Articles
Pertempuran Empat Hari di Kota Surakarta Tahun 1949
Rahmawati, Sri Bulan;
Muntholib, Abdul;
Romadi, Romadi
Journal of Indonesian History Vol 5 No 1 (2016): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Revolusi tidak hanya terjadi di tingkat Nasional melainkan juga terjadi di tingkat lokal. Begitu banyak pergolakan dan pertempuan masyarakat Indonesia di daerah-daerah, terutama di Pulau Jawa. Kota Solo menjadi salah satu kota yang memiliki kisah pertempuran melawan Belanda dalam mempertahankan kemerdekaan pada Agresi Militer ke-II. Pertempuran Empat Hari di Kota Solo memiliki cerita yang membawa dampak positif dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Belanda yang ingin memperluas kekuasaan memasuki kota Solo pada 21 Desember 1948. Keinginan Belanda menguasai Kota Solo diperkuat dengan keadaan bahwa Kota Solo merupakan basis pertahanan militer setelah dipindahkannya ibukota Republik Indonesia ke kota Daerah Istimewa Yogyakarta. Melumpuhkan basis pertahanan militer adalah salah satu jalan untuk menaklukkan Indonesia. Anggapan yang di yakini oleh Jendral Spoor (pimpinan pasukan Belanda) tidak seperti yang diharapkannya. Kenyataannya semangat dari perjuang TP, TNI hingga masyarakat di Kota Solo dapat membalikkan keadaan. Strategi perang gerilya yang digunakan oleh Letkol Slamet Riyadi dan Mayor Achmadi dalam pertempuran membuat Belanda kewalahan. Kerjasama yang baik dari semua pihak membuat kota Solo berhasil mempertahakan kemerdekaan Indonesia. Selain sukses mempertahankan kemerdekaan di Kota Solo. Pertempuran yang dipimpin oleh Letkol Slamet Riyadi dan Mayor Achmadi ini menjadikan Tentara Indonesia disegani oleh dunia Internasional, karena mampu melumpuhkan pasukan Belanda dan membuat Belanda mengembalikan kekuasaan Kota Solo kepada Pemerintah RI perwakilan Kota Solo.
Dinamika Kehidupan Sosial Ekonomi Nelayan Desa Sirnoboyo Kabupaten Pacitan Tahun 1998-2014
Rahayu, Sinta;
Jayusman, Jayusman;
Romadi, Romadi
Journal of Indonesian History Vol 6 No 1 (2017): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Desa Sirnoboyo merupakan suatu desa yang ada di Kabupaten Pacitan yang tidak memiliki garis pantai, akan tetapi sebagian besar penduduk berprofesi sebagai nelayan. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nelayan Desa Sirnoboyo mengalami banyak perubahan terutama pada kehidupan sosial ekonominya. Perubahan ini terus terjadi seiring masuknya berbagai program dari pemerintah. Upaya-upaya baik dari pemerintah maupun dari kalangan masyarakat nelayan sendiri mendapat apresiasi baik dari pemerintah pusat, sehingga menaruh banyak perhatian terhadap kalangam masyarakat nelayan untuk terus melakukan usaha agar kehidupan masyarakat nelayan mencapai kesejahteraannya. Dengan memiliki Sumber Daya Kelautan yang besar maka harus mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingkan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraan bersama.
SEJARAH KERETA API RUTE SEMARANG-REMBANG TAHUN 1967-1988
Kusuma, Rosa;
Purnomo, Arif;
Romadi, Romadi
Journal of Indonesian History Vol 7 No 1 (2018): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Kereta api Semarang-Rembang adalah kereta api yang cukup berkembang pada masa penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan kereta api diambilalih oleh bangsa Indonesia. Kereta api di rute ini mengalami kerugian dan akhirnya ditutup pada tahun 1988 karena tidak mampu bersaing dengan moda transportasi lain. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah, meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perkembangan kereta api Semarang-Rembang tidak berjalan dengan baik. Perkembangan sarana prasarana berjalan lambat dan konsumen semakin berkurang. Kebijakan pemerintah terkait kereta api Semarang-Rembang yaitu rute ini dimasukkan dalam jalur lintas cabang. Kebijakan pemerintah yang lain yaitu menggembangkan jalur transpotasi jalan raya. Kebijakan pemerintah terkait perkeretaapian Semarang-Rembang yang paling besar yaitu terkait dengan penutupan jalur kereta api rute ini. Kereta api Semarang-Rembang ditutup dengan alasan merugi. Pada awal tahun 1970an transportasi jalan raya berkembang pesat. Penumpang kereta api beralih menggunakan transportasi jalan raya. Semakin lama perusahaan kereta api tidak mampu menutup kerugian. Akhirnya rute ini secara resmi ditutup pada tahun 1988.
MENELISIK PERAN GURU DALAM PEMBUMIAN NASIONALISME AWAL ABAD XX
Romadi, Romadi
Journal of Indonesian History Vol 7 No 1 (2018): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Guru mempunyai peran sebagai penggerak dan pendorong perubahan masyarakat, karena guru mempunyai intelektualitas dan kesadaran yang tinggi, serta mempunyai posisi yang “agung†sepanjang jaman. Pada awal abad XX, guru mempunyai peran membangkitkan kesadaran masyarakat akan nasib bangsanya, dengan metode dan pendekatan yang diterapkan dalam proses pembelajaran, maupun tulisan-tulisannya. Guru berperan “menyemaikan nasioalisme†bangsa, baik melalui proses pembelajaran maupun tulisan-tulisannya. Willem Iskandar seorang guru dari Tapanuli, dalam surat kabar De Locomotief yang terbit di Semarang disebutkan sebagai pionir pendidikan Bumi Putera menjalin komunikasi dengan teman-teman sejawat sesama guru dari etnis lain untuk memikirkan kemajuan bangsanya. Sementara itu, Ki Hajar Dewantoro ingin memadukan antara pendidikan Timur yang lebih menekankan aspek spiritual dengan pendidikan Barat yang menekankan aspek akademik. Pastor Van Rijkevorsel, guru berkebangsaan Belanda, pada 1926 mementaskan cerita kepahlawaan Pangeran Trunojoyo (De opstand van Tarunodjojo) di Muntilan, yang diperankan oleh murid-muridnya yang orang Indonesia. Dengan demikian, amat besar peran guru dalam membumikan semangat nasionalisme ke segenap lapisan masyarakat Indonesia.
Sejarah Rumah Sakit Jiwa Daerah dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah Dan Perananya Bagi Masyarakat Pada Tahun 1986-2018
Yulifah, Nor;
Romadi, Romadi
Journal of Indonesian History Vol 9 No 1 (2020): Journal of Indonesian History
Publisher : Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/jih.v9i1.40490
The events of anti-Chinese riots in Semarang were riots that began in the city of Solo. The riots that hit the city of Semarang took place in 1980. Therefore, the researcher wants to analyze three problems rising from that background which are: (1) the trigger factor for the anti-Chinese riots in Semarang in 1980, (2) the chronology of anti-Chinese riots in Semarang in 1980, (3) the impact of anti-Chinese riots in Semarang in 1980. In this study the researcher uses a history research method consisting of primary and secondary source. The primary source is the archive source regarding the history of events obtained from the archive data at Depo Arsip Suara Merdeka, (BPS) Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, and KOMPAS. The researcher also conducted interviews with living witnesses relate to the riots. While secondary sources used are from books or journal related to research. Based on the research result, the researcher stated that the events of anti-Chinese riots that occurred in Semarang in 1980 were the worst inter-ethnic events in the history of the city of Semarang. Anti-Chinese riots caused considerable and serious chaos for the people of Semarang, especially the Chinese people who were affected by the casualties ranging from victims of minor injuries, serious injuries, and the destruction of buildings and transportation vehicles belonging to ethnic Chinese descendants.
Agresi Militer Belanda I Dalam Perspektif Sejarah Lokal Untuk Pembelajaran Sejarah di SMA
Dumadi, Slamet;
Romadi, Romadi
Historia Pedagogia Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/hisped.v12i1.68726
Pembelajaran sejarah akan menarik perhatian peserta didik manakala dapat memberikan keberartian terhadap topik yang sedang dibahas. Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan mengaitkan dan ”membidik” materi dari sisi sejarah lokal atau kedaerahan. Peristiwa-peristiwa yang jauh dalam pemahaman peserta didik didekatkan oleh guru dengan tinggalan yang terdapat di daerah sekitar. Materi sejarah tentang Mempertahankan Kemerdekaan dan Agresi Militer Belanda di kelas XI semester 1 dapat diupayakan oleh guru dengan tinjauan Sejarah Lokal. Langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru agar dapat melakukan ini adalah memperbanyak literasi dengan membaca dan menggali informasi dari orang-orang di lingkungan sekitar, karena dimungkinkan peristiwa-peristiwa itu belum tertulis pada buku-buku paket. Dengan strategi ini peserta didik akan merasakan keberartian dan sekaligus memberikan kebanggaan terhadap daerahnya. Kata Kunci: mempertahankan kemerdekaan, agresi militer, sejarah lokal The teaching of history will capture the attention of students when it can provide significance to the topics being discussed. One strategy that teachers can employ is by connecting and “targeting” the material from a local or regional historical perspective. Distant events that may be difficult for students to grasp are brought closer by the teacher through artifacts found in the surrounding area. The history curriculum on the Defense of Independence and Dutch Military Aggression in the first semester of eleventh grade can be approached by teachers with a focus on Local History. To accomplish this, a teacher can increase literacy by reading and gathering information from individuals in the local community, as it is possible that these events have not been documented in textbooks. Through this strategy, students will experience the significance of the subject matter and simultaneously develop pride in their region. Keywords: defense of independence, military aggression, local history
PEMANFAATAN MEDIA FILM DOKUMENTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH MATERI POLITIK ETIS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NU AL MA’RUF KUDUS TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Farid, Achmad;
Romadi, Romadi
Journal Cerdas Mahasiswa Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15548/jcm.v6i1.9442
Tujuan dalam penelitian ini untuk: 1) Mengetahui proses pembelajaran Sejarah Indoensia Kelas XI IPS di SMA NU Al Ma’ruf Kudus, 2) Mengetahui perbedaan minat belajar siswa kelas yang memanfaatkan media film dokumenter dengan kelas yang tidak memanfaatkan media film dokumenter, 3) Mengetahui adanya peningkatan minat belajar siswa setelah adanya pemanfaatan media film dokumenter dalam pembelajaran sejarahPenelitian ini merupakan penelitian denganjenis kuantitatif dengan desain eksperimen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive Sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelasXI IPS 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji independent test-t dan uji regresi linier sederhana. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran Sejarah Indonesia di kelas XI IPS cukup berjalan dengan lancar. Media pembelajaran yangdigunakan oleh guru sejarah dalam mengajar hanya menggunakan buku LKS.Penelitian ini juga menunjukkan bahwa adanya perbedaan minat belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen mendapat skor 78,94 lebih tinggi daripada kelas kontrol 66,89. Hasil dari analisis dengan uji independentntest-t menunjukkan skor dari signifikansi sebesar 0,000 0,05 serta nilai ????ℎ???????????????????? ???????????????????? yaitu 10,837 1,688 maka ???????? diterima dan ???????? ditolak yang artinya ada peningkatan minat belajar siswa karena pemanfaatan media film dokumenter.Jadi dapat disimpulkan bahwa media film dokumenter dapat meningkatkanminat belajar siswa dalam proses pembelajaran sejarah. Saran untuk penelitian ini yaitu agar guru dapat lebih mengeksplor penggunaan media film dokumenter sebagai salah satu media alternatif dalam proses pembelajaran sejarah di kelas.
STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen): DARI KESADARAN NASIONAL MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA
Fauziah, Khopipah;
Aldi Cahyono, Rizki;
Rozianna Putri, Lamia;
Hanifah Febriana, Rizka;
Sokheh, Mukhamad;
Romadi, Romadi
ISTORIA : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sejarah Vol. 20 No. 2 (2024): ISTORIA Edisi September 2024, Vol. 20. No.2
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Di tengah penindasan kolonial, muncul sebuah gerakan kesadaran hingga mendesak cita-cita persatuan menuju kemerdekaan yang bermula dari diskusi-diskusi mahasiswa STOVIA, sebuah sekolah kedokteran pribumi yang memberikan gebrakkan perbaikan nasib bangsa Indonesia. Rumusan masalah dalam artikel ini mengkaji awal mula penyadaran akan menentang kolonialisme, termasuk peranan beberapa tokoh-tokoh alumni STOVIA, hingga bagaimana kaitan STOVIA dengan kemerdekaan bangsa. Menggunakan metode penelitian sejarah dengan pengambilan data studi lapangan Museum Kebangkitan Nasional hingga studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya peranan mahasiswa STOVIA sebagai perintis menumbuhkan kesadaran perubahan atas korelasi profesi dokter yang mampu mengkaji kondisi "˜tubuh' sosial bangsa melalui kajian atas kondisi kesehatan masyarakatnya. Beberapa lulusan STOVIA terpanggil menyuarakan pergerakan demi perbaikan. Pergerakan dari lingkungan STOVIA berlanjut sebagai urgensi konsepsi persatuan melalui Manifesto Politik 1925 dan Ikrar Sumpah Pemuda 1945. Pandangan kesadaran berlanjut menuju pentingnya kemerdekaan Indonesia dengan puncaknya pada peristiwa proklamasi yang disempurnakan kembali melalui euforia mempertahankan kemerdekaan hingga mencapai kemerdekaan secara sempurna pada 1950.
Problem-Based Learning Model Experiment in History Learning History Learning Results for Class XI Students of SMAN 1 Pejagoan
Pujiani, Resti;
Jayusman, Jayusman;
Romadi, Romadi
Indonesian Journal of History Education Vol 4 No 2 (2019): Indonesian Journal of History education
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
This study aims to (1) Know the learning outcomes of students given the learning model Problem-Based Learning, (2) Find out the learning outcomes of students treated with the various lecture methods, (3) Investigate whether there is a significant difference between the learning outcomes of the students given the learning model Problem-Based learning and the various lecture methods. The population of this study was all of the eleventh graders of SMA Negeri 1 Pejagoan. The sampling technique in this study is simple random sampling. This study uses a quantitative approach with experimental methods and a Quasi-experimental design. The study's results explained that the students' historical learning outcomes given the Problem-Based Learning model were better than those given the various lecture methods. The average value of the pre-test and post-test for the experimental group was 61.63 and 79.51. Meanwhile, the history learning outcomes of the students given the various lecture methods were also categorized as good, as the value of the pre-test and post-test increased from 59.5 to 77.64. There is also a significant difference between the experimental and the control group because the t-value was higher than the t-table (t-value > t-table = 2.87 > 1.997).
Development of Infographic Teaching Materials for the Events of the September 30, 1965 Movement in Indonesian History Learning at SMAN 1 Kudus
Agustin, Nur Anisa;
Pramono, Suwito Eko;
Romadi, Romadi
Indonesian Journal of History Education Vol 5 No 1 (2020): Indonesian Journal of History Education
Publisher : Universitas Negeri Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15294/ijhe.v5i1.19906
The purpose of this study includes: (1) Analyze the history of the Incident Movement of 30 September 1965, which was done in SMA N 1 Kudus. (2) Analyze the infographic history of the Incident Movement of 30 September 1965 that corrects of students needed in SMA N 1 Kudus. (3) Analyzing the infographic feasibility of the history Incident Movement of 30 September 1965 as a teaching material. This research uses the Research and Development (R & D) method and is then grouped into three research stages: preliminary stage, development, and evaluation. The results of this study indicate that the teaching materials used in SMA N 1 Kudus are from Worksheet and the student book of Curriculum 2013. After passing the validation stage, the infographic teaching materials of the G30S 1965 Event have gained eligibility for use in school without revision. Based on student and teacher responses of infographic teaching materials showing a positive reaction to use infographic in teaching history as teaching material, that is proven by the response questionnaire from teacher and students.