Claim Missing Document
Check
Articles

PERKEMBANGAN BUDIDAYA LONTAR DI PULAU SAWU NUSA TENGGARA TIMUR Jayusman, Jayusman
Paramita: Historical Studies Journal Vol 20, No 1 (2010)
Publisher : Paramita: Historical Studies Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research on agricultural history is focused on the cultivitation of Palmyra palm cultivation and economy, social and cultural aspect in Sawu Island. Palmyra palm cultivation in this island has been held from generation to generation. And it’s hard to find out the exact time when did it begin. The activity of obtaining Palmyra palm occurred as the adjustment of Sawu society to their new environment. Seeing to traditional behavior of Sawu society, it seemed that the activity of collecting kept on in a very long period. The factor which supported that act was the system of sociocultural pattern that supported the success of conservation of the cultivation of Palmyra palm. The sociocultural pattern was called rai (social organization based on custom) and religion ceremonies.   Keywords: Palmyra palm cultivation, traditional, social pattern  Penelitian tentang sejarah pertanian ini difokuskan pada budidaya lontar ditinjau dari aspek ekonomi, social, dan budaya di Pulau Sawu. Budidaya lontar di pulau ini telah dilakukan secara turun temurun. Dengan demikian, susah untuk menemukan waktu tepat ketika upaya pembudidayaan tersebut dimulai. Aktivitas untuk memperoleh lontar terjadi sebagai penyesuaian dari masyarakat Sawu untuk lingkungan baru mereka. Melihat ke perilaku tradisional dari masyarakat Sawu, ini tampak bahwa aktivitas tersebut telah terjadi dalam periode yang sangat panjang. Faktor yang mendukung bahwa tedapat aturan tentang sistem dari pola budaya kemasyarakatan sehingga menghasilkan upaya konservasi yang berhasil terhadap pembudidayaan tanaman lontar. Pola social budaya yang brekembang tersebut disebut dengan rai    (organisasi sosial berlandaskan kebiasaan) dan upacara agama.   Kata kunci : budidaya lontar, tradisional, pola sosial  
DISKRESI: ANTARA KEBIJAKSANAAN DAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG Jayusman, Jayusman
JURNAL ISTINBATH Vol 9, No 1 (2012): Vol. 9, Nomor 1, Edisi Mei 2012
Publisher : STAIN Jurai Siwo Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTulisan ini berkaitan dengan kebijaksanaan dalam sistem hukum. Mewakili kebijaksanaan kewenangan hakim putusan dengan bunga mempertimbangkan rasa keadilan, kepentingan umum dan moralitas yang berkembang di masyarakat dari di memutuskan sesuai dengan peraturan yang tertera dalam kode. Otoritas ini atau untuk mengisi kelemahan dalam menerapkan legalitas utama dalam sistem hukum sipil di Indonesia. Dengan demikian diharapkan berbagi hukum yang maksimal melayani kepentingan masyarakat yang dinamis. Menggunakan kuasa ini, seorang hakim memperhatikan prinsip-prinsip dalam eksekusi dan juga perlu adanya pengamatan terkait Institute. Jadi yang diharapkan oleh otoritas ini tidak dapat disalahgunakan untuk tertentu secara ilegal.Kata kunci : kebijaksanaan, otoritas.
PEMBERDAYAAN APARATUR PEMERINTAHAN DESA BERBASIS TERTIB ADMINISTRASI DALAM MENINGKATKAN LAYANAN MASYARAKAT SEKECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG Jayusman, Jayusman
Jurnal Abdimas Vol 15, No 2 (2011)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan administrasi yang tertib akan mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi yang sewaktu-waktu diperlukan. Akses informasi akan dapat tersaji dengan cepat dan tepat, apabila aparatur desa siap dan mempunyai kemampuan dalam menemukan kembali dokumen yang sesuai dengan kepentingan masyarakat. Karena dokumen pemerintah atau arsip merupakan salah satu komponen esensial dalam mendukung kinerja pemerintahan desa. Dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah terus, aparat desa dituntut untuk mengelola administrasi dengan cepat dan rapi. Proses administrasi membawa konsekuensi terhadap pengarsipan, yang pada gilirannya bermuara pada pelayanan masyarakat. Setiap pemerintah desa mempunyai tanggung jawab dan kewajiban memberikan layanan publik yang prosesnya harus melalui administrasi desa. Proses administrasi membawa konsekuensi terhadap pengarsipan, yang pada gilirannya bermuara pada pelayanan masyarakat.
Perkembangan Batik di Ponorogo Tahun 1955-2015 Safitri, Anissa Fauzijah Rizky; Subagyo, Subagyo; Jayusman, Jayusman
Journal of Indonesian History Vol 4 No 1 (2015): JIH
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Batik Ponorogo sendiri sudah berkembang sejak kerajaan Islam di Indonesia. Industri yang pertama berkembang di Ponorogo bermula dari pengusaha Tionghoa bernama Kwee Seng (Wi Sing) dari Banyumas. Dengan adanya industri batik masyarakat mulai mengembangkan usaha batik hingga batik Ponorogo mengalami masa kejayaan di tahun 1960-an. Batik Ponorogo saat itu terkenal dengan batik cap biru yang dijual dengan harga murah. Tahun 1980-an batik Ponorogo mulai mengalami kemunduran salah satu penyebabnya adalah kemunculan batik printing. Setelah kemunduran produksi, industri batik yang berkembang hanya industri rumahan (home industry). Industrinya pun hanya berjumlah dua pengusaha saat itu. Tahun 2000-an merupakan awal industri batik Ponorogo mulai berkembang sebab mulai muncul pengusaha-pengusaha batik baru. Jumlahnya sebanyak lima pengusaha baru yang muncul dengan membawa model-model baru dalam perbatikan Ponorogo seperti adanya batik kontemporer, batik printing dan batik lukis. Faktor yang menghambat seperti kurangnya sumbar daya manusia, modal, bahan baku dan pemasaran produk. Faktor pendorong industri batik Ponorogo seperti teknologi yang digunakan, produk yang dihasilkan dan peran pemerintah dalam mendukung perkembangan industri batik Ponorogo.
Konflik Cina-Jawa di Kota Pekalongan Tahun 1995 Rahayu, Ribut Tulus; Jayusman, Jayusman; Sodiq, Ibnu
Journal of Indonesian History Vol 5 No 1 (2016): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konflik sosial sering terjadi di Indonesia dan mengalami peningkatan secara pesat menjelang berakhirnya Orde Baru. Salah satunya terjadi di Kota Pekalongan pada tahun 1995. Konflik ini melibatkan etnis Tionghoa (Cina) dan pribumi (etnis Jawa). Kondisi masyarakat Pekalongan mayoritas beragama Islam dengan tingkat religiusnya tinggi. Saat seorang Tionghoa dikabarkan telah menyobek Al Qur’an, hal tersebut kemudian memicu kerusuhan yang terjadi selama tiga hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa konflik sosial di Kota Pekalongan dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu, faktor politik, faktor ekonomi, dan faktor sosial yang menimbulkan konflik laten di masyarakat Kota Pekalongan. Hal tersebut kemudian menyebabkan kerusuhan pada 22-24 November 1995. Dipicu oleh seorang Cina ppenderita gangguan jiwa yang menyobek Al Qur’an. Konflik tersebut telah menimbulkan dampak sosial dan ekonomi di masyarakat Pekalongan. Upaya penanganan konflik dilakukan oleh Pemerintah Kota Pekalongan bersama aparat keamanan, dan tokoh masyarakat.
Dinamika Persatuan Sepak Bola Indonesia Kudus (Persiku) 1993-2005 Kurniawan, Andre; Jayusman, Jayusman; Muntholib, Abdul
Journal of Indonesian History Vol 6 No 1 (2017): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepak bola merupakan cabang olahraga yang cukup popular di Indonesia. Hampir setiap daerah memiliki klub sepak bola sendiri, tidak terkecuali di Kabupaten Kudus.  Persiku Kudus merupakan klub sepak bola yang berasal dari Kabupaten Kudus. Sebagai klub eks Perserikatan, Persiku Kudus tentu memiliki sejarah panjang di persepakbolaan nasional, akan tetapi sejarah tentang berdirinya hingga kiprahnya di kompetisi sepak bola Indonesia di kalangan penggemar sepak bola di Kudus masih menjadi simpang siur. Prestasi paling menonjol yang diraih Persiku Kudus adalah ketika berhasil menjadi runner up Divisi I 1993 sekaligus memastikan lolos ke Divisi Utama dan pada tahun 2005 ketika berhasil menjadi juara 1 Divisi II Nasional. Kurun waktu tahun 1993 hingga 2005, Persiku Kudus mengalami naik turun dalam eksistensi dan pencapaian prestasi.
Dinamika Kehidupan Sosial Ekonomi Nelayan Desa Sirnoboyo Kabupaten Pacitan Tahun 1998-2014 Rahayu, Sinta; Jayusman, Jayusman; Romadi, Romadi
Journal of Indonesian History Vol 6 No 1 (2017): Journal of Indonesian History (JIH)
Publisher : Journal of Indonesian History

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Sirnoboyo merupakan suatu desa yang ada di Kabupaten Pacitan yang tidak memiliki garis pantai, akan tetapi sebagian besar penduduk berprofesi sebagai nelayan. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nelayan Desa Sirnoboyo mengalami banyak perubahan terutama pada kehidupan sosial ekonominya. Perubahan ini terus terjadi seiring masuknya berbagai program dari pemerintah. Upaya-upaya baik dari pemerintah maupun dari kalangan masyarakat nelayan sendiri mendapat apresiasi baik dari pemerintah pusat, sehingga menaruh banyak perhatian terhadap kalangam masyarakat nelayan untuk terus melakukan usaha agar kehidupan masyarakat nelayan mencapai kesejahteraannya. Dengan memiliki Sumber Daya Kelautan yang besar maka harus mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingkan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kesejahteraan bersama.
Studi perbandingan mutu kulit jadi (finished leather) yang berasal dari kulit yang diawet dengan garam dan yang diawetkan dengan sinar matahari Untari, Sri; Jayusman, Jayusman
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 3, No 7 (1988): Majalah Barang Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1109.228 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v3i7.286

Abstract

The object of this study is to obtain the differences glace leather properties made from:a.        Sun dried goat skinsb.        Wet salted goat skinsc.         And preserved for 1, 2 and 3 months successively, the curing and preservation of which is in accordance with BPK (KSI) method.The sample observed is 18 sides goat skins which are taken from a slaughted – house in Yogyakarta. 9 side of those are preserved by sun drying and the rest is wet salted, preserved for 3 months is accordance with BPK/KSI method of preservation.Out of the 1,  2 and 3 months preservation, 1 side of the dried and wet salted skins is taken and processed into glace leather according to BPK method with 2 replications. The tanned leather then is subjected to organoleptic, physical and chemical analyses.The study is carried out in 1 year. The chemical and organoleptic data are obtained from variance sub sample (£ < 0,05) CRD factorial analyses. Whereas the physical properties are analysed by variance sub sample (£ < 0,05) CRD factorial  analyses. Whereas the physical properties are analysed by variance sub sample (£ < 0,05) CDR factorial and Duncan’s Test (£ < 0,05).The result of organoleptic analyses show that there is no different properties between glace leather mode from dried and wet salted goat skins (£ < 0,05) and the time of preservation used has no influence on the them (£ < 0,05).But there are differences on tensile strength and stretch properties between glace leather made from dried and wet salted skins (£ < 0,05) and the time of preservation used influnces on the them (£ < 0,05).   INTISARI Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari jawaban apakah ada  perbedaan sifat- sifat kulit glase kambing, yang masing- masing berasal dari kulit mentah diawet dengan cara :Dikeringkan dengan sinar matahariDigaram basahKulit awetan disimpan masing-masing 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, pengawetan dan penyimpanan sesuai metode BPK (KSI)*Seluruh sampel berjumlah 18 lembar kulit kambing yang berasal dari pemotongan hewan di Yogyakarta. 9 lembar diawet dengan dikeringkan dan 9 lembar dengan digaram basah, disimpan selama 3 bulan menurut BPK / KSI*. Setelah disimpan 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, diambil masing- masing 1 lembar kulit kering dan 1 lembar kulit garaman   disamak menjadi kulit glase menurut metode BPK dengan 2 replikasi. Sari hasil penyamakan kemudian masing-masing diuji sifat organoleptis, fisis dan kimiawi.Penelitian di lakukan selama 1 tahun. Analisa data untuk pengujian organoleptis dan kimiawi dengan analisa varians sub sampel (P < 0,05) dengan CDR faktorial.  Sedangkan untuk pengujian dengan analisa varian sub sampel (P < 0,05) sengan CDR faktorial dan  Ducan’s Test (P < 0,005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pengujian organoleptis tidak asa perbedaan, antara kulit kering dan kulit garaman (P < 0,05), dan tidak ada pengaruh lama penyimpanan ( P < 0,005). *BPK = Balai Penelitian Kulit*KSI   = Kulit Standar Industri 
Eksperimen Model Problem Based Learning dalam Pembelajaran Sejarah Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA N 1 Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016 Pujiani, Resti; Jayusman, Jayusman; Romadi, Romadi
Indonesian Journal of History Education Vol 4 No 2 (2016): Indonesian Journal of History education
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui hasil belajar siswa kelas yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning, (2) Mengetahui hasil belajar siswa kelas yang diberi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah bervariasi, (3) Mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran model Problem Based Learning dan hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah bervariasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pejagoan. Teknik sampling pada penelitian ini adalah Simple random sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen dan desain Quasi Experimental. Hasil penelitian menjelaskan bahwa hasil belajar sejarah siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dari pada siswa yang diberi pembelajaran dengan metode ceramah bervariasi dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen sebelum dan sesudah perlakuan diperoleh nilai 61,63 menjadi 79,51. Hasil belajar sejarah siswa dengan metode ceramah bervariasi termasuk kategori baik karena dilihat dari rata-rata hasil belajar setelah dan sesudah posttest diperoleh nilai rata-rata dari 59,5 menjadi 77,64, dan ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol yang dibuktikan dengan uji perbedaan du rata-rata diperoleh thitung sebesar 2,87 sedangkan ttabel 1,997.
Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berbentuk Booklet Pada Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas XI SMAN 1 Kertek Wonosobo Tahun Pelajaran 2016/2017 Ningrum, Anna Fitri; Jayusman, Jayusman; Amin, Syaiful
Indonesian Journal of History Education Vol 5 No 1 (2017): Indonesian Journal of History Education
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini antara lain: (1) Menghasilkan dan menganalisis bahan ajar sejarah berbentuk booklet Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dikembangkan di SMA N 1 Kertek. (2) Mengetahui dan menganalisis kelayakan bahan ajar sejarah berbentuk booklet Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media, praktisi, dan respon peserta didik. (3) Mendeskripsikan keefektifan penggunaan bahan ajar sejarah berbentuk booklet Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilihat dari rata-rata minat belajar pesertadidik di SMA N 1 Kertek. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan berbentuk quasi experimental yaitu nonequivalent control group design. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan bahan ajar sejarah berbentuk booklet Proklamasi Kemerdekaan Indonesia antara lain: (1) Pengembangan bahan ajar sejarah berbentuk booklet Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan 3 tahap utama, yakni tahap studi pendahuluan, pengembangan, dan evaluasi. (2) Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media, booklet layak untuk digunakan sebagai bahan ajar di sekolah. (3) Booklet Proklamasi Kemerdekaan Indonesia efektif untuk digunakan dalam pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA N 1 Kertek.