p-Index From 2020 - 2025
7.266
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

EVALUASI PENGGUNA TERHADAP PENERAPAN SIMPUS DENGAN METODE TAKS TECHNOLOGY FIT DI PUSKESMAS IMOGIRI I M. Imron Mawardi; Hendra Rohman; Ibnu Mardiyoko; Nida Priastiti
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 1 No. 2 (2020): APRIL-JULI 2020
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v1i2.305

Abstract

Penerapan SIMPUS di Puskesmas Imogiri I Bantul sudah cukup lama mulai dari tahun 2003. Pertama dilalukan di bagian URM, pemeriksaan umum, gigi, laboraturuim dan HIV, poli mata, poli spesialis anak, poli gizi, poli ibu dan anak, IMS, sanitasi. Petugas rekam medis mengatakan masih terdapatnya kendala pada SIMPUS hanya dioperasikan oleh orang tertentu saja, data laporan tidak sesuai yang dibutuhkan, hal ini berdampak pada rutinitas kegiatan input data. Penggunaan SIMPUS di Puskesmas Imogiri I Bantul belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan karena hanya digunakan untuk mendaftar dan melihat data pasien sehingga belum bisa digunakan secara efektif. Tujuan, untuk mengetahui kinerja (performance impact) penggunaan SIMPUS di Puskesmas Imogiri I Bantul tahun 2019, mengetahui pemanfaatan (utilization) penggunaan SIMPUS di Puskesmas Imogiri I Bantul tahun 2019, dan mengetahui faktor penyebab tidak maksimalnya kinerja (performance impact) dan pemanfaatan (utilization) pada penggunaan SIMPUS di Puskesmas Imogiri I Bantul tahun 2019. Jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah 10 orang petugas yang menggunakan SIMPUS dan 1 kepala bagian rekam medis sebagai triabgulasi sumber. Teknik pengumpulan data mengunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil, setelah melalui perhitungan persetujuan reponden terhadap dampak kinerja adalah 76,85% dan lebih kecil dari 80%. Berarti kinerja belum sesuai yang diharapkan. Perhitungan persetujuan reponden terhadap dampak pemanfaatan adalah 77,42% dan lebih kecil dari 80%. Berarti pemanfaatan belum sesuai yang diharapkan. Faktor penyebab tidak maksimalnya kinerja (performance impact) SIMPUS tidak mempercepat, format pada penulisan diagnosa tidak sesuai dengan dinas. SIMPUS tidak mendukung kebutuhan dan pemanfaatan (utilization) petugas tidak mendapatkan data dari sebuah sistem yang terhubung dengan SIMPUS, proses administrasi tidak melalui SIMPUS. Kesimpulan, tingkat persetujuan responden terhadap kinerja dan pemanfaatan pada penggunaan SIMPUS di Puskesmas Imogiri I Bantul belum mencapai yang diharapkan. Faktor penyebab tidak maksimalnya penggunaan SIMPUS yaitu faktor kinerja (performance impact) dan faktor pemanfaatan (utilization).
TINJAUAN PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI RUANG PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS RUMAH SAKIT M. Imron Mawardi; Hendra Rohman; Ibnu Mardiyoko; Fardana Nur Rachma
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 1 No. 2 (2020): APRIL-JULI 2020
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v1i2.306

Abstract

Pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) masih belum berjalan efektif. Di ruang penyimpanan berkas rekam medis pernah terjadi kecelakaan kerja yaitu petugas terjatuh dari rak penyimpanan pada saat pengambilan BRM. Hal itu disebabkan karena terbatasnya luas ruang penyimpanan berkas rekam medis yang berukuran 7m x 10m yang di dalamnya terdapat 100 rak penyimpanan yang terbuat dari kayu dengan tinggi 2,45m serta jarak antara rak penyimpanan 62cm, selain itu juga terdapat tumpukan berkas rekam medis yang berada di kardus, sehingga membuat ruang filing sempit dan petugas sulit bergerak karena penuh dan sesak. Kurangnya sirkulasi udara serta penggunaan AC yang kurang menyebabkan ruangan menjadi pengap dan berdebu. Kondisi tersebut dapat menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan kerja menjadi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) serta hambatan dan upaya dalam pelaksanaan pengambilan berkas rekam medis yang berkaitan dengan K3 di ruang filing RS PKU Muhammadiyah Bantul yang terletak di Jl. Jend. Sudirman no 124 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis penelitian deskriptif. Subjek penelitian 5 orang yang dipilih langsung dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Alat pengumpulan data dilakukan dengan cheklist observasi dan pedoman wawancara. Hasil, pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam pengambilan berkas rekam medis belum efektif, karena belum adanya SPO khusus untuk mengatur tentang K3 dalam pelaksanaan pengambilan berkas rekam medis di ruang filing. Kondisi ruang filing yang kurang mencukupi untuk ruang filing, ruangan yang kurang luas karena tidak memungkinkan untuk ditambah rak penyimpanan serta masih terbatasnya APD yang ada. Faktor penyebab kecelakaan kerja dikelompokkan menjadi golongan fisik, golongan kimiawi, golongan biologis dan golongan fisiologis.
EVALUASI PENERAPAN SIMPUS DENGAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) DI PUSKESMAS PATUK 1 Andhy Sulistyo; Hendra Rohman; Nurhidayati Nurhidayati
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 2 No. 3 (2021): AGUSTUS-NOVEMBER 2021
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v2i3.322

Abstract

Penerapan SIMPUS di Puskesmas Patuk 1 masih mengalami hambatan yaitu kekurangan jumlah komputer yang belum memadai mengakibatkan pengentrian data pasien terganggu karena harus bergantian dalam mengetrikan data-data pasien, tampilan SIMPUS tidak mudah digunakan karena pada saat pengetryan masih kesulitan dalam entry alamat desa pada menu pendaftaran. Tujuan, mengetahui persepsi kemudahan penggunaan SIMPUS, mengetahui persepsi kemanfaatan penggunaan SIMPUS, serta mengetahui pengaruh antara persepsi kemudahandan persepsi kemanfaatan penggunaan SIMPUS. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan dan penelitian dengan menggunakan studi dokumentasi, observasi dan kuesioner tertutup. Teknik analisis data berupa analisis stastistik deskriptif dan analisis stastistik non parametris. Populasi subjek adalah 20 orang petugas yang menggunakan SIMPUS dan populasi objeknya adalah penggunaan SIMPUS Jojok. Hasil, tingkat persetujuan responden terhadap persepsi kemudahan penggunaan SIMPUS adalah 80,5%. Sedangkan tingkat persetujuan responden terhadap persepsi kemanfaatan penggunaan SIMPUS 81%. Uji kendall tau didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kemudahandan persepsi kemanfaatan dengan nilai 0,003. Kesimpulan, pengguna SIMPUS di Puskesmas Patuk 1 telah mempercayai persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan penggunaan SIMPUS, serta adanya pengaruh yang signifikan antara persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan pada penggunaan SIMPUS di Puskesmas Patuk 1.
ANALISIS PELAKSANAAN PENYUSUTAN BERKAS REKAM MEDIS DI PUSKESMAS LENDAH 1 Andrias Feri Sumadi; Hendra Rohman; Ibnu Mardiyoko; Febrianty Lestari
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 1 No. 3 (2020): AUGUST-NOVEMBER 2020
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v1i3.323

Abstract

Di Puskesmas Lendah 1 masih dalam proses penyusutan berkas rekam medis dan masih ditemukan permasalahan dalam penyusutan berkas rekam medis. Pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis yang ada di Puskesmas Lendah I belum terlaksana dengan rutin, berkas rekam medis mengalami penumpukan yang menyebabkan petugas sulit untuk mengambil dan mengembalikan berkas rekam medis pada rak penyimpanan. Jenis penelitian deskriptif. Di Puskesmas Lendah 1 alur pelaksanaan penyusutan berkas rekam medis yaitu pertama cek satu satu berkas rekam medis dilihat tanggal terakhir berkunjung, pisahkan rekam medis inaktif dari rak aktif, tulis pada lembar penelaan rekam medis inaktif kemudian rekam medis inaktif disimpan di gudang. Penyusutan dilakukan oleh petugas rekam medis. SOP penyusutan ada namun belum dilaksanakan dengan baik. Hambatan machine, tidak ada rak khusus penyimpanan berkas rekam medis inaktif, belum ada lembar penelaan rekam medis inaktif, man, kurangnya SDM yang berkompeten dalam bidang rekam medis, method, SOP penyusutan sudah ada namun pelaksanaannya belum baik, environment, ruang penyimpanan inaktif yang kurang layak. Untuk penyelesaian masalah yaitu dengan mengumpulkan hasil diskusi antar tenaga kesehatan yang bersangkutan disampaikan kepada kepala rekam medis, setelah semua disampaikan diharapkan ada tindak lanjut yang akan dilakukan dan dapat meningkatkan mutu dalam memberikan pelayanan terhadap pasien.
Analisis SIMPUS Rawat Jalan Dengan Penerapan Awal Rekam Medis Elektronik Menggunakan Human Organization Technology Fit Model Hendra Rohman; Vesty Yuli Istichanah
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 2 No. 3 (2021): AGUSTUS-NOVEMBER 2021
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puskesmas dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan perlu melakukan suatu tertib administrasi dengan penyelenggaraan rekam medis. Setiap puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi puskesmas yang dapat diselenggarakan secara elektronik atau non elektronik. Sejalan dengan semakin majunya teknologi informasi dan komunikasi juga membawa pengaruh terhadap perubahan rekam kesehatan yang berbasis kertas dan elektronik. Penggunaan sistem informasi puskesmas bergantung pada pengguna akhir, dukungan organisasi dan kemampuan teknologi itu sendiri. Puskesmas Seyegan merupakan salah satu yang baru menerapkan sistem informasi berupa rekam medis elektronik pada pelayanan rawat jalan dimulai sejak awal Desember 2019. Analisis mengenai SIMPUS dengan penerapan awal EMR belum pernah dilakukan. Analisis perlu dilakukan untuk mengetahui penggunaan penerapan awal EMR. Tujuannya yaitu menganalisis SIMPUS rawat jalan dengan penerapan awal EMR menggunakan metode HOT-Fit Model. Metode, jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif. Sampel yaitu semua pengguna SIMPUS yang telah menerapkan EMR. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Hasil, tingkat hubungan berdasarkan korelasi sederhana, person correlation atau r hitung untuk hubungan manusia dengan organisasi yaitu 0,576, hubungan manusia dengan teknologi yaitu 0,637, hubungan organisasi (organization) dengan teknologi yaitu 0,852. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat hubungan H-O sedang, H-T kuat, dan O-T sangat kuat. Kesimpulan, faktor manusia, organisasi, dan teknologi saling mempengaruhi pada penerapan EMR di Puskesmas Seyegan.
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK DENGAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL 2 (TAM 2) DI PUSKESMAS Andhy Sulistyo; Hendra Rohman; Bayu Ari Wibowo Putra
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 1 No. 3 (2020): AUGUST-NOVEMBER 2020
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Puskesmas Gamping I sistem informasi rekam medis elektronik (RME) digunakan di bagian pendaftaran, poli umum, poli lansia, poli gigi, poli KIA, ruang tepadu, ruang mtbs, psikologi, fisioterapi, laboraturium dan gizi. Persepsi penggunaan menggambarkan sejauh mana mereka dapat menerima sebuah teknologi khususnya sistem rekam medis elektronik (RME). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar persepsi dan kegunaan sistem informasi rekam medis elektronik (RME), seberapa sederhana dan mudah penerapan sistem informasi rekam medis elektronik (RME) diterapkan dan seberapa besar peningkatan kinerja dapat dicapai berkat adanya sistem informasi itu, maka digunakanlah analisis dengan metode Technology Acceptance Model 2 (TAM 2). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik. Pengumpulan dan penelitian dengan menggunakan, observasi dan kuisioner. Populasi subjek pada penelitian ini adalah 30 petugas yang menggunakan sistem informasi RME. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan Sistem Informasi Rekam Medis Elektronik di Puskesmas Gamping I. Hasil antara variabel bebas dan variabel terikat terhadap pengguna sistem informasi RME di Puskesmas Gamping I tidak memiliki pengaruh yang signifikan yaitu 0,813 Tidak sesuai dengan keputusan. Uji regresi linier sederhana dimana Ho lebih besar dari 0,05 maka hipotesis awal ditolak bahwa tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dalam pengguna sistem informasi RME di Puskesmas Gamping I.
ANALISIS KELENGKAPAN PADA PENGELOLAAN DATA GIZI DI PUSKESMAS Hendra Rohman; Sahda Aulia Khairunnisa
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 1 No. 3 (2020): AUGUST-NOVEMBER 2020
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v1i3.326

Abstract

Laporan data gizi termasuk ke dalam laporan bulanan LB3 yang di dalamnya mencakup data kegiatan gizi, KIA/KB, imunisasi yang dilaporkan setiap bulannya kepada dinas kesehatan. Kelengkapan data gizi merupakan hal yang harus diperhatikan karena akan memengaruhi dalam perumusan kebijakan, pengambil keputusan, dan perencanaan program. Di Puskesmas Kasihan 1 masih terjadi ketidaklengkapan data gizi. Penyebab data yang tidak lengkap adalah belum terinputnya data ke dalam laporan data gizi oleh petugas gizi. Tujuannya yaitu mengetahui ketidaklengkapan pengelolaan data gizi di Puskesmas Kasihan 1. Metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan persentase kelengkapan dan kevalidasian data gizi di aplikasi Sigizi. Hasilnya yaitu alur pelaksanaan kegiatan pengelolaan data gizi di Puskesmas Kasihan 1 adalah petugas melakukan pemeriksaan kepada pasien melalui kegiatan posyandu dan pemeriksaan gizi ibu hamil di Puskesmas Kasihan 1, lalu petugas mengumpulkan data SKDN (jumlah balita di Posyandu, jumlah balita yang mempunyai KMS, jumlah balita yang datang/ menimbang di Posyandu, jumlah balita yang ditimbang dan naik berat badannya) pemeriksaan setiap akhir bulan selanjutnya petugas melakukan entry data pemeriksaan pasien ke dalam berkas rekam medis dan aplikasi Sigizi yang akan dikirimkan kepada dinas kesehatan, lalu petugas membuat laporan data gizi yang diambil dari hasil output melalui aplikasi siGizi dan diolah menggunakan microsoft excel dan petugas melaporkan hasil laporan setiap bulan kepada Dinas Kesehatan. Kesimpulan, hasil analisis olah data yang dilakukan menggunakan aplikasi SPSS masih ditemukan data yang tidak lengkap di dalam laporan data gizi di Puskesmas Kasihan 1 pada tahun 2019 yang disebabkan karena adanya data yang belum di input oleh petugas gizi dan dapat memengaruhi dalam perumusan kebijakan, pengambil keputusan, dan perencanaan program. Persentase ketidaklengkapan data gizi pada laporan data gizi tahun 2019 dari hasil analisis menggunakan microsoft excel adalah sebesar 9.75%.
Posyandu cadre training in utilizing information systems to manage elderly medical record data Hendra Rohman; Nur Ismiyati; Iramie Duma Kencana Irianto
Community Empowerment Vol 7 No 11 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/ce.7778

Abstract

Posyandu activities for the elderly are carried out regularly in RW 29 and RW 30 Padukuhan Tegalwaras, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Bougenvile Posyandu cadres carry out the process of recording medical record data on paper and books. Data that is difficult to read and unsustainable needs to be changed. The aim of this program is to train all posyandu cadres in managing elderly data through a web browser. The implementation method is an analysis of information system needs, counseling related to health information systems, technical training of equipment used, assistance in the use of information systems, monitoring and evaluating the results of all activities by analyzing the ability to use posyandu information systems every month. As a result, on the system there are main menus, namely registration, inspection, print reports, graphics, restore data, user data, my profile, materials, and activities. The existence of an information system for the elderly posyandu is able to increase the knowledge and skills of cadres in managing data using a web-based information system.
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PENILAIAN AKSESIBILITAS KUNJUNGAN PASIEN DIARE DI PUSKESMAS DLINGO I DAN II Ana Dewi Lukita Sari; Hendra Rohman; Dewi Tri Astuti
Jurnal Admmirasi Vol 6 No 2 (2021): December
Publisher : Assosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47638/admmirasi.v6i2.226

Abstract

Diare adalah penyakit dengan buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya 3 kali atau lebih dalam sehari. Diare masih menjadi child killer peringkat pertama di Indonesia. Semua kelompok usia dapat terkena diare, baik balita, anak dan dewasa. Guna mengurangi tingkat kesakitan dan kematian karena diare maka harus tersedia fasilitas pelayanan kesehatan yang mudah diakses oleh masyarakat. Kecamatan Dlingo memiliki dua puskesmas yaitu Puskesmas Dlingo I dan II. Jarak antara kedua puskesmas sekitar 5 km yang terbagi dalam dua wilayah kerja. Sebagian masyarakat memilih berobat ke Puskesmas Dlingo II dikarenakan akses kendaraan ke fasilitas kesehatan tersebut lebih mudah dijangkau karena Puskesmas Dlingo II terletak di tepi jalan yang menghubungkan Jalan Raya Jogja-Wonosari. Perbedaan kemudahan akses menuju Puskesmas Dlingo I dan Dlingo II, mengakibatkan banyaknya warga yang berobat di luar wilayah kerjanya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kunjungan pasien yang berobat di luar wilayah kerja Puskesmas Dlingo I dan II, dan faktor penyebab pasien berobat di luar wilayah kerja Puskesmas Dlingo I dan Puskesmas Dlingo II. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan sampel dengan metode sampel jenuh. Hasil, data kunjungan pasien terkomputerisasi di SIMPUS, pada tahun 2016 di Puskesmas Dlingo I terdapat 16.153 pasien dan Dlingo II yaitu 39.445 pasien. Jumlah kunjungan pasien yang berobat di luar wilayah kerja Puskesmas Dlingo I yaitu 955 pasien dan Dlingo II sebesar 152 pasien. Penyebab pasien berobat di luar wilayah kerja adalah tentang akses, fasilitas kesehatan, pelayanan, kesinambungan pengobatan dan terapi pasien tidak menetap. Kesimpulan, jumlah kunjungan pasien berobat ke luar wilayah Puskesmas Dlingo I sebesar 5,91% dan Dlingo II sebesar 0,39%.
PEMETAAN DATA PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI PUSKESMAS SEMIN 1 Ana Dewi Lukita Sari; Hendra Rohman; Himawan Adventayudha
Jurnal Admmirasi Vol 4 No 2 (2019): Desember
Publisher : Assosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47638/admmirasi.v4i2.231

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) atau Acute Respiratory Infection (ARI) merupakan salah satu penyakit yang dipengaruhi oleh lingkungan. Jumlah pasien dengan penderita ISPA di tahun 2017 sebanyak 2.314 orang. Namun di Puskesmas Semin I data tersebut hanya sebatas tabel, sehingga untuk memudahkan dalam mengetahui persebaran penyakit, maka akan lebih mudah jika dilakukan pemetaan terhadap pasien penderita penyakit ISPA berdasarkan wilayah, usia, jenis kelamin. Tujuan, menganalisis data kesehatan pasien ISPA rawat jalan untuk dasar sebagai pemetaan data demografi penyakit ISPA di Puskesmas Semin I tahun 2017. Jenis penelitian deskritif. Hasil, ISPA yang tinggi berada pada wilayah Desa Semin yang ditandai dengan warna merah dengan jumlah 1.179, tingkat rendah di tandai dengan warna hijau terdapat pada desa Kalitekuk, Kemejing, Pundungsari, Bulurejo dan Bendung. Dari enam desa di Kecamatan Semin sebagai wilayah kerja Puskesmas Semin I jumlah pasien perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Dimana usia 46-55 tahun lebih banyak dari pada kelompok usia di bawah atau di atas umur 46-55 tahun. Dengan demikian 6 desa di Kecamatan Semin yang menjadi pasien ISPA paling banyak di umur 46-55 tahun. Kesimpulan, pengumpulan data kesehatan ISPA kunjungan pasien rawat jalan di Puskesmas Semin I Gunungkidul dilakukan secara semi komputerisasi. Pasien tertinggi berasal dari Desa Semin dengan warna merah, diikuti dengan tingkat ISPA rendah di Kalitekuk, Kemejing, Pundungsari, Bendung dan Bulurejo dengan warna hijau. Laki-laki dengan warna biru tua dan perempuan dengan warna merah tua, untuk pasien perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Total pasien terbanyak pada kelompok umur 46-55 tahun, dimana di seluruh Kelularan/Desa dengan usia 46-55 tahun dengan total keseluruhan adalah 542 pasien.
Co-Authors Abdillah, Asmi Rizal Adelia, Dinda Agung Kurniawan Agustin Wijayanti Alwhan Nurrochman Amin Kiswantoro Ana Dewi Lukita Sari Ana dewi lukita sari Ana Herlina Andhy Sulistyo Andrias Feri Sumadi Andy Muharry Anggia Meianti Anisa Aulia Anna Mayretta Annisa Kusuma Wati Ari Natalia Probandari Aris Wintolo Arsitaningrum, Annisa Astuti, Risa Mei Azizah, Sabella Nur Bayu Ari Wibowo Putra Dahlia Ayu Pri Irani Denny Noor Septyawan Denta, Wahyu Dewi Tri Astuti Dinda Adelia Dona Wening Kusumastuti Dwiyono Rudi Susanto Dyah Evanka Nur Ikhsani Eka Setiawati Elmy Agnia Endang Susilowati Endang Susilowati Enjang, Hieronymus Kidung Erina Septin Prihaningtyas Erlina Meidyawati Evrithia Chatarina Fadia Sulaiman Fadia, Fadia Fardana Nur Rachma Febrianty Lestari Fikram S. Sumangan Fitria Latupono Fitriana Yulianti Haerudin Haerudin Hamida Ismaqonita Hariyono, Widodo Hariyono, Widodo Hartono Hartono Hery Setiyawan Hery Setiyawan Hery Setiyawan Hery Setiyawan Himawan Adventayudha Ibnu IMardiyoko Ibnu Mardiyoko Ibnu Mardiyoko Ibnu Mardiyoko Indar Puspita Latarissa Iramie Duma Kencana Irianto Kristiyono, Eddy Kusuma, Oni Noviandi Lilik Edi Saputro Lusi Fitriah Sari M. Imron Mawardi Marsilah Marsilah Melisa Wulandari Nabila Rizki Putri Utami Narendra, Indra Nida Priastiti Nugraha, Faizqinthar Bima Nur Annisa Rimadanti Nur Fajarini Nur Ismiyati Nur Ismiyati Nur Rohman Nur Rohman Nurhidayati Nurhidayati Nurrochman, Alwhan Nurwijayanti Prasetyo, Rizki Adi Prawirya, Ais Pri Irani, Dahlia Ayu Puji Laksmini Purwanto Purwanto Qhoiriyah, Anisa Risqi Rahmatullah, Widia Rangga Pramudya Saputra Resmi Aini Riki Dwi Saputra Rina Widiastuti Widiastuti Rina Widiastuti, Rina Rohmat Dipo Darmawan Ronggo Nurcahyo Rosyidah Rosyidah Sahda Aulia Khairunnisa Salsabila, Amalia Sari, Ana Dewi Lukita Selin Sheralinda Shinta Sulaiman Sulaiman Sulistyo, Andhy Susanto, Dwiyono Rudi Tetha Normalitha Tivani, Khoirun Nisa’ Tri Handoko Ulfah Maulida Nur Sholihah Vesty Yuli Istichanah Widhi Sulistyo Widodo Hariyono Widowati, Vidya Widya Safitri Dano Jafar Wiji Wahyuningsih Wimasa, Yoga Adi Zharifa, Ibnata Nasywa