Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Al-Jinayah: Jurnal Hukum Pidana Islam

Pemberatan Pidana terdahap Residivis dalam Pandangan Hukum Pidana Islam Azhar, Hanif
Al-Jinayah : Jurnal Hukum Pidana Islam Vol. 5 No. 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Islamic Criminal Law Study Program, Faculty of Sharia and Law, Sunan Ampel State Islamic University Surabaya, Surabaya, East Java, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4711.092 KB) | DOI: 10.15642/aj.2019.5.2.381-405

Abstract

In criminal law theory the term repetition of a criminal act (recidive) is known. In the Criminal Code of Indonesia, recidive is a reason to increase the punishment for criminal offenders, in addition to the criminal act, the position as a civil servant and the crime of using a state flag. The concept of criminal prosecution is inseparable from the purpose of punishment itself, in general. However, the regulation in the Criminal Code of Indonesia is considered to be too complicated to make improvements. Unfortunately the Criminal Code Bill is still in the process of maturation and certainly has not been promulgated. The concept of punishment is also known in Islamic criminal law as ‘aud. This paper aims to compare the recidive concept and the ‘aud. From this study, it was concluded that first, from the aspect of equality in principle, both of them have more or less the same principles, namely: (1) the perpetrators of criminal acts must be punished based on a court decision that has permanent legal force, (2) if the criminal offender repeats the criminal act then the sentence against it can be aggravated. Second, from the aspect of the difference, for criminal offenders who have become "accustomed" to committing crimes, there is no longer a feeling of guilt when committing crimes, according to Islamic Criminal Law, perpetrators must be eliminated from people's lives with two punishment options: death sentence or imprisonment lifetime. While in positive criminal law, the provisions that apply are not always the case. However, because the principle of punishment for the ‘aud basically uses the principle of Jarimah Ta’zir, then Ulil Amri can regulate differently, according to the principle of the goal of punishment itself. Abstrak: Pengulangan tindak pidana atau recidive dalam KUHP merupakan alasan untuk memperberat hukuman bagi pelaku tindak pidana. Namun dalam pengaturannya di dalam KUHP dianggap terlalu rumit hingga perlu diadakan penyempurnaan, sedangkan R-KUHP masih terus dalam proses pematangan. Konsep pemberatan hukuman ini juga dikenal dalam hukum pidana islam dengan istilah ‘aud. Tulisan ini bertujuan membandingkan antara konsep recidive dan ‘aud tersebut. Kesimpulan dari tulisan ini adalah bahwa pertama, dari aspek persamaan, keduanya memiliki prinsip yang hamper sama, yaitu: (1) pelaku tindak pidana harus dihukum berdasarkan putusan pengadilan, (2) apabila pelaku tindak pidana mengulangi perbuatannya maka hukumannya dapat diperberat. Kedua, dari aspek perbedaannya, untuk pelaku tindak pidana yang “telah menjadi terbiasa” berbuat pidana, menurut Hukum Pidana Islam, pelaku harus dieliminasi dari kehidupan masyarakat dengan dua opsi hukuman: hukuman mati atau penjara seumur hidup. Sedangkan dalam hukum pidana positif, ketentuan yang diberlakukan tidak selalu demikian. Namun demikian, karena prinsip pemidanaan atas ‘aud menggunakan prinsip jarimah ta’zir, maka ulil amri dapat mengatur berbeda sesuai dengan prinsip dari tujuan pemidanaan itu sendiri.
Co-Authors Abdul Jalil Adila, Ainun Afni, Fauziyah Afrianto, Agung Aftori, Aldo Diaz Agustin, Devi Eka Ainun Adila Akhmadi Akhmadi AlAzhari, Muhamad Roihan Alghonyu, Dhara Alvian Fajar Setiawan Amaliani, Ragil Nahya Aminahtul Zahroh Andreas Rio Adriyanto Antonio Junico Da Cruz Soares Antonio Junico Da Cruz Soares Antonio Junico Da Cruz Soares Arif, Andi Raihan Aryohadi, Miftah Tri Asep Riswoko Asep Sufyan Muhakik Atamtajani Athifa Sri Ismiranti Avison Xaquil Azhar Az-Zahra, Tsurayya Azzahra, Shafa Tasya Azzard, Jesse Michelle Deen Bagus Pambudi Chris Chalik Dandi Yunidar Dedewijaya, Dedewijaya Devi Eka Agustin Devi Eka Agustin Dewi, Toba Octavia Muria Didit Widiatmoko Dyah Ayu Wiwid Sintowoko Faishal Mufied Al Anshary Fajar Sadika Fathurrokhman, Yaris Zuljizaid Firdaus Azwar Ersyad, Firdaus Azwar Ghifari, Asy Syifa Rahma Gibran, Muhammad Khalil Hafildah, Nora Hanifah, Harum Iffah Hilda Salman Said Huwaidah, Ishmah Ica Ramawisari Isyaturrodiyah, Amalina Kartini, Sahda Athiyyah Lukman, Abdurrahman Musyaffa Madani Aisyiyah, Wulan Magfirah Nugraheni, Andi Mahendra Nur Hadiansyah Martiyadi Nurhidayat Nabilah, Alifah Mutiah Naufal Ary Naufal Arya Putra Nurjaman Naurah, Alifah Nugraha, Bintang Nurjaman, Naufal Arya Putra Nurul Fitriana Bahri Prabandaru, Hanindito Pratama, Fahkrul Pratiwi, Bhekti Primaputri, Kinanti Amadea Putri, Alisa Dwi Putri, Anisa Silviana Putri, Shafira Nursyah Putri, Shalsa Amanda Ramadhan, Farrell Adrian Putra Ramadhira, Aura Diandra Revana, Azzahra Haliza Ruri Octari Dinata Sadika, Fajar Setya Pambudi, Terbit Sheila Andita Putri Silviana Putri, Anisa Soares, Antonio Junico Da Cruz Sufyan, Asep Tasya Azzahra, Shafa Tasya Natalia Wijaya Tasya Natalia Wijaya Terbit Setya Pambudi Thalia, Christin Umar, Mas Wahdan Arum Inawati Widiatmoko Soewardikoen, Didit Widiatmoko, Didit Wijaya, Tasya Natalia Yanuar Rahman Yurohman, Yurohman