Djoko Setyabudi
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Published : 50 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

PERBEDAAN JENIS KELAMIN, STATUS EKONOMI SOSIAL, WILAYAH TINGGAL, DAN MOTIVASI BERMAIN GAME PADA PEMILIHAN JENIS GAME REMAJA Sudaryningtyas, Nanik; Pradekso, Tandiyo; Setyabudi, Djoko; Ulfa, Nurrist Surayya
Interaksi Online Vol 3, No 4: Oktober 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.954 KB)

Abstract

Pemilihan game pada remaja akan menentukan pesan-pesan yang akan diterima pada saat bermain game. Game sebagai media massa baru memenuhi fungsi media massa sebagai hiburan dan juga media pembelajaran. Sehingga pemilihan game pada remaja akan memberikan pembelajaran tertentu bagi remaja. Namun, sekarang ini didapati banyaknya remaja yang memainkan game yang tidak aman bagi usianya yakni game dengan konten kekerasan dan seksualitas yang belum pantas untuk dikonsumsi remaja.Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan perbedaan jenis kelamin, status ekonomi sosial, wilayah tinggal, dan motivasi bermain game pada pemilihan game yang dimainkan. Kategori yang mana yang memilih game yang tidak aman.Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori komposisi audiens dan teori penggunaan dan gratifikasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian eksplanatori yaitu untuk mendiskripsikan perbedaan jenis kelamin, status ekonomi sosial, wilayah tinggal, dan motivasi bermain game dalam memilih game yang dimainkan. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja usia 13-15 tahun di Semarang.Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan pemilihan game (Y) pada perbedaan jenis kelamin (X1). Hal ini menunjukan bahwa remaja laki-laki memiliki perbedaan dalam pemilihan game tidak aman dibanding kelompok yang lain. Sedangkan, tidak terdapat perbedaan pemilihan jenis game (Y) pada perbedaan status ekonomi sosial (X2), wilayah tinggal (X3), dan motivasi bermain game (X4). Hal ini berarti remaja yang bertempat tinggal di kota maupun di desa, remaja dengan tingkat status ekonomi sosial rendah, sedang, dan tinggi, dan remaja dengan motivasi bermain game yang rendah, sedang dan tinggi tidak menimbulkan perbedaan pada pemilihan game tidak aman.
Public Relations Branding Komunitas Lopen Semarang ‘Semarang Historie’ Divisi Program Directordan Divisi Production Director Ramada, Jaza Akmala; Naryoso, Agus; Lailiyah, Nuriyatul; Widagdo, M Bayu; Setyabudi, Djoko
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.041 KB)

Abstract

Masyarakat saat ini banyak yang telah melupakan sejarah, karena dianggap sebagai sesuatu yang membosankan. Padahal sejarah merupakan pengungkap identitas suatu bangsa, kota, dan daerah tertentu. Lopen Semarang sebagai komunitas pecinta sejarah di kota Semarang berupaya untuk mengajak masyarakat mencintai sejarah dengan melakukan penelusuran dan aksi pelestarian sejarah. Akan tetapi komunitas Lopen Semarang kurang begitu dikenal di publik, sehingga kesulitan dalam upaya mengajak masyarakat tersebut. Berdasarkan teori, persuasi diperlukan untuk meyakinkan khalayak yang menjadi sasaran untuk mengadopsi sikap, opini atau perilaku tertentu. Wujud dari karya bidang ini adalah sebuah rangkaian acara kampanye event‘Semarang Historie’ yang terdiri dari acara Roadshow, Press Conference, Histography, Journalist Writing & Photo Contest, Semarang Heritage Race,dan Awarding Night. Pemilihan kegiatan ini didasari atas message “Menjelajahi masa lampau dengan hal-hal kekinian”. Oleh karena itu program-program ini sangat berkaitan dengan gaya hidup dan interestanak muda masa sekarang. Pesan ini diterapkan ke seluruh elemen program, konsep desain, dan produksi. Sebagai Program Directordan Production Director, penulis bertanggung jawab pada penyusunan program dan pembuatan konsep produksi secara keseluruhan. Hasilnya, kampanye eventSemarang Historie ini efektif untuk mengedukasi peserta mengenalkan cara yang mudah dan fundalam melakukan aksi pelestarian sejarah kota Semarang. Selain itu, publisitas yang didapatkan selama pelaksanaan acara Semarang Historie terbukti mampu membuat komunitas Lopen Semarang menjadi lebih dikenal di publik dan juga mendapatkan tambahan beberapa anggota. Untuk kedepan, Lopen Semarang perlu untuk membuat kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan engagement dengan target audiens, dan hal ini bisa dilakukan dengan pelaksanaan agenda secara kontinyu beberapa acara Semarang Historie. Kata kunci : Sejarah, Branding, Komunitas.
Hubungan Partisipasi Pendengar dalam Event Off-Air dan Partisipasi Interaksi Pendengar melalui Social Media Online dengan Frekuensi Mendengarkan Radio 105,2 SSFM Kusumawardhani, Annisa; Pradekso, Tandiyo; Setyabudi, Djoko; Ulfa, Nurrist Surayya
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.637 KB)

Abstract

Based on AC Nielsen data, the scale cume obtained by the Radio 105.2 SSFM decreased by 2,000 listeners in October to December of 2012. It shows that the activity of a vigorous campaign conducted by the Radio 105.2 SSFM through event off-air and online social media, inversely proportional to the AC Nielsen research data results, which demonstrate the scale cume of the SSFM 105.2 radio decreased. Thus, this study aimed to finding out the correlation among audience’s participation in off-air event (X1), audience’s participation in interaction through online social media (X2), and audience's frequency of listening on the Radio 105,2 SSFM (Y).Theoretical framework are used as a basic premise in this study is the theory of classical conditioning by Ivan Pavlov and Expectancy Value Theory, and social information processing theory by Walter. Classical conditioning theory and Expectancy Value Theory helps to explain that the association established between off-air event with the radio 105.2 SSFM, can motivate audience to act towards the radio 105.2 SSFM. While the social information processing theory helps to explain that the activity of the interaction between the audience with the radio 105.2 SSFM in cyberspace, is pioneering the future of relationship commitment, namely to increase the loyalty of listeners to the radio 105.2 SSFM. The method used on this research is quantitative-survey, involving 100 respondents and non-randomly selected using accidental sampling technique. The hypothesis testing tool used is a statistical test of correlation coefficient kendall's tau-b, with the help of SPSS ver. 16 for Windows.The results of this study are : (1) there is no correlation between participation in audience’s participation in off-air event and audience's frequency of listening on the Radio 105,2 SSFM, and (2) there is a significant correlation between audience’s participation in interaction through online social media and audience's frequency of listening on the Radio 105,2 SSFM. Thus the recommendations given to the radio 105.2 SSFM which can increases the frequency of the listening on the radio 105,2 SSFM by the audience are : (1) the need to review of the use of off-air events as a tool of brand activation by the radio 105.2 SSFM, and (2) the need of a massive effort to use social media online as a tool of brand activation by the radio 105.2 SSFM.Keyword : Off-Air Event, Online Social Media, Frequency of Listening the Radio
Seminar dan Wokshop Jurnalistik Anak SMA “Yournalism” T.R, Amal Gamasi; Nugroho, Adi; Setyabudi, Djoko
Interaksi Online Vol 1, No 3: Agustus 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.112 KB)

Abstract

PENDAHULUANMasyarakat Indonesia saat ini merupakan masyarakat informasi yangmenghabiskan sebagian besar waktunya dengan media komunikasi dan menggunakanteknologi informasi seperti ponsel dan komputer maupun laptop. Mereka akan mudahmelakukan pertukaran data informasi karena saat ini,mengingat konvergensi mediatidak hanya mengubah basis data dan medium yang menyalurkannya, tetapi jugasecara keseluruhan mengubah proses produksi, pengolahan, dan distribusi informasisehingga media-media seperti koran, radio, televisi, dan lain-lain akan berubahdengan bentuk-bentuk media baru yang sepenuhnya digital, seperti world wide web,dan internet.Setiap orang bisa merencanakan liputan, meliput, menuliskan hasil liputan,mengedit tulisan, memuatnya dan menyebarkan di berbagai situs internet. Artinyasemua orang sebenarnya bisa menjadi “jurnalis dadakan”, meski begitu tentu sajakualitas jurnalistik mereka masih bisa kita perdebatkan. (Haryati, 2007 : v)Kehadiran situs berita atau portal berita juga dikhawatirkan bisa menjadi ancamanseluruh media massa konvensional. Ada juga media konvensional yang telahmelakukan inovasi dan pengembangan produk ke arah konvergensi informasi demimempertahankan eksistensinya. Suara Merdeka sendiri telah melakukan inovasitersebut dengan nama suaramerdeka.com. Didirikan pada tanggal 14 September 1996oleh H. Tommy Hetami (alm). Pada awalnya website suaramerdeka.com ini hanyaberisikan berita edisi cetak yang diambil dari media cetak Harian Suara Merdeka.Sampai dengan 11 Pebruari 2000 barulah menambahkan pemberitaannya dengan edisiNews Aktual beserta kanal-kanal lainnya. News Aktual ini dimaksudkan agarSUARAMERDEKA.com tidak tertinggal dalam memberitakan sesuatu. Namun yangperlu diperhatikan adalah langkah-langkah apa yang harus dilakukan untukmelakukan inovasi pengembangan produk ke arah digital agar tetap bisa bertahan.Melihat kenyataan yang seperti itu, perlu kiranya Suara Merdeka memberikanpendidikan jurnalistik sejak dini. Kegunaannya untuk mempersiapkan para calongenerasi jurnalis muda untuk memasuki dunia jurnalis profesional mendatang di eracitizen journalism dan meminimalisir keberadaan “jurnalis dadakan” tersebut. Disamping itu juga bermanfaat bagi berkembangnya mading sekolah ke arah digitalsebagai tempat media penyaluran bakat siswa dibidang penulisan, penyaluran minatdibidang yang sama, dan melatih siswa-siswi SMA atau SMK untuk tampil berani dankritis dalam berbagai kondisi serta menjadikan mempromosikan Rubrik EkspresiSuara Remaja (salah satu rubrik di Suaramerdeka.com yang membahas tentang duniaremaja) sebagai penyaluran ide maupun hasil karya mereka.ISIKonsep komunikasi pemasaran terpadu menekankan pentingnya elemen komunikasidalam pemasaran. Komunikasi pemasaran terpadu adalah kegiatan pemasaran denganmenggunakan teknik-teknik komunikasi untuk memberikan informasi kepada orang banyakdengan harapan, agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya pendapatan sebagai hasilpenambahan penggunaan penggunaan jasa atau pembelian produk yang di tawarkan.(Soemagara, 2006: 4)Suara Merdeka membutuhkan suatu kegiatan promosi yang dapat menjangkau anakanakSMA untuk secara aktif menuangkan ide-ide, hasil karya mereka di Rubrik EkpresiSuara Remaja sehingga membutuhkan sebuah kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yangtepat.Melihat anak - anak SMA sekarang ini hidup dalam kecanggihan komunikasi daninformasi seperti adanya smartphone, laptop, dan peralatan IT canggih lainnya, strategi yangtepat adalah membuat kegiatan dengan memanfaatkan antusias mereka terhadap kemajuan ITtersebut mengenai dunia jurnalistik.Event merupakan salah tool public relation yang berbeda. Secara konseptual event tidakhanya mengajak seseorang untuk menggunakan sebuah produk, namun lebih mendekatkanbrand kepada target audience secara langsung sehingga memberikan pengalaman langsungdengan suatu brand. Pengalaman langsung dan baru ini memberikan dampak untuk menarikcalon pelanggan baru atau menambah loyalitas pelanggan lama terhadap brand. Keuntunganevent adalah bisa melibatkan banyak orang, beberapa orang memiliki “sense of publicity”yang mana akan menceritakan pengalaman mereka kepada orang-orang terdekatnya baikorang tua, teman-teman, bahkan di ruang sosial media. Dengan beberapa alasan diatas timpelakasana memilih event “Yournalism” sebagai salah satu bentuk melakukan komunikasipemasaran.Kegiatan ini bertema “YOURNALISM” yang diambil dari penggalan kata“YOUNG” yang berarti muda dan “JOURNALISM” yang berarti dunia jurnalistik. Jadimakna keseluruhannya adalah saatnya dunia jurnalistik muda menunjukkan eksistensinya.Tagline yang saya ambil adalah “together make possible” yang dapat diartikan bersama-samamenjadi mungkin. Bentuk kegiatan ini adalah seminar dan workshop dengan mengumpulkanSiswa-siswi dari beberapa sekolah SMA di salah satu sekolah SMA Semarang denganpenjelasan target audien:Aspek demografisTarget Primer : siswa-siswi SMA SemarangJenis Kelamin : laki-laki dan perempuanUsia : 15 – 19 TahunSES : A – CAspek GeografisSekolah dengan perwakilan dari beberapa zona area Kota Semarang. Semarang Timurmeliputi SMA 11, SMA 15, SMA 2, SMA KES 1. Semarang Tengah meliputi SMA 1,SMA3, SMA 5, SMK 2, SMK 3, SMK 5, SMK 7, SMA LOYOLA, dan SMA SULTAN AGUNG1. Daerah zona tengah lebih banyak karena dijadikan percontohan untuk mengukur seberapaefektif kegiatan ini bagi mereka mengingat letak sekolah mereka yang berada di pusat kotaAspek PsikografisMemiliki rasa ingin tahu yang tinggi, lebih banyak melakukan kegiatan diluar ruang, aktifmencari informasi, memiliki kehidupan sosial yang luas, dan peka terhadap lingkungansekitar.Mereka diberi pelatihan jurnalistik dengan pemberian materi mengenai dunia jurnalistikseperti penulisan berita,news reporting, dan desain layout dengan nara sumber dari orangorangredaksi Suara Merdeka.Setelah mendapat pelatihan dasar jurnalistik, saya berupaya untuk memicu semangatkreatifitas mereka dengan membuat kompetisi mading dengan cara yang berbeda. Melihatperkembangan dunia teknologi informasi sekarang ini, perlu kiranya kita melakukan sebuahinovasi yang berbasis pada teknologi informasi tersebut. Salah satu cara yang ingin sayaterapkan yaitu kompetisi e-mading. E-mading adalah mading yang berbasis pada penggunaaninternet. Lomba e-mading ini berformat .pdf dengan tema Semarang dan dengan beberapakriteria antara lain tata layout, estetika, isi berita. Diharapkan dengan adanya lomba sepertiitu mampu menjaga eksistensi dunia jurnalistik di sekolah terutama mading.PENUTUPEvaluasi diperlukan untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan yang telahdilakukan, melihat tahap-tahap yang telah ditetapkan sebelumnya serta menelaah kekurangandari kegiatan tersebut agar kedepan dapat menjadi tolak ukur untuk kegiatan yangberkelanjutan ataupun menyelenggarakan kegiatan sejenis.Rekomendasi memiliki tujuan untuk memeberikan saran dan menyempurnakankonsep serta dapat menjadi acuan jika akan menyelenggaraka kegiatan serupa. Rekomendasijuga ditujukan kepada pihak klien sebagai saran dalam melakukan kegiatan marcomm untukmemperbesar target audien serta menambah calon potensial target audien.EvaluasiSecara umum event “Yournalism” berjalan dengan baik. Namun ada beberapa poinyang telah ditetapkan sebelumnya, belum dapat dilaksanakan sesuai rencana antara lain:1. Jumlah perwakilan murid dari tiap-tiap sekolah yang seharusnya 10 murid dengansatu pembimbing berubah menjadi 5 murid dan 1 pembimbing hal ini dikarenakan timpelaksana tidak mampu melaksanakan kegiatan secara roadshow, hanya dikumpulkandi 1 tempat sehingga agar materi yang disampaikan tetap efektif cara yang ditempuhyaitu dengan pengurangan kuota dari tiap-tiap sekolah.2. SMA Kesatrian 1 menolak untuk mengikuti kegiatan tersebut dengan alasan sudahbekerjasama dengan pihak lain dalam bidang yang sama yaitu jurnalistik3. Birokrasi SMA Loyola sulit di ajak berkerjasama. Kurangnya koordinasi antarapenjaga sekolah dengan pihak sekolah membuat surat undangan tidak sampai kepihak sekolah, hal ini dibuktikan dengan tim pelaksana yang melakukan konfirmasitentang surat undangan tersebut yang didapat jawaban belum menerima suratundangan kegiatan itu4. Tempat kegiatan yang semula memakai Aula SMA 1 Semarang pindah ke Aula SMASultan Agung 1 Semarang dengan alasan sama-sama berada di tengah kota5. Periode waktu pada awalnya terbagi dalam 5 sesi. Sesi pertama untuk registrasiulang, sesi 2 pemberian materi berita, sesi 3 penyampaian materi fun reporting, sesi 4pemberian materi desain layout, dan sesi terakhir ditutup dengan penjelasan materilomba e-mading. Namun karena adanya permintaan waktu dari sponsor untuk demoproduk, tim pelaksana berkordinasi dengan pihak ESR untuk melakukan penyusunanacara ulang. Hasilnya susunan acara terbagi menjadi 6 sesi yaitu sesi 1 untukregistrasi ulang, sesi 2 untuk materi Yamaha, sesi 3 sambutan Suaramerdeka.com, sesi4 materi berita, sesi 5 pemberian materi fun reporting, sesi 6 penyampaian materidesain layout, dan sesi terakhir penjelasan materi lomba e-mading.6. Menunjukan pertanggungjawaban anggaran melalui nota dan kwitansi 90% sesuaidengan rencana awal. Anggaran dana tersusun mulai dari pra-kegiatan hinggaterlaksananya kegiatan seperti anggaran perijinan, kebutuhan waktu acara, dananggaran hadiah e-mading. Melihat nominal anggaran dana yang begitu besar, timpelaksana melakukan penyusunan anggaran ulang, hal ini dimaksudkan agar pihaksponsor tertarik untuk menjadi sponsor. Anggaran yang dinilai tidak begitu efektiftidak dimunculkan dalam anggaran melainkan di subsidi dari anggaran lain sepertibiaya administrasi, doorprize,genset,dll.RekomendasiRekomendasi ditujukan kepada 2 pihak yaitu rekomendasi untuk acara apabila acaraini akan dilanjutkan kembali dan dan rekomendasi untuk pihak manajemen Ekpresi SuaraRemaja.Rekomendasi untuk acara “Yournalism”1. Waktu persiapan event disarankan lebih kurang 2 bulan dengan perincian 1bulan pertama untuk pembagian jobdesk, pencarian klien dan peserta, dan 1bulan terkahir untuk sounding sponsorship, produksi kebutuhan acarasehingga tim pelaksana bisa melakukan pematangan konsep, kordinasi danpembagian jobdesk secara mendetail serta sounding proposal sponsorship bisalebih lama2. Memaksimalkan surat rekomendasi dari Diknas agar sekolah menilai bahwaacara ini layak untuk diikuti sehingga mereka dengan sukarela mengijinkansiswa-siswi mereka mengikuti acara tersebut3. Pemberian mentor untuk pendampingan mereka dalam menyusun e-madingsetelah acara selesai sebagai salah satu bentuk perhatian pengelola kegiatanterhadap sekolah dan murid4. Kemasan acara lebih dipercantik seperti penggunaan backsound saat acaramenjelang usai5. Pengelola kegiatan menyediakan spanduk pesan dan kesan guna mengukurkesuksesan acaraRekomendasi untuk Ekpresi Suara Remaja1. Kegiatan seperti ini bisa dijadikan kegiatan rutin ke sekolah-sekolah diSemarang sebagai media pendidikan bagi mereka2. Materi- materi jurnalistik yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi saatini3. Strategi roadshow ke sekolah sekolah dapat diterapkan guna menjaring danmendekatkan target audien dengan Ekpresi Suara Remaja4. Konsep yang sama dapat diterapkan di event selanjutnya dengan penyesuaiankondisi sekitar5. Acara ini bisa menjadi tempat pemberian saran untuk Ekpresi Suara Remajadari para audien, sehingga pihak Ekpresi Suara Remaja dapat berbenah kearah yang lebih baik6. Sebaiknya tetap menjalin komunikasi dengan mereka secara berkelanjutanmeski event telah usai untuk mendekatkan brand dengan TADAFTAR PUSTAKAHaryati,dkk. 2007. Jurnal Observasi: Mengamati Fenomena Citizen Journalism / Vol. 5, No1. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.Soemanagara, Rd, 2006, Strategic Marketing Communication: Konsep Strategic danTerapan, Bandung: Alfabeta .Shimp, Terence A, 2003, Periklanan dan Promosi : Aspek Tambahan KomunikasiPemasaran Terpadu, edisi ke 5, Jakarta: Erlangga.Aaker, David, 1991, Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name.New York: Free Press.Nursito, 1999, Membina Majalah Dinding, Bandung: Adicita Karya Nusa.ABSTRAKSISeminar dan Wokshop Jurnalistik Anak SMA “Yournalism”Masyarakat Indonesia saat ini merupakan masyarakat informasi yangmenghabiskan sebagian besar waktunya dengan media komunikasi dan menggunakanteknologi informasi seperti ponsel dan komputer maupun laptop. Mereka akan mudahmelakukan pertukaran data informasi karena saat ini,mengingat konvergensi mediatidak hanya mengubah basis data dan medium yang menyalurkannya, tetapi jugasecara keseluruhan mengubah proses produksi, pengolahan, dan distribusi informasisehingga media-media seperti koran, radio, televisi, dan lain-lain akan berubahdengan bentuk-bentuk media baru yang sepenuhnya digital, seperti world wide web,dan internet.Setiap orang bisa merencanakan liputan, meliput, menuliskan hasil liputan,mengedit tulisan, memuatnya dan menyebarkan di berbagai situs internet. Artinyasemua orang sebenarnya bisa menjadi “jurnalis dadakan”, meski begitu tentu sajakualitas jurnalistik mereka masih bisa kita perdebatkan.Melihat kenyataan yang seperti itu, perlu kiranya Suara Merdeka memberikanpendidikan jurnalistik sejak dini. Kegunaannya untuk mempersiapkan para calongenerasi jurnalis muda untuk memasuki dunia jurnalis profesional mendatang di eracitizen journalism. Di samping itu juga bermanfaat bagi berkembangnya madingsekolah ke arah digital sebagai tempat media penyaluran bakat siswa dibidangpenulisan, penyaluran minat dibidang yang sama, dan melatih siswa-siswi SMA atauSMK untuk tampil berani dan kritis dalam berbagai kondisi serta menjadikan RubrikEkspresi Suara Remaja sebagai penyaluran ide maupun hasil karya mereka.Pemberian materi jurnalistik terbagi menjadi dalam 4 bagian. Bagian pertamatentang materi berita, bagian kedua materi reporting, bagian ketiga desain layout, danbagian keempat lomba e-mading sebagai salah satu cara sejauh mana merekamemahami dunia jurnalistik.Kendala yang ditemui saat kegiatan ini misalnya kurangnya kordinasi diantarasiswa dan padatnya kegiatan sekolah membuat mereka tak sanggup mengumpulkanhasil e-mading mereka. Hanya 4 sekolah dari 9 sekolah yang berhasilmengumpulkannya.Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan sejak dini tentang duniajurnalistik, mendidik generasi muda agar lebih kritis mengenai persoalan yang terjadidi masyarakat, meminimalisir kehadiran citizen journalism secara instan, menjadikangenerasi muda sebagai genrasi yang aktif bukan pasif secara informasi, danmenjadikan Rubrik Ekspresi Suara Remaja sebagai wadah aspirasi, ide dan hasilkarya mereka.Kata kunci: Jurnalistik, e-mading, Ekspresi Suara RemajaABSTRACTSeminar and Workshop Journalism for Senior High School “Yournalism”Indonesian society is an information society that spends most of his time withthe media communication and use of information technology such as mobile phonesand laptop computers as well. They will be easy to exchange data information fornow, considering the convergence of media is not only changing the base data anddistribute it medium, but also change the overall production process, processing, anddistribution of information to the media such as newspapers, radio, television, andother etc. will change with the new forms of media are fully digital, such as the WorldWide Web, and the Internet.Each person can plan coverage, cover, write the coverage, editing posts, loadand deploy on various Internet sites. It means that everyone can actually be a"journalist impromptu", though of course the quality of journalism so they can still bedebated.See reality as it is, we should bear in Suara Merdeka provides journalismeducation from an early age. Usefulness to prepare candidates for the generation ofyoung journalists entering the world of professional journalists in the upcoming era ofcitizen journalism. In addition, it is also beneficial for the development of schoolMading towards digital media as a distribution of talent in the field of student writing,channeling interests in the same field, and train students for high school or vocationalschool bold and critically in a variety of conditions and to make the Rubric ofEkspresi Suara Remaja become distribution of ideas and the results of their work.Provision of journalistic material is divided into into 4 sections. The first partof the news items, the second part of the material reporting, the third part of thedesign layout, and the fourth part of e-Mading race as one of the ways the extent towhich they understand the world of journalism.Obstacles encountered when these activities such as the lack of coordinationbetween students and school activities to make their denseness could not collect the e-Mading them. Only 4 schools from 9 schools who successfully collect.The purpose of this activity is to provide early knowledge about the world ofjournalism, to educate the younger generation to be more critical about the problemsthat occur in the community, minimizing the presence of citizen journalism in aninstant, making young people as active rather than passive generation of information,and make Rubric of Ekpresi Suara Remaja as container aspirations, ideas and resultsof their work.Keywords: journalism, e-mading, ekpresi Suara Remaja
Video Dokumenter Televisi “Ngesti Pandowo” Widyarini, Ira Yunani; Setyabudi, Djoko; Hasfi, Nurul
Interaksi Online Vol 2, No 2: April 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

I. Latar BelakangKebudayaan merupakan salah satu identitas suatu bangsa. Bangsa Indonesiasendiri memiliki banyak kebudayaan yang tersebar di setiap wilayahnya. Seiringberjalannya waktu, masuk dan tumbuh kebudayaan baru di Indonesia. Denganmasuknya kebudayaan baru ditakutkan menggeser kebudayaan tradisional yang sudahada. Terlebih lagi budaya modern yang lebih diminati banyak orang terutama anakmuda daripada budaya tradisional yang sudah ada. Kebudayaan tradisional di KotaSemarang sendiri sebenarnya masih ada, sampai sekarang masih ada tempat yangmengandung unsur budaya tradisional yang tidak kalah bersejarah dibanding wisataLawang Sewu dan Gereja Blenduk yang menjadi ikon kota Semarang. Tepatnya,terletak di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Tempat ini memiliki nilai budayatradisional yang tinggi, bukan karena bangunannya tetapi kegiatan yang dilakukan ditempat tersebut.Kegiatan yang dilaksanakan di gedung ini adalah pentas kesenian wayangorang. Kelompok kesenian wayang orang di Semarang yang ada sejak tahun 1937tampil setiap Sabtu malam di gedung TBRS. Kelompok ini mencoba untukmenampilkan kesenian tradisional kota Semarang dengan tujuan melestarikankesenian wayang orang di Kota Semarang, seperti yang diungkapkan Cicuk SastroSudirdjo selaku pemimpin dari kelompok seni wayang orang Ngesti Pandowo ini.Tidak banyak masyarakat yang menonton pentas wayang orang ini, dalam sekalipementasan Ngesti Pandowo hanya mendapat kurang lebih Rp 500.000,00 daripenjualan tiket seharga Rp 20.000,00 tiket per orang. Padahal biaya produksi dalamsekali pementasan berkisar Rp 3.500.000,00.(http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/layar/2011/11/01/872/Cicuk-Sang-Penunggu-Ngesti-Pandawa)Hal diatas menunjukan adanya keterkaitan dengan kebudayaan tradisionalyang semakin tidak dikenal masyarakat. Kegelisahan yang muncul dalam hal iniadalah apakah kesenian wayang orang dapat terus ada. Bagaimana cara untukmembuat kebudayaan tradisional wayang orang ini tetap hidup, dan menumbuhkankembali minat masyarakat agar dapat menikmati kebudayaan ini.Seiring kemajuan zaman yang semakin modern dari waktu ke waktu dandiikuti dengan perkembangan teknologi yang canggih, membuat komunikasi massamenggunakan media massa ikut berubah. Dahulu kala, komunikasi massa dilakukanhanya menggunakan sebuah kertas di dalamnya berisi informasi yang ditempelkan diruang publik, namun sekarang kegiatan komunikasi massa menggunakan mediamassa muncul dalam bentuk-bentuk baru. Seperti dalam bentuk audio pada radio,audio visual pada televisi dan internet. Kegiatan jurnalistik menjadi lebih mudahkarena adanya media massa. Isi pesan-pesan yang ingin disampaikan tepat sasaranpada khalayak yang dituju.
BRANDING OF HIPMI PEDULI JAWA TENGAH THROUGH STRATEGIC COMMUNICATION ACTIVITIES AS COMMUNICATION MANAGER Qorina, Devi Yuhanita; Setyabudi, Djoko; Naryoso, Agus; Rakhmad, Wiwid Noor
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.572 KB)

Abstract

The final task in the form of field work is based by HIPMI Peduli Jawa Tengah as a charity organization under the auspices of the Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Regional Jawa Tengah (HIPMI Jawa Tengah) that recently established. The establishment of HIPMI Peduli Jawa Tengah aims to cultivate the spirit of social awareness and participation of entrepreneurs and societies in order to improve the social welfare of the Indonesian people on the social issues that happening nowadays. As a charities organization under the auspices of HIPMI Jawa Tengah, awareness of HIPMI Peduli Jawa Tengah is not widely known even by members of the HIPMI Jawa Tengah.The lack of awareness by HIPMI Peduli Jawa Tengah makes the participation of entrepreneurs and societies are less in any social activities undertaken by HIPMI Peduli Jawa Tengah. This leads to the small number of donors who participated through HIPMI Peduli Jawa Tengah that has not give maximum support at each social activities undertaken. Based on the concept of branding and persuasion theory, field work aims to increase awareness HIPMI Peduli Jawa Tengah and encourage the target audience to join and participate in any social activities undertaken by HIPMI Peduli Jawa Tengah.The implementation was held in August to September 2015 that makes it a total of 5 weeks, through a series of activities with the theme of education 1000 Book 1000 Goodness For Coastal Children, managed to get an increase in awareness activities HIPMI Peduli Jawa Tengah significantly from 25.84% to 84% and the increase of donation participation from 11.2% to 34%. Managed to get media partner, 5 social media accounts of Semarang City, 1 exclusive radio, and 1 exclusive print media. Managed to get positive publicity in 1 print media and 3 online media. This field work indicates that the "Branding HIPMI Peduli Jawa Tengah Through Strategic Communication Activity" was carried out according to goals specified by division communication manager.
Identifying the Motivational Factors Influence The Consumption of Buying Items in Game Defences of The Anchient 2 Putri, Rieda Anindita; Setyabudi, Djoko; Purbaningrum, Dwi; Rahmiaji, Lintang Ratri
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.633 KB)

Abstract

Game is one form of implementation of the technological advances in the realm ofcommunication media. The game can be used as a medium conveys messages and allow forfeedback from the message. Game is also designed as a means of entertainment to fill inspare time made universal. DotA2 is multiplayer game with the highest user in Indonesia.The game is themed multiplayer online battle arena video games, with the format of threedimensional(3D). In addition to playing the game, players can buy items that are in the gameas a complementary game. Player purchase with virtual money and buy in a virtual store.Amount DotA2 spent in the virtual shop is amazing. In fact, the goods they purchase invirtual shop could not be held and owned real, whereas money spent not a little.This study aims to determine the motivating factors that influence purchasingbehavior items in the game Defense of the Ancients 2. This quantitative explorative studycollecting primary data from 100 people with a research instrument questionnaire. Analysisof the data used is the technique of factor analysis. A total of 12 factors have been tested withKMO and Bartlett's Test unknown value is 0.963 with 0.000 significance. Then through acalculation model of Principal Component Analysis (PCA) obtained two groups of factorsthat includes 12 factors tested, in other words, all factors tested escaped. All of these factorscontributed 77.346 per cent of the purchase motivation in Game DotA2 items.Personal Interest Factor is the most powerful motivating factor. These factors areknown to contribute as much as 65.745%. This factor is labeled Personal Interest Factorbecause it consists of motivated interest in the items on DotA2, the ease of access to thevirtual shop DotA2, and feelings of pleasure that is in the player when transacting in thevirtual shop. The fourth main variables of the next factor is the decoration, benefits,relatedness, and fun including the Pleasure Factor which is a form of interest because it givespleasure.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN IKLAN POP- UP DIHINDARI Saraswati, Ayu; Pradekso, Tandiyo; Setyabudi, Djoko; Rakhmad, Wiwid Noor
Interaksi Online Vol 2, No 3: Agustus 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.331 KB)

Abstract

Tingginya penggunaan internet saat ini, membuat sejumlah perusahaan dan pengiklan melirik internet untuk menjadi media beriklan dengan kelebihan yang ditawarkan. Banyak macam iklan di internet, salah satunya adalah iklan pop-up. Iklan pop-up adalah iklan yang muncul secara tiba-tiba di halaman situs, yang mana ukuran dari iklan pop-up hampir menutupi halam situs. Iklan pop-up kerap kali dianggap mengganggu dan dihindari.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan iklan pop-up dihindari. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksploratif dengan metoda studi kasus. Konsep pemikiran untuk acuan penelitian ini menggunakan konsep Louise Kelly dalam penelitiannya “Advertising Avoidance in the Online Social Networking Environment”. Data penelitian ini diperoleh dari in-depth interview terhadap lima informan dengan kriteria pengguna aktif internet dan mengetahui mengenai iklan pop-up.Temuan penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan iklan pop-up dihindari adalah mitos buruk dan kekhawatiran terhadap iklan pop-up. Banyaknya mitos mengenai iklan pop-up yang menyatakan bahwa terdapat virus dalam iklan pop-up menyebabkan iklan pop-up dihindari, di samping hal tersebut kekhawatiran pengguna internet terhadap kuota yang akan habis jika melihat dan mengklik iklan pop-up juga membuat para pengguna internet berfikir dua kali untuk mengklik iklan pop-up. Pesan iklan kurang sesuai, dalam hal ini terdapat dua hal mengenai pesan iklan pop-up yang menjadi alasan iklan pop-up dihindari, yaitu pesan iklan yang menipu dan pesan iklan yang tidak sesuai dengan segmentasi produk dari iklan tersebut. Kemunculan iklan pop-up yang kurang menarik akan membuat para pengguna internet menghindari iklan dan kemunculan iklan secara berulang-ulang juga membuat para pengguna internet tidak ingin secara berulang-ulang membaca iklan karena merasa sudah mengetahui isi pesan. Kurang mengetahui mengenai regulasi iklan di internet, pengguna internet merasa jika media yang digunakan untuk beriklan tidak dapat dipertanggungjawabkan membuat para pengguna internet tidak ingin membaca iklan dan lebih memilih menghindarinya, dan resiko pada brand, iklan pop-up adalah iklan yang dihindari dan dianggap mengganggu hal ini berimbas kepada produk yang tengah ditawarkan, karena dianggap produk yang mengganggu. Key words : iklan pop-up, iklan di internet, iklan dihindari, eksploratif
Hubungan Terpaan Iklan di Televisi dan Kapabilitas Brand Ambassador Dengan Minat Beli pada Produk Mie Sedaap Sandra, Syafira; Setyabudi, Djoko
Interaksi Online Vol 8, No 3: Juli 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.724 KB)

Abstract

The writing of this research was motivated to prove and test about relation of television’s advertising exposure and relation of capability brand ambassador with purchase intentions of Mie Sedaap’s product. . Theories in this research is Strong Advertising Theory and Source of Attractivness Theory. The sampling technique is nonprobability sampling with 100 people for the respondents. The criteria of the sample is men and women aged 16 – 30 who lived in Semarang, Had watched Mie Sedaap’s television advertising, and never buy Mie Sedaap product before (Korean Spicy Chicken Varian). This research used Kendall’s Tau B analysis. The results shows that the significant value of each variable which is advertising exposure and capability of brand ambassador were 0,997 and 0,168 which means had no signigcance related.
Semarang Ragam Inspirasi Dalam Memperingati Hari Anak Nasional Kota Semarang 2020 (Talkshow, Ragam Lomba Anak, Pentas Seni Daring, Webinar, Konser Amal, Donasi) Sebagai Koordinator Acara, Koordinator Media Partner Dan Bendahara Arista Sukmawati, Sarah; Setyabudi, Djoko
Interaksi Online Vol 9, No 1: Januari 2021
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

National Children's Day is the day the rights of Indonesian children are fulfilled, both for children who are in Indonesia and for children who are outside Indonesia. Every year the commemoration of National Children's Day is held through various activities for children. All national groups, both from the government and the private sector, participate in commemorating National Children's Day starting from the Central, Provincial, to all Regencies / Cities. In this case, Indonesia is currently experiencing a Covid-19 pandemic which has an impact on all community activities to develop. One of them is Semarang City, which is to commemorate National Children's Day 2020, the City of Semarang in particular the Semarang City Women Empowerment and Child Protection Service (DP3A) as the implementing committee is collaborating with the Semarang City Social Service to make National Children's Day successful in Semarang City during this pandemic. The purpose of holding this event is to provide educational information communication to the public about new normal in a pandemic situations and to reduce parental concerns about children while at home and provide a platform for children to show off their creativity while at home. There are 6 activities namely Talkshow, Variety of Children's Contest, Online Art Performance, Webinar, Charity Concert, Donation. These activities will be carried out online and offline but still adhere to health protocols. The series of activities began on July 14, 2002 to August 18, 2020. After being held at that time there were more than 800 students who took part in the art show, from the previous target of 300 students, there were 15 media partners who were among the 10 determined targets, reaching the presence of resource persons. for talk shows and webinars, reaching 150 participants, and for donations reaching Rp. 14. 954,250 from the previous target of Rp. 5,000,000 which is given in the form of goods and is assisted in its distribution by the Semarang City Social Service.