Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Journal of Health and Medical Science

Penentuan Kadar Zat Gizi Makro Dan Aktivitas Antioksidan Daun Katuk (Breynia androgyna (L) Chakrab & N.P.Balakar) Dengan Perbandingan Metode Pengeringan Aqmallun Nazli, Anny Sartika Daulay
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.777 KB)

Abstract

Katuk plant (Breynia androgyna (L) Chakrab & N.P.Balakar has many benefits in everyday life. Katuk plants contain several chemical compounds, including papaverin alkaloids, proteins, fats, vitamins, minerals, saponins, flavonids and tannins. Some of the chemical compounds found in katuk plants are known to be medicinal. In addition, this katuk leave also have antioxidant activity that can help overcome or neutralize free radicals and prevent body damage from the onset of degenerative diseases. This research was an experimental research. This research phase included the manufacture of ethanol ethanol katuk leave (Breynia androgyna (L) Chakrab & N.P.Balakar using maceration methods, phytochemical screening, determination of carbohydrate levels with luff Scrool method, determination of protein levels carried out by the kdejahl method, and determination of fat levels used gravimetry method. While in determining antioxidant activity it was done by the DPPH method in visible spectrophotometry at a wavelength of 516 nm. The results of the research showed the screening of phytochemicals contained in ethanol extracts of oven drying leaves, sunlight and fans contained chemical compounds of alkaloids, flavonoids, saponins, polyphenols, tannins and steroids / triterpenoids. Determination of carbohydrate, protein and fat levels showed that katuk leaf samples contained more macronutrients in drying with ovens than drying sunlight and fans. While in determining the test of antioxidant activity in oven drying katuk leave, sunlight and fans had a very low IC50 value that was below the range of 151-200 ppm. and in the comparison of vitamin C as a positive control, IC50 obtained which was 33.67 ppm.
Perbandingan Efektivitas Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Ornatum N.E.Br) Dan Daun Sirih Hijau (Piper Betle L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Lisa Warhamni Nasution, Anny Sartika Daulay
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.828 KB)

Abstract

Sirih (Piper betle Linn.) termasuk familia Piperaceae. Tradisi makan sirih sangat populer dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Daun sirih mempunyai aroma yang khas dengan kandungan minyak atsiri 4,2%. Pasta gigi adalah salah satu contoh produk kefarmasian yang merupakan produk oral dan digunakan untuk membersihkan gigi. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang dapat berubah menjadi patogen bila terdapat faktor predisposisi seperti perubahan kuantitas mikroorganisme yang menjadi tidak seimbang dan daya tahan tubuh host mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas formulasi pasta gigi ekstrak daun sirih merah (Piper ornatum N.E.Br) dan daun sirih hijau (Piper Betle L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan sampel daun sirih merah (Piper ornatum N.E.Br) dan daun sirih hijau (Piper betle L.) dengan pengambilan sampel secara purforsip. Sediaan pasta gigi ekstrak daun sirih merah dan daun sirih hijau di buat dengna 4 (empat) formula, f1 (0) blanko, f2 (1,5), f3 (3), f4 (4,5). Pengujan mutu fisik kimia sediaan pasta gigi ekstrak daun sirih merah dan daun sirih hijau dilakukan uji organoleptik, uji viskositas, uji homogenitas, uji pH, uji pembentukan busa dan uji aktivitas antibakteri. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil yang lebih efektivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus adalah daun sirih merah (Piper ornatum N.E.Br) dengan viskositas f1 249.2 Cp, f2 480.9 Cp, f3 463.270 Cp, blanko 692.4 Cp, homogenitas sediaan pasta gigi dikatakan homogen, Ph f1 8,46, f2 8,17, f3 7,70, blanko 9,18, organoleptik bertekstur semi padat berwarna hijau dan berbau khas daun sirih, pembentukan busa f1 3,9 cm, f2 3,5 cm, f3 3,9 cm, blanko 4 cm, diameter daya hambat bakteri f1 17,1, f2 15,8, f3 18,4, blanko 19,1.
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sangitan (Sambucus javanica Reinw. Ex Blume) Dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazil) Eli Handayani, Anny Sartika Daulay
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 1 Januari 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.411 KB)

Abstract

Daun Sangitan (Sambucus javanica Reinw. Ex Blume ) adalah jenis tanaman herbal dalam keluarga Adoxaceae asli Asia dan merupakan tanaman subtropis dan tropis yang diketahui memilki antioksidan yang tinggi. Daun Sangitan mempunyai manfaat bagi kesehatan seperti pengobatan untuk sakit ginjal, untuk pengobatan beri-beri, untuk mengobati keram, nyeri tulang, memar, kulit terbakar, reumatik, pegal linu, dan lain-lain.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol Daun Sangitan, dan dibandingkan dengan vitamin C sebagai kontrol positif, mengetahui golongan senyawa dalam daun sangitan dan perbedaan nilai IC50 ekstrak etanol daun sangitan dan vitamin C. Ekstrak didapat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol daun sangitan dan vitamin C diuji menggunakan metode DPPH ( 1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazil ), dan menggunakan spektrofotometri UV – Visible untuk menentukan panjang gelombangnya.Hasil skrining Fitokimia bahwa serbuk simplisia dan ekstrak etanol daun sangitan mengandung golongan senyawa tanin, saponin, triterpenoid, flavonoid dan alkaloid. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dalam meredam radikal bebas DPPH menunjukan bahwa ekstrak etanol daun sangitan memiliki antivitas antioksidan yang kuat dimana ekstrak etanol daun sangitan memiliki nilai IC50 0,113 ppm dan vitamin C memiliki aktivitas yang sangat kuat dimana nilai IC50 sebesar 33,67 ppm. Dimana koefisiensi korelasi (r) yang diperoleh yaitu ekstrak etanol daun sangitan -15,196 dan koefisiensi korelasi vitamin C adalah 0,966
Penetapan Kadar Mineral Mangan, Natrium Dan Besi Pada Sari Labu Siam (Sechium Edule {Jacq} Swartz) Tua Dan Muda Menggunakan Metode Spektrofotometri Serapan Atom Irfan Ahmad Dasuki Nasution, Anny Sartika Daulay
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 2 April 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.946 KB)

Abstract

Chayote (Sechium edule (Jacq.) is a plant that comes from the cucurbitaceae family. This plant is a vegetable that grows in the subtropics which is used as food and is also used in medicine. Chayote contains secondary metabolites, minerals and vitamins. Minerals contained in chayote include calcium, magnesium, sodium, phosphorus, zinc, iron and manganese. The purpose of this study was to determine the mineral content of manganese, sodium and iron from old and young chayote and to determine the differences in mineral content in old and young chayote. Samples were taken by positive sampling at the Simpang Limun market, Medan Amplas, North Sumatra. The sample consisted of old chayote and young chayote. The samples were treated by wet digestion. The assay was carried out using atomic absorption spectrophotometry with air-acetylene flame. Quantitative analysis of manganese, sodium and iron was carried out at wavelengths of 589.0 nm, 525 nm and 248.3 nm, respectively. The results showed that the levels of manganese, sodium and iron minerals in the old chayote were (0,1382±0,0036) mg/100g, (0,1382±0,0036) mg/100g, (0,2937±0,0029) mg/100g. The mineral content of manganese, sodium and iron in young chayote were (0,0758±0,0121) mg/100g, (9,8703±0,0335) mg/100g, (0,3438±0,0072) mg/100g.There is a difference between the mineral content found in old chayote and young chayote with manganese and iron content in young chayote which is higher than old chayote and sodium content in old chayote is lower than young chayote.
Penentuan Kadar Vitamin C Pada Minuman Bervitamin Yang Disimpan Pada Berbagai Waktu Dengan Metode Spektrofotometri UV Rudi Leo, Anny Sartika Daulay
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 2 April 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.381 KB)

Abstract

Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan, termasuk melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radiasi. Vitamin C juga dapat mengurangi resiko kanker dan mengurangi kerusakan akibat radikal bebas yang dapat memicu kanker. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa kadar vitamin C di dalam Sampel Minuman Bervitamin, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C Sampel Minuman Bervitamin pada waktu 0',waktu 30',waktu 60',waktu 120',waktu 240', dan menggunakan spektrofotometri UV. penelitian deskriptif terhadap penentuan kadar vitamin C pada Sampel Minuman Bervitamin dengan berbagai waktu menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet. Sebanyak 0,5 ml minuman bervitamin dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, lalu ditambahkan akuades sampai tanda batas kemudian dihomogenkan.dan Dipipet sebanyak 1 mL, masukkan ke dalam labu ukur 5 mL, tambahkan akuades hingga tanda batas. Selanjutnya, diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang dilakukan 6 kali pengulangan untuk tiap sampel. Dari hasil penelitian yang diperoleh kadar vitamin c dengan waktu 0 menit, 30 menit 60 menit, 120 menit dan 240 menit yang bagus ialah diwaktu 0 menit 38.6425 ± 0.3874 mg/ml karena pada waktu 0 kadar vitamin C tidak mengalami oksidasi.
Penentuan Kadar Vitamin C Pada Minuman Bervitamin Pada Berbagai Suhu Penyimpanan Dengan Metode Spektrofotometri UV Maharani Purnama Sari, Anny Sartika Daulay
Journal of Health and Medical Science Volume 1 Nomor 2 April 2022
Publisher : Journal of Health and Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.992 KB)

Abstract

Vitamin C merupakan vitamin yang mudah larut dalam air, fungsi utama vitamin C adalah sebagai koenzim atau kofaktor. Vitamin C juga disebut asam askorbat karena senyawa ini kuat dalam reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi hidroksilasi. Selain berfungsi sebagai antioksidan vitamin C mempunyai fungsi lain yakni terkait pembentukan kolagen yaitu senyawa protein yang berperan dalam reaksi jaringan ikat. Vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, pendarahan di bawah kulit dan pendarahan gusi, vitamin c juga dapat menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan serangan jantung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa kadar vitamin C di dalam Sampel Minuman Bervitamin, untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar vitamin C Sampel Minuman Bervitamin pada suhu dingin 4oC, ,suhu ruang 25oC, ,suhu 40oC,suhu 60oC,suhu 80oC, dan menggunakan spektrofotometri UV. Sebanyak 0,5 ml Sampel X dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL, lalu ditambahkan akuades sampai tanda batas kemudian dihomogenkan. Dipipet sebanyak 1 mL, masukkan ke dalam labu ukur 5 mL, tambahkan akuades hingga tanda batas. Selanjutnya, diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang dilakukan 6 kali pengulangan untuk tiap sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar rata-rata vitamin C pada sampel x dengan Suhu Dingin 4oC, adalah 38.642 ± 0.3870 mg/ml, Kadar rata-rata Pada Suhu Ruang 25oC, adalah 37.002 ± 0.1616 mg/ml, Kadar rata-rata Pada Suhu 40oC adalah 33.154 ± 0.4120 mg/ml, Kadar rata-rata Pada Suhu 60oC adalah 28.578 ± 0 mg/ml, Kadar rata-rata Pada Suhu 80oC adalah 25.803 ± 0.4963 mg/ml. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil yang bagus ialah pada suhu Dingin karena tidak mengalami oksidasi.
Penentuan Kadar Vitamin C Pada Sediaan Krim Pemutih Wajah yang Beredar di Pasar Online Dengan Metode Titrasi 2,6-Diklorophenol Indophenol Anugrah, Bayu; Lubis, Minda Sari; Dalimunthe, Gabena Indrayani; Daulay, Anny Sartika
Journal of Health and Medical Science Volume 3 Nomor 1 Januari 2024
Publisher : CV. Pusdikra Mitra Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jhms.v3i1.1963

Abstract

Krim pemutih wajah merupakan produk yang tersusun dari beberapa bahan kimia atau bahan lainnya yang mampu memutihkan wajah dalam waktu yang singkat. Untuk mengetahui kadar Vitamin C yang terdapat pada sediaan krim wajah yang beredar di pasar online diuji dengan metode analisis kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar Vitamin C pada sediaan krim pemutih wajah yang beredar di pasar online. Tujuan penggunaannya dalam jangka waktu lama agar dapat mengurangi hiperpegmentasi pada kulit. Tetapi penggunaan yang terus-menerus justru akan menimbulkan pigmentasi dengan efek permanen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 2,6-Diklorophenol Indophenol. Metode ini merupakan metode yang paling baik digunakan pada penetapan kadar Vitamin C karena spesifik sehingga tidak dipengaruhi oleh senyawa lainnya. Kelebihan metode ini yaitu reaksi yang terjadi secara kauntitatif sehingga dapat diketahui jumlah atau kadarnya. Dari hasil penelitian menunjukkan kadar Vitamin C pada sampel kosmetik pemutih wajah yaitu Amos Siang dan Amos Malam, Collagen Siang dan Collagen Malam, Walet Siang dan Walet Malam, Temulawak Siang dan Temulawak Malam. Perolehan kadar Vitamin C pada Amos Siang 0,0298% sedangkan kadar Vitamin C pada Amos Malam 0,0245% kadar Vitamin C pada Collagen Siang 0,0355% kadar Vitamin C pada Collagen Malam 0,0350% kadar Vitamin C pada Walet Siang 0,0298% kadar Vitamin C pada Walet Malam 0,0528% kadar Vitamin C pada Temulawak Siang 0,023% kadar Vitamin C pada Temulawak Malam 0,023%.
Co-Authors Akbar, Windi Hari Ali Djamhuri Alistraja Dison Silalahi Alviana, Liya Anugrah, Bayu Asep Trizaldi Asparyzha, Rhyzha Azri, Atika Cici Andriani Daeng Elysa Putri Mambang Dalimunnthe, Gabena Indrayani Dalimunthe, Gabena Indriyani Dikki Miswanda Dina Agustia Parlin Dina Suciati Saragih Eva Fransiska Fadillah, Nike Fathur Rahman Fatur Rahman fatur Rahman, fatur Fithri Pulungan, Ainil Gabena Indrayani Dalimunthe Hafizha, Putri Harahap, Siti Salimah Haris Munandar Nasution Hasanah, Qori Hasrul Abdi Hasibuan Hindri Syahputri Ihsan Fadhilah Leni Handayani Lubis, Minda Sari M. Naufal Rifqi M. Pandapotan Nasution Makhfirah Manik, Umi Chairani Mardhatillah, Wulan Maya Syafira Mayang Sari Ritonga Merani Phaustina Lumban Gaol Miranza, Nona Muhammad Amin Nasution Muhammad Hizbullah Muhammad Wahyudi Munthe, Ariska Nabilla, Alfira nasution, Alfina Tri Utami Nasution, Nur Sahadah Nia Novranda Pertiwi Nst, Haris Munandar Nur Hanifah Nur'ain Harahap Nurhayati Nurhayati Nurul Salsa Abya Ritonga Pasaribu, Mesi Wilia Afrima Pasaribu, Mesi Willia Afrima Putri Intan Sari Putri Theresia Harianja Rafita Yuniarti Rahmadani Rahmadani Rahmasari, Siti Rahmi Ayusasmita Gultom Retno Sekarini Rezky , Deswita Ina Ricky Andi Syahputra Ridwanto Ridwanto Ridwanto Rika Yuliana, Rika Risma Fauziah Pasaribu Rizki, Rahmad Robiatun Rambe Rosaldi, Hikmah Sagita Marina Simatupang Sandika, M Teguh Sasnita, Merida Sekarini, Retno Siagian , Anggi Yani Sinaga, Novita Yulianti Sri Murni Sri Wahyuni Supiyani, Supiyani Syahfitri , Adelya Syahputra, Ricky Andi Syalsabila Putri Tuzzahra, Safira Yayuk Putri Rahayu Yayuk Putri Rahayu Yuniarti , Rafita Yuniarti, Rafita Zulmai Rani