Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN PENGGUNAAN PROGRAM TITEDA DALAM PENGELOLAAN DATA DEBIT DI DAS HULU CITARUM Sophia Dwiratna Nur Perwitasari; Dwi Rustam Kendarto; Edy Suryadi
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 2 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji sejauhmana perangkat lunak Titeda dapat diaplikasikan dalam pengelolaan data debit di DAS Citarum Hulu.Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan September 2007, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Dari hasil olahan software Titeda menunjukkan bahwa curah hujan rata-rata selama 10 tahun di stasiun Batujajar DAS Citarum Hulu sebesar 1,553 mm/hari dengan jumlah hujan selama 10 tahun sebesar 10158 mm. Curah hujan minimum sebesar 0,0 mm (tidak terjadi hujan) dan curah hujan maksimum 85 mm. Tinggi Muka Air DAS Citarum Hulu pada stasiun Cimahi-Cicakung selama 10 tahun maksimum sebesar 1,73 m dan minimum sebesar 0,115 m. Debit sungai DAS Citarum Hulu di stasiun Cimahi Cicakung selama 10 tahun menunjukkan debit maksimum sebesar 8,00 m3/detik dan debit minimum sebesar 6,67 m3/detik. Kata kunci : Titeda, Debit, DAS Citarum Hulu
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PEMANEN AIR HUJAN LAPANGAN UNTUK PERTANIAN LAHAN KERING Candy Permata Sari; Edy Suryadi; Wagiono -
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 4, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penghitungan perolehan air hujan pada Instalasi pemanenan air hujan di lapangan dipengaruhi banyak faktor yang menentukan panen air hujan aktual. yang dipanen. Melalui teknologi komputer penghitungan dapat dipermudah dengan merancang perangkat lunak pemanen air hujan lapangan. Sebuah protipe perangkat lunak – disebut In-Rain Software Versi 1.0, telah berhasil dibuat dan beroperasi dengan baik. Hasil perhitungan data panen air hujan dengan menggunakan perangkat lunak ini diuji dengan data sekunder Desa Bojongkembar Kabupaten Sukabumi Jawa Jawa Barat. Hasil uji menunjukan perbedaan data panen air hujan yang relatif kecil antara 0 sampai 0,39 dengan rata-rata nilai perbedaan 0,079. Hasil uji membuktikan bahwa perangkat lunak yang dirancang ini valid dan dapat direkomendasikan penggunaannya. Perangkat lunak ini mudah dipindahkan dengan flash disc tanpa harus menginstalasi program dasarnya, yaitu Borland Delphi 7.0.Kata kunci : Pemanenan air hujan, Perangkat lunak, Borland Delphi 7.0
UJI KINERJA ZAT ADITIF HIDROGEL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENAHAN AIR (WATER HOLDING CAPACITY) PADA TANAH ANDISOL LEMBANG YANG DITANAMI BABY KAILAN Bambang Aris Sistanto; Nurpilihan Bafdal; Edy Suryadi
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan air dalam tanah, terutama di daerah perakaran tanaman dipengaruhi oleh kondisi fisik tanah, tekstur dan struktur tanah. Kondisi fisik tanah yang berbeda akan menghasilkan kemampuan menahan air berlainan pula. Kemampuan menahan air (water holding capacity) dinyatakan sebagai sejumlah air tanah yang tertahan, sebelum  terdrainase ke lapisan tanah yang lebih dalam (Israelsen dan Hansen, 1979).Tanaman hortikultura, biasa dibudidayakan di pegunungan pada ketinggian lebih dari 1000 m dpl. didominasi tanah jenis Andisols yang berwarna gelap, struktur sangat porous, tekstur didominasi oleh fraksi debu, kisaran 30 % - 40 %. sehingga kemampuan meloloskan air (konduktivitas hidrolik) sangat tinggi.Penelitian bertujuan untuk menentukan dosis bahan pemantap tanah hidrogel dan interval pemberian air yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan tanah menahan air (water holding capacity) dari tanah Andisol, efisiensi pemberian air, pertumbuhan dan hasil tanaman sayuran. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi suatu sumbangan temuan yang bermanfaat sebagai upaya pendekatan teknologi terhadap upaya peningkatan kemampuan menahan air tanah (water holding capacity) untuk memperbaiki dan meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil produksi  pertanian, khususnya tanaman hortikultura dan peningkatan efisiensi pemberian air pada tanah Andisol.Penelitian dilakukan dengan metode Eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial dengan dua faktor yaitu Dosis Pemantap Tanah Hidrogel dan Interval Pemberian Air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan pemberian air memberikan nilai yang berbeda nyata untuk kemampuan menahan air tanah (1,507.8 mm), efisien irigasi (76.79 %). Sedangkan untuk kandungan air dalam tanah baik pelakuan dosis hidrogel (24.1805 mm) maupun pemberian air (24.2893 mm) memberikan nilai yang berbeda nyata. Kata kunci: Kemampuan menahan air, Andisols, Porous, Hidrogel, Hortikultura
Kajian Potensi Perluasan Sawah Baru di Pulau Buru Guna Mewujudkan Kawasan Strategis Pertanian Provinsi Maluku Muhamad Akbar Anugrah; Edy Suryadi; Robi Andoyo; Dwi Rustam Kendarto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 12, No 2 (2018): TEKNOTAN, Desember 2018
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol12n2.2

Abstract

Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 559 pulau besar dan pulau kecil. Pulau Buru merupakan salah satu Pulau Besar di Provinsi Maluku dan termasuk ke dalam gugus pulau kawasan strategis pertanian, dengan komoditas utama tanaman padi. Pemerintah Provinsi Maluku hanya mampu memenuhi sebesar 58% kebutuhan beras di Provinsi Maluku pada tahun 2015. Pertumbuhan penduduk yang meningkat dan pergeseran pola konsumsi dari pangan lokal ke beras juga menjadi salah satu faktor perlunya melakukan peningkatan produktivitas beras di Provinsi Maluku. Peningkatan produktivitas beras bisa dilakukan, salah satunya dengan cara perluasan areal sawah baru. Tulisan ini ditujukan untuk memperoleh informasi tentang sebaran potensi calon lahan yang cocok untuk perluasan sawah baru di Pulau Buru dengan menggunakan data hasil survei lapangan yang dilakukan pada tahun 2016. Hasil pengamatan calon lahan di lapangan kemudian diolah dan dianalisis secara spasial menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa Pulau Buru memiliki lahan potensial seluas 13.275,82 Ha yang dikategorikan pada kelas kesesuaian lahan S3 (Sesuai Marginal), namun begitu masih sangat memungkinkan untuk dilakukan perluasan sawah baru di Pulau Buru yang berperan sebagai kawasan strategis pertanian di Provinsi Maluku.Kata kunci: Perluasan Sawah Baru, Pertanian Kepulauan, Evaluasi Kesesuaian Lahan, Provinsi Maluku, Pulau Buru
Prediksi Erosi Dengan Persamaan Modified Universal Soil Loss Equation di Lahan Pertanian Berlereng Curam Nurpilihan Bafdal; Kharistya Amaru; Edy Suryadi
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 5, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengambilan data erosi di lapangan telah dilaksanakan di lahan penelitian Laboratorium Hijauan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran kampus Unpad Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Plot penelitian mempunyai kemiringan lahan 22 % dengan panjang lereng 22 meter dan lebar 9 meter. Berdasarkan analisis pada segitiga tekstur tanah, tanah di lahan penelitian masuk kedalam Liat Berdebu. Penelitian ini bertujuan memprediksi erosi dengan menggunakan pengembangan model  prediksi erosi Modified Universal Soil Loss Equation / MUSLE dan disesuaikan dengan karakteristik daerah penelitian. Hasil pengamatan lapang menunjukkan jumlah erosi kecil, dengan intensitas berkisar antara 0.03 mm/menit sampai 0.89 mm/menit. Intensitas tersebut belum dapat mengakibatkan erosi yang tinggi. Hasil perbandingan antara data pengukuran dengan data perhitungan prediksi erosi berdasarkan metoda Sum Square Error memberikan hasil yang memuaskan dalam prediksi erosi. Sum Square Error menunjukkan  nilai yang berkisar antara 0.43 hingga nol, berarti persamaan dapat digunakan di daerah penelitian. Hasil simulasi dengan variasi kategori hujan menunjukkan korelasi yang erat pada hubungan antara tinggi hujan dan erosi, hal ini dapat terlihat pada nilai korelasi yang mendekati satu. Kata kunci : Prediksi erosi, MUSLE, Lahan kemiringan curam, Lahan pertanian
OPTIMASI POLA TANAM PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KECAMATAN CIMANGGUNG KABUPATEN SUMEDANG Sophia Dwiratna N. P.; Edy Suryadi; Kharisma Dewi Kamaratih
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 10, No 1 (2016): TEKNOTAN, Agustus 2016
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.221 KB)

Abstract

Lahan sawah tadah hujan hanya mengandalkan hujan untuk pemenuhan kebutuhan air. Penentuan pola dan jadwal tanam sangat diperlukan agar kegagalan panen dapat dihindari sehingga keuntungan maksimum dapat diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan jadwal tanam lahan sawah tadah hujan yang sesuai dengan kesetimbangan air dan menghasilkan keuntungan maksimum bagi petani di Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu mengkaji data curah untuk mengetahui ketersediaan air, menentukan pola dan jadwal tanam yang sesuai dengan ketersediaan air, dan menentukan pola tanam yang dapat menghasilkan keuntungan maksimum dengan menggunakan program linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jadwal tanam yang terbaik untuk Kecamatan Cimanggung adalah November dasarian II (MT I) dan Februari dasarian III (MT II) dengan pola tanam: Padi-Padi; Padi-Jagung; Padi-Tembakau; Padi-Timun; Padi-Jagung Manis; dan Jagung-Jagung. Berdasarkan analisis optimasi, pola tanam yang memberikan keuntungan maksimum adalah Padi-Timun.Kata kunci: Sawah Tadah Hujan, Pola dan Jadwal Tanam, Neraca Air, Optimasi.
IDENTIFIKASI KAWASAN RESAPAN AIR TANAH DI KABUPATEN SUMEDANG Edy Suryadi; Zaida -; Muhammad Saukat
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 2 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Identifikasi dan penentuan wilayah resapan air tanah perlu ditetapkan untuk mengantisipasi terganggunya tata air tanah akibat terjadinya kerusakan hutan, alih fungsi lahan dan pengambilan air tanah di kawasan resapan air tanah di Kecamatan Jatinangor, Tanjungsari, Rancakalong dan Pamulihan. Dalam penetapan ini digunakan analisis matching berdasarkan penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG).Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Oktober  2006, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitik. Hasil dari penelitian ini berupa peta kawasan resapan air tanah di Kecamatan Jatinangor, Tanjungsari, Rancakalong dan Pamulihan yang menunjukkan tingkat dan luas resapan air tanah sebagai berikut : Daerah Resapan Utama  2.583,36 hektar, Daerah Resapan Tambahan  8.988,42 hektar dan Daerah Resapan Kurang Berarti  4.836,84 hektar. Kata kunci: Resapan air tanah
KAJIAN PERSEPSI PETANI MENGENAI HAK GUNA AIR IRIGASI DAN KETERSEDIAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI WANIR, KABUPATEN BANDUNG, PROPINSI JAWA BARAT Pipiet Anggreiny; Edy Suryadi; Totok Herwanto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 2 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk  mengetahui persepsi petani tentang hak guna dan ketersediaan air irigasi. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksplanatori dengan metode survey. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengukuran langsung, pencatatan dokumen, wawancara dan kuesioner.Hasil pengamatan penunjang menunjukkan bahwa Daerah Irigasi Wanir mengalami kekurangan air selama delapan periode. Kekurangan air terjadi selama 21 periode di Saluran Sekunder Cipeujeuh. Hal ini sesuai dengan pengamatan primer dengan kuesioner yang menunjukkan bahwa variabel ketersediaan air dan variabel petani sebagai pemegang hak guna air irigasi, baik dalam mengelola jaringan irigasi maupun dalam kelembagaan berada dalam kondisi sedang. Persentase yang menyatakan variabel ketersediaan air dan variabel kondisi kinerja petani dalam keadaan baik lebih kecil daripada persentase yang menyatakan kinerja petani dalam keadaan buruk. Dampak keberadaan industri berada dalam kondisi sedang sampai buruk. Tidak ada persentase yang menunjukkan bahwa keberadaan industri memberikan pengaruh baik terhadap pertanian. Kata kunci : Hak guna air, Irigasi.
Pertumbuhan, Hasil dan Serapan Fosfor (32P) Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. saccharata Sturt) akibat Pemberian Biochar dan SP-36 Candra Melati; Boy Macklin Pareir Prawiranegara; Anggi Nico Flatian; Edy Suryadi
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi Vol 16, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : BATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jair.2020.16.2.5804

Abstract

Penelitian pengaruh biochar yang dikombinasikan dengan pupuk kimia fosfor (P) terhadap produksi dan serapan hara tanaman perlu dieksplorasi lebih lanjut, terutama pada tanah tropis. Unsur hara P merupakan salah satu faktor pembatas utama produksi tanaman di daerah tropis. Jumlah P yang tersedia jarang melebihi 0,01% dari total P tanah karena sebagian besar P berada dalam bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman. Pemberian pupuk P menjadi tidak efisien karena dalam tanah sebagian besar P teradsorbsi dan terpresipitasi sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian biochar yang dikombinasikan dengan SP-36 (superfosfat) terhadap pertumbuhan, produksi dan serapan P tanaman jagung manis di tanah latosol Pasar Jumat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk SP-36 yang terdiri dari 4 taraf perlakuan: 0 ppm, 42 ppm P, 46 ppm P, dan 53 ppm P dengan faktor kedua adalah dosis biochar yang terdiri dari 3 taraf perlakuan: tanpa biochar 37,5 g/pot, dan 75 g/pot. Teknik isotop 32P digunakan untuk merunut P yang diserap oleh tanaman. Hasil penelitian menggunakan teknik isotop 32P menunjukkan bahwa pemberian pupuk SP-36 disertai pemberian biochar meningkatkan penyerapan P berasal dari pupuk SP-36 (%P-bdp) sebesar 6,7% - 8,8% dibanding tanpa pemberian biochar, tetapi tidak signifikan (P>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian biochar dengan dosis 37,5 – 75 g/pot (ekuivalen dengan 2 - 4 ton/ha) menyebabkan penyerapan pupuk SP-36 oleh tanaman lebih besar. Namun, hal tersebut tidak menyebabkan pertumbuhan, hasil dan serapan P total tanaman meningkat secara signifikan. Pemberian pupuk SP-36 dengan dosis 43 - 53 ppm P (ekuivalen dengan 200 - 250 kg SP-36/ha) secara mandiri menyebabkan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan bobot kering tanaman meningkat secara signifikan bila dibandingkan tanpa pemupukan SP-36. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar P yang diserap tanaman adalah berasal dari tanah, yaitu sebesar 188,4 - 199,4 mg/tanaman. P berasal dari pupuk yang diserap tanaman adalah sebesar 16,3 - 20,5 mg/tanaman.
Stabilitas dan adaptabilitas daya hasil hibrida jagung manis padjadjaran berdasarkan analisis AMMI Dedi Ruswandi; Edy Suryadi; Muhammad Syafii; Anne Nuraini; Yuyun Yuwariah
Jurnal Agro Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/8153

Abstract

Evaluasi interaksi G x E melalui pengujian multilokasi merupakan tahapan penting untuk menentukan stabilitas dan adaptabilitas hibrida superior. Untuk menentukan interaksi G x E, stabilitas dan adaptabilitas hibrida jagung manis Padjadjaran di Jawa Barat, enam belas hibrida Padjadjaran dan dua hibrida komersial diuji di tiga lokasi selama dua musim yang berbeda di Jawa Barat- Indonesia. Hasil memperlihatkan bahwa biplot AMMI dapat dengan akurat menentukan interaksi G x E, stabilitas, dan adapatabilitas hasil hibrida jagung manis Padjadjaran di Jawa Barat. Biplot AMMI mengidentifikasi bahwa hibrida jagung manis Padjadjaran G 10 sebagai jagung manis yang stabil di berbagai lokasi pengujian dan musim di Jawa Barat, sedangkan hibrida jagung manis Padjadjaran G5 dan Padjadjaran G11 sebagai hibrida yang spesifik lingkungan.  Biplot AMMI disarankan sebagai alat menentukan hibrida superior yang akan dilepas di Indonesia.Evaluation of genotype (G) x environment (E) interaction through multi-location testing is an important phase to determined stability and adaptability of superior hybrid. To determined G x E interaction, stability and adaptability of Padjadjaran sweet corn hybrids, sixteen new Padjadjaran sweetcorn hybrids and two commercial hybrids were tested in three locations for two different seasons in West Java, Indonesia.  Results showed that AMMI biplot was accurately determined G x E interaction, stability and adaptability of Indonesian sweet corn in West Java for yield. The AMMI biplot determined Padjadjaran G 10 sweetcorn hybrid as a stable hybrid across locations and seasons in West Java, while Padjadjaran G5 and G11 as the specific environment hybrid. The AMMI biplot is suggested to implement as a tool to release particular superior hybrid in Indonesia. Key words : Adaptability, AMMI, G x E interaction, Sweetcorn, Stabilit
Co-Authors Adi Nugraha Aditya Rahman Lapian Adrianti, Aprila Aklima, Wiwin Alamsyah, Dedi Ali Djamhuri Andiles Kusnadi Sentosa Anggi Nico Flatian Anggraini, Sulistina ANNE NURAINI Ardilla, Ridha Aryani, Stevani Dinda Audi Putra Cahyabhuana Azhari Dwi Pramesti Bambang Aris Sistanto Bambang Widadi Boy Macklin Pareira Prawiranegara Cahyati, Novia Dwi Candra Melati Candy Permata Sari Chaerul Wahidin Charina Agnesia Chay Asdak Dedi Hariyanto Dedi Ruswandi Deviansyah Deviansyah Dwi Rustam Kendarto Efri Mardawati Eka Fitryani Elly Trisnawati Ezperanza, Putri Febrianda, Adinda Rachmadhani Fenni Supriadi Fitri Punden Asih Flatian, Anggi Nico Heni Safitri Heni Safitri Hiddaryah, Elfi Imariani Imariani Indah Budiastutik Indah, Chintiya Manisha Insani, Fitrah Rahmah irna sulistiany Juliati Juliati Julistiana 01 Kania Gita Pramadita Khaled, Januar Kharisma Dewi Kamaratih Kharistya Amaru Kharistya Amaru Kharistya Amaru Kharistya Amaru Kharistya Amaru Leni Suharni Linda Suwarni Lucyana Trimo M. Haris Hidayat Mareta, Sigit Melanu, Virginia Melantika Muhamad Akbar Anugrah Muhammad Faturinaldi Muhammad Saukat Muhammad Syafii Muiszudin Muiszudin Munzir, Antoni Muthia Larasati Necky Saputra Neni Triana M. Novi Arniati Nur Ilham Tri Hartono Nurfazrina, Iva Nurpilihan Bafdal Pebrianti, Grestika Pipiet Anggreiny Putri Rebekka Ririn Dwi Jayanti Rizky Ayu Aalimah Rizky Mulya Sampurno Robby Andoyo Robi Andoyo Romi Ferdian Rony Jusfarani Ruhama, Ufi Rusmin Nuryadin Salsabila Surya Santosa Samsuddin Samsuddin Sarwono, Eko Selviana Selviana Setiawan, Timotius Silvy Santika Siti Julinah Sofiyuddin, Hanhan A. Sohia Dwiratna Nur Perwitasari Sophia Dwiratna Sophia Dwiratna Sophia Dwiratna Sophia Dwiratna N. P. Sophia Dwiratna Nur Perwitasari Sophia Dwiratna Nur Perwitasari Sophia Dwiratna, Sophia Sri Fatimah Sukardi Sukardi Sumiyati Sumiyati Tiara Putri Dwi Dayani Tita Rialita Totok Herwanto Tri Diyaningtiyas Untung Pribadi Utari, Ria Vetheras Dawani Wagiono - Wahdah Wahdah Wahyu Arianto Wahyu Kristian Sugandi Widyastutik, Otik Yazid Bindar Yessi Carolina Yosini Deliana Deliana Yulianingtias, Riccarizki Yulianto Yulianto Yuliatin Yuliatin Yuyun Yuwariah Zahari Zahari Zaida -