia saat ini berkembangdengan cepat.
MENGOPTIMALKAN PROSES PEMBELAJARAN PAI MELALUI MEDIA LINGKUNGAN Irjus Indrawan
Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban Vol 5 No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.583 KB) | DOI: 10.28944/afkar.v5i1.110

Abstract

Lingkungan merupakan media dalam proses pembelajaran. Media  lingkungan  merupakan  salah  satu  upaya  untuk mengoptimalkan  pembelajaran  dan  meningkatkan  hasil pembelajaran.  Sesuai  dengan  karakteristik  pembelajaran yang  berorientasi  kepada  siswa,  maka  proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan kelas bukanlah satu-satunya  tempat  belajar  para  peserta  didik.  Untuk tercapainya  proses  dalam  pembelajaran  yang  aktif, terpadu,  dan  memiliki  karakter  maka  lingkungan  tidak dapat  terpisahkan  dari  proses  pembelajaran.  Karena hakikatnya  adalah  pembelajaran  suatu  interaksi  antara individu  dan  lingkungan.  Lingkungan  menyediakan rangsangan  (stimulus)  terhadap  individu  dan  sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Melalui pendekatan lingkungan ini siswa diajak memahami konsep sain  dengan  menggunakan  lingkungan  sebagai  sumber belajar.  Dengan  demikian  mereka  diharapkan  akan memilki kepedulian terhadap lingkungannya dan berawal dari pemahaman dan kepedulian itu mereka dapat mencari solusi,  mengambil  keputusan  dan  melakukan  tindakan nyata apa bila mereka suatu ketika menghadapi masalah dalam lingkungan mereka sendiri
SILATURAHMI PEMIMPIN TERHADAP BAWAHAN DALAM SISTEM MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM Irjus Indrawan; Ahmad Sukri; Kasful Anwar US
Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban Vol 7 No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.703 KB) | DOI: 10.32520/afkar.v7i1.218

Abstract

Sebagai seorang pemimpin diharapakan memilikikemampuan dalam menjalankan kepemimpinannya, karenaapabila tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, makatujuan yang ingin dicapai tidak akan dapat tercapai secaramaksimal. Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai makapemimpin harus melakukan silaturahmi terhadapbawahannya, baik terhadap guru, tenaga kependidikan,siswa maupun masyarakat sekolah lainnya. Kegiatankegiatanyang dilakukan dalam dunia pendidikan yangmencerminkan silaturahmi. Dalam silaturahmi terdapathikmah yang besar diantaranya mempererat talipersaudaraan antar sesama, membuka pintu rezeqi, salingmengenal dan memperluas persaudaraan, menambah ilmudan hikmah hidup, menambah empati dan menjauhi sikapegois. Dengan melakukan silaturahmi sehingga akantimbul rasa empati dan simpati antara atasan danbawahan.
PROFESIONALISME GURU DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Irjus Indrawan
Al-Afkar : Jurnal Keislaman & Peradaban Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.766 KB) | DOI: 10.32520/afkar.v7i2.255

Abstract

Suatu lembaga pendidikan dapat dikatakan bertanggung jawab, berwibawa, dan memiliki keperanan-aktif jika didalamnya terdapat tenaga-tenaga kependidikan khususnya tenaga pendidik yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, profesional dibidangnya serta memiliki lekatan nilai-nilai moral untuk dapat diakui sebagai guru yang profesional. Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang menentukan bagi berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar di lembaga pendidikan formal, oleh karena itu guru dituntut untuk memperhatikan dan melaksanakan tugasnya dalam mengajar dengan baik. Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan kurikulum akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Profesionalisme guru adalah kualitas kemampuan seorang guru dalam menampilkan dan menerapkan keahlian ilmu yang dimiliki dan pengalamannya sehingga dapat mengantisipasi dinamika kurikulum agar relevan dengan perkembangan zaman. Dalam era industri 4.0 sekarang ini, kita tidak hanya dituntut untuk melakukan literasi lama seperti membaca, menulis, berhitung untuk bersaing dalam kehidupan global yang begitu ketat, tetapi juga perlu memiliki literasi baru “new literacy”. Literasi baru tersebut antara lain literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 diperlukan “literasi baru” selain literasi lama. Perubahan dalam sistem pendidikan akan berdampak pula pada peran guru sebagai tenaga pendidik. Guru dituntut memiliki kompetensi tinggi untuk menghasilkan peserta didik yang mampu menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0.